Bupati Terima Kunjungan Tim CCDP-IFAD

Giri Menang, Rabu 4 Oktober 2017 – Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid pagi tadi (4/10) menerima kunjungan Tim CCDP-IPAD. Tim ini terdiri dari Direktur Pendayagunaan Pesisir Ditjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Direktorat Kelautan Kementerian Bappenas RI, Direktorat Multilateral Kementerian Keuangan RI serta tim Leader Project Completion Mission CCDP-IFAD dan Sekretaris Eksekutif PMO CCDP-IFAD Indonesia.

Dalam sambutannya bupati menyatakan, kunjungan ini sekaligus sebagai motivasi untuk mensukseskan program CCDP-IFAD. Bupati Fauzan mengaku bangga atas keberhasilan program CCDP-IFAD, karena telah mengangkat masyarakat pesisir dari semula miskin menjadi sejahtera.

Bupati juga berharap agar program ini direplikasi di tempat lain dalam bentuk kelompok-kelompok masyarakat. Tujuannya di samping meningkatkan taraf hidup masyarakat, juga ada lapangan kerja dalam rangka diversifikasi pengolahan hasil laut.

“Ini yang sangat kami butuhkan dalam rangka meningkatkan hasil laut bagi masyarakat pesisir,” ujarnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lobar H. Subandi pada kesempatan itu memaparkan potensi laut Lobar. Ia menjelaskan, luas perairan di Lobar mencapai 1.382,4 km2 dengan luas daratan 1.053,92 km2. Panjang garis pantai 192 km dengan dihiasi pulau-pulau kecil (gili) sebanyak 23 buah.
“Dari jumlah gili ini, 6 di antaranya sudah dikelola,” ujarnya. Potensi lainya adalah hutan mangrove seluas 398,2 Ha, terumbu karang dan luas padang lamun mencapai 413,6 Ha.

Terkait Program CCDP-IFAD ini, lanjutnya, sudah masuk Lobar sejak tahun 2013 silam dan tahun 2017 ini akan berakhir.

Dijelaskan, sejak bergulirnya program CCDP-IFAD, Lobar telah mendapat alokasi bantuan sosial untuk kegiatan ekonomi dan pembangunan infrastruktur penunjang di wilayah pesisir. Nilainya pun cukup fantastik lebih dari Rp. 20,8 Milyar.

Ketua Tim Leader Project Completion Mission CCDP-IFAD, Mr. Andrew Macpherson, melalui translate berharap, dalam sambutannya berharap agar skala programnya diperluas.

“Ini sangat penting diperluas agar menjangkau stakeholder yang lebih banyak,” kata Mr.Andrew. (LPA-BB/humas)

PROGRAM DEMONSTRASI IMUNISASI PCV DI LOMBOK RESMI DICANANGKAN

Giri Menang, Selasa 3 Oktober 2017 – Satu lagi imunisasi tengah dicanangkan pemerintah. Namanya, Imunisasi Pneumokokus Konyugasi yang dalam istilah medisnya disebut Pneumococcal Conjugate Vacciener (PCV).

Imunisasi ini, digunakan untuk mencegah Pneumonia yang disebabkan oleh pneumokokus atau penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru.

Meskipun imunisasi ini tergolong baru, tapi sudah dipakai oleh hampir 139 negara. “Imunisasi PCV ini diarahkan untuk anak-anak usia 2, 3 dan 12 bulan,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Drs.H.Rahman Sahnan Putra, M.Kes di sela-sela acara Pencanangan Program Demonstrasi Imunisasi Pneumokokus Konyugasi di Puskesmas Gunungsari, Selasa (3/10).

Menurut mantan Camat Narmada ini, imunisasi ini ditujukan untuk mencegah terjadinya kasus-kasus pneumonia. Kata dia, imunisasi ini sangat penting, karena kasus pneumoni merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan angka kematian bayi cukup tinggi. Untuk itu lanjutnya, pencanangan PCV ini akan berdampak terhadap menurunnya angka kematian bayi (AKB) khsusnya di Lobar.

Rahman menyebut, data dari World Health Organization (WHO), badan kesehatan dunia menyatakan, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dan berkontribusi 16% kematian anak balita.

Pencanangan imunisasi PCV ditandai dengan pemukulan gong sebagai tanda bahwa imunisasi PCV ini bisa dilayani diseluruh puskesmas dan sarana kesehatan lainnya di Lobar. Selain dihadiri kader kesehatan, kegiatan pencanagan juga dihadiri oleh Wakil Gubernur NTB H. Moh Amin, Bupati Lobar H. Fauzan Khalid, Ketua DPRD Lobar Hj Sumiatun, Sekda Lombok Timur, pejabat dari Kementerian Kesehatan RI, Kepala Dikes NTB, perwakilan WHO dan Unicef serta sejumlah pimpinan SKPD lingkup Pemkab Lobar.

