POSITIF CORONA DI LOMBOK BARAT POTENSIAL BERTAMBAH

Giri Menang, 11 April 2020 – Tidak tahu dirinya membawa Covid 19 dan sebelum ditetapkan sebagai pasien positif Corona Nomor 19 di Nusa Tenggara Barat, ternyata AS (laki-laki 47 Tahun) asal Kecamatan Lingsar sempat berinteraksi dengan banyak orang. AS ini diketahui adalah seorang anggota Jama’ah Tabligh yang mengikuti Ijtima’ di Kabupaten Gowa dan saat ini menjadi cluster baru penyebaran Covid 19 karena juga mendatangkan peserta jama’ah dari berbagai negara.

Hasil Rapid test yanag dilakukan Dinas Kesehatan Lombok Barat kemarin, (Jum’at, 10/4/2020) telah menetapkan istri AS dianggap reaktif terhadap hasil rapid test itu. Bersama istri AS yang langsung diisolasi ke Rumah Sakit Awet Muda Narmada, ikut dianggap reaktif atas hasil rapid test itu ada 6 orang lagi.

“Kita tidak menggunakan istilah “positif”, karena seseorang baru ditetapkan positif Covid 19 apabila telah menjalani Swab Test. Rapid Test ini sifatnya test cepat,” terang Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Lombok Barat, Ahmad Taufiq Fatoni saat dihubungi via telpon, Sabtu (11/4/2020).

Hasil rapid test yang dilakukan Dinas Kesehatan di 3 titik lokasi (desa, red), pihaknya menurut Ahmad Taufiq Fatoni melakukan Rapid Test di satu lokasi dan mendapatkan 6 orang, termasuk istri AS, reaktif terhadap hasil test dan langsung dirujuk hari itu juga ke Rumah Sakit Awet Muda Narmada dan Rumah Sakit Patut Patuh Patju Gerung untuk di-Swab test.

“Hari ini (Sabtu, 11/4/2020) kami laksanakan rujukan 4 orang lagi dari Desa Batu Mekar ke RSUD Patut Patuh Patju,” jelas Toni.
Empat orang tersebut, imbuhnya, adalah hasil rapid test setelah penelusuran riwayat kontak AS dengan orang lain. Bahkan, tegas Toni, hari ini juga pihaknya me-rapid test lagi 36 orang di Desa Peteluan Indah Kecamatan Lingsar.

Untuk diketahui, walau berada di satu kecamatan, namun jarak antar desa-desa tersebut relative jauh, sehingga menyulitkan pihak Dinas Kesehatan dalam melakukan penelusuran riwayat kontak dan meneruskan protokol rapid test.

Pasca ditetapkan sebagai pasien positif Covid 19, AS dan istrinya yang masih menjalani test Swab harus menjalani perawatan isoloasi terpisah. Saat ini mereka meninggalkan 3 orang anak yang masih kecil, namun ditetapkan tidak terjangkit berdasarkan rapid test. Tiga anak tersebut, menurut Camat Lingsar Jamaluddin saat ditemui di kantornya (11/4/2020), terpaksa harus diasuh oleh kakek neneknya yang awalnya pun takut untuk mengasuh.

“Tiga anaknya ini negatif, jadi tidak masalah untuk diasuh sementara, yang penting tetap waspada dan menerapkan protokol,” ujar Jamal.

Jamal membenarkan data yang dipunyai Dinas Kesehatan sehingga komulatif di wilayah kerjanya terdapat 7 orang yang telah dianggap reaktif terhadap rapid test, bahkan satau orang (AS) adalah pasien positif.

“Bahkan ada desa yang melaporkan bahwa AS ini sudah pernah ke desanya dan melakukan kontak dengan beberapa orang. Hari ini akan di-rapid test,” terang Jamal.

Dengan semakin meluasnya cakupan kontak, maka jumlah positif Covid 19 di Lombok Barat potensial bertambah. Tidak hanya akan menyibukkan pihak Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dalam menyiapkan fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, dan Alat Pelindung Diri (ADP), namun juga sibuk untuk menangani masalah social ekonomi, terutama kepada mereka yang diisolasi.

Kepala Dinas Sosial Lombok Barat, Lalu Martajaya menyebutkan pihaknya harus memberi bantuan kepada keluarga yang menjalani isoloasi tersebut.

Dihubungi via telpon, Martajaya memastikan seluruh bantuan dari pemerintah Provinsi, Dinas Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah disalurkan pihaknya melalui Tagana.

“Untuk hari ini kepada tiga orang anak dari AS dan istrinya yang langsung dibawa ke rumah sakit, kita memberikan bantuan berupa family kit, mie instan, 8 paket lauk pauk siap saji, dan 3 paket makanan anak-anak,” terang Martajaya.
Pihaknya juga memberikan makanan siap saji serta menyalurkan bantuan dari provinsi berupa beras, mie, dan gula.

Sumber : Humas Lombok Barat

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Sabtu, 11 April 2020

LOMBOK BARAT KAJI SIAPKAN TEMPAT KARANTINA TENAGA MEDIS COVID-19

Giri Menang, 11 April 2020 – Dalam penanganan Covid – 19, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat siap menghadapi segala hal yang kemungkinan akan terjadi seperti meningkatnya pasien yang Positif Virus Covid-19. Saat ini, Lombok Barat masuk dalam Zona Merah Penyebaran Covid-19 Di NTB.
Dalam menangani masalah ini, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid didampingi Sekretaris Daerah H. Baehaqi melaksanakan rapat marathon bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan OPD teknis lainnya yang ada di Kabupaten Lombok Barat, Sabtu (11/4)
Dalam Rapat pembahasan tempat karantina bagi tenaga medis yang terlibat langsung dalam penanganan Covid – 19 banyak hal yang dibahas.

Sekretaris Daerah H. Baehaqi mengatakan secara keseluruhan hasil rapat tersebut mengenai penanganan Covid – 19. Ia menawarkan untuk ruang isolasi yaitu hotel untuk para tenaga Medis. Tapi dari hasil rapat direncanakan gedung KONI Lombok Barat yang akan dipakai.
“Tapi ini akan dikaji ulang apakah layak tempat karantina untuk para tenaga medis penanganan Covid-19,” ujar Baehaqi.

Namun demikian, menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Lombok Barat, I Dewa Gede Ngurah Agung justru memengiginkan agar terlebih dahulu focus pada masalah Rapid test yang harus melalui satu pintu.

