Korban Covid-19 Melonjak, Gugus Tugas Lombok Barat Tegaskan Jamaah Masjid Jangan “Pagah” (Bandel)
Giri Menang, 28 April 2020–Melonjaknya korban Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) membuat Gugus Tugas Lombok Barat penanganan Covid-19 terus melakukan berbagai upaya sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19 lebih luas. Salah satunya dengan terus berupaya melakukan pembatasan kegiatan sosial dengan melibatkan 25 orang penyidik kepolisian.
“Gugus Tugas Lombok Barat akan berupaya lebih tegas untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya penyebaran wabah Covid-19, selanjutnya akan melakukan pengawasan, evaluasi dan penindakan. Penindakan kalau masyarakat masih “pagah” (bandel) dengan melibatkan 25 penyidik kepolisian untuk ditindak,” kata Kapolres Lombok Barat AKBP Bagus Satriyo Wibowo saat memberikan arahan di Posko Gugus Tugas Covid-19 di Bencingah Agung, Senin (27/04/).
Di hadapan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Lombok Barat kapolres mempertegas, apabila ada masjid yang ditemukan masyarakat masih “pagah” melakukan Sholat Jum’at dan Tarawih, maka akan dilakukan penindakan.
“Setiap orang atau pihak yang tidak mematuhi keputusan bersama ini dan menghalang-halangi serta memprovokasi orang lain untuk tidak mematuhinya, maka dapat kita kenakan sanksi hukum yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tegasnya.
Ketegasan Gugus Tugas Lombok Barat ini beralasan karena masyarakat yang terpapar Covid-19 di Lombok Barat terus bertambah dari yang semula satu digit kecil menjadi dua digit. Data dari press release Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebutkan, per 27 April 2020 di Lombok Barat, 32 Orang Positif terkena Covid-19, 3 orang sembuh, 47 orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 57 Orang Dalam Pemantauan (ODP)
Bupati Lobar H.Fauzan Khalid menyampaikan sejauh mana tindakan pemda terkait upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dengan membentuk satuan gugus tugas untuk melakukan pembatasan kegiatan sosial masyarakat di Lombok Barat. Di mana keputusan bersama ini ditandatangani oleh Bupati Lombok Barat, Dandim 1606/Lobar, Kapolres Lombok barat, Ketua DPRD Lombok Barat, Kementerian Agama Lombok Barat dan Ketua MUI Lombok Barat.
“Jadi masjid kalau adzan boleh dan bahkan harus menurut saya, karena dari sanalah kita mengetahui waktu sholat. Dan yang kita larang itu adalah keramaian,” katanya.
Dalam rapat tersebut kata dia, apa yang dilakukan terkait dengan pembatasan kegiatan keagamaan di masjid saat bulan Ramadhan jalan, termasuk tempat keramaian yang lain itu lebih mudah dicegah karena lebih memiliki legitiminasi yang lebih.
“Kalau tutup total, saya kira kita berlebihan. kita cegah keramaian atau perkumpulan orang saja yang menyebabkan cepat penularannya,” jelasnya.
Dari data yang diperoleh dari TNI, dia menyebutkan, ada masjid yang masih melaksanakan ibadah Sholat Jum’at dan Tarawih di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Labuapi ada 8 masjid, Narmada 19 masjid, Lingsar 2 masjid, Batu Layar 48 masjid dan ada beberapa masjid belum masuk datanya.
Gerung, Diskominfotik-Walaupun angka kasus positif Covid-19 terus merangkak naik atau bertambah, kerja keras petugas medis RSUD Tripat Kabupaten Lombok Barat, membuahkan hasil yang cukup melegakan. Mereka sukses menyembuhkan satu pasien covid-19 yang masih dirawat diruang isolasi RSUD Tripat.
Pemulangan pasien R (62) merupakan kluster Gowa, yang berasal dari Desa Montong Are Kecamatan Kediri itu pun berlangsung dalam suasana keharuan dan kegembiraan, Selasa (28/04/2020).
Tak seperti pemulangan pasien lainnya, kepulangan warga Kediri ini dilakukan secara istimewa oleh para petugas medis RSUD Tripat.
