Rajin Sedekah, Rezeki Melimpah

Keuntungan sedekah tidak dapat dihitung dengan rumus matematika konvensional. Yusuf Mansur memopulerkan istilah matematika sedekah. Mengacu kepada ajaran Islam bahwa sedekah satu akan dilipatkan menjadi sepuluh, Yusuf Mansur kemudian membuat rumus demikian: sepuluh ribu dikurangi seribu untuk sedekah, hasilnya adalah sembilan belas ribu. Jika dikurangi dua ribu untuk sedekah, hasilnya menjadi dua puluh delapan ribu.

Itulah rumus matematika sedekah, yang merupakan perasan dari sejumlah keterangan dalam Alquran dan hadis. Allah sendiri berulang kali menegaskan bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta. Dalam pandangan awam, harta memang berkurang ketika dipakai untuk sedekah. Tetapi, dalam kaca mata iman tidaklah demikian.

“Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri, dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah, dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup, sedangkan kamu sedikit pun tidak akan dirugikan.” [QS Al-Baqarah/2: 272].

Perhatikan, ayat di atas menggarisbawahi “harta yang baik” dan “di jalan Allah”. Karena, sangat boleh jadi orang melakukan sedekah tetapi dengan harta yang tidak baik. Misalnya, membangun masjid dari praktik korupsi, mendirikan pesantren dari hasil pelacuran, membantu panti asuhan dari bisnis narkoba, dan seterusnya. Tidak sedikit pula orang yang mengeluarkan uang dalam jumlah besar hanya untuk menyukseskan perbuatan atau kegiatan yang tidak baik. Lihatlah para konglomerat yang rela merogoh kocek miliaran rupiah untuk menyelenggarakan pagelaran Miss World, kandidat pemimpin yang mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk membeli suara, tersangka hukum yang memberikan gratifikasi triliunan rupiah untuk menyuap hakim, dan seterusnya.

Harta tidak baik yang digunakan di jalan Allah dan harta baik yang digunakan di jalan setan, keduanya tidak bernilai sedekah di mata Allah. Sedekah harus memenuhi dua kriteria, sebagaimana ditegaskan dalam ayat di atas, yaitu harta baik yang disalurkan di jalan Allah. Itulah harta yang tidak sia-sia, karena Allah akan memberikan ganti secara berlipat ganda.

Janji Allah tidak pernah dusta. Kewajiban orang beriman adalah meyakininya dengan segenap hati. Rasulullah sendiri pernah menginformasikan, “Tiada sehari pun sekalian hamba memasuki suatu pagi, kecuali ada dua malaikat yang turun. Salah satu dari keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya’. Sementara yang lain berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kebinasaan kepada orang yang menahan hartanya’.” [HR Bukhari dan Muslim].

Mengelola harta memang bukan perkara mudah. Harta kerap mendatangkan keberuntungan, tetapi, jika salah menggunakan, harta justru menghasilkan kebuntungan. Karena itu, Islam memberikan panduan lengkap seputar cara mengelola harta agar kepemilikan harta berujung keberuntungan, bukan kebuntungan. Salah satunya adalah lewat ajaran sedekah. Harta yang disedekahkan, itulah harta yang sebenarnya, karena akan kekal sampai di alam baka. Yang berada di tangan tidak lain akan menjadi hak ahli waris.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah pernah bertanya, “Siapakah di antara kamu yang lebih menyukai harta ahli warisnya daripada hartanya sendiri?” Serentak para sahabat menjawab, “Ya Rasulullah, tiada seorang pun dari kami, melainkan hartanya adalah lebih dicintainya.” Beliau kemudian bersabda, “Sungguh harta sendiri ialah apa yang telah terdahulu digunakannya, sedangkan harta ahli warisnya adalah segala yang ditinggalkannya (setelah dia mati).” [HR Bukhari dan Muslim].

Hadis di atas, dengan demikian, secara tidak langsung mengingatkan bahwa harta yang ada di tangan kita sebenarnya hanya titipan Allah. Supaya manfaatnya masih dapat dirasakan sampai kita kembali ke akhirat, maka harta itu harus dinafkahkan di jalan kebaikan semasih hidup di dunia. Lebih membahagiakan, balasan Allah bahkan sering tidak harus menunggu di akhirat, tetapi langsung Dia tunaikan ketika kita masih hidup di dunia berupa rezeki yang melimpah.

