BUPATI LOMBOK BARAT, “KERELAWANAN ITU SANGAT PENTING”

Giri Menang, Senin 13 april 2020 – Pernyataan itu disampaikan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid saat memberikan arahan singkat kepada beberapa anggota Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Lombok Barat yang juga adalah Kepala Perangkat Daerah di Ruang Jayengrana, Senin (13/4).

Dikatakan, dalam penanganan Covid-19 ini yang perlu ditekankan adalah jiwa kerelawanan, karena ancaman ini lebih dari saat gempa.

“Kalau gempa bisa kita lihat, makanya saya minta APBD (yang sudah, red) realokasi, untuk refokus, itu cair. Kemungkinan besar kita ini hanya akan menerima gaji dan tunjangan. DAK sudah jelas diblok semua, DAU positif sudah dikurangi 10% , artinya Rp 72 miliar. Kita sudah diperingatkan oleh Kementerian Dalam Negeri, siap-siap ditambah lagi pengurangannya,” lanjut Fauzan.

Terkait dengan kebutuhan media center, Sekretaris Daerah Lombok Barat, H Baehaqi mengatakan pembentukan media center adalah untuk mempermudah koordinasi, memperlancar pelaporan, penanganan, terutama mobile data yang harus lancar bergerak karena Lombok Barat sudah zona merah.

Pada kesempatan ini juga disampaikan akan ada pembagian tugas kepada semua kepala organisasi perangkat daerah (OPD) dengan tanggung jawab terhadap kecamataan yang akan dibagi sesuai dengan penanganan gempa yang pernah terjadi.

“OPD akan bertanggung jawab terhadap 10 kecamatan, Gugus Tugas OPD masing-masing sebenarnya sudah masuk, baik di bidang pengkajian, logistik, operasional, dan juga instansi keuangan. Sesuai dengan arahan bupati kami breakdown lagi sehingga 32 SKPD atau OPD menjadi penanggung jawab masing-masing kecamatan yang salah satu tugasnya adalah bersinergi berkoordinasi terkait dengan gugus tugas yang ada di kabupaten dengan gugus tugas kecamatan”, ujar Mahnan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Bupati Fauzan Khalid lebih lanjut berharap Covid-19 ini bisa secepatnya berlalu supaya aktivitas kita menjadi normal kembali.

“Posisi kita saat ini kemarin yang posuitif 6 orang: 1 di Kecamatan Kediri, 2 di Lingsar, 1 di Narmada, 1 di Gunungsari, 1 di Batulayar. Kalau melihat hasil tracking dan rapid test belum swab itu, sebenarnya kita sudah menyentuh angka 2 digit dan saya memiliki keyakinan, melihat pola penyebaran Covid-19 ini, setiap hari kemungkinan kita akan bertambah tapi mudah-mudahan ini semua tidak terjadi dan kita bisa menyentuh angka 3 digit,” ungkap Fauzan.

“Klaster kita saat ini di NTB ada 5, di Lombok Barat ini kita baru 2, yaitu Goa dan Bogor. Yang relatif mengancam kita sebenarnya saat ini adalah Gowa, karena banyak sekali sekitar 200-an alumni Gowa berasal dari Lombok Barat dan pola pergaulan sosial mereka sulit dikendalikan dan sulit kita jelaskan,” terang Fauzan sambil menuturkan salah seorang pegawai
yang diancam.

Menurut Bupati, hal ini yang menghawatirkan sehingga membutuhkan gerakan bersama.

“Kita sudah membentuk SK Gugus Tugas, tetapi saya melihat yang jalan itu hanya orang-orang yang terkait langsung dengan kebencanaan, OPD-OPD lain relatif santai,” ujar Fauzan.

Dilanjutkan bupati, kondisi keuangan Lombok Barat memang saat ini sangat kekurangan. Dampak dari Covid-19 ini tidak hanya dampak psikologi dalam bentuk ketakutan, tapi juga berdampak secara ekonomi dan sosial.

“Ini juga sudah saya sampaikan kepada teman-teman DPRD, kita ini masih untung masih ada gaji, tapi bagaimana dengan masyarakat yang mendapatkan upah harian, ini saya sampaikan supaya pokir (pokok pikiran)-nya semua diblok karena sumber pokir itu hampir 90% dari PAD, sementara pada peraturan Menteri Keuangan pajak hotel, restoran mereka minta dinolkan. Efek dari dinolkan, berdampak juga pada karyawan dan ini menjadi tanggung jawab kita juga untuk mengatasi persoalan ini, inilah saatnya kita berbuat lebih untuk masyarakat,” ungkap bupati.

Terkait dengan pola kerja dan pembagian wilayah, bupati menekankan,

“Selain kita membagi tanggung jawab untuk kecamatan, ada juga SK terkait dengan gugus tugas., gugus tugas ini juga bukan berarti ditinggalkan, dalam hal ini kita hanya menonjolkan kerelawanan saja,” ujar Fauzan.

Ditambahkan, terkait dengan OPD yang memiliki peran besar terhadap penanganan Covid-19 seperti Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, dan Puskesmas, bupati meminta untuk selalu siap siaga tetapi lentur dan kreatif yang sesuai dengan peraturan kedaruratan.

Sumber : Humas Lobar

BUPATI LOMBOK BARAT, "KERELAWANAN ITU SANGAT PENTING"Giri Menang, Senin 13 april 2020 – Pernyataan itu disampaikan…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Senin, 13 April 2020

CORONA MAKIN MENGKHAWATIRKAN, PEMKAB LOMBOK BARAT PERKETAT PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN JAM MALAM

Giri Menang, 12 April 2020 – Dengan makin bertambahnya jumlah pasien positif Covid 19, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat makin gencar melakukan pemeriksaan kesehatan di Pusat Karantina Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Gunung Sari dan pemberlakuan jam malam di semua kecamatan.

Seperti yang dilakukan hari, Ahad (12/4/2020), Gugus Tugas Pencegahan Covid 19 Kabupaten Lombok Barat memaksa 21 orang tenaga kerja asal Tasikmalaya yang akan bekerja membangun madrasah di Mendawe Kedaro Sektong.

“Posko Satgas Lombok Barat standby 24 jam di BIZAM (Bandara, red). Pagi ini kita drop tujuan ke Lombok Barat sebanyak 21 orang berasal dari Jawa Barat Tasik untuk diatensi menuju SKB Gunung Sari,” terang Kepala Dinas Perhubungan H. Moh. Nadjib melalui aplikasi WhatsApp, Ahad (12/4/2020).