R, pasien berusia 62 tahun ini tak bisa menahan haru saat menjumpai deretan perawat dan pegawai RSUD Tripat yang mengiringnya hingga masuk ke dalam Mobil Ambulance. Mereka sengaja berkumpul didepan ruangan itu untuk menyampaikan salam perpisahan dan mengantarkan pasien covid19 itu pulang.
“Saya tak bisa berkata apa-apa. Terima kasih sudah merawat saya sampai sembuh. Semoga Allah membalas kebaikan semua pegawai rumah sakit ini,” kata R.
Direktur RSUD Tripat drg. Arbain Ishak, MM mengatakan, pasien ini masuk ke RSUD Tripat sejak tanggal 9 april 2020 sekital 3 pekan lalu. Pasien ini telah melalui prosedur yang ketat sehingga bisa dipulangkan.
“Pasien ini, sudah melalui dua kali swab dengan hasil terakhir negatif, pasien ini dinyatakan sembuh namun tetap sesampainya di rumah untuk menjalani isolasi mandiri selama 14 hari dan dipantau oleh tim dari puskesmas Kediri,” Ungkapnya.
Dikatakannya pula, berdasarkan release yang diterbitkan Pemetintah Provinsi Nusa Tenggara Barat terdapat 35 orang yang berasal dari Kabupaten Lombok Barat terpapar positif covid-19 dan yang dinyatakan sembuh setelah melaui dua kali swab dan hasilnya negativ (Sembuh) diperbolehkan untuk pulang berjumlah 5 orang dari Rumah Sakit berbeda beda, termasuk bapak R’ dari Desa Montong Are Kecamatan Kediri dengan membawa surat keterangan kesembuhan covid-19, dan masih dalam perawatan 30 orang. Kata drg. Arbain.
” Dan tadi malam tanggal 27 April 2020 tujuh orang berasal dari Kecamatan Batulayar masuk ruang isolasi, sehingga di Ruang isolasi RSUD Tripat sendiri terdapat 15 orang positif covid-19 yang berasal dari Kecamatan Gerung, Kuripan, Sekotong dan Batulayar,”Imbuhnya.
Camat Kediri Hermansyah yang turut hadir menjemput kepulangan warganya, sangat bersyukur dan sangat berterimakasih atas bantuan dari semua tenaga kesehatan khususnya Puskesmas Kediri dan RSUD Tripat Gerung yang telah merawat pasien R’ ini sehingga hari ini (28/04) bisa dipulangkan dalam keadaan sembuh.
Ia juga berpesan dan mengingatkan kepada masyarakat agar selalu mentaati anjuran pemerintah, menerapkan protokol kesehatan, dengan saling menjaga jarak (physical distancing), rajin mencuci tangan menggunakan sabun di air yang mengalir, berdiam dirumah keluar seperlunya dan selalu terapkan pola hidup bersih,”Tambahnya. (Diskominfotik/L.Angge)
Gerung, Kominfo – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat serius dan komit mengatasi persebaran Virus Corona Disease 2019 (Covid-19). Walaupun angka kasus positif Covid-19 terus merangkak naik atau bertambah. Per hari Senin tanggal 27 April 2020 kemaren bertambah lagi sebanyak tujuh orang posistif covid-19. Sehingga berdasarkan release yang diterbitkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat terdapat 35 orang yang berasal dari Kabupaten Lombok Barat terpapar positik covid-19. Dari tujuh orang yang terpapar tersebut adalah :
Pencegahan Covid-19 dapat segera dilakukan dengan disiplin diri melaksanakan protocol kesehatan. Masyarakat dihimbau untuk melakukan fisical distancing, menghindari kerumunan, memakai masker bila keluar rumah, cuci tangan dengan sabun di air mengalir, gunakan handsanitizer, menjaga kesehatan dan imunitas, mengkonsumsi vitamin c dan e, berolahraga dan hidup bersih dan sehat serta berdoa kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa semoga virus corona tidak menjangkiti kita semua.
Disamping itu Pemerintah juga melakukan berbagai upaya mengatasi persebaran Covid-19 mulai dari menerbitkan beberapa regulasi sampai melakukan aksi penyemprotan disimfektan, penertiban dan penutupan tempat yang disinyalir penularan Covid-19, melakukan sosialisasi dan melakukan karantina serta penanganan warga yang telah terpapar Covid-19.