“Kita belum perlu untuk tenaga medis disewakan tempat karantina,” ujar Agung.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat, Ambaryati mengatakan komunikasi antar semua pihak sangat perlu terkait dengan rapid test yang harus melalui satu pintu.

“Rapid Test itu harus menggunakan inisial dan tidak boleh menyebut nama perorangan,” tegas Ambaryati.

Terkait dengan kemungkinan pusat karantina, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid yang memimpin rapat memberi pandangannya tentang penginapan untuk para tenaga medis.

“Para medis yang tahu dan petugas dari kesehatan juga bisa merasakan tingkat urgensinya. Dari Pemda, yang pasti tempat yang terpusat akan kita siapkan. Saya sarankan agar mulai mengidentifikasi rumah sekitar yang bisa dicoba untuk mengantisipasi, ” saran bupati.

Sumber :  Humas Lobar

LOMBOK BARAT KAJI SIAPKAN TEMPAT KARANTINA TENAGA MEDIS COVID-19Giri Menang, 11 April 2020 – Dalam penanganan Covid -…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Sabtu, 11 April 2020

LOMBOK BARAT BUTUH TAMBAHAN FASILITAS KESEHATAN

Giri Menang, 11 April 2020 – Dengan semakin bertambahnya cakupan orang yang “reaktif” sebagai hasil rapid test saat menelusuri riwayat kontak para pasien positif Covid 19, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat membutuhkan tambahan personil tenaga kesehatan, ruang isoloasi, dan Alat Pelindung Diri. Dinas Kesehatan Lombok Barat untuk hasil rapid test tidak menggunakan istilah positif, tapi reaktif terhadap test yang artinya harus ditindak lanjuti lagi test Swab.

Untuk kondisi saat ini, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menyiapkan dua rumah sakit untuk penanganan Covid 19, yaitu di RSUD Patut Patuh Patut Patju (RSUD Tripat) Gerung dan Rumah Sakit Awet Muda (RSAM) Narmada.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan, Ambaryati, di RSUD Tripat sendiri menyiapkan 3 ruangan dengan 11 bed dan 9 ruang kohort untuk paru dengan 18 bed.

“ini untuk yang ODP (Orang Dalam Pemantauan, red) yang mengarah kepada PDP (Pasien Dalam Pengawasan, red),” ujar Ambaryati usai Rapat Koordinasi untuk Pencegahan Covid 19 di Ruang Rapat Rumah Dinas Bupati Lombok Barat di Gerung, Sabtu (11/4/2020).

Sedangkan untuk RSAM Narmada, Direktur RSAM Anak Agung Ngurah (AAN) Putra Suryanatha menjelaskan bahwa pihaknya menyiapkan satu gedung khusus untuk pasien Covid 19 ini.

“Gedung ini memiliki 13 ruangan. 1 ruangan untuk screening pasien yang baru datang, 1 ruangan tindakan, 8 ruangan rawat inap dengan masing-masing 2 bed, 1 ruang jaga infeksius untuk petugas yang memantau pasien, 1 ruang transisi untuk tenaga kesehatan kita ganti baju APD (Alat Pelindung Diri, red), dan 1 ruang kerja administrasi,” papar AAN.

Baik RSUD Tripat maupun RSAM Narmada, pola kerja yang diberlakukan kepada para tenaga kesehatannya adalah system rolling group.

“Kami membagi nakes kita di RSAM dengan 2 group. Group 1 dengan 11 orang paramedis dan group 2 sebanyak 10 orang paramedis. Untuk dokter, kami hanya menyiapkan 4 orang dokter umum dan 4 dokter spesialis yang bekerja secara bergiliran juga,” tambah AAN.
Di kesempatan terpisah, Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan, Ahmad Taufiq Fatoni khusus memprediksi untuk penanganan Covid 19 di Kabupaten Lombok Barat sangat membutuhkan tambahan tenaga kesehatan.

“Untuk sKenario yang terburuk jika seluruh ruangan dan bad penuh dengan pasien, kita membutuhkan tambahan tenaga kesehatan.

Saat ini sedang dihitung berapa kebutuhan oleh masing-masing rumah sakit,” terang Toni.
Namun yang pasti kata toni, kedua rumah sakit tersebut saat ini sangat kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) khusus untuk para tenaga kesehatan, bahkan termasuk tenaga kesehatan di puskesmas-puskesmas.

“APD saat ini belum maksimal, tapi kami sudah memesannya dari pihak ketiga, semoga segera datang,” ujar Toni sambil menyebutkan beberapa bantuan baju covel all dari BPBD Provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi, dan ikatan alumni sebuah perguruan tinggi keprajaan telah didistribusikannya ke pihak puskesmas dan kecamatan.

Terkait dengan para tenaga kesehatan yang terdepan berjibaku merawat ODP dan PDP itu, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid memberikan apresiasinya yang mendalam.

“Mereka ini pahlawan kita di saat seperti sekarang ini. Kami di Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sedang menyiapkan insentif khusus buat mereka. Bahkan jika keadaan nantinya tidak kunjung membaik, bisa jadi kita akan menambah ruang isoloasi di RSUD dan RSAM. Kita juga mungkin akan merekrut tenaga kesehatan tambahan dan akan menyiapkan pusat karantina khusus buat mereka,” ujar Bupati Lombok Barat menyebutkan akan menggunakan fasilitas pemerintah atau bahkan menyewa penginapan untuk menjadi pusat karantina tenaga kesehatan.

Fauzan mensinyalir hal tersebut tidak hanya berguna untuk penyelamatan keluarga para tenaga kesehatan agar tidak terjangkit Covid 19, namun juga agar masyarakat tetangga sekitar rumah tenaga kesehatan itu pun tenang dan nyaman.

“Masyarakat harus memperlakukan mereka sebagai pahlawan, bukan justru mempersulit keadaan karena mereka memberi perawatan kepada pasien Corona,” ujar Fauzan Khalid.

Menimpali hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Hj. Ambaryati untuk saat ini menampik upaya penyiapan tersebut karena dianggapnya belum diperlukan.
“Saat ini kita belum memerlukan, karena prosedur keamanan untuk para nakes kita sangat ketat. Tapi tidak tahu nanti,” ujar Ambaryati.

