WARGA LOBAR YANG PULANG DARI LUAR DAERAH DAN LUAR NEGERI DI SCREENING DI SKB

Gerung – Diskominfotik,  warga Lombok barat yang pulang dari luar daerah dan luar negeri melalui pelabuhan  Lembar maupun  bandara  Internasional Zaenudin Abdul Majid Lombok sesuai Protokol Penanganan Covid 19 di bawa ke SKB Gunungsari untuk dilakukan screening, warga yang memiliki indikasi gejala terinfeksi covid 19 akan dikarantina, sedangkan orang tanpa gejala dipulangkan dengan ketentuan tetap menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Demikian diungkap Kepala Dinas perhubungan HM Najib saat ditemui media ini Selasa, (28/4/20).

Dari hasil pendataan yang dilakukan melalui posko bandara dan pelabuhan,  terdapat 994 warga Lobar yang pulang dari luar negeri maupun luar daerah.

“Posko yang kami siapkan di bandara dan pelabuhan, ada sekitar 1000 warga Lobar yang pulang dari luar daerah dan luar negeri (eks PMI),” jelasnya.

Kebanyakan kata Najib, mereka dari luar daerah. Sedangkan jamaah kloster Goa tidak termasuk karena mereka sudah terlebih dahulu pulang. Sejak awal penularan virus Corona di NTB, pihaknya menyiapkan posko di bandara dan pelabuhan untuk mencatat warga Lobar.

Pihaknya menyiagakan petugas dan kendaraan di masing-masing tempat penjemputan hingga 24 jam. Setiap warga datang didata, dari mana dan kemana tujuannya. Sekaligus Nomor HP warga juga direkap. Data ini kata dia, sangat membantu Dikes dalam penanganan, dengan mengarahkan puskesmas menelusuri warga di masing-masing tempat tinggal warga. Bahkan kata dia, Pihaknya bisa mendeteksi warga yang diketahui pasien positif ketika pulang pertama kali dari pelabuhan. Selaim itu, mendeteksi warga yang baru pulang kerja di kapal pesiar dari luar negeri.

“Ini kami arahkan langsung screening, jadi cepat bisa dideteksi” imbuhnya.

Pun diakuinya, data warga yang pulang jauh lebih lengkap dibandingkan daerah lain. Namun karena pelayanannya di tutup untuk komersial dan pelabuhan tak melayani penerbangan penumpang,  maka pihaknya pun menarik kendaraan dan petugas dari bandara dan pelabuhan.

“Kami juga membantu pengangkutan warga yang dari luar daerah ke puskesmas atau SKB ataupun ke sanggar belajar,” terang dia. (Ihn)

PEMBANGUNAN PARIWISATA BERBASIS DESA JADI ARAH PEMBANGUNAN LOMBOK BARAT 2021

Giri Menang, 28 April 2020-Musrenbang virtual provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dilaksanakan Selasa (28/4). 10 Bupati/Walikkota termasuk Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid mengikuti Musrenbang tersebut. Khusus Bupati Lombok Barat mengikutinya Musrenbang secara video conference ini dari Aula Jayengrana, Kompleks Pemerintahan Kantor Bupati Lombok Barat, Giri Menang, Gerung. Saat itu Bupati didampingi para Asisten, Kepala Bappeda Lombok Barat Rusditah S.Sos.

Bertindak selaku moderator pada Musrenbang Virtual yang baru pertama kali dilakukan karena wabah Covid-19 ini Sekretaris Bapeda Provinsi NTB. Gubernur NTB H Zulkieflimansyah bersama seluruh angota Forkompinda NTB mengikuti seksama kegiatan tersebut. Bahkan Menteri Bappenas/Perencanaan Pembangunan Nasional Prof Dr Suharso Monoarfa dan Staf Khusus Menteri dalam Negeri turut hadir mengikuti video conference Musrenbang provinsi NTB ini.

Pada sesi laporan usulan dan saran Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid mendapat kesempatan awal untuk menyampaikan usulan dan pokok-pokk pikirannya.

