LOMBOK BARAT MENUJU SERTIFIKASI PARIWISATA BERKELANJUTAN

Giri Menang, 28 Februari 2019 – Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid menanda tangani Kerja Sama dengan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan.

Setelah ditetapkan menjadi area observasi dalam Sustainable Tourism Observatory (STO), saat ini Kabupaten dengan motto Patut Patuh Patju ini telah meningkat ke jenjang Sustainable Tourism Certificate (STC).

Hal itu ditandai dengan penanda tanganan kerja sama bersama 2 Kabupaten lainnya, yaitu Kabupaten Sleman DIY dan Kabupaten Pangandaran Jawa Barat dan 3 Perguruan Tinggi Negeri. Untuk Kabupaten Lombok Barat, dibarengkan dengan Universitas Mataram. Selain tiga kabupaten tersebut, ada 7 Kabupaten/Kota lainnya yang menyusul menjadi daerah STO.

Menurut Bupati, hal tersebut menjadi angin segar di saat lesunya kepariwisataan di Lombok Barat akhir-akhir ini.

“Pasca gempa dan isyu lainnya saat ini seperti perhelatan Pemilu dan rabies, kita sambil jalan akan melakukan pembenahan lagi untuk membangkitkan kepariwisataan kita,” ujar Fauzan.

Dengan menuju sertifikasi pariwisata berkelanjutan, tambah Fauzan, Lombok Barat akan terus mendapat pendampingan, monitoring, dan dukungan dari Kementerian Pariwisata, Universitas Mataram, bahkan dunia.

Bagi Fauzan, ciri utama pariwisata berkelanjutan pasca nantinya diseritifikasi, tidak hanya terletak pada kemampuan menjual destinasi alam, namun juga kemampuan manusia dan harmoninya dengan alam tersebut, serta pemanfaatan teknologi digital dalam informasi.

“Ini seiring dengan pembangunan kepariwisataan yang digaungkan kementerian, yaitu Wonderful Indonesia Digital Tourism 4.0,” terang Fauzan.

Kabupaten Lombok Barat sendiri memang sangat bergantung dengan pariwisata dalam memperoleh Pendapatan Asli Daerah. Lebih dari 60% PAD-nya bersumber dari pariwisata.

Untuk membangkitkan gairah kepariwisataan di Lombok Barat di tahun 2019 ini, Fauzan telah merencanakan recovery dengan merevitalisasi kawasan Senggigi dan Gili Gede di Sekotong, mengembangkan kawasan Sesaot yang menjadi lokasi proyek STO, mengembangkan desa-desa wisata, menggelar banyak event untuk promosi, serta pelatihan-pelatihan untuk para pelaku pariwisata.

Penandatangan kerja sama itu sendiri diselenggarakan berbarengan dengan Rapat Koordinasi Nasional yang pertama di tahun 2019. Rakornas itu rencananya diselenggarakan selama 2 hari, yang dibuka langsung oleh Menteri Pariwisata Arif Yahya, Kamis (28/2) di Golden Ballroom Hotel Sultan Jakarta.

LESUNYA PARIWISATA TANGGUNG JAWAB SEMUA

Jakarta, 28 Februari 2019 – Lesunya pariwisata di Nusa Tenggara Barat, khususnya di Kabupaten Lombok Barat masih sangat terasa, walaupun bencana gempa bumi sudah lama berlalu.

Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Ispan Junaidi saat ditemui di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pertama Tahun 2019 di Hotel Sultan Jakarta, Kamis (28/2) menjelaskan faktor tersebut.

“Sekarang ini kondisi pariwisata kita sangat anjlok. Hasil laporan teman-teman perhotelan, okupansi di hotel mereka tidak bisa lebih dari 10-15%,” terang Ispan.

Menurut Ispan, kondisi saat ini sangat rumit dan kritis bagi kalangan pelaku usaha wisata. Bukan hanya karena recovery dari bencana gempa bumi yang belum selesai, namun banyak isyu lain yang sangat mempengaruhi minat kedatangan wisatawan ke Nusa Tenggara Barat, khususnya ke Senggigi atau destinasi lainnya di Lombok Barat.