Sampai dengan hari ini, jumlah Pasien Dalam Pengawasan di Lombok Barat masih ada 7 orang dan 2 orang di antaranya ditetapkan positif Covid 19. Untuk ODP, saat ini berjumlah 545 orang dalam pemantauan dengan 395 di antaranya tuntas dipantau. Sedangkan untuk orang-orang yang memiliki riwayat perjalanan atau kontak dengan orang dari daerah lain yang terpapar, Dinas Kesehatan Lombok Barat menyebutkan jumlahnya mencapai 1.737 orang yang dipantau tanpa gejala, namun 750 orang di antaranya selesai dalam pemantauan.

Sumber : Humas Lombok Barat

LOMBOK BARAT BUTUH TAMBAHAN FASILITAS KESEHATANGiri Menang, 11 April 2020 – Dengan semakin bertambahnya cakupan orang…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Sabtu, 11 April 2020

LOMBOK BARAT PECAH TELUR, KINI MASUK ZONA MERAH

Giri Menang, 10 April 2020 – Setelah sekian lama berusaha agar wilayahnya tetap bisa masuk zona hijau (bebas), Pemerintah Kabupaten Lombok Barat akhirnya harus menerima kenyataan dengan memecahkan telur nol positif Covid 19. Berita tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid di tengah keheningan malam saat melaksanakan kegiatan himbauan keliling Masjid di mana malam itu menyasar dua masjid, yaitu Masjid Baitul Karim Kumbung Kuripan Utara Kecamatan Kuripan dan Masjod Jami’ Asasuttaqwa Desa Rumak Kecamatan Kediri Lombok Barat.

“Tiang (saya, red) baru mendapat WA rilis resmi dari Pak Gubernur, di Lombok Barat sudah ada yang positif 2 orang, satu di Kecamatan Narmada dan satu di Kecamatan Lingsar berdasarkan test Swab,” kata Fauzan melalui corong pengeras suara Masjid Jami’ Asasasuttaqwa Desa Rumak Kecamatan Kediri, Kamis (9/4/2020).

Untuk itu, Fauzan meminta kepada seluruh masyarakat Lombok Barat untuk senantiasa waspada dengan menjalankan protokuler pencegahan Covid 19 secara ketat dan mandiri.

“Tetap berdiam diri di rumah, keluar dari rumah kalau terpaksa. Itu pun harus menggunakan masker dan menghindari kerumunan banyak orang. Rajin-rajin mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer, serta tetap menjaga jarak, bahkan menghindari kontak langsung dengan siapapun yang kita tahu baru pulang dari daerah yang terpapar,” papar Fauzan melalui pengeras suara sambil menjelaskan salah satu yang terkena positif adalah orang yang baru pulang dari Gowa Sulawesi Selatan.

Berdasarkan rilis resmi yang ditanda tangani Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkifliemansyah, pasien dengan kondisi positif Covid 19 adalah pasien Nomor 13 atas nama LAB (laki-laki 54 Tahun) yang berasal dari Kecamatan Narmada. Pasien ini disebutkan memiliki kontak langsung dengan orang yang di daerah terjangkit virus Corona. Berikutnya adalah pasien Nomor 19 atas nama AS (laki-laki 47 Tahun) asal Kecamatan Lingsar yang diketahui memiliki riwayat pernah berkunjung ke Sulawesi.

Kini keduanya harus mengalami isolasi perawatan di RS Awet Muda Narmada.
Kondisi ini membuat para tenaga kesehatan di dua wilayah kecamatan tersebut menjadi sangat sibuk. Menurut Kepala Bidang P3KL Dokter H. Ahmad Taufiq Fatoni saat dihubungi via telpon (Jum’at, 10/4/2020), mereka harus melakukan tracking (penelusuran, red) terhadap siapa saja yang pernah kontak langsung dengan dua pasien tersebut.

“Sekarang Dinas Kesehatan dan Puskesmas sedang melakukan kontak tracking di wilayah kerja Puskesmas Narmada dan Puskesmas Sigerongan. Terutama keluarga dekat yang serumah. Kita akan rapid test terlebih dahulu,” terang Dokter Toni sambil menjelaskan kedua pasien ini kebetulan adalah Jama’ah Tabligh yang baru pulang dari Gowa Sulawesi.

Sampai dengan hari ini menurut rilis Dinas Kesehatan, di Kabupaten Lombok Barat sudah ada 2 (dua) orang pasien yang dipastikan positif terjangkit Covid 19. Dua orang tersebut adalah bagian dari 7 orang Pasien Dalam Pengawasan di mana dua orang telah selesai dalam pengawasan, namun satu orang telah meninggal dunia dua hari yang lalu. Seorang yang meninggal dunia ini telah dibuktikan dengan test Swab ternayata negatif mengidap Covid 19.

Terkait dengan dua pasien postif tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Hj. Ambaryati memberikan penjelasan lewat aplikasi WhatsApp, Jum’at (10/4/2020).

“Kedua-duanya sehat-sehat saja, tapi harus tetap diisoloasi. Dalam 2 atau 3 hari nanti akan ditest Swab lagi yang kedua kalinya. Kalau hasilnya negative, boleh pulang. Tapai kalau hasilnya positif, masih harus diisolasi lagi dan menjalani pengobatan. Pokoknya sampai hasil negative baru boleh pulang,” terang Ambaryati sambil memastikan seluruh keluarga yang kontak dengan dua pasien itu telah di-rapid test hari ini juga.

Selain mereka, dalam rilis Dinas Kesehatan itu terdapat 543 Orang Dalam Pemantauan (ODP), namun sebanyak 370 di antaranya telah selesai dalam pemantauan. Menurut data ODP tersebut, dari sepuluh kecamatan di Lombok Barat terbanyak ODP-nya adalah Kecamatan Sekotong dengan 99 ODP. Kemudian menyusul Kecamatan Labuapi sebanyak 88 ODP, Kecamatan Gunung Sari 72 ODP, Kecamatan Lingsar 69 ODP, Kecamatan Narmada 59 ODP, Kecamatan Kediri dengan 45 ODP, Kecamatan Batulayar dengan 33 ODP, Kecamatan Lembar 33 ODP, Kecamatan Gerung 30 ODP, dan Kecamatan Kuripan dengan 14 ODP.

