Lombok Barat Pulangkan 12 Pasien Sembuh Covid-19

Giri Menang, 8 Mei 2020. Sebanyak 12 orang pasien yang dinyatakan positif Covid-19 di Lombok Barat sembuh dan dipulangkan, Jumat (8/5). Dua (2) orang pasien yang sembuh dirawat di RSUD Tripat Gerung, dan 10 lainnya di RS Awet Muda (RSAM) Narmada. Para pasien sembuh dan diijinkan pulang ini berasal dari lima kecamatan yaitu Lingsar, Narmada, Gunungsari, Sekotong, dan Labuapi.

Direktur Rumah Sakit Awet Muda (RSAM), dr. AAN Putra Suryanatha mengatakan pasien yang sembuh dan dipulangkan tidak dibebankan biaya, namum ditanggung pemerintah.

Dikatakan dr Aan, rata-rata pasien yang dipulangkan dari RSAM berasal dari Kluster Gowa yaitu sebanyak 9 orang. Kesepuluh pasien yang akan dipulangkan sudah melalui prosedur perawatan maksimal dan berakhir dengan kesembuhan. Prosesnya yaitu setelah melalui diagnosa dan evaluasi pertama dan kedua.

Dirinci, 10 pasien yang akan pulang dari RSAM terdiri dari 8 pria dan 2 wanita. “Yang kita rawat ada enam belas (16) orang. Yang pulang sepuluh orang dan sisanya enam orang masih perlu perawatan intensif dan kondisinya bagus,” rinci dr Aan.

Lebih lengkap dinyatakan dr Aan, pasien yang dinyatakan sembuh telah minimal dua kali pemeriksaan swab dengan hasil negatif. Masing masing orang bervariasi, ada yang setelah lima kali mengikuti swab dari saat diagnosanya. Untuk alasan itulah masyarakat seharusnya patuh dengan himbauan pemerintah dan mereka yang terkena patuh pada protap penanganan Covid-19.

“Tapi ada juga pasien yang tidak patuh. Yang namanya pasien covid ini rata rata yang kita rawat masuk dalam kategori ringan sedang. Mereka merasa seperti tidak sakit,” jelasnya..

Salah satu pasien, Abd (46), mewakili pasien-pasien sembuh lainnya mengucapkan terimakasih kepada semua tim medis dan seluruh jajaran Rumah Sakit Awet Muda (RSAM) Narmada serta Pemerintah Kabupaten Lombok Barat atas perawatan yang diberikan sejak terdiagnosis terjangkit Covid-19. Kepada masyarakat Abd berpesan Covid-19 ini memang berbahaya namun dapat disembuhkan dan penularannya dapat dicegah dengan tetap diam di rumah, jaga jarak, hindari kerumunan, rajin mencuci tangan dengan sabun dan memakai masker jika memang harus keluar rumah.

“Sekali lagi kami ucapkan terima kasih banyak kepada dokter dan para perawat di sini, kami mungkin tidak bisa membalas kebaikan Anda semua, tapi semoga Allah yang membalas nantinya,” harapnya. Abd juga menyarankan jika ada masyarakat yang merasa pernah kontak dengan pasien Covid-19, atau terasa ada gejala, segera periksakan diri ke dokter atau puskesmas terdekat lalu berikan keterangan secara jujur dan ikuti anjuran tenaga medis dengan disiplin.

Abd sendiri merasa sangat senang setelah dibolehkan pulang selepas 20 hari dirawat di RSAM. “Tentu nanti kami juga masih harus jaga jarak dulu dengan keluarga dan masyarakat atau isolasi mandiri sesuai anjuran,” jelas Abd.

dr Karisma Yusa, salah seorang dokter yang merawat pasien Covid-19 di RSUD Tripat mengatakan, meski sudah dikatakan sembuh, pasien harus tetap menjalankan protokol kesehatan dan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah.

“Berusaha tidak kontak dengan orang lain dulu karena resiko masih ada,” ujar dr Karisma.
Sebelum dipulangkan, semua pasien diberikan surat keterangan sembuh. Untuk 10 pasien RSAM, penyerahan surat dilakukan oleh direktur RSAM, dr Aan. Selain menyampaikan untuk isolasi mandiri dulu selama 14 hari, dr. Aan juga sempat berpesan kepada para pasien yang dilepas untuk tetap jaga kesehatan, karena dengan tubuh yang sehat atau fit, tubuh akan sulit diserang virus.

Adapun rincian inisial pasien yang berhasil sembuh tersebut (nama, umur, asal, dan no press release) yaitu (1) ARS (50) Narmada, 40; (2) SM (33) Lingsar, 39; (3) R (31) Lingsar, 112; (4) RPL (54) Gunungsari, 113; (5) Haan (58) Narmada, 115; (6) Tn N (40) Lingsar, 118; (7) Tn A (42) Sekotong, 119; (8) Tn F (39) Gunungsari, 177; (9) Abd (46) Gunungsari, 176; dan LI (41) Gunungsari, 175; (11) M (44) Labuapi; dan (12) S (60) Labuapi. Dua pasien terakhir dirawat di RSUD Tripat, sedang sisanya di RSAM.

Sumber : Humas Lobar

LKPD TAHUN 2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT SELESAI DIPERIKSA

Giri Menang, 9 Mei 2020 – Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyampaikan telah selesai pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2019 untuk Pemerintah Kabupaten Lombok Barat melalui video conference di Ruang Jayangrane, Jum’at (8/5).

Melalui video conference, Kepala BPK RI Perwakilan NTB Hery Purwanto menyampaikan terkait audit atas selesainya LKPD untuk Kabupaten Lobar tahun anggaran 2019 tersebut. Ia menyebut Lombok Barat patut diapresiasi karena lebih cepat menyelesaikan pemeriksaan.