Data perkembangan kasus Codvid-19 hari ini terdapat 494 Orang Tanpa Gejala (OTG) terdiri dari 146 selesai dalam pemantauan dan 348 masih dalam pemantauan. 616 Orang Dalam Pemantauan (ODP) terdiri dari 559 orang selesai dalam pemantauan dan 56 orang selesai dalam pemantauan. 68 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terdiri dari 15 orang selesai dalam pengawasan dan 1 orang meninggal serta 53 masih dalam pengawasan. 2.710 Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) terdiri dari 2.013 orang selesai dalam pemantauan dan 697 masih dalam pemantauan. Diaskominfo (rasidibragi)
Giri Menang, 25 April 2020- Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid berjanji akan mendalami sumber dan kebenaran isi video yang beredar, bahwa masyarakat yang dikarantina untuk pencegahan penyebaran Covid-19 itu diberi makan Nasi basi.
Seperti beredar di beberapa group WhatsApp, nampak di video itu beberapa warga karantina mengeluhkan nasi yang dikirimkan untuk mereka makan. Saat dikonfirmasi, Bupati Fauzan Khalid mengaku belum mengetahui pasti terkait video tersebut, namun dirinya tidak akan tinggal diam untuk mencari tahu kebenaran informasi itu.
“Saya belum terima Informasi itu, tapi akan kami dalami kebenarannya. Karena fasilitas karantina sudah kita jamin bagus, begitu juga pelayanan,” ungkapnya, Sabtu (25/04/2020).
Dia mengatakan, kalaupun dirinya belum mengetahui kebenaran informasi tentang video itu, namun pasti akan meng-kroscek, karena yang menangani konsumsi (makan) untuk masyarakat yang dikarantina adalah Dinas Sosial Lombok Barat.
“Itu pun, makanan yang diberikan ke masyarakat khususnya yang di karantina dipesan lewat catering,” kata dia.
Fauzan menegaskan, seandainya itu benar, maka tempat memesan (catering) makanan yang akan menerima konsekuensi, yakni pindah tempat mesan.
“Iya konsekuensinya, kami tidak lagi percaya ke perusahaan catering tersebut,” ujarnya.
Fauzan mengaku, sebelumnya alumni Ijtimak Gowa itu pernah minta disiapkan kompor dan kebutuhan lainnya untuk mereka masak. Tapi, pemerintah memiliki pertimbangan sehingga tidak di izinkan.
“Saya tidak izinkan karena banyak pertimbangan, termasuk keamanan,” tegasnya.
Kepala Dinas Sosial Lombok Barat, Lalu Martajaya yang dikonfirmasi via telpon menyayangkan peredaran video tersebut. Martajaya menuturkan bahwa kejadian di video tersebut berlangsung kemarin.
“Saat diantarkan, karena diperiksa dan memang ada keluhan, langsung kita ganti saat itu juga. Mungkin karena ada sayur yang bahan bakunya dari parutan kelapa yang diolah agak lama dari penyajian, tapi langsung diganti saat itu juga,” terang Martajaya.
Untuk menu makanan, tegas Martajaya, pihaknya menerima list dari Dinas Kesehatan menu apa saja yang pas untuk disuguhkan. Penyuguhannya diserahkan ke dua usaha catering yang saat ini berdekatan dengan tempat karantina di Sanggar Mutu Gerung dan Sanggar Kegiatan Belajar Gunung Sari. Untuk bulan Ramadhan ini, penyajian makanan menyesuaikan. Dinas Sosial menyiapkan paket takjil, menu buka puasa, snack, dan juga untuk sahur.
“Untuk kasus di video itu, sesudah diganti, mereka makan dengan lahap kok. Tidak ada lagi keluhan,” tegas Martajaya.
Untuk karantina di Sanggar Mutu, diterangkan oleh Bupati Lombok Barat, saat ini sebanyak 40- an orang di karantina tapi angka itu fluktuatif.
“Ada yang dikirim ke Rumah Sakit jika hasil Swabnya positif. Terhadap hasil rapid test reaktif, dikirim ke Sanggar Mutu Gerung untuk di karantina. Jika hasil Swab negatif, mereka langsung dipindah ke SKB Gunungsari untuk di karantina selama 14 hari,” terang Fauzan Khalid.