Selain menghimpun PDP dan ODP, Dinas Kesehatan Lombok Barat juga menyebutkan sebanyak 1.724 Orang Tanpa Gejala. Mereka ini adalah orang-orang yang memiliki riwayat perjalanan ke daerah terpapar Covid 19 namun tidak memperlihatkan gejala-gejala umumnya orang yang mengidap Covid 19, seperti memiliki suhu tubuh di atas 38,5 derajat selsius. Dari sebanyak itu, 412 orang tanpa gejala ini telah bebas dari pemantauan.

Melihat angka-angka yang cenderung meningkat tersebut, Bupati Lombok Barat usai keliling masjid mengutarakan anjurannya untuk desa-desa yang memiliki karakter wilayah tertentu, bisa melakukan pembatasan social kewilayahan dengan lebih ketat.

“Mereka bisa berinisiatif memulai pembatasan jam atau waktu untuk aktivitas warganya. Bisa jadi pasar juga dibatasi jam praktik jual belinya, atau para pedagang kaki lima di jalan-jalan,” pinta Fauzan dengan menegaskan bahwa desa dan kecamatan bisa mendiskusikan hal tersebut karena mereka yang paling tahu karakter wilayah dan masyarakatnya.

Sumber : Humas Lombok Barat

LOMBOK BARAT PECAH TELUR, KINI MASUK ZONA MERAHGiri Menang, 10 April 2020 – Setelah sekian lama berusaha agar…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Jumat, 10 April 2020

WARGA MASIH “PAGAH”, BUPATI LOMBOK BARAT TURUN LANGSUNG HIMBAU LEWAT MASJID

Giri Menang, 8 April 2020 – Kondisi masyarakat yang dianggap belum sepenuhnya menyadari bahaya penyebaran virus Corona, membuat Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid bersama jajaran menggunakan berbagai metode untuk sosialisasi. Fauzan Khalid bahkan tidak tanggung-tanggung. Orang Nomor Satu di Lombok Barat ini sampai harus mendatangi banyak masjid di wilayahnya untuk mengumumkan kondisi terkini dan memberikan himbauan agar protokuler pencegahan dapat efektif disosialisasikan dan didengar langsung oleh masyarakat.

Seperti yang dilakukan oleh Fauzan, Selasa menjelang tengah malam (malam Rabu, 7/4/2020) ketika mendatangi tiga masjid jami’ di tiga kecamatan, yaitu Masjid Hidayatul Mukhtar Desa Kuripan Induk Kecamatan Kuripan, Masjid Nuruddin Desa Sembung Kecamatan Narmada, dan Masjid At-Taqwa Desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar.
“Kami sengaja turun saat seluruh masjid sedang sepi dan beberapa wilayah kecamatan ini sudah bersiap-siap untuk menjalani jam malam. Saya menghimbau langsung biar masyarakat mengerti keseriusan kita mengantisipasi penyebaran virus berbahaya ini,” terang Bupati Lombok Barat itu saat dihubungi usai menyampaikan himbauannya di Masjid At-Taqwa Karang Bayan Lingsar, Selasa (7/4/2020).

Dalam tiga tempat di malam itu, Fauzan hanya meminta dibukakan pintu masjid, dihidupkan pengeras suara, dan langsung menyampaikan himbauannya. Dalam himbauannya itu, Fauzan meminta agar masyarakat berdiam di rumah dan tidak keluar rumah kecuali terpaksa. Kalaupun harus keluar rumah, Fauzan mengingatkan agar masyarakat melengkapi diri dengan alat pelindung diri berupa maske, menghindari kerumanan orang, dan tetap memperhitungkan jarak atau physical distancing dan menghindari kontak fisik langsung dengan orang lain. Selain itu, Fauzan pun mengingatkan agar masyarakat tidak sering mengusap wajah dan memperbanyak mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer dan memperaktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Secara khusus, selaku Ketua Gugus Tugas Pencegahan Covid 19 Kabupaten Lombok Barat, Fauzan meminta masyarakat untuk tidak mendatangi fasilitas kesehatan Puskesmas kecuali dalam keadaan sakit dan terpaksa, dan mengingatkan siapapun yang telah melakukan perjalanan ke daerah zona merah (yang telah terpapar virus) agar bisa mengisolasi diri atau kepada perangkat desa diminta untuk memaksa proses isolasi mandiri dalam 14 hari.

“Bahkan kalau masih ada yang “pagah atau bengel” (berkeras hati tidak mau, red), libatkan teman-teman Babinkamtibmas dan Babinmaspol TNI/Polri agar mereka menjalani isolasi secara mandiri, tidak berinteraksi dulu dengan orang lain selama 14 hari itu. Jika ada gejala, laporkan segera ke tenaga medis kita,” pinta Fauzan.

Sedangkan untuk siapapun yang Pasien Dalam Perawatan (PDP), kepada masyarakat Fauzan meminta agar mempercayakan perawatannya kepada Rumah Sakit dan tidak dilayani lagi, bahkan oleh keluarganya.

“Kalaupun terpaksa, pisahkan tempat tidurnya dan semua peralatan makan minum dan perlengkapan mandi atau pakaiannya yang sehari-hari,” pinta Fauzan.

Dalam perjalanannya di tiga masjid tersebut, Fauzan hanya menyayangkan peristiwa yang membuat dirinya tidak bisa mempertahankan physical distancing. Fauzan diminta berfoto bersama oleh masyarakat sekitar masjid.

Rupanya mendengar suara Bupati Lombok Barat dari pengeras suara masjid, beberapa anggota masyarakat yang mendengar langsung mendatangi masjid tersebut dan ketika akan pulang meminta berpose bersama.
“Saya tidak enak menolak. Tapi ke depan masyarakat harus memahami. Jangankan untuk berdekatan untuk berfoto yang hanya beberapa detik, bahkan tradisi bersalaman (jabat tangan, red) pun sudah mulai kita tinggalkan untuk sementara waktu,” terang Fauzan.

Di Lombok Barat sendiri, sampai hari ini pihak Pusat Data dan Informasi Dinas Kesehatan merilis sudah 5 orang masuk dalam kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan terkonsentrasi di Kecamatan Lingsar (3 orang) dan Kecamatan Labuapi (2 orang). Selain itu, terdapat 515 Orang Dalam Pemantauan (ODP) di mana 311 orang di antaranya telah selesai dalam pemanatauan, dan 1.436 orang yang telah melakukan perjalanan atau diketahui kontak dengan ODP namun tidak memiliki gejala terjangkit virus Corona.