Di tempat yang sama, Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid memberikan apresiasi yang tinggi atas terpilihnya Lobar sebagai tempat kegiatan pencanangan imunisaasi PCV ini. Karena sebelumnya, di Lobar juga pernah dicanangkan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), demikian juga pernah dicanangkan Gerakan Masyarakt Sadar Gizi.

“Mengutip Kepala Dinas kesehatan tadi, Pneumukokus ini lebih banyak disebabkan karena gaya dan pola hidup,” katanya seraya berharap, imunisasi pneumokokus ini ke depan akan menjadi salah satu bagian dari Germas untuk bersama-sama dijalankan.

Senada dengan itu, Menteri Kesehatan RI melalui Dirjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, H. Moh. Subuh percaya menitipkan kegiatan ini kepada NTB khsusunya kepada Lobar dan Lotim. “Jika kita bicara imunisasi maka kita akan bicara warisan, baik warisan program maupun SDM,” katanya. (LPA/Rian/Humas)

TURUNKAN ANGKA PNEUMONIA, KEMENKES RI JADIKAN LOMBOK BARAT PILOT PROJECT

Giri Menang, Senin 2 Oktober 2017 – Dua kabupaten di Nusa Tenggara Barat (NTB), yakni Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Timur mendapatkan kesempatan sebagai pilot project Program Demonstrasi Imunisasi Pneumokokus Konyugasi (PCV) dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Demontsrasi vaksin pneumokokus ini menggunakan vaksin PCV 13 dengan sasaran bayi usia 2 bulan, 3 bulan dan 12 bulan.

“Di Lombok Timur akan menyasar 25.894 bayi, Lombok Barat ada 14.392 bayi. Kita akan mulai bulan Oktober ini di semua sarana kesehatan, Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah, dan lainnya. Pencanangannya sendiri kita lakukuan di Puskesmas Gunungsari besok ini,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr.Nurhandini Eka Dewi, Sp.A. dalam acara Media Briefing Program Demonstrasi Imunisasi Pnemokokus Konyugasi di Ruang Rapat Gubernur NTB, Senin (2/10).

Pneumonia saat ini masih menjadi penyebab kematian utama pada bayi di bawah usia 2 tahun. Dari data WHO tahun 2015 menunjukkan bahwa pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di dunia dan berkontribusi terhadap 16 persen kematian Balita setiap tahunnya. Indonesia sendiri masuk dalam 10 besar negara dengan kematian akibat pneumonia tertinggi. Setidaknya dua sampai tiga anak meninggal setiap jam karena penumnonia.

Pneumonia adalah radang paru yang dapat disebabkan virus atau bakteri, menyebabkan kerusakan jaringan paru dengan gejala seperti sesak napas. Pada kondisi pneumonia berat dapat menyebabkan kematian akibat kekurangan oksigen mencapai otak dan jantung.

Kematian tertinggi di bawah usia dua tahun, atau dua tahun pertama kehidupan. Semakin muda usia bayi, maka semakin berisiko karena bayi baru lahir memiliki daya tahan tubuh rendah dan sistem kekebalan belum belum berkembang sempurna.

Prof. DR. dr. Sri Rezeki Hadinegoro SpA (K), ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) menjuluki Pneumonia sebagai the forgotten killer of children karena tidak mudah menemukan balita dengan pneumonia.

“Awalnya mulai dari batuk pilek. Karena dianggap batuk biasa akhirnya tidak diobati, lama-kelamaan nafanya jadi berat lalu sesak nafas. Akibatnya menjadi radang paru-paru. Ini yang harus kita cegah jangan sampai seperti ini,” jelasnya.

Dari hasil penelitiannya di Pulau Lombok pada 2012 lalu, dari 1.200 sampel anak sehat terdapat 33 persen yang terinfeksi kuman Streptococcus pneumonia.

Pada tahun 2015, Kemenkes RI memperkirakan angka kasus pneumonia nasional sebesar 3,55 persen dengan angka perkiraan kasus tertinggi dijumpai di Provinsi NTB yakni mencapai 6,38 persen.

Penyebab tingginya kasus pneumonia di NTB khusunya Lombok yakni masalah lingkungan dan perilaku masyarakat. Selain tidak mendapatkan imunisasi yang lengkap, paparan polusi, asap rokok dan kurang gizi menjadi faktor resiko pneumonia.

