Rematik Bisa Sebabkan Kecacatan

JAKARTA–Ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dr Andry Reza Rahmadi mengatakan bahwa penyakit artritis rematoid atau rematik jika tidak ditangani secepatnya bisa menyebabkan kecacatan.

“Pada awalnya yang dirasakan mulai berkurangnya fungsi sendi, kemudian dalam jangka waktu lima tahun akan semakin berat dan 10 tahun akan menyebabkan cacat,” ujar Andry di Jakarta, Kamis (17/10).

Andry menjelaskan rematik adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan sendi kronik. Penyakit auto imun yang dimaksud adalah suatu keadaan imun salah mengenal dan menyerang jaringan tubuh yang lain.

“Banyak yang beranggapan rematik adalah penyakit orang tua, padahal yang muda pun bisa terkena rematik,” tukas dia.

Ciri-ciri rematik adalah sakit pada sendi, hangat dan kemerahan, dipegang bengkak, kaku saat pagi, gejala sistemik, demam, dan nafsu makan berkurang. “Sekitar 30 persen pasien rematik menderita anemia yang dapat mengalami kelelahan,” kata dia.

Dampak dari penyakit tersebut bisa menurunkan kualitas hidup, hingga menambah beban ekonomi bagi keluarga pasien. Pasien yang terkena rematik, lanjut Andry, perlu dilakukan pengobatan dini dan dilakukan secara cepat.

“Jika tidak segera diobati, maka akan menyebabkan kecacatan,” lanjut dia.

Rematik bisa diobati dengan berbagai cara seperti obat penghilang nyeri, proteksi sendi, hingga operasi.
“Terapi terbaru Tocilizumab menggunakan pendekatan baru untuk mengobati pasien rematik dengan menargetkan “sitokin alternating” seperti interleukin-6 atau IL6 yang membantu mengurangi peradangan dan perkembangan rematik pada persendian dan seluruh tubuh,” jelas dia.

http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/10/17/musrp4-rematik-bisa-sebabkan-kecacatan

Disperindag-PKK Bantu Anak Yatim

GIRI MENANG-Kepedulian Pemkab Lombok Barat (Lobar) melalui disperindag setempat bekerjasama dengan TP PKK kabupaten terhadap masyarakat ditunjukkan dengan adanya kegiatan penyaluran bantuan bagi anak yatim. Sebanyak 400 paket sembako disalurkan kepada anak yatim di lima kecamatan.

Ketua TP PKK Lobar Hj Nanik Zaini Arony, kemarin, secara simbolis menyalurkan paket bantuan ini ke dua desa di dua kecamatan. Yakni di Dusun Bangli, Desa Dasan Baru, Kecamatan Kediri serta Dusun Muhajirin, Desa Terong Tawah, Kecamatan Labuapi. “Ini bentuk kepedulian pemkab kepada masyarakat kecil. Masyarakat yang tidak menerima jangan iri hati yah, karena bantuan ini khusus diberikan bagi anak yatim,” ujar Nanik di sela-sela acara penyaluran bantuan.

Lima kecamatan yang tercatat menerima bantuan ini adalah Kediri, Labuapi, Kuripan, Gerung dan Lembar. Kecamatan Kuripan tercatat sebagai penerima terbanyak karena masing-masing kecamatan memang menerima jumlah paket sembako bervariasi. Penyaluran bantuan ini juga dirangkai dengan kegiatan pembinaan yang dilakukan TP PKK kabupaten. Hingga kemarin, tercatat hampir 600 dusun telah dikunjungi Nanik dari total 825 dusun yang ada di Lobar.

Sementara itu, Sekdes Dasan Baru, Mukrim menyambut baik pemberian bantuan sekaligus pembinaan yang dilakukan TP PKK. Menurutnya, meski kunjungan Nanik ke kampung ini sudah yang keempat kalinya, antusiasme masyarakat untuk bertemu dan mendapat pembinaan dari istri bupati itu tetap tinggi. ” Di desa kami ini ada tujuh dusun dengan jumlah sekitar 4.700 KK (kepala keluarga). Kami doakan semoga Ibu dan Bapak Bupati selalu diberi kesehatan agar bisa menjalankan aktivitas,” ujar Mukrim.

Seperti pembinaan yang biasa dilaksanakannya, Nanik di kunjungan tersebut juga menjelaskan ke masyarakat mengenai peran strategis PKK membangun daerah. Dia juga mengingatkan masyara­kat untuk memperhatikan pendidikan di internal keluarga agar bisa menghasilkan generasi yang cerdas dan santun.