Melihat perkembangan yang cenderung mengkhawatirkan tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat H. Baehaqi saat ditemui di ruang kerjanya juga menegaskan agar masyarakat bisa tetap waspada.

“Ikuti saja anjuran pemerintah. Kita saja setiap malam melakukan inspeksi terhadap pemberlakuan jam malam oleh semua kecamatan. Belum lagi kelililng setiap malam ke masjid-masjid bersama Bupati untuk menghimbau langsung lewat masjid dahn mushalla,” kata Baehaqi.

Sumber : Humas Lombok Barat

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Rabu, 08 April 2020

LOMBOK BARAT MENGANGGARKAN 60 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN COVID 19

Giri Menang Gerung – 7/4/2020 Pemerintah Kabupaten Lombok Barat telah merefokuskan anggaran kurang lebih 60 miliar untuk penanggulangan Covid 19.

Hal ini disampaikan oleh Bupati  H. Fauzan Khalid, S.Ag., M.Si. saat rapat dengan Gubernur, Wakil Gubernur, Forkopimda Provinsi  dan Bupati/Wali Kota Se Nusa Tenggara Barat melalui Video Conference dari Ruang rapat Jayengrana, Selasa 7 April 2020, yang  didampingi oleh Sekretaris Daerah H. Baihaki, Kapolres Lombok Barat, para Asisten, dan jajaran Kepala Dinas yang termasuk dalam gugus tugas penangan covid 19.

Anggaran 60 miliar ini bisa kurang, bisa juga lebih tergantung keadaan dan kalaupun nanti ada tuntutan lebih karena lamanya penanganan virus corona ini bisa diatasi,  sudah disiapkan langkah-langkah terkait hal tersebut.

Alokasi anggaran 60 miliyar ini direncanakan untuk  kebutuhan petugas kesehatan, termasuk insentif, penyiapan APD dan kebutuhan kesehatan lainnya, dan penanggulangan dampak virus covid 19 antara lain pemberian bantuan sembako  kepada keluarga yang sangat merasakan dampak covid 19 seperti yang disiapkan oleh propinsi. Dalam pemberian bantuan Sembako ini Bupati mengusulkan agar besaran nominalnya sama  baik oleh Pemerintah Propinsi,  Pemerintah Kabupaten maupun PKH agar tidak terjadi kecemburuan di masyarakat dan tidak terjadi penerimaan ganda oleh masyarakat kalua sudah diberikan dari bantuan PKH maka bantuan dari Propinsi maupun Kabupaten tidak diberikan, begitu juga sebaliknya, dan bentuk bantuannya disamakan apakah bentuk uang atau barang.

Bupati juga menyampaikan  menurut data Dinas Pariwisata dan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lombok Barat ada sekitar 1700 pekerja di PHK dan dirumahkan oleh hotel dan restouran di wilayah Senggigi akan diberikan stimulus yang akan dipadukan dengan sikap apa yang akan diambil terkait dengan kewajiban hotel dan restouran tersebut dan untuk sementara sudah diidentifikasi  beberapa pilihan kebijakan yang akan diambil,  misalnya mengurangi, menunda atau bahkan menolkan kewajiban dari hotel maupun restouran ini dan nanti akan dikaitkan dengan sikap yang akan dilakukan terhadap para pekerja yang sudah dirumahkan tersebut.

“ kira kira sekitar tiga atau empat hari yang lalu ya kami mendapatkan informasi dari data yang dipegang oleh Dinas Pariwisata maupun Dinas Tenaga Kerja kabupaten lombok barat, ada kurang lebih sekitar 1700 sudah di PHK, sudah di rumahkan oleh semua hotel restoran yang ada di wilayah senggigi dan tentunya ini harus kami sikapi dengan memberikan stimulus kepada para pekerja itu dan stimulus ini nanti akan kami padukan dengan sikap apa yang akan kami ambil terkait kewajiban hotel dan restoran yang ada di wilayah senggigi itu untuk sementara kami sudah mengidentifikasi beberapa pilihan kebijakan yang akan kami ambil, misalnya antara mengurangi menunda atau bahkan menolkan kewajiban dari hotel maupun restoran  ini dan nanti akan kami kaitkan dengan sikap kami terhadap para pekerja yang sudah dirumahkan tersebut.” Terang beliau.

Dalam kesempatan tersebut Bupati juga menyampaikan usaha-usaha  prefentif penanggulangan covid 19 dalam mensosialisasi tentang bahaya covid 19 dan penanggulangannya dipadukan dengan bagaimana  menambah penghasilan masyarakat ada hal baru yang akan dilakukan, yaitu berhenti  sosialisasi dengan membuat baliho maupun spanduk, dan uangnya akan digunakan untuk memberikan intensif kepada takmir-takmir masjid dengan syarat minimal 5 kali setiap selesai sholat mengumumkan dan menginformasikan mensosialisasikan tentang tata cara hidup bersih dan menyampaikan juga tentang bahaya dan tata cara penanggulangan penyebaran covid 19 ini.

Terkait dengan pintu masuk melalui pelabuan lembar proses screningnya sudah diambil alih oleh gugus tugas dengan penanggung jawab utama Kapolres Lombok Barat, walaupun pihak otoritas pelabuhan tetap melakukan screening tetapi semua proses screening itu tetap dalam tanggung jawab gugus tugas. ( Diskominfotik)

Laporkan Progres Pencegahan Covid-19, Bupati Lombok Barat Teleconference dengan Gubernur

Giri menang, Selasa, 7 April 2020- Teleconference antara Gubernur dan anggota Forkompinda Provinsi NTB bersama 10 Bupati/Walikota se NTB digelar Selasa (7/4). Untuk Lombok Barat, acara ini berlangsung melalui Ruang Jayengrane Kantor Bupati. Vidio conference ini juga dihadiri Kapolres Lombok Barat AKB Bagus S Wibowo, Sekda Lombok Barat Dr H Baehaqi, para Asisten dan seluruh OPD terkait.

Setelah Bupati Bima Indah Putri Damayanti menyampaikan laporannya ke Gubernur dan anggota Forkompinda NTB, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan laporan penanganan dan pencegahan Covid-19 di wilayah Lombok Barat.