“Tetapi ada catatan dan temuan yang kita sampaikan, tetapi pada dasarnya temuan sudah kita tanggapi kepada OPD yang terkait,” katanya.

Selain itu, ada satu temuan terkait Derrmaga Senggigi, tetapi sebetulnya dari jajaran pemda, BPK maupun Dinas Kelautan dan Dinas Perhubungan Lobar sudah sepaham dengan BPK. Hanya pihak penyedia berargumen sesuai opsi mereka.

“Karena dari awal mereka tidak ada kata sepakat dengan Dinas Perhubungan karena sudah putus kontrak, tetapi sudah kita tulis terkait dengan dokumennya,” tuturnya.

Dia juga menunjukkan, ada enam laporan temuan pemeriksaan dan alhamdulillah semuanya sudah ditanggapi dengan baik.

“Dengan selesainya pemeriksaan ini, nanti dalam waktu secepatnya mungkin sekitar 10 hari ke depan kita selesaikan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan kita serahkan LHP Opini,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Lobar H.Fauzan Khalid
menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPK RI Perwakilan NTB atas kerjasamanya, atas masukannya dan bahkan supportnya.

“Apa yang harus kami lakukan dan kami siapkan, baik dalam bentuk bukti-bukti dokumen maupun argumentasi-argumentasi sehingga seluruh pemeriksaan dari pihak BPK RI Perwakilan NTB untuk Tahun Anggaran 2019 ini bisa berjalan dengan lancar,” katanya.

Dia menyebut, bahwa Kabupaten Lombok Barat lebih cepat menyelesaikan pemeriksaan oleh BPK dari Kabupaten/Kota lain di Provinsi NTB.

“Ke depan saya sering mengatakan kepada internal kami di Pemda mendapatkan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) itu bukan lagi kebanggaan tetapi merupakan kewajiban,” tuturnya.

Menurut dia, Opini WTP itu juga sudah seharusnya ditindaklanjuti, tidak hanya dalam bentuk pertanggungjawaban secara administratif tetapi juga output dari berbagai macam program yang telah disusun dan kemudian yang dipertanggungjawabkan serta pada akhirnya bisa maksimal dirasakan dan dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Kabupaten Lombok Barat.

Kegiatan tersebut dihadiri juga oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat Dr. Baehaqi, Kepala Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Fauzan dan Inspektur Kabupaten Lombok Barat H.Ilham.

Sumber : Humas Lobar

Lobar Pilih Rekayasa Lalin dari Pada PSBB

Gerung, Diskominfo – Makin meningkatnya kasus positif Covid-19 di Lombok Barat (Lobar) telah banyak program yang dilakukan. Gubernur NTB pun menyarankan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB). Namun Kabupaten Lombok Barat memilih melakukan Rekayasa Lalu Lintas (Lalin) untuk menekan persebaran Covid-19. Hal itu dikatakan Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat DR. H.Baihaqi, S.Si, M.Pd, MM yang dihubungi melali Selulernya, Jumat (8/5/2020).
Dikatakan, Rekayasa Lalin merupakan cara lain Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) yang lebih mudah dilakukan. Lombok Barat memilih menerapkan Rekayasan Lalu Lintas karena menerapkan PSBB sangat berat dan membutuhkan banyak anggaran terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terdampak ekonominya. Rekayasa Lalin merupakan upaya melalui pembatasan ruang aktivitas masyarakat guna mencegah penularan Covid-19.
“jadi kita memilih Rekayasa Lalu Lintas untuk menekan persebaran Covid-19 daripada melakukan PSBB. Menerapkan PSBB sangat berat untuk melayani masyarakat,” ungkapnya.
Kabupaten Lombok Barat menerapkan Rekayasa Lalin dengan menerbitkan Surat Edaran Nomor 800/311/Dishub/2020 tanggal 8 Mei 2020 mengatur beberapa ruas jalan sebagai berikut : 1. Arus kendaraan dari arah Sweta menuju Kediri akan diarahkan menuju Dasan Cermen, Rumak – BILL. 2. Arus kendaraan dari arah Senggigi menuju Meninting /Ampenan akan diarahkan menuju Sandik Gunungsari. 3. Pemberlakuan satu arah dari Kediri menuju Mataram. 4. Pemberlakuan satu arah dari Kediri menuju Rumak. 5. Pemberlakuan satu arah dari simpang 4 (empat) Jereneng menuju Perampuan. 6. Pemberlakuan satu arah dari arah Lembar menuju Jln. Imam Bonjol. 7. Rekayasa Lalu Lintas ini akan diberlakukan selama 7 (tujuh) hari sejak tanggal 11 sampai dengan 17 Mei 2020. 8.Rekayasa Lalu Lintas di atas dikecualikan untuk kendaraan emergency, kendaraan Dinas operasional dengan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) Dinas TNI dan Kepolisian RI, Pemadam Kebakaran, kendaraan yang mengangkut barang atau logistic dengan tidak membawa penumpang, Ambulance, Mobil Jenazah, Kendaraan lainnya sepanjang dalam rangka urusan penanganan Covid-19 dan atau dalam rangka kedaruratan lainnya.
Senada dengan Kepala Dinas Perhubungan Lombok Barat H. Moh. Najib, penerapan Rekayasa Lalin merupakan kebijakan yang dilakukan dalam rangka menekan persebaran Covid-19 di Kabupaten Lombok Barat.
Dikatakan kebijakan itu ditetapkan setelah mendapat masukan dari pihak terkait seperti Polisi Daerah (Polda) NTB, Polres Lombok Barat dan Polres Mataram.
“betul itu kebijakan yang kita abil dalam menekan persebaran Covid-19 setelah masukan dari Polda dan Polres,” ungkapnya.
Dikatakan, rekayasa lalin akan dilaksanakan oleh pihak Kepolisian dibantu Tentara Nasional Indonesia, Polisi Pamong Praja dan dari Dinas Perhubungan sendiri. Diskominfo/Rasidibragi