Sedangkan yang dinyatakan hasil Swab positif, imbuh Fauzan, petugas langsung menangani di Rumah Sakit sampai sembuh.
“Kita mau massif lakukan ravid test dan akan lebih massif lagi. Itulah sebabnya beberapa Gedung milik Pemprov NTB yang ada di Lobar kebetulan lagi kosong, seperti Bapelkes di Lingsar, Gedung Petirahan Dinsos Provinsi di Selat Narmada dan beberapa SMK yang punya penginapan, kita siapkan untuk tempat karantina,” katanya.
Sayangnya, aku Fauzan, yang jadi persoalann adalah komunikasi di tingkat Pemda yang sudah oke, namun tindaklanjut di bawah yang sulit dengan alasan macam-macam.
Sumber : Humas Lombok Barat
TERKAIT VIDEO NASI BASI, BUPATI LOMBOK BARAT AKAN DALAMIGiri Menang, 25 April 2020- Bupati Lombok Barat, H Fauzan…
Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Minggu, 26 April 2020
Giri Menang, 25 April 2020 – Penanganan Covid 19 di Kabupaten Lombok Barat tetap mengedepankan protokol dan standar operasional prosedur.
“Kita tidak menginginkan hal terburuk, tapi harus kita siap-siap. Jangankan Rumah Sakit, kuburan pun harus kita siapkan. Lokasinya paling sedikit berjarak lima puluh meter dari mata air untuk menjaga kontaminasi,” terang Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat H. Baehaqi saat mengevaluasi penanganan Covid 19 di Posko Satgas Kecamatan Kediri, Jum’at Malam (24/4/2020).
Kuburan itu, terang Baehaqi masih dikaji untuk disiapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat.
“DLH kita minta mencari lokasi. Soal pemulasaran dan proses pemakamannya sedang disiapkan SOP nya oleh pihak Kemenag (Kementerian Agama, red) dan RSUD. Petugasnya pun kita siapkan,” kata Baehaqi.
Menurut Baehaqi, jika sampai ada pasien positif Covid 19 meninggal dunia saat dirawat di ruang Isolasi RSUD Patut Patuh Patju, maka tim RSUD itu yang langsung bertugas mengurus jenazah. Begitu juga di RSAM Narmada.
“Kita juga harus menyiapkan peti mati jika ditemukan ada yang meninggal. SOP untuk mengurus jenazah Covid ini sangat ketat,” tegas Baehaqi.
Berbagai persiapan dilakukan bukan karena menginginkan kondisi buruk, imbuh Baehaqi. Tapi semata-mata sebagai persiapan untuk skenario terburuk.
“Kita mengantisipasi berdasarkan kajian permodelan dari para ahli. Menurut mereka, kita harus antisipasi jika puncak penyebaran Covid 19 ini nanti di bulan Juli Agustus,” terang Baehaqi.
Seperti hasil pantauan di lapangan dengan kondisi Lombok Barat yang disinyalir mengarah ke transmisi lokal, maka Pemerintah Kabupaten Lombok Barat pun sigap menyiapkan berbagai lokasi karantina.
“Kita sedang menyiapkan satu blok khusus di Bapelkes (Balai Pelatihan Kesehatan, red) untuk menjadi karantina pasien, sedangkan untuk SMKN 1 Lingsar kita harap bisa menjadi karantina ODP,” terang Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid saat mengunjungi Bapelkes, Kamis (23/4/2020).
Menurut Bupati, pihaknya juga akan meminta dua gedung pelatihan hotel di SMK lainnya untuk menjadi pusat karantina lainnya.
Kepala Bapelkes NTB, Ali Wardana yang menemui rombongan Fauzan menjelaskan bahwa pihaknya pada prinsipnya siap dengan permintaan Bupati.
“Prinsipnya kita siap selama koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi menyetujui,” kata Ali Wardana.
Bapelkes saat ini terang Ali, dalam 3,5 tahun ini masih berada pada masa transisi kewenangan antara pusat dan provinsi. Mengenai kapasitas, Bapelkes ini bisa menampung antara 30 sampai 50.