Dalam penyampaiannya Bupati secara umum menyampaikan bahwa apa yang dilakukan rekannya yaitu 9 Bupati/Walikota se NTB adalah senada dengan yang dilakukan Lombok Barat dalam mencegah corona. Dikatakan bupati, sosialisasi tidak dilakukan melalui spanduk atau banner besar tetapi melalui jasa takmir masjid.
“Hal terbaru yang Insya Alloh akan kami lakukan yakni sosialisasi pencegahan Covid-19 ini tidak kami lakukan melalui media pembuatan spanduk atau baliho, namun kami menggandeng para Takmir Masjid dimana biaya spanduk, baliho tersebut kami berikan insentif kepada Takmir Masjid. Syaratnya, para Takmir Masjid setiap waktu sholat mengumumkan sekaligus mensosialisasikan kepada masyarakat tentang tata cara hidup bersih dan menyampaikan juga kepada masyarakat akan ancaman atau bahaya bahaya Covid-19 ini. Hal lainnnya seperti bantuan APD juga suda kita lakukan,” bupati menjelaskan.

Bupati lebih jauh mengutarakan, jika apa yang dilakukan di Lombok Barat saat ini tidak jauh dengan apa yang dilakukan 9 Bupati/Walikota se NTB. Hanya saja dilakukan dengan berbagai variasi sebagai pembeda dengan apa yang dilakukan di daerah lainnya.

Secara spesifik Bupati Fauzan Khalid yang juga diiyakan oleh Kapolres Lombok Barat yakni spekulasi tim gugus tugas di tengah masyarakat dengan tujuan bagaimana masyarakat tetap selalu waspada dan tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk mencegah penyebaran virus mematikan ini.
Tindakan spekulasi petugas dimaksud Bupati yakni upaya preventif lebih baik dilakukan ketimbang menjadi persoalan baru saat warganya terkena Covid-19 ini. Langkah ini tentu disesuaikan dengan kondisi masyarakat di bawah.

Fauzan sepaham akan sikap Bupati Lombok Tengah HM Suhaili FT bahwa dalam penanganan Covid-19 ini tidak ada salahnya bersikap “Lebay”. Bupati mencontohkannya, jika di suatu desa masyarakatnya agak “ngeyel” biasanya tindakan lebay sangat dibutuhkan.
“Yang kami lakukan yakni kami minta ambulance bolak-balik dengan membunyikan sirine sehingga perilaku masyarakat diharapkan menjadi berubah. Ini bukannya bermaksud menaku-nakuti masyarakat. Namun jika cara ini lebih efektif maka tak ada salahnya untuk dilakukan demi kebaikan dan keselamatan bersama,” ujar Fauzan.

Terkait dengan pemeriksaan kesehatan di pintu masuk orang, apa yang dilakukan Pemkab Bima juga dilakukan hal yang sama di Pelabuhan Lembar sebagai pintu masuk dari arah barat ke Pulau Lombok. Di Pelabuhan Lembar proses sreening sudah diambil alih oleh Gugus Tugas Kabupaten Lombok Barat dengan penanggung jawab utama adalah Kapolres Kabupaten Lombok Barat. Walaupun otoritas Pelabuhan tetap melakukan screening. Meski demikian tanggung jawab proses screening ini diberikan ke Kapolres Lombok Barat. Ini tujuannya untuk menenangkan psikologi masyarakat Lombok Barat.

Tidak itu saja, Bupati Fauzan Khalid juga menyampaikan upaya preventif lainnya kepada Gubernur NTB yang tetap disesuaikan dengan perkembangan terkini. Tindakan preventif lain yang dimaksud Bupati yakni kerapkali menggelar sosialisasi pencegahan Covid-19 selalu dipadukan dipadukan dengan bagaimana menambah penghasilan masyarakat.
Menyinggung dampak ekonomi yang ditimbulkan dari wabah Covid-19 ini, seperti kebijakan yang disampaikan Kementerian Dalam Negeri, Lombok Barat sudah melakukan refocusing APBD 2020 senilai Rp 60 Miliar. Angka ini bisa saja saja kurang atau lebih tergantung kebutuhan dan keadaan. Namun dengan tenggat waktu virus corona yang belum bisa ditentukan, kalaupun terjadi penambahan, akan bisa diatasi.

Bupati juga merinci, peruntukan anggaran pencegahan Covid-19 di Lombok Barat sebesar Rp 60 Milyar ini di antaranya dialokasikan untuk kebutuhan petugas kesehatan termasuk untuk insentifnya, penyediaan APD, dsbnya.

Berikutnya adalah pemenuhan sembako seperti juga dsiapkan oleh provinsi.
Terkait sembako ini, Bupati dua periode ini memberikan masukan kepada Pemprov NTB yakni penting dilakukan koordinasi antara Bappeda Provinsi NTB dengan Bappeda Kabupaten/Kota se NTB, Dinas Sosial serta dinas-dinas terkait untuk bertemu terkait dengan nilai.
“Kami sebenarnya sudah diputuskan 250 ribu per KK/bulan, tetapi setelah kami mengetahui PKH itu dari provinsi Rp250 ribu. Agar tak terjadi kecemburuan. Nah saya kira ini perlu ada kesepakatan supaya nanti di bawah tak ada kecemburuan, karena tentunya yang mendapatkan ini akan kita bagi. Yang sudah dberikan provinsi tidak usah diberikan lagi oleh Lombok Barat. Yang sudah diberikan PKH juga tidak usah diberikan oleh provinsi maupun oleh kabupaten yang penting diharapkan nanti nilanya sama,” ujar Fauzan.

Bupati juga ingin mempertegas terkait sembako ini apakah diberikan dalam bentuk sembako atau dalam bentuk uang. Hal ini perlu dipertanyakan dengan satu keinginan agar dalam peruntukannya sama dan merata se NTB.

Demikian pula apakah yang mau diberikan itu dalam bentuk uang atau dalam bentuk sembako. Ini perlu juga
Berikutnya terkait banyaknya usaha hotel dan restouran di kawasan wisata Senggigi yang merumahkan karyawannya, Bupati membenarkannya.