Masih Banyak yang Langgar Himbauan Pemerinah

Narmada, Diskominfo –  Dikabarkan masih banyak masyarakat yang belum taat dengan himbauan pemerintah untuk tidak berkerumun dengan melaksanakan sholat berjamaah yang pesertanya lebih banyak.  Masih banyak melanggar sekalipun himbauan pemerintah itu sudah dipajang di masjid-masjid se wilayah Kecamatan Narmada  khususnya di Desa Krama Jaya.  Demikian dikemukakan Plt. Camat Narmada Busyairi, SIP pada pembukaan Sosialisasi pengawasan dan pencegahan Covid-19 di Aula Kantor Desa Krama Jaya Kecamatan Narmada, Jumat (8/5/2020).

Dikatakan, Pemerintah desa terus berusama menghimbau masyarakat untuk selalu patuh dan taat demi menghindari bertambahnya warga masyarakat terjangkit virus yang mematikan itu. Dijelaskan di Desa Krama Jaya sudah terdapat tiga orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.

“kami mengabarkan tentang masih belum taatnya sebagian besar masyarakat Desa Kramajaya atas himbauan pemerintah untuk membatasi sementara pelaksanaan ibadah di Masjid. padahal disana sudah terkonfirmasi Positif sebanyak tiga orang”, katanya

Busyairi menegaskan, wilayahnya termasuk zona merah penyebaran Covid-19.  Kondisi ini harus dikendalikan dengan memutus mata rantai penyebarannya. Harus mematuhi himbauan pemerintah yang sudah dikeluarkan.

Sementara itu Kepala UPT BLUD Puskesamas Narmada Dr. I Dewa Ngurah Agung menginformasikan hasil tracking kontak terhada tiga pasien terkonfirmasi Positif di Desa Krama Jaya telah ditetapkan tiga orang dengan status reaktif. Pihaknya sudah mengirim sampel Swabnya ke Provinsi, tinggal menunggu hasil swab yang diumumkan nanti malam oleh pihak terkait di Pemprov NTB.

“kami informasikan hasil tracking yang reaktif  menunggu pengumuman nanti malam”, ungkapnya

Melihat masih banyaknya masyarakat yg melanggar himbauan Pemerintah, Kepala Koramil Narmada Kapten Muhammad Yuni Prihartono yang didampingi Wakapolsek Narmada I Made Pusrike,  menghimbau masyarakat untuk mengikuti aturan Pemerintah, karena akan ada tindakan yang tegas dari Aparat Penegak Hukum terhadap pelanggar aturan tersebut.

“agar mengikuti aturan pemerintah karena aka nada tindakan tegas”, katanya

Kesempatan terakhir TGH. Subki Sakaki lebih menekankan sosialisasi dengan cara pendekatan dari hati dengan cara bagaimana kita memaksimalkan ikhtiar bersama untuk kemaslahatan bersam. Dijelaskan dalam ajaran agama Islam ada lima tujuan pokok hukum Islam yang harus dijaga keberlangsungannya. 1.Menjaga Agama, 2.Menjaga Jiwa, 3. Menjaga Keturunan 4. Menjaga Kesadaran 5. Menjaga Harta.

“melalui  sosialisasi ini kami mengajak masyarakat bagaimana kita memaksimalkan ikhtiar bersama untuk kemaslahatan bersama”, ungkapnya

Sakaki menganjurkan sosial distancing dan mengikuti himbauan dari Pemerintah untuk kemaslahatan kita bersama. Subki Sasaki mengajak masyarakat untuk menjadi diri yang seimbang dalam beragama, berbangsa dan bernegara.

Perkembangan Covid-19 di Kecamatan Narmada, 6 positif, 8 PDP, 61 ODP, 151 OTG dan 220 PPTG. Diskominfo/Agus Suryawan/Rasidibragi

MUI Lobar Sosialisasikan Covid-19

Batulayar, Diskominfo – Dewan Pimpinan Majelis Ulama Islam (MUI) Kabupaten Lombok Barat bersama Pemerintah Kecamatan Batulayar menggelar sosialisasi pencegahan Covid-19 di Aula Kantor Camat Batulayar, Jumat (8/5/2020).

Komisi Fatwa MUI Lobar Dr. TGh. Muhammad Said Ghazali MA mengimbau tokoh agama dan masyarakat mengikuti serta menyampaikan kepada masyarakat peraturan pemerintah mengantisipasi Covid-19.

Peraturan dan anjuran Pemerintah tidak melanggar kaidah Islam. Sesuai hadits rasul, mencegah lebih baik daripada mengobati.

“Berharap kita memahami agama sebaik mungkin agar kita tidak bingung dan dapat menimbang dalam menjalankan ibadah pada saat situasi dan kondisi seperti saat ini terjadi,” ujarnya.

Surat Keputusan Bersama MUI dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat diharapkan di patuhi untuk mengurangi aktifitas ibadah di masjid/musholla/langgar yang melibatkan banyak orang untuk sementara waktu selama pandemi covid 19. Meniadakan shalat jum’at dan mengganti dengan shalat zuhur di rumah masing-masing. Meniadakan shalat tarawih dan shalat idul fitri masjid/musholla/langgar dan mengerjakannya di rumah masing-masing bersama keluarga inti. Meniadakan kegiatan ibadah dan sejenisnya yang menarik dan/atau menimbulkan kerumunan massa seperti nyongkolan, resepsi pernikahan,  event olahraga, lomba dan lain sebagainya.