“Terakhir kemaren, isyu rabies (penyakit anjing gila, red) yang terjadi di Dompu, ikut mempengaruhi seluruh NTB. Tapi sebenarnya faktor eksternal yang paling mempengaruhi,” terang Ispan Junaidi.

Faktor eksternal, kata Ispan, ada di Pemilu yang akan berlangsung 17 April 2019 nanti dan mahalnya harga tiket pesawat.

“Kita tidak bisa pungkiri perspketif orang terhadap semua Pemilu itu kurang aman. Apalagi orang luar negeri yang akan berwisata, pasti memperhitungkan apek keamanan,” terang Ispan.

Demikian juga dengan tiket pesawat yang saat ini masih mahal, dari dan menuju Lombok.

“Coba lihat bandara kedatangan di BIL (Bandara Internasional Lombok, red). Sangat sepi,” pungkas Ispan prihatin.

Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid yang juga hadir di Rakornas tersebut berpandangan senada.

“Semua pihak harus peduli dengan pariwisata kita. Soal rabies, wartawan pun harus ikut memberi kenyamanan. Dompu (tempat wabah, red) itu kan jauh, tapi media mengeneralisir seakan-akan terjadi di seluruh NTB. Media juga harus punya tanggung jawab moral dengan mempertimbangkan efek pemberitaannya terhadap pariwisata kita,” harap Fauzan.

Mengenai harga tiket pesawat, bagi Fauzan, telah berdampak kepada pariwisata secara nasional sehingga pemerintah pusat harus ikut mencari jalan keluarnya.

Dengan kondisi seperti itu, menurut Fauzan, semua pihak mestinya terlibat aktif untuk mempromosikan kondisi daerah dengan menyebar luaskan bahwa Lombok sudah aman untuk dikunjungi.

“Tidak hanya aman dari gempa, tapi Lombok umumnya aman dari rabies, aman dari riak-riak Pemilu, dan punya destinasi alam dan budaya yang eksotik,” pungkas Fauzan.

Di tahun 2019 ini, janji Fauzan, pihaknya sudah menyiapkan program penanganan infrastruktur pariwisata dan beberapa event untuk promosi.

“Saya harap semua pelaku usaha pariwisata, terlibat membantu. Jangan hanya kita saja yang berinisiatif,” pungkas Fauzan. (Humas Lobar)

Sumber : http://humas.lombokbaratkab.go.id/lesunya-pariwisata-tanggung-jawab-semua/

LOMBOK BARAT SIAP UNTUK WIDT 4.0

Jakarta, 28 Februari 2019 – Bertempat di Golden Ballroom Hotel Sultan Jakarta, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia meluncurkan Wonderful Indonesia Digital Tourism (WIDT) 4.0. Peluncuran tersebut diselenggarakan berbarengan dengan pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepariwisataan Ke-I Tahun 2019 yang rencananya berlangsung dua hari ke depan, Kamis (28/1). Dalam paparannya, Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arif Yahya, memastikan bahwa industri pariwisata Indonesia adalah industri yang paling cepat berkembang di Indonesia, bahkan untuk skala dunia.

“Pertumbuhan pariwisata kita tercepat, yaitu mencapai 22%. Jauh lebih tinggi dari Asean bahkan dunia yang hanya mencapai 6% lebih,” papar Arif Yahya.

Saat ini, aku Menteri asal Kota Banyuwangi itu, setidaknya lebih dari tiga belas juta warga Indonesia menggantungkan hidupnya dari sektor ini.

“Kalau ada 2 saja anggota keluarga lainnya, maka lebih dari 40 juta orang bergantung hidupnya pada pariwisata,” papar Arif meyakinkan.

Menurutnya, karena itulah kemudian pariwisata dijadikan leading sektor di mana seluruh pihak diminta mendukung pariwisata.