Rezeki adalah segala pemberian Allah untuk memelihara kehidupan. Dalam hidup, ada dua jenis rezeki yang diberikan Allah kepada manusia, yaitu Rezeki Kasbi (bersifat usaha) dan Rezeki Wahbi (hadiah). Rezeki Kasbi diperoleh lewat usaha dan kerja. Tetapi Rezeki Wahbi datangnya di luar prediksi manusia, kadang malah tidak memerlukan jerih payah. Karena Rezeki Wahbi merupakan wujud sifat rahim Allah, maka orang yang gemar melakukan sedekah sangat berpeluang mendapatkan rezeki jenis terakhir ini. Indah Allah melukiskan dalam Alquran.

“Permisalan (nafkah yang dikeluarkan) orang-orang yang menafkahkan harta di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” [QS Al-Baqarah/2: 261].

Sangat banyak ayat Alquran dan hadis Rasulullah yang mengungkap keuntungan sedekah. Setiap kita berpeluang mendapatkan keuntungan itu sepanjang gemar melakukan sedekah disertai keyakinan mantap terhadap kemurahan Allah. Tidak ada ceritanya kemiskinan karena sedekah. Tidak pula orang membuka pintu permintaan, melainkan Allah membuka untuknya pintu kemiskinan.

Sebab itu, jangan lagi berusaha menotal keuntungan sedekah dengan rumus matematika seperti umumnya kita menotal hasil keuntungan perdagangan atau penjualan barang-barang kita.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/11/13/mw6n6q-rajin-sedekah-rezeki-melimpah

Waspadai Zat Racun Dalam Deterjen dan Pewangi Pakaian

JAKARTA – Produk-produk rumah tangga berbasis deterjen, pembersih lantai, sabun, dan sampo yang anda gunakan dalam hidup sehari-hari mengandung karsinogen dan neurotoksin envirotoxins yang bisa menyebabkan keracunan dan kematian pada anak-anak.

Produk-produk tersebut ternyata mengandung bahan kimia yang menyebabkan jerawat, alergi, kanker, eksim, psoriasi, penuaan dini, ruam, dan gangguan neurodegenerative pada anak.

Deterjen dengan bahan Petroleum menyebabkan keracunan pada anak lebih tinggi dibandingkan produk rumah tangga lainnya. Hal ini menurut laporan Environmental Health Association of Nova Scotia (EHANS).

Pada Agustus 2013, bayi berusia tujuh bulan di Florida meninggal setelah tertelan satu butir serat deterjen bewarna.

“Sepanjang Januari-September 2013, ada 7.669 anak dan lima orang remaja teracuni oleh deterjen jenis tersebut,” ujar peneliti di American Association of Poison Control Center (AAPCC), dilansir dari Green Media Info, Selasa (19/11).

Mereka meminta agar orang tua mewaspadai deterjen tersebut dari jangkauan anak-anak mereka.

Perusahaan deterjen komersial seperti P&G saat ini mencoba meminimalkan risiko supaya anak-anak tidak mengonsumsi produk sarat racun ini. Se [removed][removed] nyawa beracun yang potensial membunuh yang terkandung dalam deterjen itu adalah Sodium Lauryl Sulfate (SLS), 1,4-Dioxane, Etoksilat nonilfenol (NPE), dan Fosfat. Senyawa-senyawa tersebut sebanyak 10 persennya menyebabkan kematian, menurut laporan US Centers.

Anne C Steinemann, Profesor Hidroloi dan Hidrodinamika di Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Washington menunjukkan bahwa pengering seprai dan pelembut pakaian juga membawa muatan beracun.

Dia menemukan 25 senyawa organik volatil (VOC) dan tujuh polutan berbahaya di dalam cairan kimia tersebut.

Dr Steinemann merekomendasikan untuk menggunakan produk pencuci tanpa aroma. Dokter ini juga lebih menyarankan menggunakan poduk-produk kimia rumah tangga yang diekstrak dari alam, misalnya ekstrak daun, ekstrak kayu atau tanaman lain.

http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/11/19/mwhj3a-waspadai-zat-racun-dalam-deterjen-dan-pewangi-pakaian

Menteri PDT Bagi-Bagi Penghargaan

GIRI MENANG-Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faishal Zaini memberikan penghargaan tokoh kesehatan Nasional kepada Menteri Kesehatan RI dr Nafsiah Mboi, dua Gubernur serta delapan Bupati se-Indonesia pada acara pembukaan simposium perdesaan sehat KPDT 2013 di aula Kantor Bupati Lobar, kemarin.