Hal lain yg dilaporkan yaitu mengutip data yang diperolehnya dari Dinas Pariwisata Lombok Barat dan Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi Lombok Barat. Kurang lebih 1.700 orang sudah di PHK atau sudah dirumahkan oleh hotel dan restoran yang ada di wilayah Senggigi. Karena itu Pemkab Lombok Barat menyikapinya dengan memberkan stimulus kepada para pekerja. Stimulus ini akan dipadukan dengan sikap yang akan diambil Pemda terkait dengan kewajiban hotel dan restouran yang ada di wilayah Senggigi.
“Dan untuk sementara kami sudah mengidentifikasi beberapa pilihan kebijakan yang kami ambil. Misalnya apakah mengurangi, menunda atau bahkan menolkan kewajiban hotel restoran ini. Ini akan kami kaitkan dengan sikap kami terhadap para pekerja yang sudah dirumahkan tersebut,” lapornya.

Sumber : Humas Lombok Barat

Laporkan Progres Pencegahan Covid-19, Bupati Lombok Barat Teleconference dengan GubernurGiri menang, Selasa, 7 April…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Selasa, 07 April 2020

BUPATI LOMBOK BARAT “KARANTINA” PARA SANTRI

Giri Menang, 5 April 2020 – Kedatangan tiga belas pelajar asal Kabupaten Lombok Barat bersama rombongan lain yang nyantri di sebuah Pondok Pesantren di Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur menyibukkan kalangan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid langsung memerintahkan jajarannya untuk melakukan penjemputan dari karantina provinsi di kawasan Bandara Internasional Lombok agar lebih mudah dikoordinasikan pemeriksaan kesehatannya.

Sesuai Standar Operasional Prosedur bagi rombongan seperti ini, ketiga belas santri tersebut langsung dibawa menuju Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Gunung Sari. Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid yang langsung hadir menyambut para santri usia belasan tahun ini memerintahkan agar mereka segera didata, diperiksa oleh petugas kesehatan, dan bahkan dikarantina sambil beristirahat untuk diperiksa lagi kesehatannya.

Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan Lombok Barat Dokter H. Ahmad Taufik Fathony yang juga ikut hadir di SKB, Ahad (5/4/2020) menyampaikan jika semua santri tersebut dalam kondisi yang baik.
“Alhamdulillah setelah dicek semua tadi, suhu badan mereka normal dan semua tanpa gejala,” tutur dokter yang lama bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju itu.
Dengan kondisi para santri yang sehat dengan suhu tubuh sangat normal itu, Tony menjelaskan bahwa para santri itu bisa saja langsung dipulangkan ke rumahnya masing-masing hari itu juga mengingat hasil pemerikasaan yang bagus dan tanpa gejala terpapar Covid 19.

“Jika semua bagus dan tanpa gejala, kita bisa pulangkan langsung, namun nanti akan ada surat pernyataan siap untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing,” lanjut pria berkacamata ini.

Sebaliknya jika tidak mau melakukan isoloasi mandiri di rumah masing-maisng, Tony memastikan mereka harus dikarantina di SKB untuk empat belas hari ke depan.
Sampai dengan sore ini, SKB Gunung Sari menampung 15 orang. Selain 13 santri yang baru tiba, ada 2 (dua) warga yang berdiam sejak tanggal 2 April kemarin.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati H. Fauzan Khalid yang didampingi oleh Sekretaris Daerah H. Baehaqi, Kepala Satpol PP Baiq Yeny S. Ekawati, Kepala Dinas Sosial Lalu Martajaya, Kepala BPBD Mahnan dan Camat Gunung Sari Mudassir menyempatkan diri mengecek kembali keadaan SKB yang dijadikan sebagai pusat karantina untuk ODP Covid-19 itu.
Menurut Fauzan, kondisi fasilitas di SKB sudah sangat siap dan layak untuk ditempati sebagai Pusat Karantina.

“SKB sudah siap sejak awal. Dari kamar tidur, semua sudah bagus. WC-nya pun pakai WC duduk, tinggal besok kita datangkan meja pingpong dan alat-alat olahraga lain dan buku juga dari perpustakaan agar yang tinggal tidak jenuh dan bisa beraktivitas positif,” terang Fauzan.

Fasilitas pendukung itu, tambah bupati ditujukan agar masyarakat atau orang dari luar daerah yang dikarantina di SKB tidak bosan dan bisa bekerjasama untuk mengikuti prosedur karantina yang berlaku.

Sumber : Humas Lombok Barat

BUPATI LOMBOK BARAT “KARANTINA” PARA SANTRIGiri Menang, 5 April 2020 – Kedatangan tiga belas pelajar asal Kabupaten…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Minggu, 05 April 2020

BUPATI LOMBOK BARAT: GUGUS TUGAS AMBIL ALIH PENANGANAN COVID-19 DI PELABUHAN

Giri Menang, 5 April 2020. Setelah Surat Keputusan (SK) Gugus Tugas Percepatan Penanganan virus corona (Covid-19) diterbitkan Bupati Lombok Barat beberapa waktu lalu, langkah cepat pun dilakukan. Bupati Lombok Barat H.Fauzan Khalid pada rapat pertama Gugus Tugas penanganan Covid-19 menyampaikan bahwa operasional penanganan covid-19 di Pelabuhan Lembar akan diambil alih oleh gugus tugas. Hal itu dimaksudkan bupati untuk meyakinkan masyarakat bahwa penanganan covid-19 benar-benar dilakukan secara tepat sesuai prosedur.

Bupati menjelaskan, anggota gugus tugas penangana covid-19 adalah unsur Pemerintah Daerah, TNI-Polri, serta unsur otoritas pelabuhan seperti KKP, Pelindo, KSOP dan lain-lainnya.

“Itu kan bapak dan ibu sekailan juga kita SK-kan menjadi gugus tugas, cuma kita tambah dan kita ingin masuk. Kalo mungkin ada yang kurang laporkan ke gugus tugas, kita akan siap memback-up,” tegas bupati pada Rapat Percepatan Penanganan Covid-19 di Pendopo Bupati, Sabtu (4/4).

Selain maksud tersebut, bupati juga ingin memastikan kepada siapa pun yang masuk ke Lombok melalui pelabuhan Lembar telah dilakukan screening atau telah mendapatkan penanganan sesuai SOP, sehingga masyarakat tidak hawatir dan takut terhadap kedatangan orang dari luar daerah.

“Kita ingin psikologis masyarakat tidak terganggu. Fakta juga menunjukkan, faktor psikologis seperti khawatir dan ketakutan masyarakat sering sekali berpengaruh terhadap kemungkinan itu,” seru bupati.