Bupati H Fazan Khalid kepada Gubernur melaporkan, bahwa  thema pembangunan 2021 untuk Kabupaten Lombok Barat adalah pembangunan pariwisata berbasis desa dan pembenahan SPM yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

“Saya kira ini sangat nyambung dengan tema yang diangkat oleh Pemprov NTB dan juga dengan tema Musrenbang tingkat nasional,” demikian Bupati.

Sehubungan dengan usulan Pemprov NTB terkait tiga usulan besar yang berada di wilayah Lombok Barat seperti pelebaran ruas jalan Tanjung Karang – Kota Mataram – Kebon Ayu sampai dengan ke Lembar jujga telah menjadi prioritas pembangunan di Lombok Barat.

Berikutnya terkait pasca Covid-19, pembangunan ekonomi atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi menurut Bupati, hal ini juga sangat strategis. Jalan di pinggir pantai dari Kota Mataram langsung tembus ke Lembar nantinya akan menumbuhkan simpul-simpul usaha baru tertama di bidang kuliner dan perikanan.

Selain itu menyinggung  sistem pelayanan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Gerung, Lembar dan Sekotong dengan cara memblok air Sungai Dodokan agar tidak sia-sia sampai dengan ke laut akan sangat berdampak positif ke depannya.

Bupati beralasan, saat terjadi musim panas air Sungai Dodokan yang terbuang percuma ke laut yaitu 200 liter per detik akan bisa bisa mengatasi kekurangan air bagi warga di Gerung, Lembar termasuk di Kecamatan Sekotong.

Stresing menarik lainnya yang menjadi titik tekan Bupati yakni pengembangan desa wisata. Menurutnya, di Lombok Barat terdapat enam desa yang menjadi prioritas utama sebagai desa wisata.

Enam desa dimaksud yakni, Desa Bengkaung Kecamatan Gunungsari dengan potensi agrowisata lebah, atau lebih dikenal dengan pengembangan madu trigona. Bupati menilai pasar madu trigona ini sangatah luar biasa. Sebelumnya pernah dicoba untuk memberikan para tenaga kesehatan dengan membeli madu ini.

Selanjutnya, Desa Gelangsar masih di Kecamatan Gunungsari dengan agrowisata buah yang mengandalkan keindahan alam termasuk saat menuju lokasi ini. Desa Karang Bayan dan Batu Mekar di Kecamatan Lingsar. Kedua desa ini merupakan desa juga masuk dalam katagori destinasi wisata buah. Termasuk bagaimana mendorong agar hasil perkebunan ini tidak langsung dijual tapi ada produk olahan lanjutan sehingga menambah added value-nya secara ekonomi untuk masyarakat.

Kawasan Desa Sesaot, Pakuan dan Buwun Sejati, yang lebih popular dengan sebutan Desa Sekawan Sejati. Tiga desa ini masuk ke dalam wisata Sunstainable, Tourism Observatorium (STO) dan sudah di SK-kan oleh Menteri Pariwisata dan bahkan masuk didaftarkan di PBB menjadi STO.

“Kemarin kita mendapat juara satu dalam kategori pariwisata berkelanjutan di bidang lingkungan untuk tingkat nasional. Karena itu ke depannya membutuhkan sentuhan lebih terutama dorongan dari pemerintah daerah termasuk pemerintah Provinsi,” ungkap Fauzan

Selanjutnya, tambah Bupati yakni Kawasan Desa Mareje Timur Kecamatan Lembar. Desa ini juga masuk  agrowisata buah. “Mungkin banyak yang bertanya, di sana kan panas, kok bisa “tema” buah?. Tapi kami sudah membuktikan, desa ini juga kemarin menjadi lokasi yang kami tawarkan ke Universitas Mataram (Unram) sebagai salah satu alternatif lokasi kampus 2. Karena memang luar biasa luasnya. Sawah-sawahnyapun banyak yang membentuk terasering (bertingkat, red). Ini  terlihat sangat indah dan dari sana bisa menyaksikan Pelabuhan Lembar dan Kota Mataram. Tapi ini sementara belum menjadi pilihan utama Unram. Jika pak gubernur ke sana, mungkin bapak lebih tertarik ditempatkan di sana dan bisa mendorong pihak Unram untuk membangun di desa ini,” ajak Bupati.