Sementara Camat Batulayar Syahrudin mengatakan, Kecamatan Batulayar menjadi nomor satu dalam sebaran positif kasus covid-19 di Kabupaten Lombok Barat dengan 12 kasus positif. Ini penting kita lakukan sosialisasi menengenai cara pencegahannya guna memutus rantai penyebaran khusunya di Kecamatan Batulayar.

“Diharapkan kepada seluruh tokoh masyarakat untuk dapat mengikuti sosialisasi ini dengan penuh perhatian dan apa yang didapat nanti disampaikan kepada masyarakat,” kata syahrudin.

Hadir pada acara tersebut, Komisi Fatwa MUI Lobar Dr. TGh Muhammad Said Ghazali MA beserta tim, Camat Batulayar Syahruddin, Sekretaris Camat Afgan , Kepala Puskesmas Batulayar, Kapolsek Senggigi AKP Hernawan Rizky S.IK,  tokoh agama, tokoh masyarakat dan FKUB Batulayar. Diskominfotik/Juan/Yani

“SALAM DARI TENAGA KESEHATAN, MOHON BANTU KAMI”

Giri Menang, 7 Mei 2020 – “Salam dari kami tenaga kesehatan, mohon bantu kami. Sudah satu bulan setengah kami tidak berkumpul dengan keluarga”. Permintaan yang terdengar menghiba itu keluar dari mulut Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, H. Ahmad Taufiq Fatoni kepada para tuan guru dan alim ulama’ se-Lombok Barat di Bencingah Kabupaten Lombok Barat- Gerung, Rabu (6/5/2020) saat sosialisasi pencegahan Covid 19.

Di hadapan para alim ulama’ dan tuan guru se-Kabupaten Lombok Barat, Fatoni menuturkan akibat menjalankan tugas dan Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Kabupaten Lombok Barat, dirinya harus berpisah lama dengan keluarga.

“Contoh saya, dua anak saya harus saya ungsikan. Saya sendiri bertanggung jawab di Gugus Tugas, istri saya bertugas di ruang isolasi. Kami pun sangat berresiko terhadap penularannya,” tambah Fatoni.

Di tempat berbeda, salah seorang perawat di Ruang Isoloasi RSUD Patut Patuh Patju, Dadang Priyanggono saat dihubungi va telpon, Rabu (6/5/2020) menuturkan hal serupa. Menurutnya jangankan orang lain, tapi rekan sejawatnya atau pegawai di RSUD Tripat pun beranggapan bahwa mereka yang bekerja di ruang isoloasi bisa ikut menularkan Covid 19 sehingga sering dijauhi. Demikian pula dengan keluarga, Dadang menuturkan harus memperlakukan diri ketika di rumah secara khusus.

“Saat pulang kerja dan sampai di rumah sebelum kita kontak dengan lingkungan rumah seperti pegang anak dan keluarga yang lain, harus sudah mandi bersih dan ganti baju dahulu serta langsung mencuci pakainan yang baru saja dipakai bekerja,” tutur Dadang memastikan hanya dengan prosedur itu dirinya merasa yakin bisa aman bergaul dengan keluarga.

Saat bekerja, Dadang bersama seluruh rekan sejawatnya di ruang isolasi harus disiplin menggunakan alat pelindung diri. Tidak cukup hanya menggunakan masker, namun untuk mereka yang bertugas di ruang isolasi, maka alat pelindung dirinya berlapis-lapis baju hazmat lengkap , masker, dan kaca pelindung wajah. Dadang menggunakannya berjam-jam, tidak peduli panas. Mereka harus tetap menggunakannya kembali saat terpaksa harus membuka karena harus ke kamar mandi. Jika tidak, maka mereka pun berpotensial menjadi pembawa penularan Covid 19 ke sanak familinya di rumah.

Baik Dokter Ahmad Taufiq Fatoni dan Dadang Priyanggono, mereka adalah potret tenaga kesehatan terdepan yang bekerja berjibaku dari urusan pencegahan sampai penanganan kepada para pasien Covid 19 di Kabupaten Lombok Barat.

“Sampai hari ini, Covid 19 ini tidak memiliki vaksin atau obatnya. Jadi untuk seterusnya, kita hanya mengandalkan pencegahan agar penyebarannya tidak semakin berbahaya,” papar Fatoni sambil menjelaskan prosedur yang harus terus dikedepankan seperti tidak berkerumun, selalu berjarak, tetap memakai masker, dan rajin mencuci tangan pakai sabun.

Menurutnya, jika saat ini penyebaran Covid 19 tidak bisa dikendalikan maka dikhawatirkan angkanya akan semakin bertambah. Bahkan menurutnya, berdasarkan prediksi untuk Lombok Barat bisa tembus sampai angka 450 pasien di mana akan sangat menyulitkan pihak pemerintah untuk menyiapkan rumah sakit dan para tenaga kesehatan.

“Kemarin kapasitas ruang isolasi di RSUD Tripat baru 12 tempat tidur, maka hari ini akan mulai dibuka lagi menjadi 25 tempat tidur,” papar Fatoni.

Selain RSUD Tripat, pihaknya juga telah menyiapkan seluruh ruangan di RS Awet Muda Narmada menjadi rumah sakit khusus Covid 19 dan untuk pasien umumny akan dipindahkan pelayanannya ke Puskesmas Lingsar atau Narmada.

Dalam kesempatan terpisah, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid menambahkan bahwa persoalan penanganan Covid 19 di Kabupaten Lombok Barat bukan hanya terkendala oleh mahalnya biaya dan jumlah fasilitas, namun juga oleh minimnya jumlah tenaga kesehatan yang menangani.

“Kita sudah membuka penawaran untuk pendaftaran relawan, baik dokter maupun perawat. Kita siapkan insentif untuk dokter spesialis sebesar Rp. 15 juta per bulan, dokter umum 10 juta, dan perawat 5 juta per bulan. Tapi sampai hari ini satu pun tidak ada yang mendaftar,” tutur Fauzan Khalid.

