Bupati Lepas Lomba Susur Pantai

Giri Menang – Dalam rangka merayakan HUT Lombok Barat (Lobar) ke 56 Pemerintah Lobar bersama-sama dengan unsur gerakan pramuka se-Pulau Lombok mengadakan Lomba Susur Pantai yang dilaksanakan Minggu (30/3) lalu dan diikuti oleh sekitar 1500 lebih anggota pramuka dan terbagi dalam 2 regu. Regu pertama yang secara langsung dilepas oleh Bupati DR H Zaini Arony ini membersihkan pantai mulai dari depan pantai Hotel jayakarta Sampai Kerandangan sedangkan regu yang kedua nanti akan mulai membersihkan pantai dari perbatasan KLU menuju kerandangan. Jarak pantai yang dibersihkan oleh anggota pramuka yang ikut sekitar 10 Kilometer. (lebih…)

BPK RI Tingkatkan Peran Pemeriksaan Berbasis Lingkungan

Ali Masykur Musa Apresiasi NTB dan Lombok Barat

GIRI MENANG-Ada yang spesial dalam hajatan Forest Tracking (susur hutan) yang digelar Pemkab Lombok Barat di Hutan Suranadi, Kecamatan Narmada, kemarin. Diantara peserta, terdapat rombongan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI yang dipimpin Ali Masykur Musa. Tokoh nasional ini membawa serta 27 delegasi dari 16 Supreme Audit Institutions (SAI/BPK) dunia dari negara- negara di wilayah Afrika, Asia, Eropa, Pasifik, Amerika dan Amerika Latin.

Institusi pemeriksa ini merupakan ang­gota kelompok kerja pemeriksa lingkungan dari asosiasi BPK se-dunia, atau INTOSAI Working Group on Environmental Auditing (WGEA). Kehadiran Ali dan rombongannya ke acara Forest Tracking Lombok Barat juga bersamaan dengaan pertemuan Komite Pengarah ke-13 WGEA pada tanggal 3-5 April 2014. Pertemuan ini dianggap istimewa berkat kehadiran banyak auditor senior dan pimpinan SAI termasuk 2 Ketua BPK negara asing diantaranya Ketua BPK Brazil Mr. Joao Agusto Ribeiro Nardes dan Ketua BPK Ceko Mr. Miloslav Kala.

“BPK mendukung pelestarian alam melalui pemeriksaan terhadap kementerian, lembaga, instansi baik pusat maupun daerah yang tugas- tugas pokoknya melestarikan dan mendukung pelestarian lingkungan serta pengelolaan sumber daya alam, misalnya Kemente­rian Lingkungan Hidup, ESDM, Kehutanan, Perkebunan, dan dinas-dinas terkait di daerah. BPK RI pada saat ini akan meningkatkan perannya dalam pemeriksaan berperspektif lingkungan dengan antara lain melakukan pelatihan kepada auditor termasuk menjalin kerjasama bilateral dengan SAI negara lain termasuk aktif di INTOSAI WGEA,” terang Ali Masykur Musa.

Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat ini juga bicara tegas soal kondisi planet bumi yang tengah menghadapi tekanan dan masalah yang serius.

Ia membahas tentang populasi penduduk dunia yang meningkat hampir 1,5 miliar orang sejak tahun 1992. Ini mengakibatkan tuntutan pemenuhan bahan pangan dan kebutuhan primer. Di bidang pertanian misalnya, penggunaan air irigasi menyebabkan penurunan ketersediaan air minum, dan penggu­naan pestisida yang tidak sesuai. Di laut terjadi eksploitasi besar-besaran yang menyebabkan penurunan drastis populasi ikan.

“Di bidang kehutanan, sejak tahun 1990 telah terjadi pembabatan hutan dunia seluas 300 juta hektar. Ini haras menjadi perhatian kita bersama,” ungkap tokoh muda ini.

Secara khusus BPK memberi apresiasi kepada NTB dan Lombok Barat yang telah menginisiasi kegiatan penanaman pohon dan tracking di alam terbuka. Kegiatan ini diang­gap mencerminkan kedekatan dan penghar­gaan penduduk NTB kepada alam sekitar. Penanaman pohon seperti ini merupakan langkah strategis untuk mengatasi atau memitigasi dampak perubahan iklim.