Dua Gubernur yang di berikan penghar­gaan tokoh kesehatan Nasional Gubernur NTB, Gubernur Maluku, Bupati Lombok Barat, Bupati Pesisir Selatan, Bupati Way Kanan, Bupati Pamekasan, Bupati Lom­bok Tengah, Bupati Halmahera Barat dan Bupati Morowali. Selain itu penghargaan diberikan juga kepada dokter terbaik puskesmas terbaik dan bidan desa terbaik termasuk dua bidan dari NTB.

“Penghargaan ini diberikan sebagai peng­hargaan atas kerja keras masyarakat Lobar menjaga kesehatan,” ujar Bupati Lobar Zaini Arony usai menerima penghargaan.

Dikatakannya, Penilaian pusat sehingga penghargaan ini dapat diraih karena berapa hal-hal besar yang dilakukan dalam peningkatan perdesaan sehat. Di Lobar lanjutnya, selain menciptakan perdesaan sehat juga sudah di back up dengan sebuah peraturan daerah (perda) kawasan tanpa rokok (KTR).

Tidak hanya itu, sejak tahun 2009 silam, Lobar juga telah membangun sarana prasana kesehatan dari 124 desa/kelurahan yang ada di Lobar sudah 119 desa yang memiliki masing- masing Poskesdes dua unit dan seluruhnya sudah terisi oleh bidan-bidan desa bahkan satu poksesdes ada yang diisi oleh 2-3 orang bidan sesuai dengan luas wilayah desa.

“Agar para Bidan desa betah bertugas di poskesdes, Pemda memberikan insentif kepada bidan seperti insentif guru daerah tertinggal,” tandasnya.

Sedangkan untuk Puskesmas rawat inap, hampir semua kecamatan sudah memiliki dua unit puskesmas tinggal dua kecamatan yang masih memiliki satu unit. Dalam waktu 1-2 tahun mendatang Lobar akan memiliki tiga Rumah Sakit (RS) dan jumlah ini terus akan ditambah agar jarak masyarakat dengan sarana kesehatan semakin dekat. “Nah karena inilah kita dikatakan sudah memenuhi target nasional di bidang kesehatan.” katanya.

Zaini juga mengungkapkan bahwa angka kematian bayi di Lobar dari 18 kasus yang ditemukan tinggal delapan kasus yang ditemukan. Penurunan ini terus akan dilakukan menuju Lobar sehat. “Kalau menuju Indo­nesia sehat tentu mulai dari desa sehat hingga kabupaten dan Provinsi sehat,” pungkasnya.

Sementara itu,pantauan Wartawan di acara Jambore Perdesaan Sehat yang digelar di Bencingah sepi pengunjung tidak seperti saat pembukaan pada Selasa lalu. Sekitar 15 stand yang ada tampak lengang, tidak ada aktifitas pengunjung yang mendatangi stand-stand tersebut. Terlihat penjaga stand hanya duduk-duduk dan mengobrol saja. “Ya begini ini keadaannya, sepi tidak seperti pembukaan kemarin,” ujar salah satu penjaga stand kesehatan yang enggan dikorankan namanya.

Sumber: Lombok Post, Kamis 21 Nopember 2013

Lobar Garap Perda Bangunan/Gedung

GIRI MENANG-Keinginan Pemda Lombok Barat menata pembangunan terus digalakkan. Dinas Tata Kota, Pertamanan dan Kebersihan (DTKPK) sedang merancang Perda tentang Bangunan Gedung. “Kami akan bekerjasama dengan PU untuk membuat Perda tersebut. Nantinya seluruh bangunan akan memiliki aturannya,” jelas Kepala DTKPK Dahrun kepada Lombok Post,kemarin.

Dalam perda tersebut, juga akan tertuang ketinggian ban­gunan. Dulu, saat masih adanya Bandara Selaparang, tinggi bangunan gedung dibatasi karena takutnya rute penerbangan akan terganggu. “Bandara sudah dipindahkan ke Loteng jadi diperkirakan dan direncanakan tinggi maksimal bangunan gedung bisa 35 meter. Dimana 35 meter ini bisa menjadi sekitar 10 lantai untuk setiap bangunan gedung,” ujarnya.

Perda ini nantinya, bisa menjadi dasar untuk keselamatan dan kenyamanan penggunanya. Perda ini sangat penting, untuk memberikan kenyamanan dan keamanan gedung, bila terjadi bencana dan lainnya. “Seluruh bangunan harus mempunyai sertifikasi keamanan dan kenyamanan, terutama kekuatan untuk dalam menghadapi gempa dan bencana lainnya,” ungkap Dahrun.