Di masa mendatang, lanjut Arif, pariwisata sudah harus fokus pada pengembangan sumber daya manusia dan tekhnologi informasi. Hal tersebut telah menjadi keharusan di era generasi 4.0 ini.

“Kita melihat perkembangan pesat Vietnam. Awalnya, tidak pernah kita jadikan kompetitor, namun saat ini perkembangannya sangat pesat,” papar Arif Yahya.

Vietnam, masih kata Arif, menjadi negara yang pertumbuhan pariwisatanya sangat cepat karena dua hal, yaitu deregulasi dan teknologi.

“Saat ini orang sangat dimudahkan untuk berkunjung ke Vietnam. Di sisi lain, Vietnam sudah mulai memanfaatkan tekhnologi,” papar Arif.

Untuk itu, pihaknya sudah harus segera mengadaptasi kecanggihan tekhnologi informasi dengan memberi peluang sektor ekonomi kreatif bisa memanfaatkan tekhnologi itu.

“Saya meyakini ekonomi kreatif atau industri kreatif yang bisa memungkinkan bangsa ini menjadi bangsa yang terbaik di dunia,” papar Arif.

Untuk itulah, tegas Menurut Menteri Pariwisata Terbaik se-Asean Tahun 2018 itu, pihaknya meluncurkan WIDT 4.0 dengan mengajak banyak pihak bekerja sama untuk ikut mengimplementasikannya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, Ispan Junaidi di sela-sela Rakornas itu menyampaikan, pihaknya akan segera mengimplementasikan WIDT 4.0 itu.

“Di pertengahan tahun ini kita akan segera lakukan pelatihan IT. Kita akan libatkan Aparatur Sipil Negara agar mereka bisa menjadi terdepan dalam menggerakkan WIDT 4.0,” ujar Ispan Junaidi.

Ispan pun menambahkan, pihaknya akan melibatkan para pelaku pariwisata melalui asosiasi untuk bisa terlibat dalam pelatihan tersebut.

“Paling tidak kita akan libatkan asosiasi perhotelan, travel, guide, pokdarwis, dan para Kepala Desa untuk bisa ikut pelatihan itu. Informasinya, ada 14 modul yang menjadi materi kurikulum,” terang Ispan.

Dengan pemanfaatan dunia digital, menurut Ispan, akan membantu promosi pariwisata dan pengembangan destinasi. Untuk itu, pihaknya harus menyiapkan sumber daya manusia dengan menggandeng multi pihak untuk peduli terhadap pengembangan pariwisata. (Humas Lobar)

Sumber : http://humas.lombokbaratkab.go.id/lombok-barat-siap-untuk-widt-4-0/

KOMPAS DAN PEMKAB LOMBOK BARAT RESMIKAN SEKOLAH BANTUAN TERDAMPAK GEMPA

Giri Menang, Kamis 28 Februari 2019 – Pimpinan Redaksi Harian Kompas, Ninuk Mardiana Pambudy didampingi Sekda Lombok Barat H. Moh. Taufiq meresmikan Gedung SDN 3 Bengkaung, Kecamatan Batulayar, Kamis (28/2). Bangunan yang baru selesai pengerjaannya ini merupakan bantuan dari Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas untuk wilayah terdampak gempa di Lombok. Bangunan sekolah yang dibangun terdiri dari tujuh ruangan, yakni enam ruang kelas dan satu ruang guru. Sekolah ini juga dilengkapi dengan empat buah kamar mandi, masing-masing dua buah untuk guru dan murid.

Turut hadir dalam peresmian tersebut di antaranya Ketua Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Rusdi Amral, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Hendrayadi, Camat Batulayar Syahruddin, Sekda Lombok Timur Rahman Farli, dan masyarakat sekitar.