“Kita semua adalah pelaku sentral dalam menjaga dan mempraktikkan pembangunan berkelanjutan, yaitu pembangunan ekonomi, sosial dan kelestarian lingkungan. Kita semua punya tanggung jawab yang sama untuk itu,” ungkap Ali.

Sumber: Lombok Post, Kamis 3 April 2014

Kemenpera Sosialisasikan KPR-FLPP dan Individual Account Lewat Bakohumas

 

(foto: Humas Kemenpera)

Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) melalui Bagian Humas dan Protokol, Biro Umum, kembali mengadakan sosialisasi program kebijakan di bidang Perumahan Rakyat dengan mengusung tema “Sosialisasi Program KPR – FLPP dan Individual Account Bapertarum – PNS” di Hotel Ambhara, hari Rabu (26/3).

Program Kredit Pemilikan Rumah melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR – FLPP)  merupakan salah satu program dari Kemenpera yang dapat diakses oleh Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk mendapatkan rumah layak huni dengan bunga flat sebesar 7,25% dengan tenor selama 15 tahun. Program KPR – FLPP telah dilaksanakan sejak tahun 2010 sampai saat ini dan merupakan salah satu program prioritas dari Kemenpera.

Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Keuangan, Kementerian Perumahan Rakyat, Nyoman Shuida dalam sambutannya sekaligus membuka acara sosialisasi mengatakan ada dua kunci utama dalam pemenuhan kebutuhan rumah. “Dua kunci utamanya yaitu, perijinan dan tanah. Sementara itu, realisasi KPR FLPP untuk status Desember 2013 telah mencapai 84,9%”, ujar Nyoman Shuida.

Selain program KPR FLPP yang dikeluarkan oleh Kemenpera ada juga bantuan uang muka perumahan yang dikelola oleh Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (Bapertarum – PNS) yang berada dibawah Kementerian Perumahan Rakyat.

Besaran bantuan uang muka ini didasarkan kepada golongan PNS. Selanjutnya, untuk menunjang pelaksanaan program bantuan uang muka perumahan, baru-baru ini Bapertarum – PNS melaunching individual account, yaitu suatu fasilitas layanan akun individul (individual account) tabungan perumahan bagi abdi negara. Adanya fasilitasi tersebut akan mempermudah para PNS untuk mengakses jumlah tabungan perumahan yang dimiliki secara online baik melalui handphone maupun website.

Program KPR – FLPP  merupakan program prioritas Kemenpera, sementara Individual Account adalah program baru, maka perlu upaya yang berkelanjutan dari Humas untuk dapat menyampaikan kebijakan ini kepada masyarakat luas. Oleh karena itu, dipilihlah Badan Koordinasi kehumasan Pemerintah (Bakohumas) untuk membantu mengkoordinasikan para anggotanya agar dapat hadir dalam acara sosialisasi dimaksud dengan mengundang anggotanya sebanyak 100 peserta yang terdiri dari Pejabat Humas Kementerian/Lembaga di tingkat pusat.

Dari Bakohumas pusat hadir Staf Ahli Menteri Bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Djoko Agung Hariadi, dalam sambutannya mengatakan bahwa Bakohumas siap membantu Kemenpera dibidang perumahan. “Kami sangat  memahami dalam pelaksanaan program tersebut tidaklah mudah, perlu dukungan dari berbagai pihak agar Progam Kemenpera dapat mencapai target, mudah-mudahan dengan adanya forum Bakohumas ini dapat ditemukan solusi untuk menuntaskan persoalan hunian bagi masyarakat”, tutur Djoko Agung.

Sosialisasi melalui Bakohumas ini diharapkan dapat mengoptimalkan peran dan fungsi Humas Pemerintah dalam rangka mencipatkan Good Governance, meningkatkan koordinasi dan juga dalam rangka sinergi isu kebijakan pemerintah bidang kesejahteraan. Selain itu juga, berharap setiap peserta Bakohumas dapat membantu mensosialisasikan kebijakan di lingkungan internal masing-masing.

Sumber: http://www.kemenpera.go.id/?op=news&act=detaildata&id=1683

Kawasan Pariwisata Gili Nanggu Sekotong Banyak dilirik Investor

Kebanyakan para wisatawan yang datang ke Pulau Lombok, lebih mengenal Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno. Ketiganya masuk dalam wilayah administratif Ka­bupaten Lombok Utara. Tapi bagi yang sudah bosan ke obyek wisata itu, bisa memilih berwisata ke Gili Nanggu, Sekotong.