Dalam Perda tersebut juga akan diatur tentang persyaratan administrasi dan teknis bangunan gedung. Salah satunya mengatur persyaratan keandalan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk memberikan perlindungan rasa aman bagi pengguna bangunan gedung dalam melakukan aktifitas di dalamnya.

Sumber: Lombok Post, Kamis 21 Nopember 2013

Sendiri Dari Ponpes, Kalahkan Siswa Sekolah Favorit

Sekolah di Madrasah swasta yang selama ini identik dengan keterbatasan, tidak menjadi halangan bagi Zema Juliana Aulan. Santri yang tcrcatat sekolah di Madrasah Aliyah (MA) Ad Dinul Qayim, Kapek, Gunungsari, Lombok Barat ini mampu menyingkirkan ratusan siswa dari sekolah-sekolah favorit dalam seleksi pertu­karan pelajar. Jika lolos pada pertukaran ke Amerika kelak, maka Zema bisa menjadi duta Indonesia. Menunjukkan pada pelajar di Amerika, bahwa pendidikan Islam di Indonesia sangat toleran dan moderat. (lebih…)

Pengusaha Keripik Bergantung Alat Sederhana

GIRI MENANG- Ditetapkannya Dusun Are Manis, Desa Sandik, Kecamatan sebagai sentra industri beberapa waktu lalu, menjadikan sebagian besar warga sekitar menjadi pengusaha keripik. Jajanan yang dihasilkan seperti kerupuk dengan bahan baku singkong, pisang, dan ubi jalar. Namun, sebagian besar pelaku usaha ini masih menjalankan bisnis secara tradisional.

“Kompor yang kami gunakan terbilang tradisional dan masih mengandalkan bahan bakar berupa kayu bakar,” ungkap pionir usaha kecil tersebut sejak tahun 1994, pada Lombok Post, kemarin (17/11).

Ia mengungkapkan, harga alat pertama yang dibeli sekitar 19 ta­hun lalu tersebut terbilang murah. Mesin produksi masih dibelinya dengan harga Rp 100 ribu, umumnya untuk penggilingan adonan. Modal untuk bahan baku yang diperlukan yaitu Rp 175 ribu per seratus kilogram.

Sementara, pengusaha lainnya di tempat yang sama Maidah, owner UD Harapan Baru mengatakan, penghasilan yang diperoleh masih mencukupi kebutuhan sehari-hari. Karena fokus produksinya hanya keripik singkong. Terlebih untuk pemotongan keripik masih meng­gunakan mesin potong tradisionil.

Berbeda dengan Nur Haini yang memproduksi setiap hari, Maidah hanya memproduksi saat stok habis. Maksimal dua atau tiga kali dalam seminggu. Modal yang dibutuhkan juga relatif tinggi yaitu Rp 1 juta sekali seminggu.

“Lima puluh kilogram biasa diolah dalam sehari,” tambahnya.

Perayaan hari raya seperti Idul Fitri, menjadi saat dimana permintaan meningkat drastis. Pera­latan yang lebih moderen dirasa akan sangat membantu proses produksi.

Namun disisi lain, dalam sehari, untuk menghasilkan 200 kilogram kripik singkong membutuhkan biaya sekitar Rp 350 ribuan. Bahan baku singkong masih diperoleh dari Kabupaten Lombok Utara.

‘’Harga yang ditawarkan berkisar Rp 500 sampai Rp 10 ribu. konsumen yang dibidik tentunya kalangan menengah ke bawah,” terangnya.

Nur Haini menambahkan, segmen pasar yang dibidik pedagang kecil di pasar tradisional. Sudah banyak pemilik kios telah menjadi pelanggan tetapnya. Pemasaran makanan ringan yang diproduksi, telah tersebar hampir diseluruh Lombok.

“’Pemasaran paling bagus di wilayah Kabupaten Lombok Barat,” ungkapnya.

Maidah mengaku, dari segi pemasaran masih sangat minim. Walaupun bila mengandalkan pengampas, barang yang diberikan jarang kembali. Namun, dari segi keuntungan yang diperoleh tidak dapat lebih banyak.

Menurut mereka, penjualan pada pasar moderen, seperti supermar­ket, dirasa kurang berhasil. Ter­lebih melihat persaingan dengan produk makanan serupa, dengan kemasan yang cenderung lebih moderen dan menarik hati.