Desa wisata terakhir yakni kawasan Desa Batu Putih Sekotong. Di lokasi ini dikenal wisata bahari dan minat khusus. Minat khusus dimaksud yakni  surfing dan menyelam. Pemda sudah mulai memberikan sentuhan-sentuhan dan dorongan-dorongan atau supporting dari Pemprov NTB sangat diharapkan.

Bupati juga menyebut aka nada disuse-diskusi yang lebih intens dengan Bapeda NTB, Bappeda kabupaten/kota lainnya  terkait garapan-garapan bidang lainnya terutama untuk mengisi kisi-kisi atau menu-menu yang ditawarkan oleh provinsi NTB.

“Dan saya sangat berharap semua program itu nyambung. Kami mengistilahkannya di Lombok Barat itu pembangunan, penganggaran itu baru mempunyai output yang baik itu harus memenuhi tiga syarat. Yakni programnya terintergrasi, antar OPD bersinergi dan kemudian juga saling melengkapi. Sehingga nanti jika provinsi sudah menetapkan program, nanti kami yang melengkapi, kami yang awasi dan kami yang bina dan melanjutkan sehingga tidak putus dan terus berkelanjutan,” tutup Bupati.(Her/Humas)

Korban Terpapar Covid-19 Melonjak, Gugus Tugas Lombok Barat Libatkan 25 Penyidik

Giri Menang, 28 April 2020–Melonjaknya korban Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) membuat Gugus Tugas Lombok Barat penanganan Covid-19 terus melakukan berbagai upaya sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19 lebih luas. Salah satunya dengan terus berupaya melakukan pembatasan kegiatan sosial dengan melibatkan 25 orang penyidik kepolisian.

“Gugus Tugas Lombok Barat akan berupaya lebih tegas untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya penyebaran wabah Covid-19, selanjutnya akan melakukan pengawasan, evaluasi dan penindakan. Penindakan kalau masyarakat masih “pagah” (bandel) dengan melibatkan 25 penyidik kepolisian untuk ditindak,” kata Kapolres Lombok Barat AKBP Bagus Satriyo Wibowo saat memberikan arahan di Posko Gugus Tugas Covid-19 di Bencingah Agung, Senin (27/04/).

Di hadapan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Lombok Barat kapolres mempertegas, apabila ada masjid yang ditemukan masyarakat masih “pagah” melakukan Sholat Jum’at dan Tarawih, maka akan dilakukan penindakan.

“Setiap orang atau pihak yang tidak mematuhi keputusan bersama ini dan menghalang-halangi serta memprovokasi orang lain untuk tidak mematuhinya, maka dapat kita kenakan sanksi hukum yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tegasnya.

Ketegasan Gugus Tugas Lombok Barat ini beralasan karena masyarakat yang terpapar Covid-19 di Lombok Barat terus bertambah dari yang semula satu digit kecil menjadi dua digit. Data dari press release Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebutkan, per 27 April 2020 di Lombok Barat, 32 Orang Positif terkena Covid-19, 3 orang sembuh, 47 orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 57 Orang Dalam Pemantauan (ODP)

Bupati Lobar H.Fauzan Khalid menyampaikan sejauh mana tindakan pemda terkait upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dengan membentuk satuan gugus tugas untuk melakukan pembatasan kegiatan sosial masyarakat di Lombok Barat. Di mana keputusan bersama ini ditandatangani oleh Bupati Lombok Barat, Dandim 1606/Lobar, Kapolres Lombok barat, Ketua DPRD Lombok Barat, Kementerian Agama Lombok Barat dan Ketua MUI Lombok Barat.

“Jadi masjid kalau adzan boleh dan bahkan harus menurut saya, karena dari sanalah kita mengetahui waktu sholat. Dan yang kita larang itu adalah keramaian,” katanya.