GIRI MENANG-GILI NANGGU merupakan salah satu pulau dengan luas sekitar 8 hektare (ha) yang ada di sisi barat Pulau Lombok. Masuk dalam wilayah administratif Desa Sekotong Barat, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat (Lobar).

Pulau nan cantik ini satu deretan dengan Gili Tangkong dan Gili Sudat. Hampir sama dengan pesona Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan, yang sudah dikenal wisatawan mancanegara.

Untuk mencapai Gili Nanggu, wisatawan bisa menuju Pelabuhan Lembar yang berjarak sekitar 27 kilometer dari Kota Mataram, ibukota Provinsi NTB. Waktu tempuh menggunakan kendaraan bermotor sekitar 30 menit. Sampai di pelabuhan yang menghubungkan Pulau Lombok dengan Bali, wisatawan selanjutnya menggunak­an perahu atau speedboat dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Rute lainnya adalah melalui dermaga Tawun, Desa Sekotong Barat, atau sebelah barat Pelabuhan Lembar. Jika melalui rute ini, wisatawan bisa menikmati panorama alam perbukitan dan bentang laut Sekotong, sepanjang perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.

Dermaga Tawun dibangun oleh Pemkab Lobar melalui dana APBD. Infrastruktur ini kemudian direvitalisasi menggunakan dana APBN melalui Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemen PDT). Sehingga kondisi sekarang sangat refresentatif untuk menunjang pengembangan pariwisata Gili Nanggu.

Wisatawan yang ingin menyeberang ke Gili Nanggu, melalui dermaga jetty Tawun, hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit menggu­nakan perahu sewaan. Ongkos sewa untuk satu kali penyeberangan hanya Rp 300 ribu dengan

jumlah penumpang maksimal tujuh orang. “Itu tarif yang diberlakukan di Pelabuhan Tawun ini,” kata salah seorang warga, Muhtar, 45 tahun.

Gili Nanggu mempunyai dua titik snorkeling. Di sisi timur pulau yang merupakan tempat ikan-ikan cantik berkumpul dan bermain. Sedangkan di sisi selatan memiliki keindahan terumbu karang yang berwarna-warni. Pengunjung dapat bersnorkeling dari pagi hingga sore hari. Namun waktu yang pal­ing tepat adalah siang hari ketika matahari terik, karena di waktu tersebut arus dan angin belum kencang, dan juga sangat menguntungkan apabila Anda ingin mengabadikan keindahan taman laut karena cahaya yang cukup bagus.

Eksotisme Gili Nanggu, sudah dikenal luas oleh wisatawan. Baik domestic maupun mancanegara. Oleh sebab itu, Pemkab Lobar, melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lobar menetapkan tiga Gili Nanggu, Gili Sudak dan Gili Tangkong menjadi kawasan konservasi. Penetapan kawasan konservasi ini disebabkan rusaknya 80 persen terumbu karang yang ada di wilayah tiga Gili itu.

Untuk menunjang fasilitas di kawasan pariwisata tiga gili tersebut, dibutuhkan juga alat transportasi. Oleh sebab itu, pemerintah pusat memberikan bantuan kapal wisata senilai Rp 1,4 miliar.

Banyaknya wisatawan yang mengunjungi Gili Nanggu, menjadikan kawasan ini dilirik oleh investor. Mereka berminat membangun dan mengelola obyek wisata itu menjadi lebih menarik sehingga memberikan manfaat besar bagi ekonomi masyarakat Kabupaten Lobar.

Para pengusaha itu bahkan sudah mengekspose rencananya di hadapan Bupati Lobar H Zaini Arony, pada 5 Maret 2014 lalu. Para investor itu didominasi pengusaha pariwisata bertaraf intemasional. Ada Mr Mahesh dari Dubai, Mrs Sky dari Australia, Mr Zaedy dari Singapura serta beberapa dari negara Asia lainnya. Mereka itulah yang nantinya akan turut andil dalam pengelolaan pembangunan Gili Nanggu Villa Resort dengan luas lahan sebear 12,35 hektar.

