Lembar, KIM – Ngabuburit atau kegiatan menunggu berbuka puasa pada Bulan Puasa Ramadhan sudah mentradisi dikalangan masyarakat muslim. Di setiap daerah ngabuburit dilakukan dengan beragam cara dan berbeda-beda. Di Desa Lembar Kabupaten Lombok Barat, sebagian masyarakatnya ngabuburit sambil mencari kerang untuk dikonsumsi bahkan dijual.  Warga masyarakat yang didominasi kaum muda terpantau asik mengais pasir mencari kerang di Pantai Orong Ceking Dusung Lendang Jae Desa Lembar, Selasa (19/5/2020).

Warga Masyarakat setiap sore, puluhan orang memadati bibir pantai berjongkok sambil beremdam di air laut atau dengan duduk di pasir, tangan mereka sibuk mengais pasir. Mereka tetap bekerja di musim Pandemik Covid-19 ini. Mereka jauh dari keramaian hiruk pikuk isu virus corona yang menakutkan. Merekapun saling berjauhan ketika menangkap kerang.

Nandar seorang warga Dusun Abror Desa Jembatan Kembar Timur Kecamatan Lembar yang sedang berkunjung ke rumah temannya, ikut-ikutan ngabuburit sambil mencari kerang dan menikmati keindahan patai di sore itu.

“Ini ngabuburit, sekaligus bantu teman. Jadi, untuk mengisi waktu luang, saya dan teman mencari kerang. Sekaligus menikmati keindahan pantai menjelang sore,” ujarnya

Menurut Nandar, dirinya pertama kali ngabuburit ditempat itu dan  belajar mencari kerang, mengaku sedikit kesulitan. Karna belum tau tehnik cara mencari kerang dengan baik, bahkan sering sekali tangannya mengenai batu karang sehingga tangannya luka tergores. Tetapi, ia cepat beradaptasi. Dengan melihat cara orang-orang di sekitarnya mencari kerang, Nandar pun langsung bisa. Memang, belum banyak yang didapat. Hanya sekantung tas plastik ukuran satu kilogram.

Ini sudah cukup untuk lauk berbuka nanti. Kan ditambah lagi kerang yang didapat teman saya,”  Nandar menuturkan.

Kerang banyak dikonsumsi masyarakat karena mengandung banyak gizi. Rasanya juga lezat dan dapat dinikmati dengan cara ditumis pedas atau direbus dengan siraman saus.

Memang menikmati suasana pantai di sore hari, sangat mengasyikkan. Apalagi bisa melihat terbenamnya matahari, bagi Nandar sangat istimewa.

“Kalau di rumah saya di Dusun Abror lomayan jauh dari pantai sekitar satukilo lebih. Jadi, jarang melihat pantai saat sore. Apalagi melihat matahari terbenam. Kalau di sini bisa, bagus sekali,” katanya.

Sementara itu seorang warga setempat Abdurrasyid menceritakan, dirinya mencari kerang bukan untuk dikonsumsi, namun untuk dijual. Pendapatan dari mencari kerang cukup menopang hidupnya. Harga kerang juga cukup mahal, tiap satu kilogram kerang bisa dijual dengan harga 20 ritu bupiah.

“Daripada diam di rumah mendingan ke Pantai Orong  mencari kerang. Selain ngabuburit di Orong menunggu waktu berbuka puasa, kita juga bisa mencari rezeki,” katanya.

Abdurrasyid yang akrab disapa Achief itu berhasil mengumpulkan kerang setiap sore sekitar dua kantung plastik besar. Kira-kira jika ditimbang beratnya sekitar empat kilogram. Dia datang tidak sendiri. Namun, bersama  warga dan ibu-ibu dari dusu setempat. KIM Lembar Bersaing/Sumariyadi