Selang beberapa lama kemudian, terbetik kabar bahwa ada rombongan secara bergelombang para santri yang berasal dari sebuah Pondok Pesantren terkemuka di Jawa Timur juga akan mendarat. Dari sekian banyak santri tersebut, terdapat 16 orang santri yang berasal dari Lombok Barat dan masih akan datang lagi di rombongan berikutnya

Dua rombongan tersebut kemudian dibawa ke SKB Gunung Sari untuk segera dilakukan pemeriksaan suhu tubuh dan kesehatan lainnya.

“Sampai sekarang kegiatan masih berlangsung, mudah-mudahan normal saja makanya tidak ada yang memberi laporan,” terang Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Ahmad Taufiq Fatoni di tempat yang terpisah.

Sesuai prosedur terang Toni, mereka akan dicek suhu tubuhnya. Jika diketahui normal-normal saja, maka mereka diminta bersama orang tuanya membuat kesepakatan untuk melakukan isolasi mandiri paling sedikit selama 14 hari.

Selain pemeriksaan kesehatan bagi rombongan, saat ini di Pelabuhan Lembar pun ditetapkan ada satu psoko satgas yang bekerja 24 jam guna melakukan pemeriksaan dan penyemprotan disinfektan, baik kepada para penumpang, bus, maupun kendaraan lainnya. Cara lain juga ditempuh oleh para Camat untuk meminimalisir potensi penyebaran Covid 19.
Seperti yang dilakukan oleh Camat Kediri dalam 3 malam ini, pihaknya telah melakukan pembatasan akses masuk ke wilayah Kecamatan Kediri.

“Hal ini tidak untuk menghambat lalu lintas, tapi untuk memantau pembatasan aktivitas warga terkait dengan beberapa desa yang memberlakukan jam malam,” terang Camat Kediri Hermansyah saat ditemui di posko pemantauan bersama Kapolsek Kediri, Sabtu (11/4/2020).

Hasil pantauan dan laporan para camat ke Gugus Tugas Pencegahan Covid 19 Tingkat Kabupaten Lombok Barat, hal serupa dari Camat Kediri juga dilakukan oleh Camat Batulayar dengan melakukan pembatasan akses menuju kawasan Batulayar. Di tempat terpisah Camat Labuapi juga melaporkan hal senada dan melakukan patroli terhadap aktivitas warga.

Sumber : Humas Lombok Barat

CORONA MAKIN MENGKHAWATIRKAN, PEMKAB LOMBOK BARAT PERKETAT PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN JAM MALAM Giri Menang, 12 April…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Minggu, 12 April 2020

ADA BAYI USIA DUA TAHUN, BUPATI LOMBOK BARAT: “BAYANGKAN BAGAIMANA SUSAHNYA”

Giri Menang, 12 April 2020 – Berdasarkan rilis yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang ditandatangani Sekretaris Daerah H. Lalu Gita Ariadi kemarin (11/4/2020) membuat semua pihak kaget, tidak terkecuali Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid. Dengan wajah pucat pasi, Bupati menyebutkan ada 2 (dua) orang tambahan pasien yang diyatakan positif di Kabupaten Lombok Barat. Keduanya adalah pasien dengan nomor 27 atas nama HW (laki-laki 2 tahun) dan pasien nomor 30 atas nama RA (perempuan 51 tahun).

“Saya sangat kaget dan prihatin, bagaimana mereka dapat tertular Covid 19 itu?, terutama dengan bayi yang baru berusia 2 tahun?,” tanya Fauzan prihatin.

Fauzan membayangkan bagaimana susahnya kalau akan meng-isolasi bayi usia 2 tahun dalam kondisi seperti sekarang ini.

“Bayangkan bagaimana susahnya, pasti sangat rewel. Kasihan para tenaga kesehatan kita. Kalau nanti hasil rapid test ibunya negatif, saya tidak bisa bayangkan repotnya para perawat mengasuhnya. Saya pun tidak bisa bayangkan perasaan ibunya,” ujar Fauzan lirih.

Dengan bertambahnya positif Covid 19, Fauzan mengibaratkan perjalanan beberapa waktu ke depan akan lebih memprihatinkan.

“Semoga Allah Swt., menyelamatkan kita semua, tapi ini seperti fenomena gunung es. Kita tidak tahu bagaimana kondisi kita di hari-hari mendatang. Untuk itu kita akan terus pantau hasil tracking kontak, dari mana mereka bisa tertular dan dengan siapa kontak mereka. Bayangkan berapa kali tracking, karena ini seperti multi level, saling menyambung. Satu positif dari hasil tracking, maka harus tracking kontak lagi. Berapa biaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk rapid test dan swab,” keluh Bupati.

Untuk itu, pihaknya meminta agar masyarakat harusnya bisa mematuhi anjuran pemerintah.
“Kita semua sudah banyak melakukan kesalahan dengan mengabaikan himbauan pemerintah, dokter, bahkan MUI,” sesal Fauzan.

Bagi Fauzan, Covid 19 di Lombok Barat bukan lagi ancaman, tapi sudah nyata ada sehingga ia sangat menyesalkan masih ada masyarakat yang menyepelekan himbauan pemerintah.
“Tidak saja lewat media televisi, koran, dan lainnya, bahkan tentara dan polisi sampai turun mengingatkan. Mereka itu unsur pemerintah. Saya pun setiap malam door to door ke masjid-masjid untuk menghimbau, ayo taati anjuran pemerintah, dokter, dan MUI. Mereka ini lembaga-lembaga yang memiliki otoritas dan kompeten untuk bicara soal Covid 19,” ketus Fauzan keras.

Untuk itu, pihaknya tidak akan undur sedikitpun untuk terus mengingatkan warga masyarakat, terutama dengan semakin berkembangnya potensi penularan akibat ketidak patuhan masyarakat yang masih saja berinteraksi dengan banyak orang, menciptakan kerumunan, dan tidak awas terhadap pencegahan. Bagi Fauzan, masyarakat tidak mau memahami karena merasa masih aman dari virus tersebut. Padahal siapa yang tahu seseorang telah tertular atau tidak lalu membiarkan dirinya berinteraksi dengan orang tersebut sampai kemudian ia merasakan gejala virus tersebut.

“Mari kita bahu membahu bekerja sama. Pemerintah saja tidak akan bisa menghadapi bencana ini sendirian. Ini menyangkut pola hidup masyarakat sehari-hari. Contoh kasus, masih banyak warga berkerumun di masjid, pasar, atau jalan tanpa melindungi diri dengan masker,” himbau Fauzan.