Pembangunan sektor pariwisata di Kabupaten Lobar, terus dipacu. Alasannya, hampir 70 persen pendapatan asli daerah (PAD diraup dari sektor ini. Setelah Senggigi, dipastikan, Kecamatan Sekotong akan dikembangkan sebagai destinasi baru di wilayah selatan Lobar.

Sumber: Lombok Post, Sabtu 29 Maret 2014

Bapertarum–BKN Kerjasama Penyediaan Data PNS

(Foto: Swd/HUMAS MENPANRB)

JAKARTA – Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (Bapertarum PNS) mengadakan kerjasama dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) terkait pemutakhiran database PNS secara berkelanjutan. Adanya data PNS yang akurat akan mempermudah Bapertarum PNS untuk menyalurkan dana Tabungan Perumahan (Taperum) bagi para abdi negara yang masih aktif maupun yang telah memasuki masa pensiun. (lebih…)

Pemilu 2014 Sudahkah Didesain Untuk Ciptakan Ketertiban Kedamaian dan Kualitas Demokrasi?

Pemilihan umum merupakan salah satu perangkat penting dalam sistem demokrasi. Tidak ada negara di dunia yang mengklaim sebagai negara demokrasi kemudian tidak menggunakan pemilihan umum sebagai sarana sirkulasi kepemimpinan. Akan tetapi dalam praktek, tidak sedikit negara penganut sistem otoriter menggunakan intrumen pemilihan umum sebagai pendekatan untuk memobilisasi sumber daya politik negara, dengan tujuan melanggengkan keberlangsungan pemerintahan dibawah kekuasaan otoriter, sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqle, SH, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu RI, pada Forum Fasilitasi Pemilu belum lama ini. Dikatakan, pemilihan umum sebagaimana banyak dipahami orang sebagai suatu mekanisme untuk memfasilitasi kompetisi politiik yang bebas dengan maksud bisa menciptakan iklim yang demokratis juga, sekaligus dapat menghasilkan pemerintahan yang legitimatis. Maka konsep penyelenggaraan pemilu seharusnya didesain sebaik mungkin serta seefektif mungkin, agar rakyat selaku pemilik kedaulatan demokrasi dapat menggunakan prefensi politik dengan baik. Akan tetapi berdasarkan fakta, pemilu selalu diwarnai dengan praktek manipulasi, bahkan pemilu menjadi begitu potensial terjadinya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Praktek KKN mengalami peningkatan, termasuk dalam pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah di Indonesia. Fakta kejahatan dalam pemilu kian memprihatinkan kita semua dan sebagai implikasi negative dari pemilihan umum (pemilu), ialah memicu ketidak percayaan publik pada pemimpin, kata Prof. Jimly. Umumnya pelanggaran pemilu khususnya dalam kaitan pelanggaran kode etik, antara lain adalah pelanggaran dalam penanganan daftar pemilih pemilu (DPT), pendiskualifikasian karena persyaratan, seperti ketercukupan jumlah dukungan atau persyaratan yang lewat waktu, penyalahgunaan jabatan/kewenangan, dugaan suap dalam pembentukan badan penyelenggaraan pemilu, netralitas penyelenggaraan pemilu, dan penetapan tidak professional dan tidak cermat, tambah Prof. Jimly.