Untuk menambah keyakinan masyarakat, bupati juga meminta Kepolisian Resort Lombok Barat untuk mendirikan tenda dan menempatkan personilnya di pelabuhan. Menurut bupati tindakan tegas perlu dilakukan kepada orang yang datang dan pihak-pihak yang tidak taat aturan, dan hal ini yang bisa melakukannya menurut bupati adalah unsur Polri-TNI.

“Satu contoh, tadi ada satu bis santri datang dari Jawa, kok bisa pindah ke bis yang lain?. Itu kan justru menambah kemungkinan kontak dengan orang lain. Kenapa bis yang itu saja yang mengantarkan dan penjemputnya itu bisa mengikuti bus tersebut. Saya yakin kalau polisi yang mengatur , hal itu tidak akan terjadi,” sesal bupati.

Sementar itu, pihak Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan Lembar (KSOP) M. Junaidin mengatakan pihaknya telah berupaya dan mengakomodir intruksi pemerintah, baik itu intruksi pemerintah pusat, provinsi dan Kabupaten Lombok Barat. Sejauh ini pihaknya telah melakukan upaya pencegahan seperti penyemprotan kapal secara berkala tiga kali sehari. Selanjutnya pengecekan kesehatan kepada penumpang yang selanjutnya mendapatkan kartu kuning sebagai tanda telah dilakukan pemeriksaan.

“Dari upaya-upaya kita selama ini, ada tingkat-tingkat kesulitan yang kita hadapi di lapangan, dari tingkat kesulitan itu kita mengambil tingkat yang paling efektif. Untuk pengecekan penumpang kita berharap naik dan turun kita lakukan, tetapi yang paling efektif kita lakukan saat ini adalah saat penumpang naik. Khusus untuk yang ke NTB itu dilakukan di Padangbae serta yang ke Bali kita lakukan disini. Itu dibuktikan dengan kartu kuning tersebut,” jelasnya.

Hal lain yang telah dilakukan, kata Junaidin adalah mengurangi 50 persen jumlah penumpang, ia mencontohkan kapal yang muatannya 200 penumpang, sekarang ini dikurangi menjadi 100 penumpang. Hal Itu dimaksudkan untuk membuat jarak antar penumpang sesuai protokol kesehatan saat ini.

Sementara itu Kapolres Lombok Barat AKBP. Bagus Satriyo Wibowo memastikan hari ini (5/5) tenda kepolisian sudah terpasng di Pelabuhan Lembar sebagai posko sentral penanganan pencegahan covid-19. Tenda tersebut akan ditempati oleh personil dari Polri, TNI, ASDP, KKP dan Syahbandar, dishub dan lain-lain.

“Di Polri, saya akan menempatkan sepuluh personil selam satu bulan ke depan, dan saya akan menyiapkan sepuluh personil lagi ketika situasi membutuhkan personil dan akan standby di Polres,” kata Kapoles.

Sumber : Humas Lombok Barat

BUPATI LOMBOK BARAT: GUGUS TUGAS AMBIL ALIH PENANGANAN COVID-19 DI PELABUHANGiri Menang, 5 April 2020. Setelah Surat…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Minggu, 05 April 2020

DAMPAK CORONA, RIBUAN KARYAWAN HOTEL DI LOMBOK BARAT DIRUMAHKAN

Giri Menang, 5 April 2020 – Paling sedikit 1.316 karyawan di 17 hotel di kawasan Lombok Barat harus dirumahkan akibat merebaknya Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, Saepul Ahkam saat melakukan pengecekan kondisi terkini di Kawasan Senggigi Lombok Barat, Sabtu (4/4/2020).

“Menurut data dalam himpun cepat kemaren, ada 17 hotel yang mengirimkan data, mereka terpaksa merumahkan para karyawannya karena sepinya okupansi akibat virus Corona,” terang Ahkam.

Ahkam bahkan menyebutkan setidaknya ada 7 hotel yang mengambil kebijakan menutup usahanya untuk sementara waktu.

Untuk para karyawan, Ahkam memastikan kebijakan merumahkan terpaksa diambil oleh manajemen hotel agar mereka bisa bertahan di masa yang sulit ini.

“Tidak hanya hotel, tapi termasuk usaha hiburan, restoran, dan jasa usaha wisata lainnya, bisa jadi juga mengambil kebijakan yang sama,” terang Ahkam.

Ahkam mengaku akan terus berusaha menghimpun data tersebut sebagai basis data bagi pemerintah untuk mengkaji penanganan dampak sosial ekonomi dari wabah virus Corona itu.

“Kita akan komunikasikan ke Pemerintah Pusat melalui Provinsi agar para pekerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa mendapat stimulus program yang mampu membantu mereka dari kesulitan bekerja,” papar Ahkam.

Pasca maklumat dari Pemerintah, Kawasan Senggigi yang menjadi primadona wisata di Lombok Barat seperti mati akibat edaran untuk mengantisipasi wabah virus Corona.

“Semua usaha hiburan tidak ada yang buka, restoran pun banyak yang tutup, hanya beberapa restoran kecil dan pedagang kaki lima yang masih buka tapi tidak melayani makan di tempat,” terang Ahkam.

Ditanya soal stimulus kemudahan atas kewajiban pajak dan retribusi bagi usaha pariwisata, pria yang juga pelaksana tugas Kepala Bagian Humas dan Protokol itu belum bisa memastikan apakah akan ada stimulus keringangan bagi mereka yang menjadi wajib pajak dari Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.

“Pariwisata ini salah satu penyumbang PAD (pendapatan asli daerah, red) bagi Lombok Barat. Keputusan Pemerintah Pusat, hanya KEK Mandalika yang mendapat kemudahan soal pajak, Senggigi tidak,” tegas Ahkam.

Namun seperti halnya saat bencana gempa dahulu, Ahkam menduga bisa jadi Pemerintah Kabupaten Lombok Barat akan memberikan kemudahan bagi wajib pajak pelaku pariwisata.

“Saya tidak tahu pasti, tapi yang paling mungkin itu keringanan soal waktu, denda, atau bahkan pengurangan pada item pajak retribusi tertentu,” papar Ahkam memperkirakan.

Sumber : Humas Lombok Barat

DAMPAK CORONA, RIBUAN KARYAWAN HOTEL DI LOMBOK BARAT DIRUMAHKANGiri Menang, 5 April 2020 – Paling sedikit 1.316…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Sabtu, 04 April 2020

1 157 158 159 160 161 395