Terkait dengan temuan pasien positif yang terakhir, Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan Lombok Barat, Ahmad Taufiq Fatoni dihubungi lewat telpon, Ahad (12/4/2020) memastikan pihaknya langsung melakukan penelusuran riwayat kontak dari dua pasien tersebut.

“Kami tetap melaksanakan kontak tracking untuk dua kasus yang positif itu, termasuk orang tua pasien. Hari ini tim Puskesmas Penimbung dan Puskesmas Meninting lagi melakukan kontak tracking,” terang Toni sambil memastikan untuk rapid test akan dilakukan keesokan harinya.

Namun khusus untuk pasien nomor 27, Toni berpendapat bahwa anak-anak memang lebih rentan tertular Covid 19 karena daya tahan tubuhnya baru terbentuk.

“Sesuai prosedur dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, untuk kasus Covid pada anak yang sakit pneumonia berat akan langsung dimasukkan dalam PDP agar bisa langsung pemeriksaan Swab,” terang Toni.

Demikian pula halnya dengan hasil rapid test reaktif yang didapatkan pihaknya kemarin di Kecamatan Lingsar, ada 4 (empat) orang yang saat ini sedang dirujuk ke RSUD Patut Patuh Patju untuk pemeriksaan Swab.

Sumber : Humas Lombok Barat

ADA BAYI USIA DUA TAHUN, BUPATI LOMBOK BARAT: "BAYANGKAN BAGAIMANA SUSAHNYA"Giri Menang, 12 April 2020 – Berdasarkan…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Minggu, 12 April 2020

POSITIF CORONA DI LOMBOK BARAT POTENSIAL BERTAMBAH

Giri Menang, 11 April 2020 – Tidak tahu dirinya membawa Covid 19 dan sebelum ditetapkan sebagai pasien positif Corona Nomor 19 di Nusa Tenggara Barat, ternyata AS (laki-laki 47 Tahun) asal Kecamatan Lingsar sempat berinteraksi dengan banyak orang. AS ini diketahui adalah seorang anggota Jama’ah Tabligh yang mengikuti Ijtima’ di Kabupaten Gowa dan saat ini menjadi cluster baru penyebaran Covid 19 karena juga mendatangkan peserta jama’ah dari berbagai negara.

Hasil Rapid test yanag dilakukan Dinas Kesehatan Lombok Barat kemarin, (Jum’at, 10/4/2020) telah menetapkan istri AS dianggap reaktif terhadap hasil rapid test itu. Bersama istri AS yang langsung diisolasi ke Rumah Sakit Awet Muda Narmada, ikut dianggap reaktif atas hasil rapid test itu ada 6 orang lagi.

“Kita tidak menggunakan istilah “positif”, karena seseorang baru ditetapkan positif Covid 19 apabila telah menjalani Swab Test. Rapid Test ini sifatnya test cepat,” terang Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Lombok Barat, Ahmad Taufiq Fatoni saat dihubungi via telpon, Sabtu (11/4/2020).

Hasil rapid test yang dilakukan Dinas Kesehatan di 3 titik lokasi (desa, red), pihaknya menurut Ahmad Taufiq Fatoni melakukan Rapid Test di satu lokasi dan mendapatkan 6 orang, termasuk istri AS, reaktif terhadap hasil test dan langsung dirujuk hari itu juga ke Rumah Sakit Awet Muda Narmada dan Rumah Sakit Patut Patuh Patju Gerung untuk di-Swab test.

“Hari ini (Sabtu, 11/4/2020) kami laksanakan rujukan 4 orang lagi dari Desa Batu Mekar ke RSUD Patut Patuh Patju,” jelas Toni.
Empat orang tersebut, imbuhnya, adalah hasil rapid test setelah penelusuran riwayat kontak AS dengan orang lain. Bahkan, tegas Toni, hari ini juga pihaknya me-rapid test lagi 36 orang di Desa Peteluan Indah Kecamatan Lingsar.

Untuk diketahui, walau berada di satu kecamatan, namun jarak antar desa-desa tersebut relative jauh, sehingga menyulitkan pihak Dinas Kesehatan dalam melakukan penelusuran riwayat kontak dan meneruskan protokol rapid test.

Pasca ditetapkan sebagai pasien positif Covid 19, AS dan istrinya yang masih menjalani test Swab harus menjalani perawatan isoloasi terpisah. Saat ini mereka meninggalkan 3 orang anak yang masih kecil, namun ditetapkan tidak terjangkit berdasarkan rapid test. Tiga anak tersebut, menurut Camat Lingsar Jamaluddin saat ditemui di kantornya (11/4/2020), terpaksa harus diasuh oleh kakek neneknya yang awalnya pun takut untuk mengasuh.

“Tiga anaknya ini negatif, jadi tidak masalah untuk diasuh sementara, yang penting tetap waspada dan menerapkan protokol,” ujar Jamal.

Jamal membenarkan data yang dipunyai Dinas Kesehatan sehingga komulatif di wilayah kerjanya terdapat 7 orang yang telah dianggap reaktif terhadap rapid test, bahkan satau orang (AS) adalah pasien positif.

“Bahkan ada desa yang melaporkan bahwa AS ini sudah pernah ke desanya dan melakukan kontak dengan beberapa orang. Hari ini akan di-rapid test,” terang Jamal.

Dengan semakin meluasnya cakupan kontak, maka jumlah positif Covid 19 di Lombok Barat potensial bertambah. Tidak hanya akan menyibukkan pihak Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dalam menyiapkan fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, dan Alat Pelindung Diri (ADP), namun juga sibuk untuk menangani masalah social ekonomi, terutama kepada mereka yang diisolasi.

Kepala Dinas Sosial Lombok Barat, Lalu Martajaya menyebutkan pihaknya harus memberi bantuan kepada keluarga yang menjalani isoloasi tersebut.

Dihubungi via telpon, Martajaya memastikan seluruh bantuan dari pemerintah Provinsi, Dinas Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah disalurkan pihaknya melalui Tagana.

“Untuk hari ini kepada tiga orang anak dari AS dan istrinya yang langsung dibawa ke rumah sakit, kita memberikan bantuan berupa family kit, mie instan, 8 paket lauk pauk siap saji, dan 3 paket makanan anak-anak,” terang Martajaya.
Pihaknya juga memberikan makanan siap saji serta menyalurkan bantuan dari provinsi berupa beras, mie, dan gula.