Ada tiga langkah yang dilakukan untuk menurunkan insiden pneumonia, yaitu Protect (Perlindungan), Prevent (Pencegahan) dan Treat (Pengobatan).
Perlindungan dilakukan dengan menyediakan lingkungan sehat untuk bayi, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, gizi yang seimbang, mencegah bayi dengan berat badan rendah dan menurunkan polusi udara.

Pencegahan dilakukan dengan memberikan vaksinasi lengkap, terutama vaksin campak, pertusis dan dan vaksin pneumonia. Imunisasi yang ada kaitan dengan pneumonia adalah BCG, DTP, Hib dan PCV, campak, influenza dan MMR.

Saat ini ada dua vaksin yang belum tercover pemerintah, yakni influenza dan PCV. Kedepannya diharapkan perusahaan vaksin nasional, Biofarma, diharapkan dapat segera akan menyediakan dan memproduksi vaksin pneumokokus

Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat, Drs. H. Rachman Sahnan Putra, M.Kes menanggapi positif program Kemenkes ini. “Sebuah peluang bagi masyarakat NTB khususnya bayi dan balita kita mendapatkan hal yang positif. Vaksin ini kan sudah dipakai di 130 negara di dunia sehingga kenapa tidak didapatkan di NTB, khususnya di Lombok Barat. Dan ini mahal,” katanya seusai acara.

Untuk diketahui, harga vaksin PCV Rp. 249.491,-/dosis. “Untuk program demonstrasi di Lombok Barat dan Lombok Timur ini kita habiskan sekitar Rp. 34 miliyar untuk vaksin saja. Di luar operasional dan bantuan,” jelas Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes RI, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc.

Program Demonstrasi Imunisasi PCV ini merupakan langkah awal sebelum menjadikan vaksin pneumonia sebagai program vaksin nasional. Rencananya usai demonstrasi akan dilakukan evaluasi di bulan November dan Desember.

Tahun 2018, program serupa akan menyasar Kabupaten Lombok Utara, Lombok tengah, Kota Mataram dan Bangka Belitung. Kemudian dilanjutkan di tahun 2019 untuk seluruh kabupaten/kota di NTB, Jawa Barat dan Jawa Timur. (romi/humas)

International Conference Resmi Dibuka, Wagub NTB ‘Jual’ Air Awet Muda Narmada

Giri Menang, Senin 2 Oktober 2017 – Moment International Conference nampaknya dimanfaatkan betul oleh Wakil Gubernur NTB H. Muhammad Amin. Dalam acara yang dihadiri berbagai perwakilan Negara itu, orang nomor dua di Bumi Gora itu sedikit ‘menjual’ air awet muda yang ada di Taman Narmada Lobar.

Dikatakan Gubernur saat menyampaikan kata penyambutan bagi seluruh peserta International Conference, daerah NTB memiliki begitu banyak potensi pariwisata yang bisa dieksplor. Salah satu asset budaya yang bisa dijual dan layak dikunjungi wisatawan adalah air awet muda yang ada di Taman Narmada. “Kita disini punya air awet muda di Narmada, cukup basuh muka, dan dipercaya membuat awet muda. Tapi jangan mandi (Dengan air awet muda), karena kalau terlalu banyak akan kembali menjadi bayi,” ujarnya berseloroh.

Seperti diketahui, air awet muda yang berada diareal Taman Narmada yang merupakan peninggalan Raja Karangasem Bali tersebut memang sudah menjadi ikon bagi pariwisata di Lobar termasuk juga NTB. Menurut dia, mitos-mitos semacam itu bisa jadi benar adanya, karena sampai saat ini kunjungan dari luar daerah baik itu wisatawan domestik maupun mancanegara cukup banyak yang datang.

Sementara itu, terkait dilaksanakannya International Conference yang mengambil tema ‘Managing Growth for Sustainable Tourism Development’ Indigeneus, Authentic and Halal Tourism itu, Wakil Gubernur NTB itu mengaku berbangga. Hal itu dikarenakan acara tersebut sangat cocok dan penting untuk terus mempromosikan potensi wisata yang di miliki NTB yang memang dikaruniai alam yang begitu indah. “Apalagi, kontribusi sector pariwisata kita cukup tinggi baik itu bagi daerah maupun Negara. Untuk itu, kami mendukung penuh terselenggaranya acara ini,” pungkasnya kemudian.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya yang diwakili Deputi Bidang Kelembagaan Pengembangan Pariwisata Kemenpar RI, Prof. Armansyah yang membuka acara tersebut memaparkan bahwa kontribusi sector pariwisata bagi devisa Negara sangat tinggi. Bahkan kini, sector pariwisata masuk diposisi nomor 2 setelah minyak sawit. “Dan kami yakin di tahun 2017 yang akan dihitung pada awal 2018 mendatang, sector pariwisata bisa menyodok ke nomor 1 sebagai penyumbang devisa Negara tertinggi,” harapnya yakin.