‘’Kebersihan lingkungan juga harus di perhatikan termasuk juga para suami istri harus saling memahami peran serta tugas mereka masing-masing,” tandas Nanik.

Di akhir kegiatan, Nanik juga menyerahkan bantuan sejumlah dana di dua dusun yang dikunjungi. Yakni pertama di panitia pembangunan masjid di Dusun Bangli dan yayasan pendidikan di Dusun Muhajirin.

Sumber: Lombok Post, Selasa 22 Oktober 2013

FK UNRAM Resmikan Program Desa Binaan

 

GIRI MENANG-FK (Fakultas Kedokteran) UNRAM meresmikan program desa binaan di Desa Kuranji Dalang, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat, Minggu (20/10). Pro­gram ini merupakan untuk pertama kali dilaksanakan.

‘’Di Jawa, masing-masing fakultas memiliki desa binaan, kami ingin di NTB juga diterapkan,” kata Ketua BEM FK Unram Yos Akbar Irmansyah, kemarin.

Program ini, kata pemuda asal Sweta, Mataram ini, juga merupakan bentuk perwujudan salah satu tridharma perguruan tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat. Terlebih, KKN (Kuliah Kerja Nyata) bagi FK sudah ditiadakan. Ia berharap program ini dapat memberikan kontribusi terhadap para mahasiswa. ‘’Mereka bisa menjalin hubungan dengan masyarakat, mengabdi kepada masyarakat,” ujar mahasiswa FK semester VII ini.

Desa yang terpilih sebagai desa binaan FK tahun pertama ini adalah Desa Kuranji Dalang, Labuapi, Lombok Barat. Dikatakan Ika Putri Yuliani, ketua panitia program Desa Bi­naan, Kuranji Dalang merupakan desa dengan tingkat ODF (Open Defecation Free), atau kesadaran buang air besar di tempatnya, yang sedikit di Lombok Barat.

Kepala Puskesmas Perampuan Andang Sari mengatakan, berdasarkan hasil survey cepat yang baru-baru dilaksanakan, hanya 42,3 persen penduduk di Perampuan, Lombok Barat, yang memiliki jamban sehat. Dengan kata lain, 67,7 persen warga belum memiliki jamban sehat. Dari angka tersebut, jelas tingkat sadar sehat warga masih kurang.

Hadirnya mahasiswa FK UNRAM dengan program desa binaan ini, diharapkan Andang dapat menjadi fasilitator dalam mewujudkan masyarakat ODF di Desa Kuranji Dalang. Selanjutnya, ia juga berharap desa Kuranji Dalang dapat menjadi contoh bagi desa-desa lainnya. “Semoga kalian (mahasiswa) menjadi pemicu hidup bersih dan meningkatkan kesehatan masyarakat Kuranji Dalang,” katanya.

Pembantu Dekan III Ida Ayu Eka Widiastuti selaku wakil Dekan mengatakan, program desa binaan ini akan menjadi program berkelanjutan. Program-program yang dilaksanakan, nantinya akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di Kuranji Dalang.

Di masing-masing dusun akan dibuat kader-kader untuk diberikan penyuluhan kesehatan. Setiap kader, kemudian diharapkan memengaruhi warga lain untuk hidup bersih. “Sehingga tujuan mewujudkan masyarakat ODF bisa tercapai,” kata Yos.

Sumber: Lombok Post, Selasa 22 Oktober 2013

Lombok Terbaik Lima Asia Sebagai Pulau Tujuan Wisata

MATARAM-Majalah pariwisata paling tenar sejagat yang berbasis di New York, Amerika Serikat, Conde Nast Traveler, menobatkan Pulau Lombok sebagai pulau terbaik ke lima di Asia, sebagai tujuan wisata. Lombok disebut sebagai pulau yang romantis.

Penobatan itu diumumkan CN Trav­eler secara daring (online) kemarin. Bali masih menempati posisi teratas, disusul Pulau Koh Samui di Thailand, Pulau Cebu di Filipina dan Phuket di Thailand.

Lima pulau terbaik itu dipilih berdasarkan survey pembaca NC Traveler yang tersebar di seluruh dunia. Rata-rata para pembaca ini adalah penggila perjalanan wisata, yang sudah menjelajah berbagai tempat indah di berbagai belahan dunia. Lombok meraup nilai 77,8 dan tidak terlalu jauh dibanding Bali yang berada di posisi puncak dengan nilai 83,1.