Dalam rapat tersebut kata dia, apa yang dilakukan terkait dengan pembatasan kegiatan keagamaan di masjid saat bulan Ramadhan jalan, termasuk tempat keramaian yang lain itu lebih mudah dicegah karena lebih memiliki legitiminasi yang lebih.

“Kalau tutup total, saya kira kita berlebihan. kita cegah keramaian atau perkumpulan orang saja yang menyebabkan cepat penularannya,” jelasnya.

Dari data yang diperoleh dari TNI, dia menyebutkan, ada masjid yang masih melaksanakan ibadah Sholat Jum’at dan Tarawih di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Labuapi ada 8 masjid, Narmada 19 masjid, Lingsar 2 masjid, Batu Layar 48 masjid dan ada beberapa masjid belum masuk datanya.

SATU PASIEN POSITIF COVID-19 RSUD TRIPAT SEMBUH DAN DIPULANGKAN

Gerung, Diskominfotik-Walaupun angka kasus positif Covid-19 terus merangkak naik atau bertambah, kerja keras petugas medis RSUD Tripat Kabupaten Lombok Barat, membuahkan hasil yang cukup melegakan. Mereka sukses menyembuhkan satu pasien covid-19 yang masih dirawat diruang isolasi RSUD Tripat.

Pemulangan pasien R (62) merupakan kluster Gowa, yang berasal dari Desa Montong Are Kecamatan Kediri itu pun berlangsung dalam suasana keharuan dan kegembiraan, Selasa (28/04/2020).

Tak seperti pemulangan pasien lainnya, kepulangan warga Kediri ini dilakukan secara istimewa oleh para petugas medis RSUD Tripat.

R, pasien berusia 62 tahun ini tak bisa menahan haru saat menjumpai deretan perawat dan pegawai RSUD Tripat yang mengiringnya hingga masuk ke dalam Mobil Ambulance. Mereka sengaja berkumpul didepan ruangan itu untuk menyampaikan salam perpisahan dan mengantarkan pasien covid19 itu pulang.

“Saya tak bisa berkata apa-apa. Terima kasih sudah merawat saya sampai sembuh. Semoga Allah membalas kebaikan semua pegawai rumah sakit ini,” kata R.

Direktur RSUD Tripat drg. Arbain Ishak, MM mengatakan, pasien ini masuk ke RSUD Tripat sejak tanggal 9 april 2020 sekital 3 pekan lalu. Pasien ini telah melalui prosedur yang ketat sehingga bisa dipulangkan.

“Pasien ini, sudah melalui dua kali swab dengan hasil terakhir negatif, pasien ini dinyatakan sembuh namun tetap sesampainya di rumah untuk menjalani isolasi mandiri selama 14 hari dan dipantau oleh tim dari puskesmas Kediri,” Ungkapnya.

Dikatakannya pula, berdasarkan release yang diterbitkan Pemetintah Provinsi Nusa Tenggara Barat terdapat 35 orang yang berasal dari Kabupaten Lombok Barat terpapar positif covid-19 dan yang dinyatakan sembuh setelah melaui dua kali swab dan hasilnya negativ (Sembuh) diperbolehkan untuk pulang berjumlah 5 orang dari Rumah Sakit berbeda beda, termasuk bapak R’ dari Desa Montong Are Kecamatan Kediri dengan membawa surat keterangan kesembuhan covid-19, dan masih dalam perawatan 30 orang. Kata drg. Arbain.

”  Dan tadi malam tanggal 27 April 2020 tujuh orang berasal dari Kecamatan Batulayar masuk ruang isolasi, sehingga di Ruang isolasi RSUD Tripat sendiri terdapat 15 orang positif covid-19 yang berasal dari Kecamatan Gerung, Kuripan, Sekotong dan Batulayar,”Imbuhnya.

Camat Kediri Hermansyah yang turut hadir menjemput kepulangan warganya, sangat bersyukur dan sangat berterimakasih atas bantuan dari semua tenaga kesehatan khususnya Puskesmas Kediri dan RSUD Tripat Gerung yang telah merawat pasien R’ ini sehingga hari ini (28/04) bisa dipulangkan dalam keadaan sembuh.