Dalam kesempatan itu, Armansyah menegaskan bahwa sesuai dengan program Presiden Jokowi, sector pariwisata dijadikan prioritas utama pembangunan. Bagaimana tidak, keberadaan pariwisata sangat strategis dalam segala hal. Sebut saja soal ketersediaan lapangan pekerjaan yang berimbas ke sector ekonomi dan lainnya. “Yang jelas, dari data yang ada posisi kita berada di atas Malaysia,” katanya.

Tak berhenti sampai disitu, komitment Pemerintah Pusat terhadap perkembangan sector pariwisata di NTB ini cukup tinggi. Hal itu terlihat seriusnya Kementerian Pariwisata untuk mengembangkan dan melanjutkan pembangunan di Mandalika Resort. “Mandalika itu kita support dengan pembangunan politeknik pariwisata di Lombok ini. Ingat, Mandalika itu investasi masa depan NTB,” pungkasnya kemudian.

Hadir dalam acara pembukaan itu, Bupati Lobar H. Fauzan Khalid, Kapolres Lobar AKBP I Wayan Jiartana, Kepala Dinas Pariwisata Ispan Junaidi, dan beberapa pimpinan SKPD yang berkaitan erat dengan upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di Lobar.

Apel Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Giri Menang, Senin 2 Oktober 2017 – Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat pagi tadi (2/10) menggelar upacara di Lapangan Kantor Bupati Lombok Barat.

Bertindak selaku Inspektur Upacara, Sekertaris Daerah Kabupaten Lombok Barat H. Moh Taufiq. Seluruh pegawai Pemkab Lombok Barat mengikuti gelaran upacara yang berlangsung sejak pukul 07.50 WITA itu.

Sutiadi selaku petugas, membacakan ikrar yang menyatakan bahwa sejak Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, Indonesia telah banyak mendapat rongrongan baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

Penyebab dari hal tersebut karena kurangnya kewaspadaan sehingga Pancasila mendapat rongrongan. Akhir dari ikrar tersebut Sutiadi mengingatkan untuk bersama- sama membulatkan tekad memegang dan mempertahankan kesatuan Pancasila. (budi/humas)

SUASANA HARU WARNAI PEMAKAMAN H. MUHAMMAD EFENDI

“Almarhum adalah orang yang pandai bergaul dan sangat sederhana. Saya kenal beliau sejak lahir. Beliau merupakan sosok panutan bagi saya dan sekarang almarhum sudah meninggalkan kita semua,” kata Bupati H. Fauzan Khalid mengantar kepergian Almarhum H. M. Effendi di Pemakaman Umum Sandik, Rabu (27/9).

Baginya, sosok almarhum mampu menjadi contoh dan sumber keteladanan bagi keluarga, lebih-lebih bagi aparatur sipil negara di Pemkab Lombok Barat.

“Atas nama keluarga saya memohon maaf jikalau dari keseluruhan prosesi acara pemakaman ada yang salah dan kekurangan,” ucap bupati menutup sambutan mewakili keluarga yang disambut suasana haru para jamaah.

Bupati meyakini, almarhum yang juga merupakan pamannya ini adalah sosok yang baik dan soleh. Hal itu terlihat dari banyaknya jamaah yang hadir dalam pemakaman.

Almarhum H. Muhammad Efendi dalam jabatan terakhirnya merupakan Kepala Dinas Perijinan Lombok Barat.

Beliau meninggalkan seorang istri dan empat orang anak serta empat cucu.

Sebelumnya, almarhum meninggal di Rumah Sakit Biomedika Mataram. Selasa (26/9).

Almarhum kemudian dimakamkan pukul 11.00 diiringi ratusan pengantar jenazah.

Turut hadir dalam pemakaman tersebut Sekda H. Moh Taufiq, jajaran SKPD Lobar, para tuan guru, pegawai dinas perijinan serta tokoh masyarakat.