Tidak Melahirkan Konflik

Berkaitan dengan itu menurut Prof. Jimly, tugas dan bertanggungjawab kita yang paling penting ialah bagaimana mendesain sistem pemilu yang bisa menciptakan iklim kompetisi yang bebas dan sehat, sehingga persoalan-persoalan klasik dan konservatif yang selama ini diharapi negara-negara berkembang, bukan pada upaya menciptakan sistem politik yang bebas (liberty) dan fair semata. Namun lebih dari itu bagaimana memformulasikan sistem pemilu yang bagus, termasuk pelaksanaannya yang bisa menjamin ketertiban dan keamanan, sehingga pelaksanaan pemilu dan pemilukada tidak melahirkan konflik yang melibatkan masyarakat luas. Landasan berfikir seperti ini bukan tanpa dasar teori, tetapi sebagaimana apa yang dikatakan Samuel Huntington dalam karyanya No Esay Choice : Political Participation in Developing Countries (2008), bahwa pemilu harus didesain untuk menciptakan ketertiban dan kedamawanan bagi warga negara yang sah (legitimate), jelas Prof. Jimly. Konstruksi pemikiran sebagaimana dikemukakan, bisa menjadi landasan dalam teori pembangunan dalam bidang sosial, ekonomi, hukum, pendidikan, budaya dan termasuk di dalam mengembangkan kualitas sistem demokrasi dan utamanya pengembangan kualitas diri setiap penyelenggaraan pemilu. Karena tidak ada pilihan lain selain bagaimana merumuskan konsep penyelenggaraan pemilu yang berkualitas. Desain sistem pemilu juga seharusnya memperhatikan hak-hak konstitusional warga negara, karena melalui sistem dan mekanisme penyelenggaraan Pemilihan Umum yang demokratis maka hak-hak rakyat bisa terakomodasi dan dengan demikian legitimasi politik setiap rezim yang dihasilkan Pemilu pun bisa dirasakan secara psikologis. Dan hanya dengan legitimasi politik ethics rakyat terhadap keabsahan Pemilu maka secara otomatis akan menjamin stabilitas politik di negara bersangkutan, tegas Jimly.

Semakin Galau

Mengingat betapa strategisnya pemilu dalam kehidupan suatu bangsa, maka dibentuk Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, yang senantiasa mengembangkan tradisi penanganan kasus dengan bersifat transparan, dan oleh karena itu, siding dilakukan secara terbuka untuk umum. Kita perlu membangun kesadaran yang tentu tidak hanya bagi penyelenggaraan pemilu didalam menjalankan tugas berdasarkan rule of law and the rule of ethic, tetapi kita juga bertekad membangun tradisi politik etik dengan tujuan memperkuat basis etika penyelenggaraan pemilu agar fungsi norma bisa berjalan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagaimana kita mampu menjadikan fungsi norma etik sebagai filosofi politik berbangsa. Mengukuhkan Pancasila menjadi sumber norma kita karena Pancasila merupakan falsafah dan pandangan hidup bangsa. Falsafah hidup yang mengandung nilai ethics sosial. Sistem norma agama, sistem  norma etika dan norma hukum sekarang sedang tidak bekerja dengan baik. Hukum tidak berjalan sesuai cita-cita reformasi, yakni semangat menegakkan keadilan substansial. Potret buram penegakan hukum yang jauh dari semangat keadilan membuat masyarakat pesismis pada aparat penegak hukum, kata Prof. Jimly. Kepastian hukum belakangan ini, membuat masyarakat semakin galau menghadapi apa yang tengah kita lakukan, yakni memperbaiki sistem norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini bisa dipahami, sebagai implikasi dari arus perubahan yang begitu cepat dan kuat dalam kehidupan berdemokrasi, tambahnya.

Menurut Prof. Jimly, persoalan krisis kehampaan kemanusiaan di era modern ini menjadi tema sentral dalam diskursus keilmiahan. Bangsa-bangsa di dunia mengalami kemerosotan moral yang semakin tajam, termasuk dalam aspek moralitas pengelolaan negara dan dalam kondisi kegalauan, ditambah lagi dengan kuatnya arus globalisasi menuntut bangsa-bangsa di dunia bersaing secara kompetitif. Persoalan nilai kemanusiaan dan usaha pelembagaan atau semacam upaya mendapat respon positif. Gagasan ini tentu berangkat dari akumulasi keresahan sosial dan tingkat keprihatinan atas realitas etika politik yang terus mengalami kekacauan sehingga dari sudut pandang etik sosial dapat dimaklumi. Namun pada konteks yang berbeda, usaha menginstitusionalisasikan nilai-nilai moral selalu ada ruang perdebatan ilmiah. Dan hal ini merupakan hal lumrah terutama di negara-negara yang tengah mengalami rotasi sistem pemerintahan demokrasi modern. Pemahaman mengenai moral di era modern cenderung dihubungkan dengan sains dan teknologi. Dari sinilah muncul pemahaman-pemahaman mengenai etika di abad modern. Moral mengandung pengertian mengenai akhlak, budi pekerti dan susila. Sehingga budi pekerti yang merupakan bagian dari filosofi dasar Pancasila, sebetulnya mengajarkan kepada kita tentang bagaimana bangsa kita tetap konsisten dalam mengamalkan nilai-nilai budi pekerti, karena dalam budi pekerti tersebut tercermin tingkah laku, perangai, watak dan sesuatu yang merefleksikan karakter, jelas Prof. Jimly Asshiddiqie.