Ia juga berpesan dan mengingatkan kepada masyarakat agar selalu mentaati  anjuran pemerintah, menerapkan protokol kesehatan, dengan saling menjaga jarak (physical distancing), rajin mencuci tangan menggunakan sabun di air yang mengalir, berdiam dirumah keluar seperlunya dan selalu terapkan pola hidup bersih,”Tambahnya. (Diskominfotik/L.Angge)

Kasus Positif Covid-19 di Lombok Barat Bertambah

Gerung, Kominfo –  Pemerintah Kabupaten Lombok Barat serius dan komit mengatasi persebaran Virus Corona Disease 2019 (Covid-19). Walaupun angka kasus positif Covid-19 terus merangkak naik atau bertambah. Per hari Senin tanggal 27 April 2020 kemaren bertambah lagi sebanyak tujuh orang posistif covid-19. Sehingga berdasarkan release yang diterbitkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat terdapat 35 orang yang berasal dari Kabupaten Lombok Barat terpapar positik covid-19. Dari tujuh orang yang terpapar tersebut adalah :

  • Pasien nomor 200, an. Tn. B, laki-laki, usia 52 tahun, penduduk Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke daerah Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;
  • Pasien nomor 201, an. Tn. S, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang yang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;
  • Pasien nomor 202, an. Tn. K, laki-laki, usia 55 tahun, penduduk Desa Meninting, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;
  • Pasien nomor 203, an. Tn. S, laki-laki, usia 52 tahun, penduduk Desa Meninting, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;
  • Pasien nomor 204, an. Tn. AMI, laki-laki, usia 62 tahun, penduduk Desa Meninting, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;
  • Pasien nomor 205, an. Tn. F, laki-laki, usia 53 tahun, penduduk Desa Meninting, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;
  • Pasien nomor 206, an. Tn. D, laki-laki, usia 23 tahun, penduduk Desa Batulayar, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik.

Pencegahan Covid-19 dapat segera dilakukan dengan disiplin diri melaksanakan protocol kesehatan. Masyarakat dihimbau untuk melakukan fisical distancing, menghindari kerumunan, memakai masker bila keluar rumah, cuci tangan dengan sabun di air mengalir, gunakan handsanitizer, menjaga kesehatan dan imunitas, mengkonsumsi vitamin c dan e, berolahraga dan hidup bersih dan sehat serta berdoa kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa semoga virus corona tidak menjangkiti kita semua.

Disamping itu Pemerintah juga melakukan berbagai upaya mengatasi persebaran Covid-19 mulai dari menerbitkan beberapa regulasi sampai melakukan aksi penyemprotan disimfektan, penertiban dan penutupan tempat yang disinyalir penularan Covid-19, melakukan sosialisasi dan melakukan karantina serta penanganan warga yang telah terpapar Covid-19.

Data perkembangan kasus Codvid-19 hari ini terdapat 494 Orang Tanpa Gejala (OTG) terdiri dari 146 selesai dalam pemantauan dan 348 masih dalam pemantauan. 616 Orang Dalam Pemantauan (ODP) terdiri dari 559 orang selesai dalam pemantauan dan 56 orang selesai dalam pemantauan. 68 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terdiri dari 15 orang selesai dalam pengawasan dan 1 orang meninggal serta 53 masih dalam pengawasan. 2.710 Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) terdiri dari 2.013 orang selesai dalam pemantauan dan 697 masih dalam pemantauan. Diaskominfo (rasidibragi)

 

TERKAIT VIDEO NASI BASI, BUPATI LOMBOK BARAT AKAN DALAMI

Giri Menang, 25 April 2020- Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid berjanji akan mendalami sumber dan kebenaran isi video yang beredar, bahwa masyarakat yang dikarantina untuk pencegahan penyebaran Covid-19 itu diberi makan Nasi basi.

