GIRI MENANG-Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan Transmigrasi sedang menyiapkan bantuan beras sebanyak 22 ton bagi nelayan. Kebutuhan pokok itu akan segera disalurkan dalam waktu dekat untuk membantu meringankan beban hidup nelayan di tengah musim cuaca buruk.

Kepala Disosnakertrans Lombok Barat H Lalu Fathurrahim, kepada Lombok Post kemarin mengatakan, bantuan beras itu akan menyasar 7.860 jiwa. Seluruhnya tersebar di lima kecamatan, yakni Sekotong, Lembar, Gerung, Labuapi, dan Batulayar. “Beras yang akan disalurkan itu merupakan cadangan beras pemerintah kabupaten yang ada di Badan Urusan Logistik (Bulog),” katanya.

Dikatakan, sebanyak 22 ton beras untuk nelayan itu merupakan bagian dari 100 ton cadangan beras Pemkab Lombok Barat yang ada di Bulog Divisi Regional NTB. Penyaluran rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat oleh bupati secara simbolis.

Setiap warga akan memperoleh jatah sebanyak 400 gram per hari. Para nelayan di lima kecamatan itu akan diberikan bantuan bahan makanan pokok tersebut selama tujuh hari. “Tujuh hari untuk tahap pertama. Tapi kita lihat situasi di lapangan sehingga bisa diperpanjang. Bahkan bisa dari batas maksimal selama 14 hari,” ujarnya didampingi Kasi Penanggulangan Bencana dan Orang Terlantar H Zakaki.

Menurutnya, para nelayan saat ini dalam keadaan paceklik ikan akibat anomali iklim di perairan laut. Kondisi gelombang di laut yang cukup tinggi membuat mereka tidak berani untuk beraktivitas mencari nafkah bagi keluarganya. “Makanya kami segera menyalurkan bantuan bahan makanan untuk meringankan beban mereka,” ujarnya.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Barat, ini memperkirakan kondisi cuaca buruk di perairan laut biasa terjadi sejak akhir Desember hingga Maret. Oleh sebab itu, penyaluran bahan makanan bagi nelayan menjadi program rutin setiap tahun. “Cuaca buruk di perairan laut merupakan siklus musiman,” ujarnya.

Dikatakan, penyaluran bantuan beras pada saat musim cuaca buruk tidak hanya menyasar para nelayan. Tapi juga diarahkan ke petani yang mengalami gagal panen. Oleh sebab itu, cadangan beras pemerintah kabupaten tidak boleh dalam keadaan kosong.

Sumber: Lombok Post, Kamis 13 Februari 2014