DI TENGAH COVID-19 LOMBOK BARAT RAIH WTP KE-6 KALI

Giri Menang, 21 Mei 2020 – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat kembali Meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) di tengah Wabah atau Pandemi Covid-19 yang saat ini melanda. Penyerahan predikat WTP ini dilakukan secara virtual antara BPK RI Perwakilan NTB dan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat di Ruang Rapat Jayengrana (21/20).
Kepala Inspektorat Lombok Barat, Ilham mengatakan penyerahan LKP secara virtual untuk pelaksanaaan tahun 2019 itu dengan raihan WTP yang ke- 6 adalah berkat kerjasama semua pihak termasuk organisasi perangkat daerah (OPD) dan jajaran bahu membahu untuk mengikuti semua aturan-aturan main dalam pengelolaaan keuangan daerah dalam pelaksanaan, perencanaan, pengelolaan dan pertanggungjawaban sehingga memetik hasil setelah dikerjakan selama satu tahun.
“Tentu dalam hal ini kita berharap Opini Wajar Tanpa Pengecualian yang kita dapatkan, kembali kita pertahankan di tahun yang akan datang dengan seminimal mungkin, bahkan dengan zero catatan-catatan yang ada di diri kita,” ujarnya.
Di tempat yang sama, senada Ilham, Ketua DPRD Lombok Barat, Hj. Nurhidayah menyampaikan di tengah Pandemi Covid-19 ini Lombok Barat kembali WTP untuk yang ke-6 kalinya atas kerjasama dan kerja keras Pemerintah Daerah Lombok Barat.
Terkait dengan lapoan LHP LKP tahun 2020, BPK perwakilan NTB telah menyelesaikannya disesuaikan dengan kondisi yang tidak seperti biasa. Dikatakannya, dalam prosesnya di tengah Covid-19 ini tidak seperti pemeriksaan sebelumnya di mana saat Ini hubungan atau interaksi kepada Pemerintah Daerah dengan BPK RI sangat terbatas.
“Walaupun demikian kami berharap dari hasil pemeriksaan LHP LKP tahun 2020 ini tidak mengurangi apa yang memang menjadi yang seharusnya yang diperiksa oleh Perwakilan BPK RI NTB,” ujarnya.
Hj Nurhidayah berharap pada tahun-tahun selanjutnya Lombok Barat memperoleh hasil pemeriksaan yang baik dan kembali memperoleh Opini Wajar Tanpa Pengecualian.
Kepala BPK RI Perwakilan NTB Heri Purwanto menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Lombok Barat yang telah membantu dalam melaksanakan tugas masing-masing untuk melakukan pembinaan keuangan.
Dia juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan karena walaupun di tengah wabah Covid-19 ini masih dapat melakukan kegiatan dengan tupoksi masing-masing sehingga dapat berhasil sukses.
“Dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan LKP tahun 2019 BPK perwakilan NTB di samping melakukan pemeriksaan tatap muka dan rinci juga melaksanakan pemeriksaan secara daring atau online,” ujarnya. Dikatakan, dalam pemeriksaan tertentu baik fisik dokumentasi dilakukan secara daring dan Lombok Barat sangat membantu.

 

11 ORANG SANTRI PP TEMBORO KECAMATAN BATULAYAR HASIL RAPID TES REAKTIF DI KARANTINA SANGGAR MUTU GERUNG

Gerung-Diskominfotik 16/5/2020, Guna meminimalisir dan memutus rantai penyebaran dan pencegahan Virus Covid-19, Tim covid-19 Desa Batulayar Bersama Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Lombok Barat melakukan penjemputan dan mediasi terhadap santri PP Temboro yang memiliki Hasil Rapid Tes Reaktif.

Terdapat 24 orang santri yang dirapid tes, 11 orang dengan hasil reaktif sisanya nonreaktif, Ke 11 orang dengan hasil reaktif ini setelah dilakukan mediasi dan diberikan pemahaman terhadap penyebaran dan dampak virus covid-19 ini, orang tua santri bersedia melepas ke 11 orang santri ini dibawa ke Karantina Covid-19 Sanggar Mutu Gerung untuk di SWAB.