Sumber: http://www.kemendagri.go.id/article/2014/03/26/pemilu-2014-sudahkah-didesain-untuk-ciptakan-ketertiban-kedamaian-dan-kualitas-demokrasi

Bupati Minta Operator Selular Perhatikan Sekotong

GIRI MENANG-Bupati Lombok Barat (Lobar) H Zaini Arony meminta perusahaan operator selular untuk lebih memperhatikan Sekotong. Pasalnya, jaringan telekomunikasi masih belum optimal dalam rangka mendukung pengembangan pariwisata di kawasan itu.

“ Di kawasan itu masih sering terjadi blank spot,” kata bupati pada saat acara silaturahmi dengan perusahaan operator selular, di kawasan wisata Senggigi, Kamis (27/3) malam. Kegiatan itu dihadiri oleh Ketua Kelompok Kerja Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (Atisi) Maruli Simamora.

Kawasan Sekotong sudah ditetapkan sebagai destinasi wisata baru di Kabupaten Lobar, setelah Senggigi. Bahkan, kawasan ini sudah dianggap sebagai masa depan yang dinilai mampu memakmurkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kawasan Sekotong tidak hanya dikenal memiliki obyek wisata laut yang indah. Tapi ada juga potensi ikan tuna yang luar biasa. Oleh sebab itu, daerah ini sudah banyak dilirik investor asing yang ingin berinvestasi di sektor pariwisata. Namun, masih terkendala dari sisi infrastruktur komunikasi. “Saya sering ditanya sama investor kapan provider masuk. Saat ini kalau mau telepon harus keluar hampir dua kilometer karena masih banyak lokasi yang tidak ada sinyal,” bebernya.

Bupati mengaku tidak tahu secara bisnis seperti apa masalahnya. Namun, diharapkan operator selular memberikan satu perhatian khusus dalam rangka mengembangkan pelayanan telekomunikasi di Kabupaten Lobar. Dengan demikian kehadiran tower operator selular memberikan satu eskalasi pembangunan ekonomi bagi ma­syarakat. “Saya sudah sampaikan masalah ini dengan pak Maruli. Mudahan mendapat respons bagus,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja Atisi Maruli Simamora, mengatakan, pihaknya siap memberikan dukungan dalam rangka membantu pembangunan eknomi Kabupaten Lobar. Terutama melalui sektor telekomunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsug. “Kami di perusahaan operator selular juga memiliki kewajiban untuk menyediakan infrastruktur telekomunikasi untuk pengembangan ekonomi,” ujarnya.

Hal itu, sambung dia, didasarkan pada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang juga mengamanatkan bahwa telekomunikasi adalah hak dasar seluruh warga Indonesia. Oleh karenanya, telekomunikasi merupakan kebutuhan publik yang harus disediakan. Dimana, sektor swasta diberikan kesempatan untuk turut serta membangun fasilitas telekomunikasi. “Oleh karena itulah kami industri telekomunikasi hadir di Lobar,” terangnya.

Dikatakan, dalam rangka mendukung pembangunan dan penyebaran jaringan telekomunikasi hingga pelosok desa, penyelenggaraan telekomunikasi membutuhkan menara teleko­munikasi. Sebagaimana untuk infrastruktur pendukung untuk menempatkan perangkat jaringan yang digunakan sebagai penyediaan layanan telekomunikasi. Termasuk internet.

Menurut Maruli, infrastruktur itu harus dijaga bersama. Baik oleh pemilik menara, pemerintah daerah, aparat lainnya maupun masyarakat sekitar. Sehingga jaminan pelayanan bertelekomunikasi dapat terjaga. “Kami melalui Atisi sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan bupati dan jajarannya atas kemudahan dan kebijakan yang diberikan kepada kami untuk pembangunan menara,” tandasnya.

Sumber: Lombok Post, Sabtu 29 Maret 2014

DED Pelabuhan Poh Dikerjakan 2015

GIRI MENANG-Kementerian Perhubungan sudah menjadwalkan pelaksanaan desain detail (DED) Pelabuhan Labuhan Poh, Kecamatan Sekotong, akan dikerjakan pada 2015. Hal itu disepakati pada pertemuan di Bali, beberapa waktu lalu.