Seperti beredar di beberapa group WhatsApp, nampak di video itu beberapa warga karantina mengeluhkan nasi yang dikirimkan untuk mereka makan. Saat dikonfirmasi, Bupati Fauzan Khalid mengaku belum mengetahui pasti terkait video tersebut, namun dirinya tidak akan tinggal diam untuk mencari tahu kebenaran informasi itu.

“Saya belum terima Informasi itu, tapi akan kami dalami kebenarannya. Karena fasilitas karantina sudah kita jamin bagus, begitu juga pelayanan,” ungkapnya, Sabtu (25/04/2020).

Dia mengatakan, kalaupun dirinya belum mengetahui kebenaran informasi tentang video itu, namun pasti akan meng-kroscek, karena yang menangani konsumsi (makan) untuk masyarakat yang dikarantina adalah Dinas Sosial Lombok Barat.

“Itu pun, makanan yang diberikan ke masyarakat khususnya yang di karantina dipesan lewat catering,” kata dia.

Fauzan menegaskan, seandainya itu benar, maka tempat memesan (catering) makanan yang akan menerima konsekuensi, yakni pindah tempat mesan.

“Iya konsekuensinya, kami tidak lagi percaya ke perusahaan catering tersebut,” ujarnya.

Fauzan mengaku, sebelumnya alumni Ijtimak Gowa itu pernah minta disiapkan kompor dan kebutuhan lainnya untuk mereka masak. Tapi, pemerintah memiliki pertimbangan sehingga tidak di izinkan.

“Saya tidak izinkan karena banyak pertimbangan, termasuk keamanan,” tegasnya.

Kepala Dinas Sosial Lombok Barat, Lalu Martajaya yang dikonfirmasi via telpon menyayangkan peredaran video tersebut. Martajaya menuturkan bahwa kejadian di video tersebut berlangsung kemarin.

“Saat diantarkan, karena diperiksa dan memang ada keluhan, langsung kita ganti saat itu juga. Mungkin karena ada sayur yang bahan bakunya dari parutan kelapa yang diolah agak lama dari penyajian, tapi langsung diganti saat itu juga,” terang Martajaya.

Untuk menu makanan, tegas Martajaya, pihaknya menerima list dari Dinas Kesehatan menu apa saja yang pas untuk disuguhkan. Penyuguhannya diserahkan ke dua usaha catering yang saat ini berdekatan dengan tempat karantina di Sanggar Mutu Gerung dan Sanggar Kegiatan Belajar Gunung Sari. Untuk bulan Ramadhan ini, penyajian makanan menyesuaikan. Dinas Sosial menyiapkan paket takjil, menu buka puasa, snack, dan juga untuk sahur.

“Untuk kasus di video itu, sesudah diganti, mereka makan dengan lahap kok. Tidak ada lagi keluhan,” tegas Martajaya.

Untuk karantina di Sanggar Mutu, diterangkan oleh Bupati Lombok Barat, saat ini sebanyak 40- an orang di karantina tapi angka itu fluktuatif.

“Ada yang dikirim ke Rumah Sakit jika hasil Swabnya positif. Terhadap hasil rapid test reaktif, dikirim ke Sanggar Mutu Gerung untuk di karantina. Jika hasil Swab negatif, mereka langsung dipindah ke SKB Gunungsari untuk di karantina selama 14 hari,” terang Fauzan Khalid.

Sedangkan yang dinyatakan hasil Swab positif, imbuh Fauzan, petugas langsung menangani di Rumah Sakit sampai sembuh.

“Kita mau massif lakukan ravid test dan akan lebih massif lagi. Itulah sebabnya beberapa Gedung milik Pemprov NTB yang ada di Lobar kebetulan lagi kosong, seperti Bapelkes di Lingsar, Gedung Petirahan Dinsos Provinsi di Selat Narmada dan beberapa SMK yang punya penginapan, kita siapkan untuk tempat karantina,” katanya.

Sayangnya, aku Fauzan, yang jadi persoalann adalah komunikasi di tingkat Pemda yang sudah oke, namun tindaklanjut di bawah yang sulit dengan alasan macam-macam.