Sebelumnya, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas bersama para pimpinan daerah terdampak telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) sebagai bentuk komiten Kompas membantu pembangunan puskesmas dan sekolah di NTB. Selain SDN 3 Bengkaung, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas juga membantu pembangunan SDN 3 Sajang di Lombok Timur dan Puskesmas Nipah di Lombok Utara.

Kepedulian dan perhatian Harian Kompas terhadap mutu pendidikan itu sangat luar biasa. Itu terbukti dengan terwujudnya bantuan yang merupakan sumbangan para pembaca Harian Kompas. Para pembaca langsung tergerak begitu mendengar ada gempa pada 5 Agustus lalu di Lombok dengan skala gempa yang cukup besar yang menimbulkan kerusakan rumah yang cukup banyak.

“Kami langsung bergerak untuk segera membuka dompet bantuan dari para pembaca Harian Kompas untuk Gempa Lombok. Setelah dana terkumpul dan kami mensurvey ke lapangan, apa yang dibutuhkan oleh warga dan akhirnya memutuskan untuk membantu pembangunan sekolah dasar,” jelas Pimpinan Redaksi Harian Kompas, Ninuk Mardiana Pambudy.

“Kita memilih lokasi ini karena pertimbangan muridnya yang banyak. Sama seperti di SD Negeri 3 Sajang Lombok Timur. Kami memprioritaskan untuk yang paling terdampak gempa maupun secara fisik bangunan yang sudah tidak layak pakai atau rusak berat,” lanjutnya menambahkan.

Mewakili Pembaca Harian Kompas, Ninuk meminta para siswa, guru dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lobar untuk bersama-sama menjaga dan memelihara bangunan sekolah.

“Dengan adanya gedung sekolah yang baru semoga anak-anak dapat belajar lebih baik, lebih bersemangat. Dan Kami berencana akan membantu perpustakaannya dengan buku bacaan sehingga minat baca mereka juga meningkat,” pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, Sekda H. Moh. Taufiq sangat mengapresiasi semangat para pembaca Harian Kompas membantu Lombok. Terlebih bangunan sekolah yang dibangun sangat bagus.

Taufiq mengatakan, tingkat kerugian akibat gempa di Lombok Barat adalah bidang pendidikan. Dibutuhkan dana sebesar Rp. 262 miliar untuk perbaikan Paud, TK, SD, SMP, SMA dan Madrasah/Aliyah. Sementara untuk bidang kesehatan sekitar Rp. 4,5 miliar. Sedangkan sarana ibadah seperti masjid dan pura memerlukan dana perbaikan sebesar Rp. 30 miliar.

“Perhatian kompas tidak bisa diragukan. Di mana ada bencana, Kompas selalu terdepan dalam hal bantuan kemanusiaan. Dengan musibah dan ujian yang kita terima di Lombok Barat semoga adik-adik bisa semangat dan rajin untuk belajar,” harap sekda.

Salah seorang guru Aminudin mengaku dengan adanya bangunan baru ini dirinya menjadi lebih bersemangat meningkatkan mutu pendidikan mulai dari proses belajar mengajar.

“Di kurikulum 2013 budaya literasi yang dibentuk di sekolah sebelum masuk ke ruang kelas, 15 menit kita adakan kepada murid untuk baca-baca buku di perpustakaan setiap hari. Dengan proses baca buku seperti ini kita tanamkan kebiasaan. Karena orang bisa karena biasa,” ujarnya. (Humas Lobar)

Sumber : http://humas.lombokbaratkab.go.id/kompas-dan-pemkab-lombok-barat-resmikan-sekolah-bantuan-terdampak-gempa/

GUBERNUR : SAMPAH DATANGKAN BERKAH JIKA DIPERLAKUKAN DENGAN BAIK

Giri Menang, Kamis 28 Februari 2019 – Dalam rangka Hari Sampah Nasional sekaligus mendukung sektor parawisata di Nusa Tenggara Barat, salah satu anggota DPR RI Komisi VII Dapil NTB, H. Kurtubi menyerahkan 40 unit sepeda motor roda tiga untuk desa-desa di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur. Bantuan diserahkan secara langsung kepada perwakilan daerah dan disaksikan oleh Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat H. Suhaili di Kediri, Lombok Barat, Kamis (28/2).