Ada delapan hal yang dinilai oleh CN Traveler. Yakni pemandangan alam, keramahan penduduk terhadap para turis, karakter dan keunikan pulau, keindahan pantai, ragam aktivitas yang bisa dilakukan para wisatawan, fasilitas penginapan seperti hotel, resor dan villa, serta fasilitas tempat makan dan wisata kulinernya.

Dari delapan penilaian itu, Lombok sebetulnya unggul jauh dibanding empat pulau lainnya dalam hal peman­dangan alam dengan nilai 92,9. Dengan Bali saja, selain unggul pemandangan alam, Lombok juga unggul dalam hal keindahan pantai. Untuk keindahan pantai, Bali mendapat nilai 66,1. Sementara Lombok mendapat nilai 79,3.

Hanya saja, Bali lebih unggul soal keramahan penduduk pada turis asing, lalu juga ragam aktivitas, fasilitas penginapan dan juga fasilitas tempat makan dan kuliner.

Dibanding pemeringkatan serupa tahun lalu, posisi Lombok naik drastis dimana tahun 2012 Lombok menem­pati posisi sembilan dari 10 pulau pulau terbaik tujuan wisata di Asia.

Dengan masuk posisi lima besar, kendati kalah dari sisi komersial dibanding Bali, CN Traveler menyebut Lombok sebagai pulau tempat berwisata yang romantis, dengan keindahan dan kebersihan pantainya, dan sejumlah destinasi wisata khusus nan indah seperti Gunung Rinjani. “Pulau ini memiliki begitu banyak tempat dengan pemandangan yang sangat indah,” sebut CN Traveler.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pari­wisata NTB Mohammad Faozal men gapresiasi penobatan Lombok sebagai pulau terbaik kelima di Asia itu. Alam dan pantai Lombok kata dia memang masih terjaga. Soal keramahtamahan, Bali unggul kata dia lantaran Lombok dan Bali memang beda kultur.

“Namun bukan berarti harus mengalah. Kita harus bersinergi dengan Bali. Bagaimana cara mereka mempromosikan diri. Kita lihat mana yang poisitif sesuai karakter budaya kita,” katanya.

Terpisah, Sekretaris Disbudpar NTB HL Mohammad Faozal mengatakan, selain rasa syukur, dia menyebut penghargaan itu sebagai tantangan bagi NTB. “Bagi kita, ini adalah sebuah penghargaan. Tentu kita mengapresiasi dan bersyukur. Tapi, ini tantangan. Tidak ada jalan lain, kondisi destinasi haruslah kita benahi. Ke depan, kita tentu tidak cukup jika hanya mengandalkan keindahan alam. Tidak cukup dengan fasilitas standar yang ada di destinasi,” ujarnya pada Lombok Post.

Menurutnya, tugas besar pemerintah dan kalangan pelaku industri wisata saat ini adalah menyiapkan destinasi wisata yang didukung sarana dan prasaran yang representatif bagi wisatawan.

Pemprov NTB sendiri kata Faozal mulai tahun depan mulai mengintervensi pembenahan destinasi wisata yang sebetulnya tanggungjawab pemerintah kabupaten/ kota. “Mulai 2014, sesuai arahan Pak Gubernur, kita mulai intervensi kabupaten kota untuk dorong pembenahan destinasi. Kita siapkan anggarannya melalui APBD kita,” katanya.

Sumber: Lombok Post, Selasa 22 Oktober 2013

KSOP Lembar Sambut Rencana Pemindahan Pelabuhan

GIRI MENANG-Wacana pemindahan Pelabuhan Penyebrangan Lembar ke Labuhan Poh, Sekotong di kalangan masyarakat terus beredar. Termasuk juga masyarakat sekitar Lembar.

Terpisah, pihak Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Lembar mengaku belum bisa memastikan kejelasan info tersebut. Mereka justru baru mengetahuinya melalui media.

‘’Kami menyambut baik bila ada niatan Pemkab Lobar membuat pelabuhan baru di lokasi yang selama ini dibicarakan masyarakat. Itukan hak dan wewenangnya pemda,” kata Jasra Yuzi Irawan, Kasi Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhan KSOP Lembar.

