Giri Menang, Jumat 13 Desember 2019 – Pekan depan, tepatnya pada 21 Desember mendatang, Svarga Resort Senggigi akan menggelar Kompetisi Barista Kopi yang akan diikuti oleh para barista kopi dari hotel-hotel di kawasan Senggigi. Ajang ini dimaksudkan untuk memasarkan kopi dan mengangkat tren produk kopi lokal Lombok, khususnya di Lombok Barat.
Hal itu disampaikan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid pada acara Coffee Talk bersama Para Pengusaha Minuman Kopi, General Manager (GM) Hotel dan para pengelola UMKM di Svarga Resort Senggigi, Kamis (12/12) kemarin.
Disebutkan Fauzan, ada hal yang menarik di tahun 2014 kemarin, beberapa media di Eropa menemukan hal yang pararel antara jumlah peminum kopi dan penurunan penikmat alkohol.
“Ini artinya penikmat kopi lebih meningkat dibandingkan penikmat alkohol. Saya juga penikmat kopi. Minum kopi hampir lima sampai sepuluh kali sehari,” terang Fauzan.
Bupati juga melanjutkan jika industri-industri kecil seperti produksi kopi harus tetap mendapatkan perhatian lebih.
“Masalah industri kecil, UMKM ini ada prioritas kita terutama yang bentuknya produksi, seperti produk kopi yang teman-teman lakukan,” lanjutnya.
Dodi, salah satu pemilik usaha kopi menjelaskan bahwa potensi kopi di Lombok Barat sangat luar biasa.
“Saya contohkan Kopi Tradisional di Prabe Batu Mekar Lingsar. Di sana lahannya sangat luas, tetapi dari pengelolaan dan penataan kebunnya masih kurang,” ungkap Dodi.
Dodi mengaku, belum ada link untuk mengelola kebun-kebun kopi yang ada di Lombok Barat. Ia berharap semoga kedepan Lombok Barat memiliki hasil kopi yang lebih berkualitas lagi.
“Kebetulan ada beberapa petani kopi di Lombok Barat dan Lombok Timur yang saya bina dengan swadaya memberikan edukasi bagaimana proses pengelolaan dan pemasarannya,” tuturnya.
Sebagai dukungan kepada pengelola UMKM khususnya di bidang kopi, beberapa hotel di Senggigi diketahui sudah mulai beranjak mengganti supply kopi dari kopi reguler atau pabrikan ke kopi lokal.
Seperti yang disampaikan General Manager Svarga Resort, Yusuf Ali. Diakuinya, satu tahun terakhir ini sudah mulai menjajaki kopi-kopi lokal sebagai pengganti kopi reguler. Tahap menjajaki ini disebutkan Yusuf Ali tidak mudah. Ia harus melihat beberapa aspek yang sangat penting sehingga bisa berbuah positif bagi pihak hotel maupun pelaku usaha kopi. Kopi yang akan dipakai, jelasnya, harus mempunyai kestabilan rasa, dan harus bisa memenuhi kebutuhan hotel saat dibutuhkan.
“Kami sedang dalam proses itu (pindah ke kopi lokal). Prosesnya tidak sesimpel itu, karena packaging (kemasan, red) harus sesuai dan dari segi bisnis juga harus masuk. Tentu aspek kestabilan rasa dan stok produk merupakan yang paling penting dalam hal ini,” ungkap Yusuf.