*Mari kita doakan semoga almarhum mendapat husnul khatimah dan segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT. Amin. (Humas Lombok Barat)

Penuhi Pembayaran Pajak, UPTB-UPPD Gerung Buat Terobosan

Giri Menang, Rabu 27 September 2017 – Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Badan-Unit Pelaksana Pajak Daerah (UPTB-UPPD) Gerung, Saeful Amri mengaku cukup sulit memenuhi pembayaran pajak di Kabupaten Lombok Barat. Hal itu dikarenakan masih minimnya kesadaran wajib pajak masyarakat.

Selain melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah, pondok pesantren dan desa-desa yang ada, pihak UPTB-UPPD membuat terobosan yang dinamakan program Pengingat Pajak melalui SMS. Program ini merupakan Sistem Informasi Elektronik yang akan memberitahukan jatuh tempo kendaraan bermotor agar para pemilik kendaraan tidak lupa membayar pajak setiap tahunnya.

“Dengan menginput nomor handphone, maka secara otomatis pemilik nomor akan diingatkan tujuh hari sebelum jatuh tempo utnuk menghindari denda. Wajib pajak juga bisa cari tahu berapa besaran pajak yang harus dibayarkan,” jelasnya dalam acara Pekan Panutan Pajak dan Sosialisasi Sadar Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Rabu (27/9).

Jarak yang jauh juga menjadi alasan para wajib pajak sengaja menunggak pembayaran. Hal itu diakui salah satu wajib pajak asal Desa Pelangan, Suma. “Jauh, jadi abot (malas). Kalau sudah telat sehari ya sekalian aja telat setahun, sama aja kan,” aku pemuda yang sudah menunggak selama lima tahun ini.

Mengatasi hal itu, Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) NTB melalui UPTB-UPPD Gerung menyiapkan Samsat Keliling (Samling). Masyarakat akan difasilitasi dengan dukungan babinkamtibmas yang ada di masing-masing desa.

“Targetnya di seluruh desa. Khusus untuk desa-desa yang jauh seperti di wilayah Kecamatan Sekotong. Di sana, masyarakatnya banyak yang belum bayar pajak. Mungkin jarak yang jauh jadi penyebabnya,” kata Kepala Bappenda NTB Iswandi. (Humas Lombok Barat)

Bupati Kukuhkan Pencak Silat Di Narmada

Giri Menang, Rabu 27 September 2017 – Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, saya mengukuhkan saudara pengurus pencak silat Gelombang Samudra dan Bhineka Teratai.

Hal itu diucapkan Bupati H. Fauzan Khalid saat mengukuhkan kedua perguruan pencak silat yang masing-masing berasal dari Desa Suranadi dan Desa Presak, Kecamatan Narmada.

Pengukuhan sendiri dilaksanakan di Desa Suranadi dan disaksikan oleh sejumlah Kepala SKPD Lombok Barat, tokoh agama dan masyarakat sekitar, Selasa (26/9) kemarin.

Keberadaan kedua perguruan pencak silat ini diharapkan dapat memberi nyaman dan keamanan di wilayah masing-masing. “Suranadi penduduknya mayoritas Islam dan Hindu, Alhamdulillah jarang saya dengar ada masalah. Mari kita terus jaga kodusifitas di lingkungan kita ini,” kata bupati.

Ahmad Safii, pelatih sekaligus pendiri pencak silat Gelombang Samudra mengatakan, sebagian besar anggota perguruannya berasal dari pemuda yang dulunya suka mabuk-mabukan.

“Jika masuk menjadi anggota pencak silat Gelombang Samudra harus taubat mabuk dan narkoba. Jika dilanggar maka sumpah dirinya pasti menunggu ajal,” tegasnya.

Dalang Cilik Buka Pencanangan Kampung KB

Giri Menang, Senin 25 September 2017 – Mungil tapi lihai memainkan wayang-wayang yang hampir seukuran tubuhnya saat duduk. Dialah Lalu Inu Wardhani, sang dalang cilik.

Penonton dibuat kagum dengan penampilannya sesaat sebelum pencanangan Kampung KB di Desa Kuranji Dalang, pagi tadi (25/9).

Bakat dalang mengalir dari sang kakek, H. L Nasip, dalang kebanggaan Lombok Barat.

Kapala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapati mengaku kagum dengan Inu. Baginya, sangat langka seorang anak kecil berminat menjadi dalang.

Saat ditanyai awal mula menyukai wayang, L. Inu dengan semangat menjawabnya. “Sejak masuk sekolah SD kelas satu sudah belajar wayang,” jawabnya.

Tidak lupa Kepala BKKBN Surya Chandra mengabadikan momen tersebut dengan berfoto bersama. (alok/humas)

1 289 290 291 292 293 421