GIRI MENANG – Sebanyak 15 orang staf Bank Dunia dan FAO (Food and Agriculture Organization) mengunjungi Kabupaten Lombok Barat (Lobar) kemarin. Mereka belajar model-Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) di Dusun Dasan Belo, Desa Jembatan Kembar Timur, Kecamatan Lembar.
Para staf lembaga dunia dan berada di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut diterima oleh Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Karyawanita, Siti Hartini dan anggotanya yang menjalankan program m-KRPL tersebut. Hadir juga Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB Dwi Praptomo S, selaku instansi yang menjadi pembina.
Salah satu staf Bank Dunia, untuk perwakilan Indonesia, Ina Pranoto, mengatakan, kunjungan ini dalam rangka mempelajari aktivitas para kaum perempuan yang tergabung dalam KWT Kary-awanita. “Yang datang ini ada yang berasal dari Amerika Serikat, Laos, Manila, Roma, dan Kamboja. Mereka semua ingin belajar pada ibu-ibu,” katanya Dikatakan, konsep pemanfaatan pekarangan yang lebih banyak mengedepankan rasa kebersamaan antarkaum perempuan menjadi catatan penting. Motivasi dan kreatifitas para kaum perempuan yang ter¬gabung dalam KWT Karyawanita, ini akan menjadi satu rekomendasi penting. Bahkan kemungkinan akan dicontoh dalam pelaksanaan proyek pengembangan ekonomi masyarakat di negara berkembang.
Ina sapaan akrab perempuan yang fasih berbahasa Inggris, ini mengaku, rekan- rekannya cukup tertarik dengan hasil karya KWT Karyawanita. Baik dalam hal pemanfaatan pekarangan untuk menanam sayuran, memelihara ikan dan beternak ayam. Semua itu dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi akan keluarga sekaligus menciptakan peluang usaha.
Upaya menciptakan produk olahan bernilai ekonomi dari bahan baku yang dihasilkan dari pemanfaatan pekarangan juga cukup menjadi perhatian bagi pihaknya. Misalnya, olahan stik talas, stik rasa kangkung, puddjing dari labu air dan manisan tomat yang sudah dikemas rapi. “Kami tahu ada program seperti ini dari BPTP NTB. Kami senang melihatnya dan mudahan bisa dikembangkan di negara lainnya,” tutur Ina bersemangat.
Selain kelompoknya, sambung Ina, ada juga kelompok staf Bank Dunia dan FAO lainnya yang mengunjungi Pulau Lombok. Mereka ada yang ke kabupaten lain den¬gan tujuan yang sama, yakni mempelajari berbagai aktivitas ekonomi produktif yang dikembangkan masyarakat pedesaan.
Hasil dari kunjungan itu nantinya akan dipaparkan dalam pertemuan agar semua bisa mengetahui berbagai informasi yang bisa dijadikan rekomendasi. “Kami berada di Pulau Lombok selama beberapa hari ini. Sengaja kami pilih Lombok karena sudah cukup terkenal dengan wisatanya. Terutama Senggigi. Jadi kami disini belajar sambil berwisata,” tandasnya.

Sumber: Lombok Post, Kamis 22 Mei 2014