Kegiatan ini dilaksanakan di Dusun Orong Desa Batulayar Kecamatan Batulayar pada hari Sabtu, 16 Mei 2020 yang dihadiri oleh Pasi Log Dim, Danramil Gunungsari, Kapolsek Senggigi, Danpos Batulayar, Kepala Puskesmas Meninting, Kepala Desa Batulayar, Babinsa, Babinkamtibmas, Kadus Orong Satgas Covid-19 Desa Batulayar dan Orangtua/wali santri PP Temboro.

Sementara itu ditempat terpisah di Dusun Gunung Malang Desa Taman Ayu Kecamatan Gerung 4 orang Reaktif juga dibawa ke Karantina Sanggar Mutu Gerung Bersama 11 orang asal Batulayar. (Zul/Diskominfotik)

TP PKK, DWP DAN GOW LOMBOK BARAT SERAHKAN BANTUAN PAKET PHBS DI POSYANDU

Giri Menang-Senin, 18 Mei 2020 – Dalam rangka pencegahan dan penanganan penyebaran Covid-19, Tim Penggerak PKK Kabupaten Lombok Barat bersama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Lombok Barat mulai hari ini selama 3 hari ke depan diawali di Kecamatan Lingsar dan Narmada menyerahkan bantuan paket (bahan dan alat PHBS) ke Posyandu di 6 Wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Lingsar, Kecamatan Narmada, Kecamatan Batu Layar, Kecamatan Gunungsari, Kecamatan Labuapi dan Kecamatan Gerung.
Bantuan paket PHBS ini selain sebagai upaya pencegahan dan penanganan penyebaran Covid-19 juga mendukung program Revitalisasi Posyandu di Kabupaten Lombok Barat.
Untuk saat ini paket PHBS didistribusikan ke 102 Posyandu, paket yang diserahkan berupa ember besar, ember kecil, sabun cuci tangan, hands sanitizer dan masker.
Dalam sambutannya Ketua TP PKK Lombok Barat Hj. Khaeratun Fauzan Khalid menjelaskan bantuan paket PHBS ini ditujukan ke Posyandu, karena Posyandu adalah masyarakat terkecil untuk mengedukasi membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), salah satunya mencuci tangan dengan sabun pada air bersih yang mengalir dan menggunakan masker jika keluar rumah. Pembiasaan PHBS tidak hanya dilakukan saat terjadinya Pandemi Covid-19 ini saja, tetapi mulai dilakukan sejak dini pada anak-anak dengan memberikan contoh dan teladan pada mereka.
Diharapkannya, di semua Posyandu tersedia sarana berupa ember dan sabun cuci tangan atau hands sanitizer untuk bisa mengedukasi dan memberi contoh kepada sasaran Posyandu (balita, ibu balita dan ibu hamil) cara mencuci tangan yang baik dan benar. PHBS itu, menurutnya, salah satunya juga dilakukan dengan pembiasaan makan buah dan sayur.
“Karena saat ini jika daya tahan tubuh tidak bagus maka akan cepat terkena penyakit termasuk Covid-19,” ujar Hj Khaeratun.
Sumber: Dinas Kesehatan Lombok Barat

 