Namun, lanjut dia, bila nantinya pelabuhan baru itu ada maka uji kelayakan merupakan syarat sebuah pelabuhan. Dengan adanya pelabuhan baru itu pun berarti akan menambah wilayah kerja KSOP ke Sekotong, tapi tetap akan dipusatkan segalanya di Lembar. Karena tugas syahbandar untuk memantau dan mengawasi kegiatan pelabuhan termasuk melakukan pengecekan terhadap sarana angkutan kapalnya.

Ia hanya mengingatkan bila memindahkan sebuah pelabuhan yang telah beroperasi lama tak semudah membalikkan tangan. Bahkan sudah diketahui letak Pelabuhan Penyebrangan Lembar saat ini aman karena terlindungi oleh sebuah teluk.

Jasra menjelaskan bila untuk memindahakan sebuah pelabuhan penyebrangan ke tempat lain membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sehingga hal ini juga harus diperhatikan karena biaya besar juga harus dipertimbangkan dalam pemindahan tersebut.

“Bila konteksnya pengembangan pelabuhan, mengapa tidak mengembangkan pelabuhan yang sudah ada di Lembar saat ini yang sedang beroperasi,” cetusnya.

Pelabuhan Lembar, lanjut dia, bisa dikembangkan lagi melihat para pengguna jasa penyebrangan ini kebanyakan dari Kota Mataram dan wilayah timur Pulau Lombok. “Jarak tempuh mereka saja sebenarnya sudah jauh untuk ke Lembar apalagi untuk ke Sekotong. Paling tidak bila pemda berniat demikian harus juga memperhatikan infrastruktur yang ada untuk dilalui para pengguna. Selain itu juga harus dijamin keamanannya sepanjang perjalanan menuju pelabuhan penyeberangan tersebut,” sarannya.

Ia mengatakan bila keberadaan pelabuhan tetap akan melihat juga letak tataran transportasi seperti Tatrawil (Tataran Transportasi Wilayah), Tatralok (Tataran Transportasi Lokal), dan Tatranas (Tataran Transportasi Nasional). Selain itu juga ada dua aspek yang sangat diperhatikan diantaranya aspek teknis dan administratif.

Dalam hal ini, aspek teknis terdiri dari topografi, arus, angin, kedalaman dan lainnya. Sedangkan untuk aspek administratif ada proses untuk sebuah ijin dimana di dalamnya terdapat uji amdal, uji kelayakan, feasibility study (FS) dan lainnya.

Pihaknya saat ini hanya bisa menunggu saja bila nantinya ada perintah dari Kemenhub terkait rencana tersebut. “FS saja bisa memakan waktu kurang lebih selama setahun untuk lakukan pengujian dalam hal pelabuhan. Intinya kami akan selalu dukung mana yang terbaik,” tandasnya.

Sumber:Lombok Post, Senin 21 Oktober 2013

Pengusaha Jasa Kontainer Keluhkan Minimnya Muatan

GIRI MENANG-Pengembangan Pelabuhan Lembar menjadi kawasan pelabuhan peti kemas dinilai tidak didukung sejumlah pihak. Para pengusaha jasa kontainer pun kerap mengeluhkan minimnya muatan dari pelaku usaha lokal.

‘’Kebanyakan pengusaha sekarang mengangkut muatan barang hasil daerah setempat melalui pelabuhan penumpang, bukan peti kemas ataupun jasa kontainer,” ungkap Budi Setiawan, Kepala PT Mentari Sejahtera Permai (MSP) mewakili pelaku usaha jasa kontainer lainnya, Sabtu (19/10) lalu.

Menurutnya, selama ini ada satu pergeseran paradigma yang salah dipahami dan diimplementasikan oleh para pengusaha juga pelaku jasa penyeberangan. “Asal ada muatan dan ongkos penyeberangan saja, mereka langsung naik pelabuhan pen­umpang (Feri, Red), padahal ini sangat membahayakan buat keselamatan dan kenyamanan penumpang,” jelasnya.

Budi menambahkan, seharusnya muatan barang dengan jumlah kapasitas besar itu masuk lewat kawasan pelabuhan barang dengan kapal peti kemas. “Karena jasa ini memang sangat menjaga serta menjamin kenyamanan dan keamanan barang tersebut, bukan asal ditutup dengan terpal saja,” ujar pria asal Makassar ini.