“1 kamar bisa menampung 2 sampai 3 bed dengan fasilitas lengkap televisi, kamar mandi, dan ac. Jika terpaksa dengan daya tampung dikalikan dengan 10 ruang. Dlm kondisi outbreak, bisa terpakai seluruhnya, termasuk untuk ruang kelas dengan daya tampung 50 orang,” terang Ali Wardana.
Kepala Bidang P3KL Dinas Kesehatan, Ahmad Taufiq Fatoni yang ikut mendampingi Bupati, kepada Kepala Bapelkes memastikan bahwa pihaknya membutuhkan persiapan fasilitas katantina.
“Kita pinjam tempat, soal SDM, kami yang menyiapkan,” tegas Fatoni.
Di Lombok Barat sendiri sampai rilis ini disusun, jumlah Pasien terkonfirmasi positif sudah tembus angka 21 orang, dan 2 orang dinyatakan sembuh. 1 pasien nomor 27 atas nama HW (laki-laki 2 tahun) telah dinyatakan sembuh beberapa hari yang lalu dan disusul hari ini, Jum’at (24/4/2020) pasien nomor urut 30 atas nama RA (laki-laki 51 tahun) dinyatakan sembuh dan keluar dari Rumah Sakit Awet Muda Narmada.
Dinas Kesehatan Lombok Barat juga merilis 53 Orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di mana 13 orang pasien dinyatakan tuntas pengawasannya. Selain itu, terdapat 609 Orang Dalam Pemantauan (ODP) dengan 549 orang sudah selesai dalam masa pemantauan.
Sumber : Humas Lobar
BAEHAQI, "JANGANKAN RUMAH SAKIT, KUBURAN PUN KITA SIAPKAN"Giri Menang, 25 April 2020 – Penanganan Covid 19 di…
Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Sabtu, 25 April 2020
Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid menyemangati Petugas Team Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana TRC BPBD Lombok Barat di Posko Gugus Tugas Covid -19 Bencingah Kantor Bupati Lombok Barat di Gerung, (24/4/2020).
Fauzan mengapreasi TRC BPND yg telah melaksanakan tugas dengan penuh semangat di garda terdepan. TRC melaksanakan tugas yang cukup berbahaya dari ancaman penyakit corona.
“Saya mengucapkan terima kasih dan apreasi kepada petugas TRC BPBD yang telah melaksanakan tugas dengan penuh tantangan dan bahaya penyakit corona”, ungkapxa tegas.
Fauzam memberikan saran agar petugas terus melaksanakan tugasnya melayani masyarakat dengan mematuhi SOP yg ditetapkan. Fauzan meminta oetugas tidak lupa memakai masker dan pelindung diri lainnya. Petugas juga memperhatikan kesehatan dirinya dengan mengkonsumsi vitamin.
“Jaga kesehatan dan minum vitamin bila perlu setiap petugas suntik vitamin untuk tingkatkan imunnya”, jelas Fauzan.
Disamping itu juga diminta mencuci tangan dan tidak memegang muka sebelum selesai melaksanakan tugas.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Hj. Ambarwati memberikan penegasan selalu memakai masker walau masker yang di buat dari kain. Masker bedah yang standar itu diperuntukkan untuk petugas kesehatan yang sekarang harganya mahal dan sudah langka.
“Boleh memakai masker kain, apalagi maskeh bedah sekarang mahal dan langka”, ungkapnya.
Sekretaris Daerah Lombok Barat juga meminta petugas TRC BPBD untuk tetap bersemangat melaksanakan tugas. Dengan adanya bencana ini petugas seperti TRC dibutuhkan pengabdiannya kepada masyarakat. Dimasa bencana Covid -19 ini justru menunjukkan bakti sebagai ASN pelayan masyarakat. Kalau pada masa tidak ada bencana petugas TRC BPBD masih bisa santai dan meningkatkan kapasitasnya.
“Saya minta anda terus bekerja dengan semangat di saat bencana melanda kita. Ketika tidak ada bencana anda masih bisa santai, pintanya tegas.