Lombok Barat sendiri mendapatkan 19 sepeda motor roda tiga yang dibagikan ke Desa Dopang, Desa Senteluk, Ponpes Al-Islahuddin, Lingkungan Menang, Lingkungan Dasan Geres, Jagaraga, Bawak Bagek, Dasan Tapen, Bile Kedit Selatan, Gapuk,Banyu Urip, Mesanggok, Giri Tembesi, Kebon Ayu, Sekotong Timur, Sekotong Tengah, Ponpes Nurul Hakim, Kuripan Induk, dan Karang Taruna Kota Santri Kediri Induk.

“Roda tiga pengangkut sampah ini adalah bantuan untuk desa-desa di Lombok sebagai bagian dari upaya ikhtiar saya sebagai anggota DPR untuk menarik dan menggiring sebanyak-banyaknya program yang didanai APBN yang ada di komisi VII untuk bisa masuk disumbangkan kepada rakyat yang ada di NTB. Alhamdulillah salah satunya sepeda roda tiga ini yang hari ini 40 unit akan di serahkan beberapa minggu ke depan akan ada 50 unit lagi. Ini dimaksudkan untuk mendukung penuh program kerja guburnur kita yang enerjik untuk bagaimana NTB ini bisa menjadi zero waste,” ujar H. Kurtubi.

Selain untuk mengurangi sampah yang menumpuk, putra asli Lombok Barat ini juga berharap dengan adanya angkutan sampah ini dapat mendukung industri wisata di NTB.

“Karena industri wisata ini adalah salah satu indusrti andalan dan salah satu syaratnya adalah kebersihan,” tambahnya.

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah dalam kesempatan itu memaparkan tentang program Zero Waste atau hidup tanpa sampah. Menurutnya, sampah daapt mendatangkan berkah jika dikelola dengan baik.

“Sampah, jika diperlakukan dengan baik tidak akan mendatangkan masalah tetapi bisa mendatangkan berkah. Insya Allah besok NTB ini akan punya bank sampah di setiap desa. Bukan berarti tempat pembuangan sampah tapi tempat pengelolaan sampah di mana setiap orang bisa mendatangkan uang melalui bank sampah ini. Mudah-mudahan semua kepala desa bisa menangkap maksud saya supaya bisa membangun bank sampah untuk kepentingan bersama,” jelasnya dengan optimis NTB mampu menjadi provinsi bebas sampah. (Humas Lobar)

Sumber : http://humas.lombokbaratkab.go.id/gubernur-sampah-datangkan-berkah-jika-diperlakukan-dengan-baik/

GENERASI MILLENIAL, PELOPOR WAJIB PAJAK

Giri Menang, Kamis 28 Februari 2019 – Pada peringatan Pekan Panutan Pajak 2019 yang dirangkai dengan kegiatan Sosialisasi Millenial Road Safety Festival di Pondok Pesantren Nurul Haramain Narmada, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) mengingatkan para pelajar untuk taat membayar pajak kendaraannya.

“Untuk itu melalui sosialisasi ke sekolah-sekolah, khususnya kaum millenial ke depan dapat menjadi pelopor wajib pajak untuk dapat menyampaikan ke orang tua masing-masing,” terang Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Hj. Lale Prayatni, Kamis (28/2).

Dalam hal kenyamanan dan keselamatan berlalulintas, membayar pajak tepat waktu menjadi salah satu yang harus diutamakan. Dengan begitu, pengendara akan merasa nyaman terutama jika ada razia kendaraan.

Dari hasil pendataan yang dilakukan Unit Pelayanan Pajak Daerah (UPPD) Gerung, ada 166 sekolah di Lombok Barat di mana lebih dari 80 persen siswanya menggunakan sepeda motor.