Sumber : Humas Lombok Barat

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Sabtu, 11 April 2020

LOMBOK BARAT KAJI SIAPKAN TEMPAT KARANTINA TENAGA MEDIS COVID-19

Giri Menang, 11 April 2020 – Dalam penanganan Covid – 19, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat siap menghadapi segala hal yang kemungkinan akan terjadi seperti meningkatnya pasien yang Positif Virus Covid-19. Saat ini, Lombok Barat masuk dalam Zona Merah Penyebaran Covid-19 Di NTB.
Dalam menangani masalah ini, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid didampingi Sekretaris Daerah H. Baehaqi melaksanakan rapat marathon bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan OPD teknis lainnya yang ada di Kabupaten Lombok Barat, Sabtu (11/4)
Dalam Rapat pembahasan tempat karantina bagi tenaga medis yang terlibat langsung dalam penanganan Covid – 19 banyak hal yang dibahas.

Sekretaris Daerah H. Baehaqi mengatakan secara keseluruhan hasil rapat tersebut mengenai penanganan Covid – 19. Ia menawarkan untuk ruang isolasi yaitu hotel untuk para tenaga Medis. Tapi dari hasil rapat direncanakan gedung KONI Lombok Barat yang akan dipakai.
“Tapi ini akan dikaji ulang apakah layak tempat karantina untuk para tenaga medis penanganan Covid-19,” ujar Baehaqi.

Namun demikian, menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Lombok Barat, I Dewa Gede Ngurah Agung justru memengiginkan agar terlebih dahulu focus pada masalah Rapid test yang harus melalui satu pintu.

“Kita belum perlu untuk tenaga medis disewakan tempat karantina,” ujar Agung.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat, Ambaryati mengatakan komunikasi antar semua pihak sangat perlu terkait dengan rapid test yang harus melalui satu pintu.

“Rapid Test itu harus menggunakan inisial dan tidak boleh menyebut nama perorangan,” tegas Ambaryati.

Terkait dengan kemungkinan pusat karantina, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid yang memimpin rapat memberi pandangannya tentang penginapan untuk para tenaga medis.

“Para medis yang tahu dan petugas dari kesehatan juga bisa merasakan tingkat urgensinya. Dari Pemda, yang pasti tempat yang terpusat akan kita siapkan. Saya sarankan agar mulai mengidentifikasi rumah sekitar yang bisa dicoba untuk mengantisipasi, ” saran bupati.

Sumber :  Humas Lobar

LOMBOK BARAT KAJI SIAPKAN TEMPAT KARANTINA TENAGA MEDIS COVID-19Giri Menang, 11 April 2020 – Dalam penanganan Covid -…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Sabtu, 11 April 2020

LOMBOK BARAT BUTUH TAMBAHAN FASILITAS KESEHATAN

Giri Menang, 11 April 2020 – Dengan semakin bertambahnya cakupan orang yang “reaktif” sebagai hasil rapid test saat menelusuri riwayat kontak para pasien positif Covid 19, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat membutuhkan tambahan personil tenaga kesehatan, ruang isoloasi, dan Alat Pelindung Diri. Dinas Kesehatan Lombok Barat untuk hasil rapid test tidak menggunakan istilah positif, tapi reaktif terhadap test yang artinya harus ditindak lanjuti lagi test Swab.

Untuk kondisi saat ini, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menyiapkan dua rumah sakit untuk penanganan Covid 19, yaitu di RSUD Patut Patuh Patut Patju (RSUD Tripat) Gerung dan Rumah Sakit Awet Muda (RSAM) Narmada.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan, Ambaryati, di RSUD Tripat sendiri menyiapkan 3 ruangan dengan 11 bed dan 9 ruang kohort untuk paru dengan 18 bed.

“ini untuk yang ODP (Orang Dalam Pemantauan, red) yang mengarah kepada PDP (Pasien Dalam Pengawasan, red),” ujar Ambaryati usai Rapat Koordinasi untuk Pencegahan Covid 19 di Ruang Rapat Rumah Dinas Bupati Lombok Barat di Gerung, Sabtu (11/4/2020).

Sedangkan untuk RSAM Narmada, Direktur RSAM Anak Agung Ngurah (AAN) Putra Suryanatha menjelaskan bahwa pihaknya menyiapkan satu gedung khusus untuk pasien Covid 19 ini.

“Gedung ini memiliki 13 ruangan. 1 ruangan untuk screening pasien yang baru datang, 1 ruangan tindakan, 8 ruangan rawat inap dengan masing-masing 2 bed, 1 ruang jaga infeksius untuk petugas yang memantau pasien, 1 ruang transisi untuk tenaga kesehatan kita ganti baju APD (Alat Pelindung Diri, red), dan 1 ruang kerja administrasi,” papar AAN.

Baik RSUD Tripat maupun RSAM Narmada, pola kerja yang diberlakukan kepada para tenaga kesehatannya adalah system rolling group.

“Kami membagi nakes kita di RSAM dengan 2 group. Group 1 dengan 11 orang paramedis dan group 2 sebanyak 10 orang paramedis. Untuk dokter, kami hanya menyiapkan 4 orang dokter umum dan 4 dokter spesialis yang bekerja secara bergiliran juga,” tambah AAN.
Di kesempatan terpisah, Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan, Ahmad Taufiq Fatoni khusus memprediksi untuk penanganan Covid 19 di Kabupaten Lombok Barat sangat membutuhkan tambahan tenaga kesehatan.

“Untuk sKenario yang terburuk jika seluruh ruangan dan bad penuh dengan pasien, kita membutuhkan tambahan tenaga kesehatan.

Saat ini sedang dihitung berapa kebutuhan oleh masing-masing rumah sakit,” terang Toni.
Namun yang pasti kata toni, kedua rumah sakit tersebut saat ini sangat kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) khusus untuk para tenaga kesehatan, bahkan termasuk tenaga kesehatan di puskesmas-puskesmas.

“APD saat ini belum maksimal, tapi kami sudah memesannya dari pihak ketiga, semoga segera datang,” ujar Toni sambil menyebutkan beberapa bantuan baju covel all dari BPBD Provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi, dan ikatan alumni sebuah perguruan tinggi keprajaan telah didistribusikannya ke pihak puskesmas dan kecamatan.

Terkait dengan para tenaga kesehatan yang terdepan berjibaku merawat ODP dan PDP itu, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid memberikan apresiasinya yang mendalam.

“Mereka ini pahlawan kita di saat seperti sekarang ini. Kami di Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sedang menyiapkan insentif khusus buat mereka. Bahkan jika keadaan nantinya tidak kunjung membaik, bisa jadi kita akan menambah ruang isoloasi di RSUD dan RSAM. Kita juga mungkin akan merekrut tenaga kesehatan tambahan dan akan menyiapkan pusat karantina khusus buat mereka,” ujar Bupati Lombok Barat menyebutkan akan menggunakan fasilitas pemerintah atau bahkan menyewa penginapan untuk menjadi pusat karantina tenaga kesehatan.