Dengan kondisi seperti itu, masyarakat hanya bisa bergantung kepada Ahmad Taufiq Fatoni, Dadang Priyanggono dan para tenaga medis lainnya yang jumlahnya di Lombok Barat sangat terbatas. Di sisi lain, Fatoni dan Dadang harus bertahan dan tetap berharap tidak ada lagi pasien yang harus dilayani di ruang isolasi.

Bersama timnya di Dinas Kesehatan, mereka tidak lelah mensosialisasikan protokol pencegahan, namun juga harus berjibaku dengan masyarakat yang sering memberikan penolakan bila mereka melakukan kontak tracking dan aneka test yang wajib dalam penanganan Covid 19.

Sumber : Humas Lobar

Beberapa Desa Di Narmada Lombok Barat Mulai Salurkan JPS Mantap

Giri Menang, 6 Mei 2020. Setelah dilaunching secara serentak Program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Mantap oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat belum lama ini di tiga lokasi sekaligus, kini giliran beberapa Desa di Kecamatan Narmada mulai menyalurkan bantuan (JPS) Mantap ke masyarakat, Rabu (6/5).

Desa Golong, misalnya, ada 336 kk yang mendapat bantuan Pemerintah Lombok Barat melalui Program JPS Mantap. Bantuan tersebut disalurkan sesuai dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan Non Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (Non DTKS)
Dinas Sosial Kabupaten Lombok Barat.

Nilai bantuan Rp 250.000 Per Org / KK yang berbentuk 15 Kilogram beras, 1 Kilogram Gula Pasir, 1 Kilogram Minyak Goreng, 1 Trei atau 30 butir telur ayam, dan 1 pcs Masker. Seluruh barang bersumber dari Bumdes setempat. Adapun jumlah anggaran yang dikeluarkan Bumdes yang bekerjasama dengan Pemda Lombok Barat sebesar Rp 84 juta.

Desa Golong sendiri penyalurannya dibagi dua tahap pagi dan siang. Mulai pukul 08.00-12.00 Wita dua Dusun yakni Peninjauan sebanyak 122 KK dan Dusun Bangket Punik sebanyak 40 KK, kemudian tahap kedua pada pukul 13.00- 17.00, Dusun Golong 67 KK, Dusun Kebun Nyiuh 89 KK dan Dusun Tibupiling 18 KK.

Kepala Desa Golong H. M. Zaenuddin SE sebelum melakukan pendistribusian ke masayarakat terlebih dahulu memberikan himbauan dan pengarahan tentang pencegahan virus corona (covid-19) kepada seluruh masyarakat penerima JPS.

“Masyarakat tetap melakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), mencuci tangan pakai sabun, Social and Physical Distancing, dan tetap menggunakan masker,” imbaunya.

Kades Zaenuddin juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Lombok Barat yang telah memberikan bantuan bagi terdampak covid 19 melalui program JPS Mantapnya.
“Saya berterimakasih Kepada Pemda yang telah membantu masyarakat, mudah-mudahan covid ini segera berlalu supaya ekonomi masyarakat meningkat kembali,” pungkasnya.

Dikatakan Zainuddin, data DTKS Desa Golong yg diberikan Dinsos Lobar awalnya sebanyak 327 kk/orang. Kades selanjutnya melakukan koordinasi dengan operator SIK-NG agar disingkronkan dengan data BDT dan memanggil semua Kadus untuk melakukan verifikasi dan validasi (verval).
“Alhamdulillah sebelum limited waktu yg ditentukan semuanya rampung dan langsung dikirim Dinsos,” jelas kades. Beruntungnya, data terbaru menjadi 336 KK, ada penambahan 9 orang/kk. Termasuk di antaranya 26 orang non DTKS seperti guru honor, tenaga kontrak dan wirausaha yg terdampak.

Sementara Desa Presak juga melakukan hal serupa yakni pembagian bantuan melalui program Pemerintah JPS mantap. Desa Presak mendapat bantuan sebanyak 59 KK. Bantuan tersebut juga diserahkan secara simbolis oleh Kepala Desa Presak Bahri, S.IP.
” Nama-nama yang mendapat bantuan ini adalah hasil pendataan Dinas Sosial Kabupaten Lombok Barat. Program ini di sebut program JPS mantap, “sebut Bahri.

Demikian pula di Desa Batu Kuta, desa ini menyalurkan JPS mantap kepada sebanyak 224 KK.
Namun karena sebagian kartu belum tercetak pihak kabupaten, desa membagi sesuai kartu dan data yang ada.

Nasrudin, salah seorang penerima JPS asal Dusun Golong amat bersyukur dengan bantuan Ini.
“Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan yg diberikan Pemerintah Kab Lomnok Barat, juga kepada pihak desa, ” ujar Nasruddin di halaman Kantor Desa Golong.

Untuk diketahui, JPS Mantap dari APBD Kabupaten Lombok tersebut untuk tahap satu baru menuntaskan pendataan sebanyak 21.894 Kepala Keluarga dari 30.000 Kepala Keluarga penerima manfaat yang direncanakan.

Sampai dengan diluncurkan, angka tersebut tersebar di Kecamatan Sekotong sebanyak 2.595 KK, Kecamatan Lembar 1.765 KK, Kecamatan Gerung sebanyak 3.021 KK, Kecamatan Kuripan sebanyak 1.120 KK, Kecamatan Kediri sebanyak 2.147 KK, Kecamatan Labuapi 1.660 KK, Kecamatan Narmada sebanyak 2.907 KK, Kecamatan Lingsar sebanyak 2.446 KK, Kecamatan Gunung Sari sebanyak 2.439 KK, dan Kecamatan Batulayar sebanyak 1.794 KK.

