Ketua TP. PKK Desa Babussalam, Yeni Pancawati memperlihatkan tenun tradisional Babussalam

Ketua TP. PKK Desa Babussalam, Yeni Pancawati memperlihatkan tenun tradisional Babussalam

Kecuali hasil kerajinan tangan berupa anyaman bambu yang dipersembahkan sejumlah perajin asal Desa Babussalam berupa kerajinan pengosak sebagai wadah menaruh makanan ataupun buah-buahan, kini ditemukan lagi hasil kerajinan lain masyarakat setempat yang cukup punya prospek menjanjikan secara ekonomi.

Kerajinan dimaksud yakni pembuatan tenun songket yang cukup variatif dengan motif tradisional Lombok yang cukup berkesan bagi siapa saja yang pernah melihat secara langsung pembuatan kain singket asli dari Desa Babussalam ini. Meski pengerrjaannya masih secara tradisional, namun hasilnya cukup berkualitas dan menjadi daya tarik konsumen yang selama ini berkesempatam mengunjungi sentra tenun kain songket ini dan menjadikannya sebagai souvenir.

Ketua TP. PKK Desa Babussalam Ny. Yeni Pancawati Zaini ditemui  di Desa babussalam, Gerung, belum lama ini membenarkan jika di desanya tengah tumbuh dan berkembang perajin tenun songket yang diusahakan secara tradisional,yang kan pengerjaanyapun tidak dilakukan saban hari. “Menenun bagi warga dilakukan sebagai pekerjaan sampingan untuk mengisi waktu luang selepas warga terutama kaum ibu yang baru pulang bertani di sawah,” ungkap Yeni Pancawati.

Selaku Ketua TP. PKK yang manaugi segala bentuk aktivitas dan kreativitas kaum ibu di wilayahnya, Yeni berobsesi ke depannya kerajinan tenun songket di Desa Babussalam akan terus dikembangkan dan dipertahankan sebagai sebuah tradisi positif dalam mempertahankan kearifan local masyarakat itu sendiri. Bahkan pihaknya akan secara intens menghubungkannya dengan Pemerintah Daerah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk mendapatkan perhatian yang lebih serius baik dari sisi permodalan terlebih dari sisi pendampingan produk.

Kecuali itu wadah organisasi PKK di desa Babussalam juga bertindak selaku tim pemasaran untuk diperkenalkan ke luar daerah. Karena itu banyak pembeli dari luar daerah yang memesan kain songket khas Desa Babussalam dalam jumlah banyak. “Kita juga berharap banyak melalui PKK dan dan DWP Kabupaten Lombok Barat bisa terjun langsung mengambil peran memajukan kain songket. Ini juga dalam upaya menarik wisatawan home industry.

Ketua PKK Desa Babussalam, Gerung, Yeni Pancawati tengah menyaksikan proses pembuatan sobgket tanun salah seorang Perajin di Desa babussalamMeski dalam jumlah produk yang masih terbatas, namun pengguna kain tenun Babussalam ini sudah banyak diperkenalkan oleh sejumlah pejabat baik yang ada di kabupaten Lombok Barat, kota Mataram bahkan di lingkungan pejabat birokrasi Pemerintah Provinsi NTB.

Salah seorang perajin setempat, Inaq Sariah mengaku nyaman menekuni tenunan ini. Kecuali hasil produknya bisa terjual ke beberapa kalangan, menenun juga dianggapnya sebagai hoby yang harus ditekuni seterusnya guna mengisi waktu luang, apalagi menenun ini dilakukannya sejak masih kanak-kanak. (wardi)

Penulis Jurnalis Warga dari Labuapi (Hernawardi)