Fauzan mensinyalir hal tersebut tidak hanya berguna untuk penyelamatan keluarga para tenaga kesehatan agar tidak terjangkit Covid 19, namun juga agar masyarakat tetangga sekitar rumah tenaga kesehatan itu pun tenang dan nyaman.

“Masyarakat harus memperlakukan mereka sebagai pahlawan, bukan justru mempersulit keadaan karena mereka memberi perawatan kepada pasien Corona,” ujar Fauzan Khalid.

Menimpali hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Hj. Ambaryati untuk saat ini menampik upaya penyiapan tersebut karena dianggapnya belum diperlukan.
“Saat ini kita belum memerlukan, karena prosedur keamanan untuk para nakes kita sangat ketat. Tapi tidak tahu nanti,” ujar Ambaryati.

Sampai dengan hari ini, jumlah Pasien Dalam Pengawasan di Lombok Barat masih ada 7 orang dan 2 orang di antaranya ditetapkan positif Covid 19. Untuk ODP, saat ini berjumlah 545 orang dalam pemantauan dengan 395 di antaranya tuntas dipantau. Sedangkan untuk orang-orang yang memiliki riwayat perjalanan atau kontak dengan orang dari daerah lain yang terpapar, Dinas Kesehatan Lombok Barat menyebutkan jumlahnya mencapai 1.737 orang yang dipantau tanpa gejala, namun 750 orang di antaranya selesai dalam pemantauan.

Sumber : Humas Lombok Barat

LOMBOK BARAT BUTUH TAMBAHAN FASILITAS KESEHATANGiri Menang, 11 April 2020 – Dengan semakin bertambahnya cakupan orang…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Sabtu, 11 April 2020

LOMBOK BARAT PECAH TELUR, KINI MASUK ZONA MERAH

Giri Menang, 10 April 2020 – Setelah sekian lama berusaha agar wilayahnya tetap bisa masuk zona hijau (bebas), Pemerintah Kabupaten Lombok Barat akhirnya harus menerima kenyataan dengan memecahkan telur nol positif Covid 19. Berita tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid di tengah keheningan malam saat melaksanakan kegiatan himbauan keliling Masjid di mana malam itu menyasar dua masjid, yaitu Masjid Baitul Karim Kumbung Kuripan Utara Kecamatan Kuripan dan Masjod Jami’ Asasuttaqwa Desa Rumak Kecamatan Kediri Lombok Barat.

“Tiang (saya, red) baru mendapat WA rilis resmi dari Pak Gubernur, di Lombok Barat sudah ada yang positif 2 orang, satu di Kecamatan Narmada dan satu di Kecamatan Lingsar berdasarkan test Swab,” kata Fauzan melalui corong pengeras suara Masjid Jami’ Asasasuttaqwa Desa Rumak Kecamatan Kediri, Kamis (9/4/2020).

Untuk itu, Fauzan meminta kepada seluruh masyarakat Lombok Barat untuk senantiasa waspada dengan menjalankan protokuler pencegahan Covid 19 secara ketat dan mandiri.

“Tetap berdiam diri di rumah, keluar dari rumah kalau terpaksa. Itu pun harus menggunakan masker dan menghindari kerumunan banyak orang. Rajin-rajin mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer, serta tetap menjaga jarak, bahkan menghindari kontak langsung dengan siapapun yang kita tahu baru pulang dari daerah yang terpapar,” papar Fauzan melalui pengeras suara sambil menjelaskan salah satu yang terkena positif adalah orang yang baru pulang dari Gowa Sulawesi Selatan.

Berdasarkan rilis resmi yang ditanda tangani Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkifliemansyah, pasien dengan kondisi positif Covid 19 adalah pasien Nomor 13 atas nama LAB (laki-laki 54 Tahun) yang berasal dari Kecamatan Narmada. Pasien ini disebutkan memiliki kontak langsung dengan orang yang di daerah terjangkit virus Corona. Berikutnya adalah pasien Nomor 19 atas nama AS (laki-laki 47 Tahun) asal Kecamatan Lingsar yang diketahui memiliki riwayat pernah berkunjung ke Sulawesi.

Kini keduanya harus mengalami isolasi perawatan di RS Awet Muda Narmada.
Kondisi ini membuat para tenaga kesehatan di dua wilayah kecamatan tersebut menjadi sangat sibuk. Menurut Kepala Bidang P3KL Dokter H. Ahmad Taufiq Fatoni saat dihubungi via telpon (Jum’at, 10/4/2020), mereka harus melakukan tracking (penelusuran, red) terhadap siapa saja yang pernah kontak langsung dengan dua pasien tersebut.

“Sekarang Dinas Kesehatan dan Puskesmas sedang melakukan kontak tracking di wilayah kerja Puskesmas Narmada dan Puskesmas Sigerongan. Terutama keluarga dekat yang serumah. Kita akan rapid test terlebih dahulu,” terang Dokter Toni sambil menjelaskan kedua pasien ini kebetulan adalah Jama’ah Tabligh yang baru pulang dari Gowa Sulawesi.

Sampai dengan hari ini menurut rilis Dinas Kesehatan, di Kabupaten Lombok Barat sudah ada 2 (dua) orang pasien yang dipastikan positif terjangkit Covid 19. Dua orang tersebut adalah bagian dari 7 orang Pasien Dalam Pengawasan di mana dua orang telah selesai dalam pengawasan, namun satu orang telah meninggal dunia dua hari yang lalu. Seorang yang meninggal dunia ini telah dibuktikan dengan test Swab ternayata negatif mengidap Covid 19.

Terkait dengan dua pasien postif tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Hj. Ambaryati memberikan penjelasan lewat aplikasi WhatsApp, Jum’at (10/4/2020).

“Kedua-duanya sehat-sehat saja, tapi harus tetap diisoloasi. Dalam 2 atau 3 hari nanti akan ditest Swab lagi yang kedua kalinya. Kalau hasilnya negative, boleh pulang. Tapai kalau hasilnya positif, masih harus diisolasi lagi dan menjalani pengobatan. Pokoknya sampai hasil negative baru boleh pulang,” terang Ambaryati sambil memastikan seluruh keluarga yang kontak dengan dua pasien itu telah di-rapid test hari ini juga.