“Secara tidak langsung para siswa tersebut menjadi wajib pajak. Melalui sosialisasi wajib pajak ini diharapkan para siswa dapat menyampaikannya kepada orang tuanya. Kaum milLenial juga diharapkan bisa menjadi pionir untuk mengkampayekan keselamatan berkendaraan,” kata Kepala UPPD Gerung Saiful.

Sementara itu Pimpinan Ponpes Nurul Haramain TGH. Hasanain Juaini mengaku sangat mendukung kegiatan sosialisasi ini. Tuan Guru bahkan mengaku sudah lama menunggu kegiatan semacam ini digelar di pondoknya.

“Kegiatan semacam ini sudah lama saya nantikan. Dan saya mendukung penuh kegiatan ini,” tegasnya. (Humas Lobar)

Sumber : http://humas.lombokbaratkab.go.id/generasi-millenial-pelopor-wajib-pajak/

LAPORAN FISIK DAN KEUANGAN PEMELIHARAAN JALAN DANA PRIM DAN DATA COST TAHUN 2019

PKRMS TAHUN 2019 UNTUK TAHUN 2020

LAPORAN

NOVEMBER 2019

 

OKTOBER 2019

SEPTEMBER 2019

 

AGUSTUS 2019

JULI 2019

 

JUNI 2019

 

MEI 2019

APRIL 2019

MARET 2019

FEBRUARI 2019

JANUARI 2019

 

 

SAMBUT HUT LOMBOK BARAT, RSUD TRIPAT GELAR BAKTI SOSIAL

Giri Menang, Rabu 27 Februari 2019 – Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupten Lombok Barat ke-61 yang akan jatuh pada 17 April medatang, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat melalui Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju Gerung menggelar kegiatan bakti sosial di Gedung Budaya Narmada.

Dalam bakti sosial kali ini RAUD Tripat bekerjasama dengan John Fawcett Foundation (JFF) dan Pink Ribbon Foundation (PRF) menggelar pemeriksaan mata, pemberian kacamata, dan operasi katarak gratis. Selain itu, kegiatan yang digelar selama dua hari (26-27 Februari 2019) ini juga menyediakan konseling, pemeriksaan kanker payudara gratis.

Rencananya, RSUD Tripat besok (28/2) akan melanjutkan kegiatan serupa di Kecamatan Sekotong.

Kegiatan baksos ini mendapat apresiasi dari warga Lombok Barat khususnya yang berada di sekitar lokasi kegiatan. Hal itu terlihat dari antusias warga yang sudah mulai berdatangan sejak pagi hari.

Ibu Chaterine dari JFF merinci, ada 700 warga yang memeriksakan matanya di hari pertama baksos. Di hari kedua ini warga yang berdatangan lebih banyak lagi. Ada 2.000 warga yang datang. Sedangkan pasien yang menjalani operasi katarak ada 41 orang.

Tidak sedikit juga masyarakat yang mendaftar kesehatannya di Pink Ribbon Foundation untuk pemeriksaan kanker payudara, konseling dan USG. Pendaftar hari pertama ada 135 orang, lalu di hari kedua bertambah 149 orang. Sedangkan warga yang menjalani USG sebanyak 33 orang di hari pertama, dan 29 di hari kedua.

“Yang melakukan konseling hanya 20 orang di hari pertama dan kedua. Dan hasil pemeriksaan yang dicurigai kanker payudara sebanyak 2 orang di hari pertama dan 2 orang di hari kedua,” jelas Ibu Didit dari PRF.

Tidak hanya warga Lombok Barat saja, banyak warga Kota Mataram dan Lombok Tengah yang mengikuti kegiatan ini.

Salah satu warga Ampenan, Kota Mataram Ibu Geofani mengaku senang mengikuti kegiatan ini.

“Saya sangat bersukur dan berterimakasih dapat dioperasi di sini. Pelayanan cepat dan bagus,” katanya.

