Pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit pada era millennium ini haruslah dapat menjamin tercapainya keselamatan pasien, karena tanpa keselamatan pasien tidak dapat dikatakan pelayanan yang bermutu. Dan bila sebuah rumah sakit sudah dikatakan telah memberikan pelayanan yang bermutu, rumah sakit tersebut layak mendapat akreditasi. Dengan alasan demikian, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Patut Patuh Patju (Tripat) Gerung Lombok Barat (Lobar) menyelenggarakan workshop clinical pathway selama dua hari Jumat-Sabtu (27-28/3) yang mengambil tempat di Aula RSUD Tripat.
Kegiatan ini dibuka Wakil Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid, S.Ag.,M.Si Jumat (27/3). Wabup Fauzan dalam sambutannya menyampaikan bahwa rumah sakit merupakan kebutuhan langsung yang bersentuhan dengan publik dan sangat mengandalkan pelayanan yang baik.
“Untuk itu dokter dan semua yang berkaitan dengan pelayanan dituntut, di samping emosional-nya stabil, juga aspek keahlian dan kecermatan, dan ini sangat membutuhkan sumber daya manusia di atas rata-rata,” tegas Wabup Fauzan.
Sementara itu, Direktur RSUD Tripat, drg. Hj. Ni Made Ambaryati, M.Kes., dalam sambutannya menyampaikan RSUD Tripat bertekad meraih akreditasi rumah sakit versi 2012 tahun 2015 ini. “Karena `SIM` kami sudah habis berlaku pada 17 april 2014 tapi karena versi 2012 ini berbeda masih diberikan kesempatan 1 tahun,” ujar Hj. Ambar. Cinical pathway, lanjutnya, harus diselenggarakan menjelang akreditasi karena paradigma rumah sakit ini harus berubah.
“ Kalau dulu orientasi kami pada pelayanan yang berfokus pada “penyakit” sekarang harus merubah paradigma menjadi patient safety orientasi pada pelayanan serta kepuasan pasien dan peningkatan mutu pelayanan,” ujar Hj. Ambar.
Dikatakan, pengakuan sebagai rumah sakit yang bermutu dan melakukan pelayanan berfokus pasien didapatkan dengan penetapan rumah sakit yang berakreditasi. Dalam rangka persiapan akreditasi rumah sakit, banyak hal yang harus dilakukan. Meliputi penyiapan dokumen, melakukan pelayanan sehari-hari yang taat pada standar, dam tidak kalah penting adalah membangun komitmen bagi seluruh staf rumah sakit untuk bersedia merubah pola pikr sehingga pelayanan bisa sesuai standard dan berfokus pada keselamatan pasien, serta dukungan dari pemerintah daerah.
Komitmen Meraih Akreditasi
Salah satu standar yang dimaksud yang harus ada sebagai acuan pelayanan kepada pasien menuju pelayanan berfokus pada keselamatan pasien adalah penyusunan Clinical Pathway. Begitu pentingnya clinical pathway karena akan membantu pula operasional rumah sakit menjadi lebih efektif dan efisien. Sebagai wujud dukungan dan keseriusan meraih akreditasi tahun 2015, kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama meraih akreditasi tahun 2015 yang dilakukan oleh Wabup Fauzan dan seluruh karyawan RSUD PPP.
Peserta workshop Clinical Pathway berjumlah 50 orang, meliputi: dokter spesialis (13 orang), dokter umum (4 orang), apoteker (4 orang), bidan (4 orang), perawat (8 orang), petugas gizi (4 orang), dan struktural (12 orang). Adapun narasumber kegiatan ini yaitu dr. Djoni Darmadjaja,Sp.B, MARS dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Jakarta.
Clinical Pathway?
Clinical pathway adalah alur yang menunjukkan secara detail tahap-tahap penting dari pelayanan kesehatan termasuk hasil yang diharapkan. Secara sederhana clinical pathway berarti pedoman kolaboratif untuk merawat pasien yang berfokus pada diagnosis. Dengan kata lain, Clinical Pathways merupakan suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit.
Beberapa materi yang disampaikan dalam workshop dua hari ini yaitu Pemahaman konsep Pelayanan Berfokus pasien/Patient Centered Care, Interprofesional Collaborative Competency, Asuhan terintegasi sebagai implementasi PCC, Peranan Rekam medis dalam Pelaksanaan Patient Centered Care, Peran DPJP dalam implementasi PCC, Pembuatan Panduan operasional DPJP, Peran Case manajer dalam implementasi PCC, Pembuatan panduan operasional Case Manajer, Pemahaman tentang Panduan Praktis Klinis dan Clinical Pathway, serta Latihan pembuatan Clinical Pathway. (Romi/Ardi-Humas Lobar)