Sumber : Humas Lobar

BATULAYAR TERTINGGI KASUS COVID-19 DI LOMBOK BARAT

Giri Menang, Jum’at 8 Mei 2020-Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lombok Barat bersama Pemerintah Kecamatan Batulayar menggelar sosialisasi pencegahan virus corona (Covid-19) di Aula Kantor Camat Batulayar, Jumat (8/5/2020).
Hadir pada acara tersebut, Komisi Fatwa MUI Lobar Dr. TGh Muhammad Said Ghazali MA beserta tim, Camat Batulayar Syahruddin, Sekretaris Camat Afgan , Kepala Puskesmas Batulayar, Kapolsek Senggigi AKP Hernawan Rizky S.IK, tokoh agama, tokoh masyarakat dan FKUB Batulayar.

Syahrudin mengatakan, Kecamatan Batulayar menjadi nomor satu dalam sebaran positif kasus covid-19 di Kabupaten Lombok Barat dengan 12 kasus positif, ini penting kita lakukan sosialisasi menengenai Cara pencegahannya guna memutus rantai penyebaran khusunya di Kecamatan Batulayar.

“Diharapkan kepada seluruh tokoh masyarakat untuk dapat mengikuti sosialisasi ini dengan penuh perhatian dan apa yang didapat nanti disampaikan kepada masyarakat,” kata syahrudin.

Kepala Puskesmas Baatulayar menjelaskan penyebaran Covid-19 dari manusia ke manusia lewat cairan batuk, bersin dan berjabat tangan. Cara pencegahan Covid-19 yaitu makan dengan gizi yang seimbang, rajin olahraga dan istirahat cukup, cuci tangan pakai sabun, gunakan masker, jaga kebersihan lingkungan dan tidak merokok.
Sementara Komisi Fatwa MUI Lobar Dr. TGh Muhammad Said Ghazali MA mengimbau tokoh agama dan masyarakat mengikuti serta menyampaikan kepada masyarakat peraturan pemerintah mengantisipasi Covid-19.

Peraturan dan anjuran pemerintah tidak melanggar kaidah Islam. Sesuai hadits rasul, mencegah lebih baik daripada mengobati. “Berharap kita memahami agama sebaik mungkin agar kita tidak bingung dan dapat menimbang dalam menjalankan ibadah pada saat situasi dan kondisi seperti saat ini terjadi,” ujarnya.

Dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan pernyataan bersama untuk Mengurangi aktifitas ibadah di masjid/musholla/langgar yang melibatkan banyak orang untuk sementara waktu selama pandemi covid 19 di kabupaten lombok barat, meniadakan shalat jum’at dan mengganti dengan shalat zuhur di rumah masiing-masing, meniadakan shalat tarawih dan shalat idul fitri masjid/musholla/langgar dan mengerjakannya di rumah masing-masing bersama keluarga inti.

Meniadakan kegiatan ibadah dan sejenisnya yang menarik dan/atau menimbulkan kerumunan massa seperti nyongkolan, resepsi pernikahan, event olahraga, lomba dan lain sebagainya.

Yang di harapkan masyarakat dari Diskusi usai sosialisai penanganan Covid-19 dengan Satgas Bersama MUI, FKUB dan KNPI yakni menginginkan tim/satgas tugas covid 19 kabupaten lombok barat untuk turn langsung ke desa-desa menyampaikan sosialisai kepada masyarakat dan tokoh agama agar mendengar langsung dari para ahli seperti ketua Fatwa MUI, Kapolsek, Kabag Operasi Babinsa dan pemerintah terkait dengan penangan covid 19 ini.

Sumber: Dinas Kominfo Lombok Barat

Perawatan Pasien Covid-19 Mahal dan Jadi Beban, Masyarakat Jangan Bandel!

Giri Menang, 8 Mei 2020. Hal itu terungkap saat pelepasan 12 orang pasien sembuh yang sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 di Lombok Barat, Jumat (8/5). Dua (2) orang pasien yang sembuh dirawat di RSUD Tripat Gerung, dan 10 lainnya di RS Awet Muda (RSAM) Narmada.

Direktur Rumah Sakit Awet Muda (RSAM), dr. AAN Putra Suryanatha mengatakan pasien yang sembuh dan dipulangkan tidak dibebankan biaya, namum ditanggung pemerintah.

“Kita sementara ini melakukan swab dan hasilnya dikirim ke rumah sakit provinsi dan Bhayangkara, ” katanya ditemui sesaat sebelum acara pemulangan pasien covid 19 yang dinyatakan sembuh. Biaya ini, sebut dr Aan adalah mahal, seolah senada dengan apa yang disampaikan Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid sebelumnya (6/5) bahwa Lombok Barat bisa bangkrut bila terlalu banyak orang yang positif Covid-19.

“Sekitar dua juta empat ratus rupiah (Rp 2.400.000) sekali pemeriksaan,” jelas dr Aan. Bukan hanya itu, harga Alat Pelinding Diri (APD) pun, kata dr Aan, sangat mahal. Harganya berkisar Rp 800 ribu/unit yang hanya sekali pakai.

Lebih lengkap dinyatakan dr Aan, pasien yang dinyatakan sembuh telah minimal dua kali pemeriksaan swab dengan hasil negatif. Masing masing orang bervariasi, ada yang setelah lima kali mengikuti swab dari saat diagnosanya. Dalam hal ini, dr Aan menegaskan berapa biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan sekian kali pemeriksaan seperti itu. Dikatakan, kondisi itulah yang seharusnya menyadarkan masyarakat untuk patuh dengan himbauan pemerintah dan mereka yang terkena patuh pada protap penanganan Covid-19.