‘’Itu hasil pertemuan di Bali,” kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Lobar Ahmad Saikhu, kepada Lombok Post, di Giri Menang, kemarin.

Dalam pertemuan itu, sambungnya, juga dibahas soal luas lahan yang harus disiapkan Pemkab Lobar. Kemenhub menginginkan agar tersedia tanah seluas tiga hingga lima hektare. Pasalnya, pelabuhan itu akan dilengkapi dengan terminal moda transportasi darat. “Jadi kita diminta siapkan lahan. Sedangkan dana pembangunan pelabuhan dari APBN,” ujarnya.

Dikatakan, rencana pembangunan pelabuhan Labuhan Poh itu juga mendapat respon positif dari Pemkab Klungkung, Bali. Pasalnya, infrastruktur itu akan menghubungan dengan pelabuhan Nusa Penida. Dengan demikian, akan memudahkan akses transportasi, terutama bagi wisatawan. Selain memperpendek jarak tempuh dari Bali menuju pulau Lom­bok. ‘’Kami sudah ada komunikasi dengan Pemkab Klungkung,” ujarnya.

Dijelaskan, rencana pembangunan pelabu­han penyeberangan di Labuhan Poh, merupakan pengembangan dari pelabuhan Lembar. Kemenhub sudah melakukan kajian teknis untuk menilai kelayakannya.

Sarana transportasi laut itu nantinya dikhususkan untuk penyeberangan angkutan dan penumpang. Sedangkan untuk kegiatan bongkat muat barang dan peti kemas masih difokuskan di Pelabuhan Lembar.

Terkait dengan pengelolaannya, sambung Ahmad, pihaknya masih harus berkonsultasi dengan Kemenhub. Namun, masalah tersebut masih belum menjadi pembahasan serius. “Kita kan masih fokus pada desain detail dulu. Kalau sudah terbangun, baru kita pikirkan pola pengelolaannya seperti apa,” tandasnya.

Sumber: Lombok Post, Sabtu 29 Maret 2014

DAFTAR PEJABAT YANG DIWAJIBKAN DAN TELAH MENYAMPAIKAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) KE KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK)

Informasi LHKPN selengkapnya silakan kunjungi ACCH.KPK.GO.ID

DAFTAR PEJABAT YANG DIWAJIBKAN DAN TELAH MENYAMPAIKAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) KE KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK)

GDE Error: Error retrieving file - if necessary turn off error checking (404:Not Found)

Informasi LHKPN selengkapnya silakan kunjungi ACCH.KPK.GO.ID

Kemendagri Sumbang Rp 3,1 M untuk Jalan

GIRI MENANG-Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) memberikan dana bantuan sebesar Rp 3,1 miliar kepada Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar). Dana itu dialokasikan un­tuk pembenahan infrastruktur jalan desa sepanjang tiga kilometer.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Lobar Sakri, di ruang kerjanya,kemarin. “Bantuan itu untuk membangun jalan desa dalam rangka menumbuhkan perekonomian,” katanya.

Dikatakan, jalan desa yang akan dibangun dengan dana dari pusat itu tersebar di Kecamatan Labuapi dan Gerung. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dalam waktu dekat. Pihaknya sudah melakukan tender melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP).

Bantuan dari Kemdagri tahun ini, kata Sakri, merupakan yang pertama kali diterima Pemkab Lobar. Keberhasilan menggaet dana tersebut merupakan buah dari usulan mempercepat pertumbuhan kawasan strategis. ‘’Kami langsung jemput bola ke pusat. Alhamdulillah disetujui,” beber mantan Kabid Bina Marga, Dinas PU Lobar, ini. Dijelaskan, proyek pengerjaan jalan akan dilaksanakan Dinas PU. Proses pengerjaannya dijadwalkan pada pertengahan April 2014. Selain dari Kemendagri, Pemkab Lobar juga mendapat dana alokasi khusus (DAK), yang bersumber dari Kementerian PU, dan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemen PDT), sebesar Rp 3 miliar lebih.

Sumber: Lombok Post, Sabtu 29 Maret 2014

1 42 43 44 45 46 61