LOMBOK BARAT AKAN ME-RAPID TEST PEKERJA MIGRAN

Giri Menang, 18 Mei 2020. Jumlah PMI (Pekerja Migran Indonesia) yang berasal dari Lombok Barat berjumlah 501 orang yang sudah terdata. Hal ini disampaikan Sekda Lombok Barat H. Baehaqi saat membuka rapat teknis di Ballroom Hotel Aruna Senggigi (16/5). Ke-501 orang PMI tersebut, kata Baehaqi, akan dilakukan rapid test Covid-19.
“Kita akan me-rapid (test) semua PMI itu, kita sudah sediakan sekitar 2.500 rapid test,” ujar Baehaqi.
Kepala Dinas Kesehatan, drg. Ni Made Ambaryati mengatakan pihaknya sudah menyiapkan skenario untuk PMI yang akan pulang ke Lombok Barat.
“Kalau PMI ini datang yang belum tentu jamnya kami sudah menyiapkan tenaga yang siap 24 jam di Gor Mini, jika diskrining hasilnya reaktif kita akan tampung kalau bisa di Gor tapi kalau kurang kita alihkan ke Sanggar Mutu “, ujar Ambar.
Ia juga mengatakan untuk memulangkan yang non reaktif dengan membuat surat pernyataan siap diisolasi yang akan diawasi oleh kepala desa dan kepala dusun masing-masing. Sedangkan yang reaktif, kata Ambar, akan sesegera mungkin dilakukan swab, apakah positif atau negatif.
“Ada dua rumah sakit untuk melakukan swab nanti kita dengar masing-masing kemampuan untuk swab, tapi saya rasa bisa sampai 20 untuk 1 hari, kalau 2 rumah sakit berarti 40 orang”, ujarnya.
Untuk menampung mereka dengan hasil swab negatif, kata Ambar, akan dilakukan karantina mandiri. “Ada dari desa yang berani bertanggung jawab, ini bisa mengurangi penampungan tapi kami akan betul-betul memperhatikan bagaimana karantina mandirinya di desa”, ujar Ambar.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Lombok Barat, M. Hendrayadi mengungkapkan bahwa 501 PMI tersebut sudah tercatat sesuai dengan prosedur, tidak termasuk PMI mandiri (PMI ilegal, red).
“Yang kami kesulitan baik kementerian tenaga kerja, di provinsi dan kabupaten adalah PMI mandiri. mereka bekerja tanpa melalui kami dan kami tidak mempunyai datanya sama sekali yang kerja di kapal pesiar”, ujar Hendra.
Dipaparkan, PMI mandiri ini ada 2 macam yaitu PMI yang habis kontrak kemudian diperpanjang oleh majikannya, tanpa terdata, ada juga PMI yang melalui perusahaan tertentu kemudian setelah bekerja baru pihak disnaker mendapatkan informasi di mana mereka bekerja.
“Kalau kepulangan PMI mandiri ini kadang jam 12 malam kadang juga tanpa informasi”, jelas Hendra
Sedangkan diketahui jumlah PMI 501 adalah mereka yang bekerja melalui perusahaan dan agen yang terdata di Kementerian Tenaga Kerja dan kepulangan mereka melalui prosedur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
“Kami akan mendapatkan informasi jadwal kedatangannya paling tidak H-2 dari kepulangan mereka,” lanjut Hendra.
Di tempat yang sama, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid mengatakan bahwa protokolnya sejak awal harus ada yang standbay di BIL dan Pelabuhan.
“Setiap orang Lombok Barat yang datang harus mengikuti protokol penanganan, saya rasa bahasa 24 jam tidak harus setiap saat di sana, mereka kan punya jadwal kedatangan yang ada, jadi tidak terlalu sulit sebenarnya”, ujar Fauzan. Dikatakan bupati, masalah karantina dari segi penganggaran juga tidak sulit.
“Petugas kesehatan yang mengambil keputusan, masalah apa yang belum tersedia mohon disediakan agar petugas kesehatan bisa bekerja dengan lebih mudah”, ujar Fauzan.

 