Selain mereka, dalam rilis Dinas Kesehatan itu terdapat 543 Orang Dalam Pemantauan (ODP), namun sebanyak 370 di antaranya telah selesai dalam pemantauan. Menurut data ODP tersebut, dari sepuluh kecamatan di Lombok Barat terbanyak ODP-nya adalah Kecamatan Sekotong dengan 99 ODP. Kemudian menyusul Kecamatan Labuapi sebanyak 88 ODP, Kecamatan Gunung Sari 72 ODP, Kecamatan Lingsar 69 ODP, Kecamatan Narmada 59 ODP, Kecamatan Kediri dengan 45 ODP, Kecamatan Batulayar dengan 33 ODP, Kecamatan Lembar 33 ODP, Kecamatan Gerung 30 ODP, dan Kecamatan Kuripan dengan 14 ODP.

Selain menghimpun PDP dan ODP, Dinas Kesehatan Lombok Barat juga menyebutkan sebanyak 1.724 Orang Tanpa Gejala. Mereka ini adalah orang-orang yang memiliki riwayat perjalanan ke daerah terpapar Covid 19 namun tidak memperlihatkan gejala-gejala umumnya orang yang mengidap Covid 19, seperti memiliki suhu tubuh di atas 38,5 derajat selsius. Dari sebanyak itu, 412 orang tanpa gejala ini telah bebas dari pemantauan.

Melihat angka-angka yang cenderung meningkat tersebut, Bupati Lombok Barat usai keliling masjid mengutarakan anjurannya untuk desa-desa yang memiliki karakter wilayah tertentu, bisa melakukan pembatasan social kewilayahan dengan lebih ketat.

“Mereka bisa berinisiatif memulai pembatasan jam atau waktu untuk aktivitas warganya. Bisa jadi pasar juga dibatasi jam praktik jual belinya, atau para pedagang kaki lima di jalan-jalan,” pinta Fauzan dengan menegaskan bahwa desa dan kecamatan bisa mendiskusikan hal tersebut karena mereka yang paling tahu karakter wilayah dan masyarakatnya.

Sumber : Humas Lombok Barat

LOMBOK BARAT PECAH TELUR, KINI MASUK ZONA MERAHGiri Menang, 10 April 2020 – Setelah sekian lama berusaha agar…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Jumat, 10 April 2020

WARGA MASIH “PAGAH”, BUPATI LOMBOK BARAT TURUN LANGSUNG HIMBAU LEWAT MASJID

Giri Menang, 8 April 2020 – Kondisi masyarakat yang dianggap belum sepenuhnya menyadari bahaya penyebaran virus Corona, membuat Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid bersama jajaran menggunakan berbagai metode untuk sosialisasi. Fauzan Khalid bahkan tidak tanggung-tanggung. Orang Nomor Satu di Lombok Barat ini sampai harus mendatangi banyak masjid di wilayahnya untuk mengumumkan kondisi terkini dan memberikan himbauan agar protokuler pencegahan dapat efektif disosialisasikan dan didengar langsung oleh masyarakat.

Seperti yang dilakukan oleh Fauzan, Selasa menjelang tengah malam (malam Rabu, 7/4/2020) ketika mendatangi tiga masjid jami’ di tiga kecamatan, yaitu Masjid Hidayatul Mukhtar Desa Kuripan Induk Kecamatan Kuripan, Masjid Nuruddin Desa Sembung Kecamatan Narmada, dan Masjid At-Taqwa Desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar.
“Kami sengaja turun saat seluruh masjid sedang sepi dan beberapa wilayah kecamatan ini sudah bersiap-siap untuk menjalani jam malam. Saya menghimbau langsung biar masyarakat mengerti keseriusan kita mengantisipasi penyebaran virus berbahaya ini,” terang Bupati Lombok Barat itu saat dihubungi usai menyampaikan himbauannya di Masjid At-Taqwa Karang Bayan Lingsar, Selasa (7/4/2020).

Dalam tiga tempat di malam itu, Fauzan hanya meminta dibukakan pintu masjid, dihidupkan pengeras suara, dan langsung menyampaikan himbauannya. Dalam himbauannya itu, Fauzan meminta agar masyarakat berdiam di rumah dan tidak keluar rumah kecuali terpaksa. Kalaupun harus keluar rumah, Fauzan mengingatkan agar masyarakat melengkapi diri dengan alat pelindung diri berupa maske, menghindari kerumanan orang, dan tetap memperhitungkan jarak atau physical distancing dan menghindari kontak fisik langsung dengan orang lain. Selain itu, Fauzan pun mengingatkan agar masyarakat tidak sering mengusap wajah dan memperbanyak mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer dan memperaktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Secara khusus, selaku Ketua Gugus Tugas Pencegahan Covid 19 Kabupaten Lombok Barat, Fauzan meminta masyarakat untuk tidak mendatangi fasilitas kesehatan Puskesmas kecuali dalam keadaan sakit dan terpaksa, dan mengingatkan siapapun yang telah melakukan perjalanan ke daerah zona merah (yang telah terpapar virus) agar bisa mengisolasi diri atau kepada perangkat desa diminta untuk memaksa proses isolasi mandiri dalam 14 hari.

“Bahkan kalau masih ada yang “pagah atau bengel” (berkeras hati tidak mau, red), libatkan teman-teman Babinkamtibmas dan Babinmaspol TNI/Polri agar mereka menjalani isolasi secara mandiri, tidak berinteraksi dulu dengan orang lain selama 14 hari itu. Jika ada gejala, laporkan segera ke tenaga medis kita,” pinta Fauzan.

Sedangkan untuk siapapun yang Pasien Dalam Perawatan (PDP), kepada masyarakat Fauzan meminta agar mempercayakan perawatannya kepada Rumah Sakit dan tidak dilayani lagi, bahkan oleh keluarganya.

“Kalaupun terpaksa, pisahkan tempat tidurnya dan semua peralatan makan minum dan perlengkapan mandi atau pakaiannya yang sehari-hari,” pinta Fauzan.

Dalam perjalanannya di tiga masjid tersebut, Fauzan hanya menyayangkan peristiwa yang membuat dirinya tidak bisa mempertahankan physical distancing. Fauzan diminta berfoto bersama oleh masyarakat sekitar masjid.

Rupanya mendengar suara Bupati Lombok Barat dari pengeras suara masjid, beberapa anggota masyarakat yang mendengar langsung mendatangi masjid tersebut dan ketika akan pulang meminta berpose bersama.
“Saya tidak enak menolak. Tapi ke depan masyarakat harus memahami. Jangankan untuk berdekatan untuk berfoto yang hanya beberapa detik, bahkan tradisi bersalaman (jabat tangan, red) pun sudah mulai kita tinggalkan untuk sementara waktu,” terang Fauzan.

