Selain menikmati keindahan alam, belanja, atau berburu kuliner, satu kegiatan lagi yang menjadi sarana rekreasi banyak anggota masyarakat adalah memancing. Baik dilakukan di laut, sungai maupun di kolam pancing masing – masing memberikan sensasi yang berbeda namun mendatangkan kegembiraan yang sama.
Hari mulai beranjak sore. Di bawah cuaca yang sedikit berawan sinar matahari nampak menyembul kekuningan membias di antara daun – daun kelapa melambai yang tengah tertiup angin ataukah daun manggis yang berada di Taman Wisata Pura Lingsar, Lombok Barat.
Taman wisata Pura Lingsar yang dilengkapi sebuah kolam besar suatu hari di akhir pekan suasananya sedikit berbeda dibanding dengan hari-hari biasanya. Kecuali acara Pujawali Perang Topat di Pura Lingsar maupun kegiatan-kegiatan keagamaan ummat Hindu lainnya yang kerapkali ramai. Namun keramaian kali ini ditandai dengan tigaratusan peserta lomba mancing se Pulau Lombok menjejali pinggir kolam besar di Taman Pura Lingsar.
Para mancing mania seakan tak ingin surut atau bahkan beranjak ke lokasi lainnya, mereka fokus mancing untuk mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya dan seberat-beratnya yang dibatasi hingga 5,5 Kg. Meski terik matahari dari pagi hingga sore menyengat dan hujan deras turun seketika, para mancing mania tak terusik sedikitpun untuk meninggalkan lokasi pemancingan yang menyediakan ikan berbagai jenis seperti ikan bawal, mujair, nila dan ikan jenis lainnya.
Arman Hadi Ketua Forum Pemuda Lingsar. menilai, event semacam ini sangatlah penting artinya untuk lebih mengenalkan secara luas Taman Lingsar sebagai salah satu obyek wisata unggulan di Lombok Barat. Tidak hanya pengunjung mengenal Taman Narmada saja. Di Taman Lingsar terdapat sejumlah pasilitas lainnya, selain taman yang indah dan asri, juga di tempat ini terdapat Pura Lingsar sebagai tempat persembahyangan ummat Hindu pada saat-saat tertentu. Di sini juga terdapat Kemaliq yang cukup disakralkan oleh masyarakat suku Sasak-Lombok. Demikian juga dengan keberadaan kolam besar di Taman Lingsar seluas 1 hektar ini, kerap kali digunakan untuk ajang rekreasi utamanya rekreasi mancing tidak saja bagi wisatawan lokal, namun juga wisatawan asing. “Karena itu tak mengerankan pada setiap penghujung tahun, Taman Lingsar selalu dijadikan sebagai tempat upacara Perang Topat Pujawali Pura Lingsar,” tandasnya
Beragam masukan tersirat secara langsung dari para pemancing saat itu, agar kegiatan seperti ini bisa ditindaklanjuti atau diagendakan secara rutin. Tidak hanya pada saat moment-moment tertentu saja seperti ulang tahun, namun juga pada saat-saat yang lain. “Hal ini merupakan kegiatan positif dan hendaknya didukung oleh keberadaan pasilitas memancing seperti peneduh agar para pemancing bisa betah dan fokus memancing,” kata Seban pemancing asal Peresak, Lombok Tengah dimintai pendapatnya.
Menyingkap soal pemanfaatan Taman Lingsar yang belum Maksimal ini, Arman Hadi punya proyeksi lain. Jika pelaksanaan kegiatan di Taman Lingsar termasuk lomba mancing seperti ini paling banter dilaksanakan oleh pengelola Taman Lingsar. Ia tak menampik selama ini keterlibatan Pemda khususnya instansi terkait belum kelihatan, jika tidak dikatakan sama sekali belum ada.
“Sebenarnya perlu ada dukungan yang lebih intensif dari Pemda. Katakanlah misalnya tersedianya sarana prasarana yang disiapkan seperti perahu sebagaimana di taman lainnya yang sudah populer seperti Taman Narmada ataukah Taman Impian Jaya Ancol, kolam di Taman Loang Baloq. Dengan sendirinya pengunjung akan datang sendiri dan Taman Lingsar menjadi lebih hidup,” ujar Arman yang juga aktif di setiap tournament sepakbola Lingsar ini.
Kadis Kelautan Perikananan Lobar Ir. H. Akhmad Subandi, MM memberi dukungan atas terselenggaranya lomba mancing ini. Bahkan ia mengaku memberikan kontribusi dengan menyumbang ikan di event ini. Hanya saja ia menyentil agar para pemancing lebih betah, diusulkan agar dibuatkan terop atau lapak pemancingan yang nyaman. Kegiatan ini bukan saja untuk rekreasi massal keluarga, namun juga sekaligus bagaimana mengajak masyarakat sejak dini dengan cara-cara yang sederhana dan praktis agar gemar makan ikan. Ia bahkan perlu mengajak Diparsenibud Lobar untuk berkiprah.
“Ya sekaligus juga hasil pancingan bisa langsung dibakar di tempat, karena rasanya kan beda, mengingat suasananya yang berbeda pula di tengah rimbunnya pohon manggis. Selain itu juga kegiatan seperti ini perlu ditindaklanjuti ke depannya, dengan mengadakan event serupa atau berkala seperti tiap-tiap hari libur atau minggu. Nanti bisa kerjasama dengan sponsor. Dengan demikian sektor lain juga akan hidup seperti usaha dagang, kuliner dan lainnya,” ujar spesialisasi bidang perikanan ini.
Kecuali itu, dengan hidupnya Taman Lingsar, maka pertumbuhan sektor lainnya juga akan memberikan multiplyer efeck. Sebutlah misalnya, yang paling praktis adalah tumbuhnya berbagai macam usaha ekonomi kreatif dengan munculnya warung-warung kecil seperti kuliner atau penjual berbagai jenis makanan, bahkan penjual umpan ikan untuk mancing juga bisa dimanfaatkan.
Jurnalis Warga: Wardi, Alamat Labuapi.