BATULAYAR MENJADI PERHATIAN KHUSUS PENANGANAN COVID-19 DI LOMBOK BARAT

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan Lobar, H. Ahmad Taufiq Fatoni saat menghadiri rapat di Hotel Aruna Sengigi (16/5).
“Dari segi rapid test, bisa kami selesaikan, tapi dalam kondisi saat ini kaitannya dengan kasus yang naik di Batulayar ini belum selesai,” ujar Fatoni. Dikatakannya, 24 orang dari Batulayar dan santri Temboro setelah dilakukan rapid test ditemukan 16 orang orang yang reaktif. Disampaikan dr Fatony, Dinas Kesehatan akan mencari tahu kasus di Batulayar apakah pihak keluarga utamanya orangtua juga terpapar karena orang tuanya rata-rata adalah jamaah tabligh.
“Ini yang menjadi perhatian besar kami ke Batulayar karena di Batulayar sendiri jamaah tablignya besar, yang berangkat ke Gowa itu hanya 28 orang, yang tidak berangkat sekitar 30 orang, takutnya salah satu atau sebagian santri ini ayahnya adalah yang 30 orang ini,” jelas Fatoni
Dipaparkan Fatoni, setelah menyasar para santri, Dinas Kesehatan akan fokus lagi ke orangtua santri dan keluarga.
“Tugas kami di Batulayar ini lumayan banyak, perhatian yang khusus kami dari (dinas, red) kesehatan untuk wilayah Batulayar ini”, ungkap Fatoni.
Selain Batulayar, Fatoni juga menyebut Kecamatan Narmada khususnya Desa Kramajaya kasus Covid-19 juga menjadi naik yaitu 8 orang yang positif, menjadikannya perhatian kedua setelah Batulayar.
“Kemudian kasus di Narmada menjadi perhatian khusus kedua dan daerah Jeranjang menjadi perhatian khusus ketiga”, ungkap Fatoni. Daerah Jeranjang, katanya, berada di perhatian ketiga karena ada 7 orang yang ditemukan positif Covid-19 di sana.

Sumber : Humas Lobar

Desa Lelede Kediri Salurkan 30 Persen Dana Desa Untuk BLT

Giri Menang. 18 Mei 2020. Asisten I Setda Lombok Barat Agus Gunawan setelah melaunching perdana penyaluran Penyaluran Bantua Langsung Tunai (BLT) Di Desa Dasan Tereng minggu lalu, kini kembali melakukan penyaluran tahap pertama di Desa Lelede Kecamatan Kediri.
Penyaluran tahap pertama di Desa Lelede ditujukan untuk 184 kepala Keluaraga (KK) yang bersumber dari Dana Desa (DD) sebayak 30 persen, sebagaimana Dijelaslan Zubaidi Jumadil, Kepala Desa Lelede Di kantornya, Senin (18/5).
Dikatakan, jumlah anggaran DD Desa Lelede sebesar Rp 1,1 milliar lebih, dipakai 30 persen untuk penyaluran BLT kepada 184 KK. Sedangkan total keseluruhan APBDes sebanyak Rp 1,8 milliar lebih.
Untuk bantuan yang lain, sebut Zubaidi, sudah diterima seperti bantuan JPS mantap Lombok Barat sebanyak 14 orang dan JPS Gemilang NTB 36 orang.
Kemudian terkait data penerima BLT, kata kades, merupakan hasil koordinasi dan verifikasi dengan BPD, Kadus, dan RT sehingga data di sepakati sebanyak 184 orang tersebut merupakan hasil musyawarah desa.
Sementara Asisten I Setda Lombok Barat Agus Gunawan minta Bantuan Langsung Tunai di semua desa di Lombok Barat harus tersalurkan sampai tanggal 24 Mei stay sebelum lebaran.
“Mudah -mudahan BLT tahap ini harus direalisasikan sebelum lebaran tiba sesuai surat dari kementrian, “katanya
Selain itu Agus juga mengajak masyarakat Desa Lelede untuk perbanyak sabar. “Sekarang ini, kita diuji oleh Allah SWT. Mari kita ambil hikmahnya, siapa yang bersabar akan diberikan kehidupan yang lebih baik,” ajak Agus.
Saat ini, deviants, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa sebagian dananya dialihkan untuk penanganan Covid 19. Untuk BLT yang bersumber dari 116 Desa di Lombok Barat angka kumulatif sebesar Rp 93 Milliar ditujukan untuk 29. 544 Kepala Keluarga (KK).
Untuk itu, Agus kembali mengajak masyarakat untuk bersabar bagi yang belum mendapatkan bantuan karena bantuan tidak hanya dari Desa melainkan dari banyak sumber sebut agus misalnya JPS Gemilang dari Provinsi, JPS Mantap Kabupaten, BLT Kementrian sosial PKH, BPNT dan BLT dari Dana Desa untuk itu bagi yang belum terdata untuk bersabar.
“Jangan khawatir bagi yang belum dapat laporkan ke desa untuk di berikan bantuan secara berjenjang. Penyaluran BLT di hari pertama ini harus tepat sasaran, transparan dan tidak ada masalah,”pungkasnya.
Sedangkan Camat Kediri Hermansyah menyebut penyaluran BLT di Desa Lelede merupakan yang pertama di Kecamatan Kediri.
“Saya apresiasi Desa Lelede yang cepat tepat dalam pembagian BLT. Semoga ini menjadi semangat untuk desa-desa yang lain,”ujar Hermansyah
Oleh Camat, warga Penerima BLT dihimbau untuk tidak menggunakan bantuan yang diberikan untuk ke Mall karena Covid 19 tidak ada yang tahu kapan berakhirnya. “Lebih baik pergunakan bantuan yang diberikan untuk membeli kebutuhan sehari-hari,” sarannya.
Selanjutnya ia juga mengajak masyarakat Kediri khususnya Desa Lelede untuk membiasakan hidup bersih dan sehat, tetap di rumah, pakai masker dan jangan salaman dengan orang yang tidak dikenal untuk menghindari penularan Covid 19.
Pembagian BLT tersebut juga disaksikan oleh Kepala Dinas PMD Ir. Lalu Edy Sadikin, Pendamping Desa, Tenaga Ahli Kabupaten, Babinsa, Babinkamtibmas Desa Lelede dan para perangkat Desa Lelede.
Sumber : Humas Lobar