Di Lombok Barat sendiri, sampai hari ini pihak Pusat Data dan Informasi Dinas Kesehatan merilis sudah 5 orang masuk dalam kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan terkonsentrasi di Kecamatan Lingsar (3 orang) dan Kecamatan Labuapi (2 orang). Selain itu, terdapat 515 Orang Dalam Pemantauan (ODP) di mana 311 orang di antaranya telah selesai dalam pemanatauan, dan 1.436 orang yang telah melakukan perjalanan atau diketahui kontak dengan ODP namun tidak memiliki gejala terjangkit virus Corona.

Melihat perkembangan yang cenderung mengkhawatirkan tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat H. Baehaqi saat ditemui di ruang kerjanya juga menegaskan agar masyarakat bisa tetap waspada.

“Ikuti saja anjuran pemerintah. Kita saja setiap malam melakukan inspeksi terhadap pemberlakuan jam malam oleh semua kecamatan. Belum lagi kelililng setiap malam ke masjid-masjid bersama Bupati untuk menghimbau langsung lewat masjid dahn mushalla,” kata Baehaqi.

Sumber : Humas Lombok Barat

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Rabu, 08 April 2020

LOMBOK BARAT MENGANGGARKAN 60 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN COVID 19

Giri Menang Gerung – 7/4/2020 Pemerintah Kabupaten Lombok Barat telah merefokuskan anggaran kurang lebih 60 miliar untuk penanggulangan Covid 19.

Hal ini disampaikan oleh Bupati  H. Fauzan Khalid, S.Ag., M.Si. saat rapat dengan Gubernur, Wakil Gubernur, Forkopimda Provinsi  dan Bupati/Wali Kota Se Nusa Tenggara Barat melalui Video Conference dari Ruang rapat Jayengrana, Selasa 7 April 2020, yang  didampingi oleh Sekretaris Daerah H. Baihaki, Kapolres Lombok Barat, para Asisten, dan jajaran Kepala Dinas yang termasuk dalam gugus tugas penangan covid 19.

Anggaran 60 miliar ini bisa kurang, bisa juga lebih tergantung keadaan dan kalaupun nanti ada tuntutan lebih karena lamanya penanganan virus corona ini bisa diatasi,  sudah disiapkan langkah-langkah terkait hal tersebut.

Alokasi anggaran 60 miliyar ini direncanakan untuk  kebutuhan petugas kesehatan, termasuk insentif, penyiapan APD dan kebutuhan kesehatan lainnya, dan penanggulangan dampak virus covid 19 antara lain pemberian bantuan sembako  kepada keluarga yang sangat merasakan dampak covid 19 seperti yang disiapkan oleh propinsi. Dalam pemberian bantuan Sembako ini Bupati mengusulkan agar besaran nominalnya sama  baik oleh Pemerintah Propinsi,  Pemerintah Kabupaten maupun PKH agar tidak terjadi kecemburuan di masyarakat dan tidak terjadi penerimaan ganda oleh masyarakat kalua sudah diberikan dari bantuan PKH maka bantuan dari Propinsi maupun Kabupaten tidak diberikan, begitu juga sebaliknya, dan bentuk bantuannya disamakan apakah bentuk uang atau barang.

Bupati juga menyampaikan  menurut data Dinas Pariwisata dan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lombok Barat ada sekitar 1700 pekerja di PHK dan dirumahkan oleh hotel dan restouran di wilayah Senggigi akan diberikan stimulus yang akan dipadukan dengan sikap apa yang akan diambil terkait dengan kewajiban hotel dan restouran tersebut dan untuk sementara sudah diidentifikasi  beberapa pilihan kebijakan yang akan diambil,  misalnya mengurangi, menunda atau bahkan menolkan kewajiban dari hotel maupun restouran ini dan nanti akan dikaitkan dengan sikap yang akan dilakukan terhadap para pekerja yang sudah dirumahkan tersebut.

“ kira kira sekitar tiga atau empat hari yang lalu ya kami mendapatkan informasi dari data yang dipegang oleh Dinas Pariwisata maupun Dinas Tenaga Kerja kabupaten lombok barat, ada kurang lebih sekitar 1700 sudah di PHK, sudah di rumahkan oleh semua hotel restoran yang ada di wilayah senggigi dan tentunya ini harus kami sikapi dengan memberikan stimulus kepada para pekerja itu dan stimulus ini nanti akan kami padukan dengan sikap apa yang akan kami ambil terkait kewajiban hotel dan restoran yang ada di wilayah senggigi itu untuk sementara kami sudah mengidentifikasi beberapa pilihan kebijakan yang akan kami ambil, misalnya antara mengurangi menunda atau bahkan menolkan kewajiban dari hotel maupun restoran  ini dan nanti akan kami kaitkan dengan sikap kami terhadap para pekerja yang sudah dirumahkan tersebut.” Terang beliau.

Dalam kesempatan tersebut Bupati juga menyampaikan usaha-usaha  prefentif penanggulangan covid 19 dalam mensosialisasi tentang bahaya covid 19 dan penanggulangannya dipadukan dengan bagaimana  menambah penghasilan masyarakat ada hal baru yang akan dilakukan, yaitu berhenti  sosialisasi dengan membuat baliho maupun spanduk, dan uangnya akan digunakan untuk memberikan intensif kepada takmir-takmir masjid dengan syarat minimal 5 kali setiap selesai sholat mengumumkan dan menginformasikan mensosialisasikan tentang tata cara hidup bersih dan menyampaikan juga tentang bahaya dan tata cara penanggulangan penyebaran covid 19 ini.

Terkait dengan pintu masuk melalui pelabuan lembar proses screningnya sudah diambil alih oleh gugus tugas dengan penanggung jawab utama Kapolres Lombok Barat, walaupun pihak otoritas pelabuhan tetap melakukan screening tetapi semua proses screening itu tetap dalam tanggung jawab gugus tugas. ( Diskominfotik)

Laporkan Progres Pencegahan Covid-19, Bupati Lombok Barat Teleconference dengan Gubernur

Giri menang, Selasa, 7 April 2020- Teleconference antara Gubernur dan anggota Forkompinda Provinsi NTB bersama 10 Bupati/Walikota se NTB digelar Selasa (7/4). Untuk Lombok Barat, acara ini berlangsung melalui Ruang Jayengrane Kantor Bupati. Vidio conference ini juga dihadiri Kapolres Lombok Barat AKB Bagus S Wibowo, Sekda Lombok Barat Dr H Baehaqi, para Asisten dan seluruh OPD terkait.