Dia menjelaskan, di pelabuhan peti kemas semua kapal dan muatan itu diberlakukan sistem penjagaan dan pemeriksaan berkala. Semua unsur terkait terlibat aktif seperti pihak bea cukai, pelindo, Adpel, dishub dan kepolisian. “Kalau diketemukan muatan lebih standar minimum saja itu langsung diturunkan dan diproses baik ijin dan dokumen barangnya. Itu baru berat muatan belum jenis-jenis barang yang tidak memiliki ijin peredaran dan penggunaannya,” paparnya.

Untuk sekali muat, kapal peti kemas mampu mengangkut 150 kontainer dan beban maksimumnya itu 22 ton. Dikatakannya, jasa pelabuhan peti kemas justru memberi dampak yang sangat luas buat daerah setempat. Pasalnya, selain membantu PAD (pendapatan asli daerah) juga memberikan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Kalau lancar dan meningkat droping barangnya lewat peti kemas kan harga kebutuhan seperti sembako juga komoditi lainnya kan tidak mengalami fluktuasi dan lonjakan harga dengan cepat mendapatkan barang keperluannya,” bebernya.

Selain itu, masyarakat sekitar akan merasa terbantu dengan keberadaan peti kemas itu. Karena banyak tenaga pekerja yang dibutuhkan. Selain itu juga, saat musim ombak dan cuaca buruk aktifitas kapal peti kemas tidak terganggu.

Untuk itu, dia berharap pemerintah daerah, bisa membantu mensosialisasikan ke para pengusaha dan pengguna jasa kontainer agar lebih memilih jasa ini. “Ini sudah terbukti di daerah maju dimana pun itu, akibat adanya dorongan dan kesadaran pemerintah dan para pengguna pengusaha lebih memilih jasa peti kemas untuk memuat hasil produksi, ko­moditi dan berbagai kebutuhan lainnya,” tandasnya.

Budi memaparkan, selama beroperasinya pelabuhan barang di Lembar, pihaknya sebenarnya mengalami kerugian yang sangat besar. “Jumlah muatan barang dan penghasilannya tidak sebanding dengan cost operasional yang dikeluarkan, tapi untuk kami bisa menanggulangi dengan membuka cabang di Sumbawa, Bima dan Labuan Bajo,” tukasnya.

Selain itu, pihaknya juga berkomitmen untuk terus beroperasi karena merasa yang pertama merintis di daerah NTB. ‘’Walaupun kebanyakan rugi,” jelasnya. Dalam sebulan, intesitas muatan barang sendiri hanya lima kali. Muatan kargo yang diangkut seperti sem­bako dan kebutuhan rumah tangga lainnya. “Sekali muat itu dikenai biaya Rp 6 juta, itu hitungannya kotor karena harus terbagi lagi untuk biaya operasional dan kebutuhan kapal,” rinciannya.

Sedangkan pendapatan lainnya itu dari rute Makassar dan Lombok, muatannya semen dan pupuk, besarnya Rp 8,5 juta. “Hitungannya pun sama belum kita rinci dengan OPP dan kebutuhan lainnya,” cetusnya.

Sebaliknya dari Lombok-Surabaya Rp 3 juta dan Lombok- Makassar itu Rp 4 juta. “Kenapa lebih murah, karena muatannya kosong, ya asal peti kemasnya balik sajalah biar tidak menjadi beban perusahaan ke pelaku jasa,” pungkasnya.

Sumber:Lombok Post, Senin 21 Oktober 2013

Sinema Masuk Ponpes Nurul Haramain

GIRI MENANG-Tidak hanya belajar agama. Itulah harapan Muhammad Nursandi, ketua SIF (Sandi Institute Film), sebagai pelaksana workshop film di Ponpes Nurul Haramain Nar­mada, Jumat-Minggu (18-20/10).

“Mereka juga bisa belajar dan memahami proses pembuatan film,” tutur sutradara film Perempuan Sasak Terakhir ini.

Masuknya SIF dan Multimedia Art Community (MAC) ke ponpes ini, dikatakan pria yang juga dikenal dengan nama Sandi Amaq Rinjani ini, dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah atau ponpes-ponpes lain untuk masuk ke dunia perfilman. Sehingga, pembuat film tidak hanya datang dari para lulusan jurusan perfilman saja. Tetapi, yang lain juga memiliki kreatifitas yang sama.