TRC BPBD Lombok Barat melaksanakan tugas di masa pandemi corona ini untuk melakukan penyemprotan disimfektan di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Barat. Masih banyak yang belum dilakukan penyemprotan bahkan beberapa tempat perlu diulang lagi. Tempat tempat karantina menjadi prioritas karena disana terdapat penyakit itu. Juga tempat keramaian seperti pasar, tempat ibadah dan tempat pelayanan kesehatan. Diskominfo Lobar (rasidibragi)
Giri Menang, Diskominfotik-Keseriusan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dalam penanganan Covid-19, Bupati Lombok Barat bentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) di Bencingah Agung Giri Menang Gerung, Rabu (22/04/2020).
Hadir dalam kegiatan ini Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, Sekda Lobar Dr. H. Baehaki, Dandim 1606/Lobar Kolonel Czi. Efrijen Scroll, S.IP.,M.M Kapolres Lobar AKBP. Bagus Satrio Wibowo, S.I.K yang sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, unsur TNI POLRI, dan seluruh staf BPBD Kabupten Lombok Barat.
Pembentukan Tim Reaksi Cepat (TRC) dilakukan terkait penyampaian kesiapan daerah setempat dalam mengantisipasi penyebaran wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) melalui Tim Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Penanganan COVID-19 yang sudah terbentuk di Kabupaten Lombok Barat.
Pembentukan tim yang diketuai Kapolres Lombok Barat ini, sebagai respons serius dari pemerintah kabupaten lombok barat dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Tim pemberantas Covid-19 ini dibentuk melalui Keputusan Bupati Lombok Barat Tahun 2020 tentang Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Penanganan COVID-19.
Fauzan Khalid dalam sambutannya mengatakan, unit reaksi cepat sengaja dibentuk secara khusus dan karna tugasnya yang luarbiasa “harus gerak cepat, harus konsolidasi, dan tidak pandang bulu,”Ucapnya.
Tim Reaksi Cepat ini mempunyai tugas dan fungsi masing-masing sesuai dengan pembagian tugas yang akan dibentuk. Bupati berharap dalam tim reaksi cepat bekerjasama dalam tim dan tujuan kita sama supaya covid-19 cepat berlalu,”Ucapnya.
Kapolres Lombok Barat AKBP. Bagus Satrio Wibowo, S.I.K selaku ketua Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Covid-19 Lombok Barat mengatakan, Prinsip kerja TRC sesuai Undang-undang (UU) 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, yaitu memiliki kecepatan, profesionalisme, fleksibilitas, dan akuntabilitas dalam penanganan.
Dan dalam hal ini, Kerelawanan dan kerjasama yang baik sangat dibutuhkan dalam membentuk Tim Reaksi Cepat Penanganan Covid-19 di Kabupaten Lombok Barat,”Ungkapnya. (DiskominfotikLobar)
Giri Menang, 24 April 2020. Selain kebanyakan berita kurang nyaman yang memuat pasien positif Covid-19 yang terus bertambah atau meninggal, ada juga berita ‘angin segar’ sembuhnya pasien yang sudah dinyatakan positif. Salah satunya berasal dari Rumah Sakit Awet Muda (RSAM) Kec. Narmada, Kab. Lombok Barat. Seorang pasien berinisial AR (56) asal Kec. Batulayar akhirnya dipulangkan setelah mendapat surat pernyataan sembuh dari RSAM, Jumat (24/4).
Direktur RSAM dr Aan Putra Suryanatha mengatakan, pasien ini masuk ke RSAM tanggal 11 April 2020 setelah dijemput dari tempat karantinanya di Wisma Nusantara, Mataram. Pasien ini, kata dr Aan, telah melalui prosedur yang ketat hingga bisa dipulangkan.
“Pasiennya sangat disiplin dan patuh pada protap (prosedur tetap penanganan Covid-19, red),” ujar dr Aan.
Pasien ini, sebutnya, sudah melalui dua kali swab dengan hasil negatif. Swab tersebut dilakukan setelah pemberian protein dan vitamin yang diperlukan.
“Jadi dua kali pemeriksaan negatif, pasien ini dinyatakan sembuh. Pasien akan kita kembalikan tapi tetap menjalani isolasi mandiri di rumahnya selama 14 hari,”ujar dr Aan.
dr Aan berharap agar pasien ini tetap mendapat pemantauan dari surveilens puskesmas di Batulayar, demikian juga di tingkat desa agar mendapat perlindungan dari masyarakat.