‘’Tak heran bila pengusaha kripik dengan modal kecil cender­ung mengandalkan pengampas,” imbuhnya.

Sumber: Lombok Post, Senin 18 Nopember 2013

Kementerian PDT gelar Jambore Perdesaan Sehat

 

Foto : http://perdesaansehat.or.id/poster-jambore.html

Jakarta (ANTARA News) – Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) menggelar serangkaian kegiatan pada Jambore Nasional Perdesaan Sehat KPDT 2013, yang puncaknya akan berlangsung pada 19–20 November 2013 di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
(lebih…)

Kemen PDT Dorong Perbaikan IPM

Lobar Tuan Rumah Jambore Nasional

MATARAM—Provinsi Nusa Tenggara Barat masuk dalam kategori daerah tertinggal. Dari sepuluh kabupaten kota yang ada, hanya Mataram dan Bima saja yang tidak masuk daerah tertinggal. Bahkan Lombok Utara menjadi kabupaten dengan peringkat terendah se-Indonesia untuk angka harapan hidup.

“Itu berdasarkan data dari Susenas 2010,” kata Koordinator Kelompok Kerja Perdesaan Sehat, Kementerian Percepatan Daerah Tertinggal (PDT), dr Hanibal Hamidi dalam ramah tamah den­gan media di Mataram, kemarin.

Dikatakan, sejumlah daerah tertinggal yang ada di Indone­sia, membuat peringkat IPM negara ini terus merosot. Bahkan kini Indonesia berada di bawah Vietnam. Untuk mendorong percepatan pembangunan di daerah tertinggal semacam NTB, diperlukan keberpihakan dari pemerintah berupa dorongan yang kuat dan program khusus.

Dikatakan, jika regulasi yang ada tidak mengizinkan maka akan dilakukan kajian untuk mengubah aturan itu. Salah satu contohnya adalah puskesmas yang baru, boleh dibangun jika sejumlah persyaratan seperti jumlah penduduk telah tercapai. Hal itu tentu berat bagi daerah tertinggal macam Bima yang penduduknya masih sedikit namun sangat memerlukan fasilitas kesehatan. Jika tidak ada intervensi dari pemerintah, sejum­lah desa di Bima tidak akan pernah memiliki puskesmas.

“Kita akan bantu hal teknis semacam itu,” jelas pria yang kini tengah menempuh pendidikan S3 di IPDN.

Salah satu hal yang tengah didorong adalah adanya di seluruh puskesmas dan bidan desa yang siap membantu ma­syarakat setiap saat. Selain tentu saja menyediakan kebutuhan air bersih, sanitasi, serta gizi seimbang bagi masyarakat pedesaan di daerah tertinggal. Itu dinilai penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Atas persoalan inilah, NTB menjadi salah satu lokasi pro­gram Perdesaan Sehat yang digagas Kementerian PDT. Pada 19 dan 20 November nanti akan diadakan Jambore Nasi­onal Perdesaan Sehat di Lombok Barat, dan Lombok Tengah. Di Lombok Tengah, kegiatan jam­bore diisi dengan operasi bibir sumbing dan operasi katarak. Sementara untuk Lombok Barat terpilih menjadi pusat kegiatan jambore yang akan dihadiri seratusan bupati seluruh Indonesia.

“Yang akan hadir dalam simposium di Lombok Barat adalah Menkokesra Agung Laksono, Menkes dr Nafsiah, dan Menteri PDT Helmy Faisal Zaini,” kata pria yang kini menjabat Asisten Deputi Sumber Daya Kesehatan Daerah Tertinggal Kementerian PDT.

Sumber: Lombok Post, Senin 18 Nopember 2013

BMKG Imbau Waspadai Puting Beliung

GIRI MENANG-Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) NTB meminta warga untuk mewaspadai adanya angin puting beliung yang beberapa hari terakhir terjadi khususnya di Kabupaten Lombok Barat (Lobar).

“Cuaca buruk yang disertai angin kencang ini akan berlangsung hingga bulan Pebruari mendatang,” ujar kepala BMKG NTB AA Gede Trikumara kepada Lombok Post saat dihubungi Sabtu lalu.

Dijelaskannya, musibah angin puting beliung yang menerjang beberapa wilayah daerah pemukiman di Lobar bersifat lokal. Angin puting beliung ini disebabkan adanya awan cumulonim­bus yaitu awan hujan yang disertai badai guntur.