Ia sangat mengharapkan Indonesia kedepannya, NTB khususnya, dunia perfilman menjadi lebih luas. Sehing­ga, orang-orang, 30 siswa MANW Putra dan Putri Narmada ini khususnya, tidak hanya menjadi penonton. Tetapi juga memahami proses pembuatan filmnya.

“Bikin film itu gampang,” kata Pria asal Rensing, Sakra Barat, Lombok Timur ini. Hairi Habibullah, kepala MANW Putri Narmada, mengatakan, kegiatan ini sangat penting. Yakni, untuk memfasilitasi bakat-bakat terpendam santri dan santriwati di Ponpes Nurul Haramain. Ia berharap, suatu saat film-film pendek yang mendidik dan islami lahir dari para santri sederhana.

‘’Mereka akan menjadi embrio untuk ekskul (ekstrakurikuler) Kelompok Pecinta Sinematografi,” jelasnya.

Wokshop fim ini diadakan atas kerja sama antara Ponpes, SIF, dan MAC. Kegiatannya berlangsung selama tiga hari, yakni Jum’at, Sabtu, dan Minggu. Kegiatan diisi dengan teori, praktik, dan editing film.

Sumber: Lombok Post, Senin 21 Oktober 2013

Pelindo: Lembar Lokasi Berlabuh Aman

GIRI MENANG-General Manajer Pelindo III Cabang Lembar Mudjiono, menerangkan bahwa, dari sisi keamanan berlabuh, Pelabuhan Lembar termasuk salah satu pelabuhan yang sangat aman. Kondisi ini didukung dengan posisinya yang terlindung teluk.

Hanya saja, dari sisi efektifitas waktu, jarak tempuh dari Lembar ke pulau Bali sangat lama, sehingga rute Bali-Lombok termasuk salah satu rute dengan waktu tempuh terlama untuk angkutan penyeberangan.

“Soal rencana Pemda memindahkan pelabuhan Lembar, kami tak bisa menjawab. Itu bukan merupakan wewenang kami,” tandasnya. “Kami ini diatur oleh pusat karena kami ini cabang dari pusat. Pelabuhan itu ada yang diatur Pusat, Pemprov, dan Pemkab,” sambungnya. Diberitakan koran ini, Pemda Lobar berencana memindahkan pelabuhan Lembar ke Sokotong untuk memperlancar distribusi barang ke luar pulau.

Bagi Mudjiono, letak pelabuhan yang ada di Lembar sudah pas, walaupun dari segi efisiensi waktu masih sangat panjang hingga 4 jam baru tiba di Bali. Sebenarnya kalau melihat efisiensi waktu bisa pelabuhan itu berada di daerah utara seperti Ampenan yang jarak tempuhnya hanya dua jam saja sampai di Karang Asem atau seperti yang ada di Senggigi hanya sejam.

Lokasi pelabuhan di Lembar saja sebenamya di Indonesia sudah tidak sesuai dengan efisiensi waktu karena termasuk waktu yang paling panjang berada di laut. Paling tidak keberadaan di laut itu kurang dari waktu saat ini. “Namun bila dilihat dari segi amannya, Pelabuhan Lem­bar saat ini letak yang paling aman berada di teluk. Karena keamanan sebuah dermaga seharusnya berada di sekitar daerah teluk,” tandasnya. Keberadaan pelabuhan sangat vital, sebab akan berdampak terhadap kemajuan ekonomi terutama untuk daerah sekitar pelabuhan. Pelabuhan ini mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Dampak langsungnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar yaitu dengan terbukanya lapangan pekerjaan bagi mereka sehingga kehidupan mereka bisa menjadi lebih sejahtera. Sedangkan dampak ekonomi yang dirasakan daerah yang memiliki pelabuhan yaitu angka pengangguran menjadi berkurang sehingga produktivitas masyarakatnya menjadi bertambah. Bahkan ia mengatakan bila pelabuhan merupakan titik temunya perekonomian masyarakat. “Pelabuhan tersebut mempercepat perpindahan logistik dari daerah lainnya,” tandasnya.

Sumber: Lombok Post, Kamis 17 Oktober 2013

Pengukuhan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kabupaten Lombok Barat

Pengukuhan Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi (PPID) Kabupaten Lombok Barat Dan Semiloka Pedoman Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi di Lombok Barat

“Meneguhkan Komitmen Pelayanan Informasi Publik Yang Cepat Dan Murah Di Kabupaten Lombok Barat” (lebih…)

1 188 189 190 191 192 240