“Saya harapkan pasien ini bisa diterima dengan baik oleh masyarakat dan kembali ke masyarakat setelah 14 hari isolasi mandiri,” harapnya. Harapan penerimaan oleh masyarakat dikatakan dr Aan karena sudah ada pernyataan kuat dari rumah sakit dalam bentuk surat bahwa pasien sudah bisa dipulangkan dan dalam keadaan sembuh.
“Tinggal disiplin dari yang bersangkutan kita harapkan untuk tetap isolasi mandiri juga di rumah selama 14 hari,” ujar dr Aan lagi.
Pasien ini, sebut dr Aan merupakan pasien yang pernah kontak dengan kluster Bogor yaitu pasien pernah menjemput seorang pendeta yang baru datang dari Bogor.
Sementara itu, pasien yang akhirnya sembuh dan dibolehkan pulang, RA, mengucapkan terima kasih kepada para tim medis, paramedis dan seluruh jajaran RSAM Narmada dan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat atas perawatan yang diberikan sejak terdiagnosis terinfeksi Covid-19. RA berpesan kepada masyarakat agar mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap di rumah dan mengikuti prosedur pencegahan Covid-19.
“Covid memang berbahaya namun dapat disembuhkan penularannya, dapat dicegah dengan tetap di rumah, jaga jarak, hindari kerumunan, rajin cuci tangan pakai sabun dan memakai masker keluar rumah,” pesan RA.
Selain itu, RA menghimbau agar jika kontak dengan pasien Covid-19 atau terdapat gejala segera periksakan diri ke puskesmas terdekat dengan memberikan keterangan secara jujur dan ikuti saran tenaga medis dengan disiplin.
“Jika Saudara-saudara terkena atau terjangkit atau sudah dinyatakan positif, saya pribadi menyampaikan tolong kooperatif dengan tenaga medis, terbuka dan turuti apa yang menjadi aturan para medis dan dokter,” tegas RA. RA pun sangat bersyukur karena akhirnya diijinkan pulang.
“Hari ini saya dikasi pulang dan dinyatakan negatif dan sekali lagi saya mengucapkan terima kasih atas pelayanan yang sudah diberikan selama saya diisolasi di RSUD Awet Muda, terima kasih atas semuanya, telah menolong saya, semua sangat ramah, dan apa yang saya minta terpenuhi,” ujar RA berkali-kali berterima kasih.
Sebagai pasien yang bisa sembuh, RA menegaskan Covid-19 ini tidak mematikan sehingga masyarakat jangan terlalu terpengaruh dengan media sosial. Bahkan ia mengaku tidak merasakan gejala yang sering diberitakan seperti sesak nafas.
“Kalau saya sadar diri karena pernah kontak dengan penderita Covid-19. Saya sadar waktu itu membawa diri ke Rumah Sakit Bhayangkara. Di situ dilakukan rapid test dan hasilnya positif dan di bawa ke rumah Sakit Awet Muda Narmada,” cerita RA.
Kepada masyarakat NTB, RA berpesan untuk jangan takut dengan Covid-19 selama kooperatif dengan tim medis.
“Ikuti tim medis sesuai SOP yang sudah diberikan karena tim medis sudah lelah. Saya sedih sekali kalau ada orang yang marah-marahin tim medis, tolong kooperatif,” pesan RA sambil agak terisak sedih.
Diceritakan RA, diisolasi memang rasanya membosankan tapi itu bisa diusir dengan olah raga dan membaca kitab suci.
“Karena saya Nasrani saya mendengarkan lagu-lagu Nasrani dan membaca al-Kitab dan bagi yang Muslim bisa membaca al-Qur’an. Saya satu ruangan dengan seorang teman muslim, dia baca al-Qur’an, saya baca al-Kitab,” saran RA.
Meski kontak terbatas dan sadar mengantarkan diri ke RS Bhayangkara, kontak dengan istri dan anak RA pun berdampak. Istrinya, RD (54) pun dinyatakan positif dan masih dirawat RSAM. Sementara anaknya sendiri setelah dilakukan rapid test dinyatakan negatif dan sudah dibawa pulang untuk isolasi mandiri.
“Istrinya positif masih kita rawat,” ujar dr Aan.