Senada dengan Ibu Geofani, Inaq Sah warga Dasan Tereng Narmada berharap kegiatan ini dapat terus dilakukan.

“Saya sangat bersyukur dengan adanya pemeriksaan mata gratis yang digelar pemerintah. Operasi katarak gratis seperti ini semoga berkelanjutan. Supaya bisa membantu warga yang benar-benar kurang mampu seperti saya”, ucapnya.

Sementara itu Direktur RSUD Gerung dr. Arbain Ishak di sela-sela kegiatan memastikan kegiatan bakti sosial semacam ini akan terus dilakukannya secara rutin. Tidak hanya menjelang HUT Lobar saja namun di setiap kesempatan yang ada.

“Kegiatan ini akan terus kita lakukan selain pelayanan di rumah sakit,” katanya.

Diakui Arbain, baksos tahun ini sedikit berbeda karena ada tambahan pelayanan seperti konseling dan pemeriksaa payudara.

“Pihak rumah sakit di minta menyiapkan tenaga spesialis. Karena rumah sakit masih kekurangan SDM, hanya bisa menyiapkan dua spesialis mata dan satu spesialis radiologi, itu yang bisa kami bantu, dan biaya selebihnya ditanggung pihak JFF,” tambah Arbain. (Humas Lobar)

Sumber : http://humas.lombokbaratkab.go.id/sambut-hut-lombok-barat-rsud-tripat-gelar-bakti-sosial/

FAUZAN RESMIKAN PEMBANGUNAN PROGRAM SLBM

Giri Menang, Rabu 27 Februari 2019 – Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid pagi tadi (27/2) meresmikan pembangunan Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) tahun anggaran 2018. Peresmian dilakukan di halaman Pondok Pesantren Darul Quran Walhadis, Dusun Telaga Lebur, Desa Sekotong Tengah, Kecamatan Sekotong.

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh bupati didampingi Wakil Bupati Lobar terpilih Hj. Sumiatun, Sekda H. Moh. Taufiq dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PU-PR).

Hingga saat ini ada 81 titik yang sudah dibangun, dengan total anggaran sebesar Rp 18 miliar.

Dalam kesemapatan itu, Bupati Fauzan Khalid mengatakan masalah air bersih, sanitasi dan rumah kumuh harus segera teratasi dengan memenuhi standar Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yakni 80%. Lombok Barat sendiri sampai dengan saat ini masih berada diangka 59%. Artinya masih kurang 21% dari standar.

“Untuk mencapai itu, pemerintah maupun masayarakat harus memiliki kemauan kuat dan komitmen untuk bekerja dan menyelesaikan persoalan secara bersama. Saya optimis, kita bisa memenuhi standar SDGs dan saya katakan, SDGs ini adalah standar Internasional,” tegas bupati.

Program SLBM yang dikerjakan merupakan program swakelola, di mana masyarakat terlibat dalam pembangunan, sedangkan Dinas PU-PR bertugas untuk pengawasan dan pembinaan dalam proses penrencanaan untuk menjamin kualitas pembangunan.

Bupati berharap agar bangunan SLBM bisa dijaga dan dirawat oleh para penerima manfaat. Ia juga berharap kedepanya agar pengelolaan bangunan SLBM juga bisa dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES),

“Pengelolaan oleh BUMDES bukan untuk mencari untung, tetapi untuk pemeliharaan,” kata bupati.

Sementara itu, Ustd. Munaam pimpinan Pondok Pesantren Darul Quraan Wal-hadits sangat mengapresiasi program SLBM. Baginya, pembangunan SLBM di ponpesnya akan sangat bermanfaat bagi santri dan masyarakat sekitar. (Humas Lobar)

Sumber : http://humas.lombokbaratkab.go.id/fauzan-resmikan-pembangunan-program-slbm/

TIM PENILAIAN PPD 2019 AKUI LOMBOK BARAT MILIKI BANYAK INOVASI

Giri Menang, Rabu 27 Februari 2019 – Tim Verifikasi Lapangan Penilaian Penghargaan Perencanaan Daerah (PPD) 2019 tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai melakukan penilaian di Kabupaten Lombok Barat (Lobar). Kedatangan tim yang beranggotakan empat orang dipimpin oleh Firmansyah, disambut langsung oleh Sekda Lobar H. Moh. Taufiq, Kepala Bappeda Lobar H. Baehaqi dan Kepala SKPD Lingkup Pemkab Lobar di Aula Bupati Lobar, Rabu (27/2).