“Tapi ada juga pasien yang tidak patuh. Yang namanya pasien covid ini rata rata yang kita rawat masuk dalam kategori ringan sedang. Mereka merasa seperti tidak sakit,” jelasnya.

Pihak RSAM, aku dr Aan, menghadapi pasien yang tidak mengikuti prosedur dan memaksakan diri ingin keluar dari rumah sakit, maka yang dilakukan adalah upaya pendekatan melalui tokoh agama dan tokoh masyarakat asal pasien, mereka didatangkan untuk menenangkan pasien. Akhirnya pasien bisa menerima dan lolos sampai mereka sembuh dan hari ini dipulangkan.

Media ini mencoba mewawancarai perawat, tapi rata-rata tidak berkenan karena alasan kekhawatiran, bahkan walaupun hanya dengan menyebut inisial. “Saya tinggal di BTN Pak, saya takut dijauhi teman-teman saya,” ujar seorang perawat perempuan tampak keberatan diwawancara.

Beruntungnya, setelah sepakat hanya menyebut inisial, seorang perawat Covid-19 RSAM berinisial Tn I, pria, berhasil diwawancai. Dikatakan Tn I, dari awal merawat pasien positif Covid-19 sudah ada kekhawatiran karena sempat diberitakan ada cap negatif terhadap petugas kesehatan terutama perawat.

“Tapi akhirnya dijalani juga karena ini kan tugas kita,” curhat Tn I tampak murung.

Diceritakannya, salah satu yang paling tidak nyaman dalam merawat pasien Covid-19 adalah saat memakai alat pelindung diri (APD) level 3. Rasanya seperti di dalam oven ditambah dengan masker N-95 keringat diperas dan sesak. Demikian juga dengan sejumah pasien yang awalnya tidak mau nurut misalnya tidak mau minum obat karena merasa sehat membuat para perawat agak kewalahan pada awalnya.

“Karena sebagian besar kan mereka stabil kondisinya. Tapi dengan perawatan terus oleh dokter dan perawat mereka akhirnya nurut semua,” kata Tn I bersyukur.

Di antara 10 pasien yang dipulangkan, pasien terlama diisolasi 1 bulan 2 hari sedang yang tercepat hanya sekitar 2 minggu. Salah satu alasan lama karena sempat terkendala reagen yang habis sehingga evaluasinya tertunda.

Para pasien tersebut selama masa isolasi diberikan multivitamin, antibiotik, dan motivasi mereka untuk sembuh yaitu support agar mereka menaati prosedur.

Keluarganya di rumah pun, ujar Tn I, sempat khawatir. Mereka cukup tenang dan mau menerima setelah dijelaskan protap yang harus diikuti sebelum ke ruang isolasi pasien Covid-19.

“Keluarga saya jelaskan protap-nya memakai APD lengkap, tetap cuci tangan, setelah keluar dari sini mandi dulu baru pulang. Sampai rumah cuci tangan dan ke kamar mandi bersih-bersih dulu baru menemui anak istri,” ungkap Tn I.

Harapan terbesar Tn I adalah agar wabah ini segera berakhir. Dan mereka para perawat selalu berharap agar tidak ada lagi penambahan pasien yang positif Covid-19 sehingga bisa bertugas normal seperti biasa.

Hal itu dijelaskan Tn I karena dia dan rekan-rekan perawatnya yang lain tidak bisa tidak ada kekhawatiran setiap ada pertambahan pasien. Selain itu, Tn I dan perawat-perawat yang lain juga berharap agar insentif segera cair sebagai motivasi bekerja di tengah penanganan pandemik dunia Covid-19.

“Harapan kami insentif segera cair, dan harapan dari teman-teman memang itu juga begitu,” harap Tn I.

Sementara itu, salah satu pasien, Abd (46), mewakili pasien-pasien sembuh lainnya mengucapkan terimakasih kepada semua tim medis dan seluruh jajaran Rumah Sakit Awet Muda (RSAM) Narmada serta Pemerintah Kabupaten Lombok Barat atas perawatan yang diberikan sejak terdiagnosis terjangkit Covid-19.

“Sekali lagi kami ucapkan terima kasih banyak kepada dokter dan para perawat di sini, kami mungkin tidak bisa membalas kebaikan Anda semua, tapi semoga Allah yang membalas nantinya,” harapnya. Abd juga menyarankan jika ada masyarakat yang merasa pernah kontak dengan pasien Covid-19, atau terasa ada gejala, segera periksakan diri ke dokter atau puskesmas terdekat lalu berikan keterangan secara jujur dan ikuti anjuran tenaga medis dengan disiplin.

Ungkapan kekecewaan disampaikan Kepala Desa Duman, Kec.Lingsar, Suhardi yang menjemput salah satu warganya mengingat tidak boleh dijemput keluarga. Suhardi mengatakan pasien yang sembuh yang berasal dari desanya akan diterima oleh masyarakat dengan catatan bisa menjaga diri. “Yang terpenting sekarang ini untuk yang baru pulang atau sembuh ini pandai-pandi menjaga sikap,” ujar Suhardi. Hal itu dikatakannya karena ada dari pasien yang dipulangkan tersebut yang menganggap positif Covid-19 nya sebagai penyakit fitnah.

“Dikirain mereka diisolasi di tempat ini itu difitnah dan ini ada yang menyampaikan termasuk warga masyarakat saya,” ujarnya menyesalkan.

Ditegaskan Suhardi, dia menjalankan tugas untuk keselamatan warganya dan bukan main-main.

“Sekali lagi kami menjalankan tugas, meninggalkan anak istri demi mereka, mereka enak sekali menyampaikan wah ini penyakit fitnah, terus terang saya tidak suka,” ujar Suhardi berharap masyarakat jangan bandel.