Awan ini hitam pekat dan rendah. Terjadinya angin puting beliung biasanya didahului suhu udara yang panas ekstrim selama 2-3 hari berturut-turut.

Selain meminta masyarakat untuk selalu waspada, Gede juga mengingatkan masyarakat yang berada di pesisir pantai karena cuaca buruk ini juga akan berdampak pada gelombang laut. “Selain Kecamatan Kediri dan Narmada yang sering diterpa musibah angin puting beliung tiap tahunnya, warga di daerah pesisir juga harus ekstra waspada karena cuaca buruk ini juga bisa berdampak pada gelombang pasang,” imbaunya.

Musibah angin puting beliung sudah menerjang empat keca­matan di Kabupaten Lobar selama sebulan terakhir. Pada awal November, sebanyak 118 rumah warga rusak yakni di Desa Merembu, Desa Jagaraga, Desa Jagaraga Indah, Desa Kediri Selatan dan Desa Sembung.

Sedangkan musibah angin puting beliung yang terakhir terjadi di Dusun Peninjauan, Desa Golong, Kecamatan Narmada. Sebanyak 17 rumah, sekolah, pura dan bengkel milik warga rusak. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini.

Sumber: Lombok Post, Senin 18 Nopember 2013

Melihat Keseruan Outbound Dikes Lobar

GIRI MENANG-Kawasan depan Hotel Jayakarta, terlihat dipenuhi dengan perlengkapan tali tambang dan peralatan outbound. Lapangan yang tak begitu besar mulai didatangi para pegawai Dikes Lobar yang akan mengikuti outbound. Mereka juga datang ber­sama keluarga masing-masing.

Acara makin semarak ketika panitia mulai membuka kegiatan outbound tersebut. Kepala Dikes Lobar H Rahman Sahnan Putra pun sengaja memberi sambutan tidak terlalu panjang agar anak buahnya tidak jenuh dan bosan. Sebab terlihat para pegawai ini sudah tidak sabar untuk mengikuti outbound yang digelar pagi yang cerah itu.

Sambutan pun usai, panitia mengambil alih kegiatan dimana pegawai ini dibagi menjadi beberapa kelompok dan harus membuat yel-yel kelompok mer­eka sendiri. Beberapa menit kemudian, berbagai macam yel-yel terdengar bahkan ada yang langsung mengecilkan nyali kelompok lainnya. Masing- masing beradu dan menunjukkan kekompakan. Beberapa diantara mereka bahkan ada yang berjoget yang terkadang membawa gelak tawa di kelompok lainnya.

Perlombaan yang cukup menarik perhatian adalah lomba sandal panjang atau biasa disebut permainan terompah panjang atau bakian. Ini merupakan permainan tradisional yang mulai jarang ditemui kecuali pada kegiatan-kegiatan tertentu.

Setiap kelompok berusaha un­tuk lari secepat mungkin untuk mencapai garis finish. Permainan terompah ini sangat mengasikkan, karena sistem mainnya beregu dan dalam satu regu terdiri dari lima orang, baik itu laki-laki atau perempuan. Jarak yang harus ditempuh beberapa meter dan regu yang bertanding tidak boleh memasuki lintasan atau mengganggn regu lain. Pada saat bertanding tidak boleh jatuh menyentuh tanah, baik kaki mau­pun tangan. Jika jatuh sebanyak 2 kali, maka dianggap gugur.

Ditengah kegiatan, Kepala Dikes Lobar H Rachman Sahnan Putra mengatakan, kegiatan outbound bisa meningkatkan tali silahturahmi antara pegawai Dikes Lobar baik di kabupaten maupun yang ada di kecamatan maupun dusun. “Kami semua berbaur saat ini dan berkumpul untuk melepas rasa kebahagiaan. Jadi ini kegiatan happy saja terlepas dari semua kerjaan. Ini juga untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan,” jelasnya.

Bahkan ia mengatakan, outbound tersebut akan diisi dengan banyak games yang bisa meningkatkan motivasi kerja pegawai kedepannya. Selain itu juga bisa mening­katkan team work sebab outbound semacam ini bermuatan edukatif.

“Outbound ini untuk pembentukan tim kerja. Selain itu juga kegiatan ini untuk memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi baik petugas poskesdes, pustu, maupun puskesmas. Insya Allah nanti tanggal 20 November, Bupati akan menerima penghargaan tokoh kesehatan dari KPDT,” tandasnya.

Sumber: Lombok Post, Senin 18 Nopember 2013

1 188 189 190 191 192 243