 

TRADISI TANGGAL GANJIL PADA 10 MALAM TERAKHIR RAMADHAN, WARGA SESAOT LOMBOK BARAT NYALAKAN ‘DILE JOJOR’

Giri Menang, Senin 18 Mei 2020–Masyarakat Muslim Lombok pada umumnya masih memiliki tradisi unik pada saat bulan suci Ramadhan. Mereka menyalakan ‘dile jojor’ seperti yang dilakukan masyarakat Dusun Sambik Baru, Desa Sesaot Kecamatan Narmada Lombok Barat, Minggu malam (17/5).
“Kita nyalakan ‘dile jojor’ sejenis obor kecil yang terbuat dari bahan buah jamplung yang diolah dan dibakar. Oleh masyarakat kita, dan khususnya masyarakat Lombok Barat tradisi ini sering disebut dengan tradisi maleman,” ungkap ulfa salah satu warga Sesaot saat menyalakan dile jojor.
Dia menjelaskan, biarpun di tengah mewabahnya pendemi corona atau covid-19 ini, warga masyarakat tetap antusias dengan menyelenggarakan tradisi maleman yang telah dilakukan sejak jaman dulu.
Sementara itu, Kepala Dusun Sambik Baru Junaidi menjelaskan bahwa maleman (dile jojor) ini dilakukan setiap malam ganjil di sisa 10 malam terakhir bulan Ramadhan yakni tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadhan. Tradisi dile jojor sebenarnya diawali dengan membawa dulang berisi nasi dan lauk pauk ke masjid untuk roah dan berbuka puasa bersama tokoh agama dan masyarakat. Tetapi dengan adanya penyebaran wabah covid-19 ini di masyarakat, sehingga dilakukan di rumah masing-masing.
“Ini adalah cara masyarakat kita dahulu sampai sekarang menyambut malam Lailatul Qadar,” katanya.
Dia menuturkan, bahwa dile jojor dinyalakan setelah ibadah shalat Magrib. Dusun yang semula gelap ini menjadi terang terkena sinar dari nyala api dile jojor.
“Pria, wanita dan anak-anak kami di kampung ini, meletakkan dile jojor di setiap sudut rumah,” akunya.
Dia juga menjelaskan, alasan dinyalakan dile jojor ini adalah sebagai penerang jalan orang yang akan mengantarkan zakat fitrah.
“Dulu kalau belum dinyalakan dile jojor tidak ada yang mau pergi mengantar zakat fitrahnya, maklum dahulunya tidak seperti sekarang yang banyak diterangi oleh listrik,” tuturnya.

Sumber : Humas Lobar

1 30 31 32 33 34 242