Tim Penilai PPD Firmansyah menjelaskan bahwa PPD merupakan kegiatan rutin dari Kementerian PPN/Bappenas sejak Tahun 2012 yang sebelumnya bernama Anugerah Pangripta Nusantara yang diberikan kepada Pemerintah Daerah dengan perencanaan pembangunan terbaik.

“Sejak Tahun 2018 lalu, penghargaan tersebut berubah nama menjadi Penghargaan Pembangunan Daerah yang proses penilaiannya lebih komprehensif dengan tidak hanya mempertimbangkan unsur perencanaan, namun juga pencapaian pembangunan daerah,” terangnya.

Tujuan dari penilaian PPD ini sendiri adalah agar dokumen perencanaan pembangunan daerah lebih berkualitas, artinya perencanaan yang dilaksanakan, capaian-capaian pembangunan dan yang paling penting inovasi.

“Aspek kualitas dokumen RKPD ini juga dinilai keterkaitan antara dokumen perencanaan lain seperti RKP Nasional dan RPJMD Kabupaten/Kota yang sudah ditetapkan serta dokumen lain yang relevan,” katanya.

Selain itu, konsistensi antar bab dalam dokumen serta kelengkapan, kedalaman dan keterukuran perencanaan dalam dokumen juga perlu diperhatikan dalam peningkatan kualitas dokumen RKPD.

“Di Lombok Barat sebenarnya banyak yang unik dengan inovasinya dan ini yang coba kita kedepankan, terkait Gerakan Anti Merariq Kodek (GAMAQ), termasuk Garam kita ternyata cukup potensi dikembangkan sebagai bahan baku industri karena dari aspek kontennya juga memenuhi standar nasional,” akunya.

Kemudian dari aspek Home Industry seperti Gula Merah (Brown Sugar) yang diolah menjadi Gula Semut dan Serbat Jahe. Di pasaran gula merah ini sangat laris dan lebih sehat dari pada gula putih.

Sementara itu, Sekda Lobar H. Moh. Taufiq menyampaikan setiap penilaian itu bukan organisasi Perangkat Daerah (OPD) saja tetapi di lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Barat mulai dari Sekda, Asisten, seluruh OPD dan lainnya.

“Penilaian proses penilaian Penghargaan Perencanaan Daerah (PPD) selalu kita ikuti setiap tahun. Saya sangat menargetkan setiap OPD di lomba apapun harus mampu berprestasi. Dan ini menjadi penilaian pimpinan terhadap kita, sekaligus membawa prestasi daerah,” katanya.

“Itu sebabnya, saya pesan kepada seluruh teman OPD, supaya ada hasil kerja yang bagus dan kita melakukan evaluasi supaya ada prestasi yang dibanggakan,” lanjutnya.

Taufiq berharap di akhir penilaian Pemkab Lombok Barat mampu menjadi juara dengan penilaian yang obyektif dan transparan. Pemkab Lobar melalui Bappeda juga sebelumnya sudah mempersiapkan dokumen-dokumen penilaian PPD 2019 yang mencakup penilaian atas dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), proses penyusunan RKPD, pencapaian pelaksanaan dokumen RKPD dan inovasi yang dikembangkan serta penilaian khusus terkait pelaksanaan pembangunan di daerah. (Humas Lobar)

Sumber : http://humas.lombokbaratkab.go.id/tim-penilaian-ppd-2019-akui-lombok-barat-miliki-banyak-inovasi/

1 236 237 238 239 240 421