Peserta Ribuan, Mahkota Selaparang Dipajang

Gelaran Festival Budaya Sasak “Gawe Baleq Lombok Mirah Sasak Adi” tampaknya sesuai harapan dari sisi jumlah peserta parade budaya dan yang menghadiri pengukuhan Majelis Adat Sasak (MAS), Khususnya pengukuhan HL. Azhar sebagai Pemban Gumi Sasak, sebutan bagi ketua umum MAS.

Semua kabupaten/kota memberikan penampilan terbaik saat parade dan rombongan paer dipimpin langsung Bupati/Wali Kota. Beragam atraksi dipertunjukkan,  seperti gendang beleq hingga pertunjukan ilmu kebal oleh sejumlah kelompok masyarakat.

Ada dua rombongan paer yang paling mencolok dalam parade ini, yakni Lombok Utara dan Lombok Barat. Dipimpin Bupati Djohan Sjamsu dan Wabup H Najmul Ahyar yang menggunakan pakaian adat berwarna seragam (putih) , rombongan Lombok Utara tampil dengan pakian khusus Lombok Utara, seperti tutup kepala untuk rombongan perempuan yang lazim disebut tanjak. Sehingga rombongan Lombok Utara ini terbilang beda dengan rombongan dari kabupaten lain.

Untuk rombongan Lombok Barat, salah satu hal yang paling mencolok adalah soal warna dominan pakaian yang digunakan, yakni warna kuning. Pakaian adat yang dikenakan Bupati Lobar Dr H Zaini Arony juga berwarna kuning keemasan. Bahkan, para Tokoh agama yang ikut serta dalam rombongan juga menggunakan kopiah dan sorban dengan warna kuning. Sehingga, posisi Bupati Lobar yang juga Ketua DPD I Partai Golkar NTB dikaitkan dengan seragam kuning yang digunakan sebagaian besar rombongan Lobar ini.

Terop berukuran raksasa termasuk tetaring yang di atap anyaman daun kelapa yang biasa disebut kelansah mampu menampung ribuan peserta yang hadir. Jika saja Bencingah eks kantor Bupati Lobar ini sudah dirobohkan PT Varindo Lombok Inti selaku pemilik, maka pihak panitia akan kesulitan untuk memilih venue kegiatan tanpa perlu membangun panggung yang megah.

Kegiatan pengukuhan pengurus MAS ini berlangsung sederhana. Saat rombongan datang, semua Bupati/Wali Kota termasuk Gubernur  disambut Mamik Azhar di pintu masuk, dan terlebih dahulu menunggu di tempat transit yang disediakan, sembari menunggu semua rombongan datang, setelah itu, rombongan Gubernur, dan Bupati yang didampingi Mamik Azhar beserta sejumlah pendamping terlebih dahulu melakukan Prosesi yang mirip Sorong Serah Aji Krame. Diatas bencingah, ada tiga tempat yang disediakan,  di bagian tengah ditempati Gubernur NTB. Dr. TGH. M. Zainul Majdi, Ketua Umum MAS. HL. Azhar , dan Tuan Guru Bagu HL. Turmuzi Badaruddin. Di sisi kiri diperuntukkan bagi semua Bupati/Wali Kota, dan pada sisi kanan ditempati para pengelinsir dan tokoh MAS.

Pengukuhan Mamik Azhar sebagai Ketua Umum MAS dilakukan HL. Mudjitahid dengan mengalungkan selendang. Saat pengalungan selendang ini, Mamik Azhar diapit Gubernur dan TGHL Turmuzi Badaruddin. Sebelum Dikukuhkan, Mamik Azhar terlebih dahulu membacakan ikrar. Usai pengukuhan, Tuan Guru Bagu diminta memimpin do’a, kemudian baru mendengarkan sambutan tunggal dari Gubernur NTB. Dr. TGH. M. Zainul Majdi.

Dalam Kegiatan ini, Gubernur NTB merupakan satu-satunya kepala daerah yang tidak menggunakan sapuq. Pria yang akrab disapa Tuan Guru Bajang ini tetap setia dengan peci hitam yang selalu melekat di kepala. Meskipun demikian pakian yang digunakan tetap terlihat seperti pakian adat. Apalagi dengan kain songket yang digunakan plus keris yang diselipkan.

Dalam kegiatan ini, panitia juga mempertunjukkan sebuah mahkota yang diklaim sebagai mahkota Raja Selaparang. Mahkota dengan bentuk segitiga atau lazim disebut tiara ini diletakkan dalam tempat yang telah disediakan di bagian depan Bencingah, sehingga bias disaksikan peserta. Hanya saja, belum ada riset mendalam meneliti kebenaran asal usul Mahkota emas ini. Meskipun dari kenampakan sepintas, Mahkota ini sudah sangat uzur.

Sumber : Lombok Post Senin, 21 Mei 2012