Sumber : Humas Lombok Barat

TERKAIT VIDEO NASI BASI, BUPATI LOMBOK BARAT AKAN DALAMIGiri Menang, 25 April 2020- Bupati Lombok Barat, H Fauzan…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Minggu, 26 April 2020

BAEHAQI, “JANGANKAN RUMAH SAKIT, KUBURAN PUN KITA SIAPKAN”

Giri Menang, 25 April 2020 – Penanganan Covid 19 di Kabupaten Lombok Barat tetap mengedepankan protokol dan standar operasional prosedur.

“Kita tidak menginginkan hal terburuk, tapi harus kita siap-siap. Jangankan Rumah Sakit, kuburan pun harus kita siapkan. Lokasinya paling sedikit berjarak lima puluh meter dari mata air untuk menjaga kontaminasi,” terang Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat H. Baehaqi saat mengevaluasi penanganan Covid 19 di Posko Satgas Kecamatan Kediri, Jum’at Malam (24/4/2020).

Kuburan itu, terang Baehaqi masih dikaji untuk disiapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat.

“DLH kita minta mencari lokasi. Soal pemulasaran dan proses pemakamannya sedang disiapkan SOP nya oleh pihak Kemenag (Kementerian Agama, red) dan RSUD. Petugasnya pun kita siapkan,” kata Baehaqi.

Menurut Baehaqi, jika sampai ada pasien positif Covid 19 meninggal dunia saat dirawat di ruang Isolasi RSUD Patut Patuh Patju, maka tim RSUD itu yang langsung bertugas mengurus jenazah. Begitu juga di RSAM Narmada.

“Kita juga harus menyiapkan peti mati jika ditemukan ada yang meninggal. SOP untuk mengurus jenazah Covid ini sangat ketat,” tegas Baehaqi.

Berbagai persiapan dilakukan bukan karena menginginkan kondisi buruk, imbuh Baehaqi. Tapi semata-mata sebagai persiapan untuk skenario terburuk.

“Kita mengantisipasi berdasarkan kajian permodelan dari para ahli. Menurut mereka, kita harus antisipasi jika puncak penyebaran Covid 19 ini nanti di bulan Juli Agustus,” terang Baehaqi.

Seperti hasil pantauan di lapangan dengan kondisi Lombok Barat yang disinyalir mengarah ke transmisi lokal, maka Pemerintah Kabupaten Lombok Barat pun sigap menyiapkan berbagai lokasi karantina.

“Kita sedang menyiapkan satu blok khusus di Bapelkes (Balai Pelatihan Kesehatan, red) untuk menjadi karantina pasien, sedangkan untuk SMKN 1 Lingsar kita harap bisa menjadi karantina ODP,” terang Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid saat mengunjungi Bapelkes, Kamis (23/4/2020).

Menurut Bupati, pihaknya juga akan meminta dua gedung pelatihan hotel di SMK lainnya untuk menjadi pusat karantina lainnya.

Kepala Bapelkes NTB, Ali Wardana yang menemui rombongan Fauzan menjelaskan bahwa pihaknya pada prinsipnya siap dengan permintaan Bupati.

“Prinsipnya kita siap selama koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi menyetujui,” kata Ali Wardana.

Bapelkes saat ini terang Ali, dalam 3,5 tahun ini masih berada pada masa transisi kewenangan antara pusat dan provinsi. Mengenai kapasitas, Bapelkes ini bisa menampung antara 30 sampai 50.

“1 kamar bisa menampung 2 sampai 3 bed dengan fasilitas lengkap televisi, kamar mandi, dan ac. Jika terpaksa dengan daya tampung dikalikan dengan 10 ruang. Dlm kondisi outbreak, bisa terpakai seluruhnya, termasuk untuk ruang kelas dengan daya tampung 50 orang,” terang Ali Wardana.

Kepala Bidang P3KL Dinas Kesehatan, Ahmad Taufiq Fatoni yang ikut mendampingi Bupati, kepada Kepala Bapelkes memastikan bahwa pihaknya membutuhkan persiapan fasilitas katantina.