Pasien yang dipulangkan ke desanya, jelas Suhardi, akan melakukan isolasi mandiri dengan tetap mendapat pengawasan dari pihak desa sesuai protokol penanganan Covid-19. “Kalau tidak menjalankan aturan terpaksa kami juga bisa bertindak sesuai aturan demi keselamatan kita bersama,” tegasnya. Dikatakan, dari Desa Duman yang positif Covid-19 sebanyak dua orang suami istri tetapi istrinya pulang karena sudah sembuh sedang suaminya masih dirawat. “Mudah-mudahan tidak ada yang terjangkit lagi di desa kami,” harapnya.

dr Karisma Yusa, salah seorang dokter yang merawat pasien Covid-19 di RSUD Tripat mengatakan, meski sudah dikatakan sembuh, pasien harus tetap menjalankan protokol kesehatan dan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah.

“Berusaha tidak kontak dengan orang lain dulu karena resiko masih ada,” ujar dr Karisma.
Sebelum dipulangkan, semua pasien diberikan surat keterangan sembuh. Untuk 10 pasien RSAM, penyerahan surat dilakukan oleh direktur RSAM, dr Aan. Selain menyampaikan untuk isolasi mandiri dulu selama 14 hari, dr. Aan juga sempat berpesan kepada para pasien yang dilepas untuk tetap jaga kesehatan, karena dengan tubuh yang sehat atau fit, tubuh akan sulit diserang virus.

Adapun rincian inisial pasien yang berhasil sembuh tersebut (nama, umur, asal, dan no press release) yaitu (1) ARS (50) Narmada, 40; (2) SM (33) Lingsar, 39; (3) R (31) Lingsar, 112; (4) RPL (54) Gunungsari, 113; (5) Haan (58) Narmada, 115; (6) Tn N (40) Lingsar, 118; (7) Tn A (42) Sekotong, 119; (8) Tn F (39) Gunungsari, 177; (9) Abd (46) Gunungsari, 176; dan LI (41) Gunungsari, 175; (11) M (44) Labuapi, 116; dan (12) S (60) Labuapi, 120. Dua pasien terakhir dirawat di RSUD Tripat, sedang sisanya di RSAM.

Sumber : Humas Lobar

SEMBUH, DUA PASIEN COVID-19 MENGAKU MENDAPATKAN PELAYANAN TERBAIK

Giri Menang, Jumat, 8 Mei 2020-Tepuk tangan serentak dilakukan para medis RSUD Patut Patuh Patju (Tripat) menandai dipulangkannya dua pasien dalam perawatan (PDP) yang telah dinyatakan sembuh dari positif Covid-19, Jumat (8/5) setelah dirawat di ruang isolasi RSUD Tripat selama dua minggu. Kedua pasien dimaksud berinisial M (44) dan S (60). Kedua pasien ini berasal dari Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.
Sebagai bukti formal atas kesembuhan kedua pasien yang diketahui memiliki riwayat perjalanan luar daerah (klaster Gowa, Sulsel) ini Direktur RSUD Tripat drg H Arbain Ishak memberikan Surat Keputusan RSUD Tripat bahwa kedua pasien ini telah dinyatakan sembuh dan diijinkan untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Bingkisan dan cendramata lainnya juga diberikan pihak RSUD Tripat mengiringi kepulangan kedua pasien ini.
S ketika ditanya pengalamanya selama dalam perawatan menuturkannnya dengan penuh keharuan. Kata-katanya seakan tertahan untuk keluar, bibirnya bergetar. Suaranya sedikit parau serak terbata-bata. Meski demikian ia kuat untuk dikarantina selama dua minggu untuk dirawat demi kesembuhan yang lebih cepat.
Keharuan S dan M dilatari karena pelayanan dan perawatan lainnya yang diberikan para tenaga medis di RSUD Tripat sangat baik dan penuh kekeluargaan. “Kami berterima kasih kepada para tenaga medis di RSUD Tripat ini yang telah melayani kami dengan baik sehingga kami bisa sembuh dan selanjutnya diijinkan pulang,” kalimat S masih sedikit terputus-putus.
Baik S maupun M sama-sama mengaku tak kuasa menghadapi kenyataan di luar impian sebelumnya. Namun yang tersebut dari kata-katanya yakni ucapan rasa syukur yang mendalam kepada Alloh SWT atas berita kesembuhan ini.
“Tidak lupa juga kami berterima kasih kepada para medis di sini yang telah merawat kami dengan baik dan penuh keikhlasan. Kami berharap agar teman-teman kami yang lain dan masih dalam perawatan untuk tetap kuat dan selau berdoa kepada Alloh SWT untuk segera diangkat penyakit ini,” ungkap S diamini rekannya M dan tenaga medis lainnya.
S dan M berjanji sekembalinya ke kampung halaman akan memberikan informasi kepada keluarga ataupun masyarakat lainnya untuk tetap menjaga kebersihan dan mematuhi anjuran pemerintah dalam penanganan dan pencegahan corona ini.
“Insya Alloh kita akan memberikan informasi kepada masyarakat untuk mematuhi anjuran pemerintah. Karena orang yang tak bergejala sekalipun harus tetap menjaga jarak, cuci tangan yang bersih, memakai masker, lebih banyak di rumah dan sholat di masjid ditiadakan dulu untuk sementara waktu,” ujarnya.

Khusus kepada rekan-rekannya yang masih dirawat, S mengharapkan untuk tetap bersemangat dan selalau memohon pertolongan kepada Alloh SWT. Tetap menjalankan ibadah sebagaimana mestinya dan selalu berdoa bagi kesembuhan bersama.
“Untuk keluarga dan masyarakat di rumah agar tetap menjaga kesehatan, menjaga kebersihan dan mengurangi kontak dulu dengan oran lain untuk menghindari penyebaran virus ini,” tutup S

Sumber : Humas Lobar

1 177 178 179 180 181 421