Dari keterangan dr Aan, pasien positif di RSAM ada 11 orang minus RA yang akhirnya dipulangkan karena sembuh. Sementara pasien dalam pemantauan (PDP) tidak ada di RSAM tapi dirawat dan dikarantina di Sanggar Mutu Gerung. 11 pasien positif Covid-19 tersebut berasal dari empat kecamatan yaitu Narmada, Lingsar, Sekotong, dan Batulayar.
“Sistem sudah ada, dengan adanya tim reaksi cepat, tiap ada yang diduga kuat terinfeksi Covid-19 akan dilakukan penjemputan. Kemudian dilakukan karantina, baru dirujuk ke rumah sakit. Jadi tingkat pertama dilakukan rapid test, kalau positif itu yang dibawa ke karantina sementara untuk dijadwalkan ke rumah sakit untuk pemeriksaan yang lebih lanjut,” jelas dr Aan. (Humas Protokol)
Giri Menang, 22 April 2020. Keseriusan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dalam menangangi Covid-19 ditunjukkan dengan aksi-aksi riil. Selasa malam (21/04), Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid meninjau gugus tugas penanganan Covid-19 Kecamatan Kuripan. Di tempat ini, bupati menekankan agar setiap gugus tugas selalu melakukan koordinasi, sehingga penanganan covid-19 lebih terarah dan pasti.
Selain itu, bupati juga mengatakan agar satuan tugas bisa melaporkan kepada Tim Reaksi Cepat Kabupaten Lombok Barat yang telah dibentuk baru-baru ini, jika gugus tugas dalam penanganan mengalami kendala. Bupati menjelaskan, tugas dari tim reaksi cepat ini adalah diantaranya melakukan pendampingan kepada tenaga kesehatan untuk melakukan penjemputan paksa kepada masyarak yang “pagah”.
“Tim Reaksi Cepat ini banyak tugasnya, baik dalam pengamanan dan sebagainya. Di antaranya mendampingi tenaga kesehatan untuk menjemput masyarakat yang pagah (bandel, red) dari rumahnya. Selain itu mereka juga yang akan mengurus pemakaman korban Covid-19,” kata bupati saat berdiskusi dengan Gugus Tugas Kecamatan di Kantor Kecamatan Kuripan.
Di tempat yang sama, Camat Kuripan Banu Harli dan selaku Ketua Gugus Tugas Kecamatan menjelaskan upaya-upaya yang telah dilakukan, berupa mengedukasi dan mensosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat, serta menemui para tuan guru dan penghulu setiap desa.
Ia juga mengatakan pihaknya telah melakukan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat kerumunan masyarakat, seperti tempat ibadah, pasar dan juga ke beberapa rumah warga. Selain itu, kata Banu, pembagian masker kepada masyarakt juga telah dilakukan melalui kepala dusun se-kecamatan Kuripan.
“Hampir semua desa memesan 6.000 masker, jumlah penduduk kita di atas 41.000 dan itu belum termasuk warga kita yng pulang dari luar daerah hampir 400 kepala keluarga dan yang terbanyak di Kuripan utara, “ ungkap Banyu.
Banyu menyebutkan anggota Gugus Tugas Kecamatan Kuripan melibatkan juga Unit Pelaksana Tugas (UPT) yang ada di kecamatan, seperti UPT Puskesmas, Pertanian, KUA, Dikbud dan lain-lain. Misalnya UPT Dikbud, kata Bayu, para guru dan kepala sekolah ikut terlibat dalam penanganan, dengan cara ikut melakukan sosialisasi. Menurut Bayu, para guru dan penyuluh merupakan bagian dari corong pemerintah.
“Kemudian kita memberikan himbauan melalui pengeras suara agar mematuhi Surat Edaran Bupati dan fatwa MUI tentang mengganti sholat Jumat dengan sholat zuhur di rumah masing-masing. Selanjutnya pembatasan jam malam pada setiap malam minggu, dan ke depannya pada awal dan akhir Ramadhan kita akan lebih intens lagi dalam penerapan jam malam, karena menurut evaluasi kami, kemungkinan saat itu masyarakat banyak yang lalu-lalang,” kata Banyu.
Sumber : Humas Lobar
Bupati Lombok Barat Pantau Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Kecamatan KuripanGiri Menang, 22 April 2020. Keseriusan…
Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Rabu, 22 April 2020