“Kita pinjam tempat, soal SDM, kami yang menyiapkan,” tegas Fatoni.

Di Lombok Barat sendiri sampai rilis ini disusun, jumlah Pasien terkonfirmasi positif sudah tembus angka 21 orang, dan 2 orang dinyatakan sembuh. 1 pasien nomor 27 atas nama HW (laki-laki 2 tahun) telah dinyatakan sembuh beberapa hari yang lalu dan disusul hari ini, Jum’at (24/4/2020) pasien nomor urut 30 atas nama RA (laki-laki 51 tahun) dinyatakan sembuh dan keluar dari Rumah Sakit Awet Muda Narmada.

Dinas Kesehatan Lombok Barat juga merilis 53 Orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di mana 13 orang pasien dinyatakan tuntas pengawasannya. Selain itu, terdapat 609 Orang Dalam Pemantauan (ODP) dengan 549 orang sudah selesai dalam masa pemantauan.

Sumber : Humas Lobar

BAEHAQI, "JANGANKAN RUMAH SAKIT, KUBURAN PUN KITA SIAPKAN"Giri Menang, 25 April 2020 – Penanganan Covid 19 di…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Sabtu, 25 April 2020

BUPATI APRESIASI KERJA TEAM REAKSI CEPAT (TRC) BPBD DALAM PENANGANAN COVID 19 DI LOMBO BARA

Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid menyemangati Petugas Team Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana TRC BPBD Lombok Barat di Posko Gugus Tugas Covid -19 Bencingah Kantor Bupati Lombok Barat di Gerung, (24/4/2020).

Fauzan mengapreasi TRC BPND yg telah melaksanakan tugas dengan penuh semangat di garda terdepan. TRC melaksanakan tugas yang cukup berbahaya dari ancaman penyakit corona.

“Saya mengucapkan terima kasih dan apreasi kepada petugas TRC BPBD yang telah melaksanakan tugas dengan penuh tantangan dan bahaya penyakit corona”, ungkapxa tegas.

Fauzam memberikan saran agar petugas terus melaksanakan tugasnya melayani masyarakat dengan mematuhi  SOP yg ditetapkan. Fauzan meminta oetugas tidak lupa memakai masker dan pelindung diri lainnya. Petugas juga memperhatikan kesehatan dirinya dengan mengkonsumsi vitamin.

“Jaga kesehatan dan minum vitamin bila perlu setiap petugas suntik vitamin untuk tingkatkan imunnya”, jelas Fauzan.

Disamping itu juga diminta mencuci tangan dan tidak memegang muka sebelum selesai melaksanakan tugas.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Hj. Ambarwati memberikan penegasan selalu memakai masker walau masker yang di buat dari kain. Masker bedah yang standar itu diperuntukkan untuk petugas kesehatan yang sekarang harganya mahal dan sudah langka.

“Boleh memakai masker kain, apalagi maskeh bedah sekarang mahal dan langka”, ungkapnya.

Sekretaris Daerah Lombok Barat juga meminta petugas TRC BPBD untuk tetap bersemangat melaksanakan tugas. Dengan adanya bencana ini petugas seperti TRC dibutuhkan pengabdiannya kepada masyarakat. Dimasa bencana Covid -19 ini justru menunjukkan bakti sebagai ASN pelayan masyarakat. Kalau pada masa tidak ada bencana petugas TRC BPBD masih bisa santai dan meningkatkan kapasitasnya.

“Saya minta anda terus bekerja dengan semangat di saat bencana melanda kita. Ketika tidak ada bencana anda masih bisa santai, pintanya tegas.

TRC BPBD Lombok Barat melaksanakan tugas di masa pandemi corona ini untuk melakukan penyemprotan disimfektan di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Barat. Masih banyak yang belum dilakukan penyemprotan bahkan beberapa tempat perlu diulang lagi. Tempat tempat karantina menjadi prioritas karena disana terdapat penyakit itu. Juga tempat keramaian seperti pasar, tempat ibadah dan tempat pelayanan kesehatan. Diskominfo Lobar (rasidibragi)

1 179 180 181 182 183 421