Setelah Bupati Bima Indah Putri Damayanti menyampaikan laporannya ke Gubernur dan anggota Forkompinda NTB, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan laporan penanganan dan pencegahan Covid-19 di wilayah Lombok Barat.

Dalam penyampaiannya Bupati secara umum menyampaikan bahwa apa yang dilakukan rekannya yaitu 9 Bupati/Walikota se NTB adalah senada dengan yang dilakukan Lombok Barat dalam mencegah corona. Dikatakan bupati, sosialisasi tidak dilakukan melalui spanduk atau banner besar tetapi melalui jasa takmir masjid.
“Hal terbaru yang Insya Alloh akan kami lakukan yakni sosialisasi pencegahan Covid-19 ini tidak kami lakukan melalui media pembuatan spanduk atau baliho, namun kami menggandeng para Takmir Masjid dimana biaya spanduk, baliho tersebut kami berikan insentif kepada Takmir Masjid. Syaratnya, para Takmir Masjid setiap waktu sholat mengumumkan sekaligus mensosialisasikan kepada masyarakat tentang tata cara hidup bersih dan menyampaikan juga kepada masyarakat akan ancaman atau bahaya bahaya Covid-19 ini. Hal lainnnya seperti bantuan APD juga suda kita lakukan,” bupati menjelaskan.

Bupati lebih jauh mengutarakan, jika apa yang dilakukan di Lombok Barat saat ini tidak jauh dengan apa yang dilakukan 9 Bupati/Walikota se NTB. Hanya saja dilakukan dengan berbagai variasi sebagai pembeda dengan apa yang dilakukan di daerah lainnya.

Secara spesifik Bupati Fauzan Khalid yang juga diiyakan oleh Kapolres Lombok Barat yakni spekulasi tim gugus tugas di tengah masyarakat dengan tujuan bagaimana masyarakat tetap selalu waspada dan tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk mencegah penyebaran virus mematikan ini.
Tindakan spekulasi petugas dimaksud Bupati yakni upaya preventif lebih baik dilakukan ketimbang menjadi persoalan baru saat warganya terkena Covid-19 ini. Langkah ini tentu disesuaikan dengan kondisi masyarakat di bawah.

Fauzan sepaham akan sikap Bupati Lombok Tengah HM Suhaili FT bahwa dalam penanganan Covid-19 ini tidak ada salahnya bersikap “Lebay”. Bupati mencontohkannya, jika di suatu desa masyarakatnya agak “ngeyel” biasanya tindakan lebay sangat dibutuhkan.
“Yang kami lakukan yakni kami minta ambulance bolak-balik dengan membunyikan sirine sehingga perilaku masyarakat diharapkan menjadi berubah. Ini bukannya bermaksud menaku-nakuti masyarakat. Namun jika cara ini lebih efektif maka tak ada salahnya untuk dilakukan demi kebaikan dan keselamatan bersama,” ujar Fauzan.

Terkait dengan pemeriksaan kesehatan di pintu masuk orang, apa yang dilakukan Pemkab Bima juga dilakukan hal yang sama di Pelabuhan Lembar sebagai pintu masuk dari arah barat ke Pulau Lombok. Di Pelabuhan Lembar proses sreening sudah diambil alih oleh Gugus Tugas Kabupaten Lombok Barat dengan penanggung jawab utama adalah Kapolres Kabupaten Lombok Barat. Walaupun otoritas Pelabuhan tetap melakukan screening. Meski demikian tanggung jawab proses screening ini diberikan ke Kapolres Lombok Barat. Ini tujuannya untuk menenangkan psikologi masyarakat Lombok Barat.

Tidak itu saja, Bupati Fauzan Khalid juga menyampaikan upaya preventif lainnya kepada Gubernur NTB yang tetap disesuaikan dengan perkembangan terkini. Tindakan preventif lain yang dimaksud Bupati yakni kerapkali menggelar sosialisasi pencegahan Covid-19 selalu dipadukan dipadukan dengan bagaimana menambah penghasilan masyarakat.
Menyinggung dampak ekonomi yang ditimbulkan dari wabah Covid-19 ini, seperti kebijakan yang disampaikan Kementerian Dalam Negeri, Lombok Barat sudah melakukan refocusing APBD 2020 senilai Rp 60 Miliar. Angka ini bisa saja saja kurang atau lebih tergantung kebutuhan dan keadaan. Namun dengan tenggat waktu virus corona yang belum bisa ditentukan, kalaupun terjadi penambahan, akan bisa diatasi.

Bupati juga merinci, peruntukan anggaran pencegahan Covid-19 di Lombok Barat sebesar Rp 60 Milyar ini di antaranya dialokasikan untuk kebutuhan petugas kesehatan termasuk untuk insentifnya, penyediaan APD, dsbnya.

Berikutnya adalah pemenuhan sembako seperti juga dsiapkan oleh provinsi.
Terkait sembako ini, Bupati dua periode ini memberikan masukan kepada Pemprov NTB yakni penting dilakukan koordinasi antara Bappeda Provinsi NTB dengan Bappeda Kabupaten/Kota se NTB, Dinas Sosial serta dinas-dinas terkait untuk bertemu terkait dengan nilai.
“Kami sebenarnya sudah diputuskan 250 ribu per KK/bulan, tetapi setelah kami mengetahui PKH itu dari provinsi Rp250 ribu. Agar tak terjadi kecemburuan. Nah saya kira ini perlu ada kesepakatan supaya nanti di bawah tak ada kecemburuan, karena tentunya yang mendapatkan ini akan kita bagi. Yang sudah dberikan provinsi tidak usah diberikan lagi oleh Lombok Barat. Yang sudah diberikan PKH juga tidak usah diberikan oleh provinsi maupun oleh kabupaten yang penting diharapkan nanti nilanya sama,” ujar Fauzan.

Bupati juga ingin mempertegas terkait sembako ini apakah diberikan dalam bentuk sembako atau dalam bentuk uang. Hal ini perlu dipertanyakan dengan satu keinginan agar dalam peruntukannya sama dan merata se NTB.

Demikian pula apakah yang mau diberikan itu dalam bentuk uang atau dalam bentuk sembako. Ini perlu juga
Berikutnya terkait banyaknya usaha hotel dan restouran di kawasan wisata Senggigi yang merumahkan karyawannya, Bupati membenarkannya.

Hal lain yg dilaporkan yaitu mengutip data yang diperolehnya dari Dinas Pariwisata Lombok Barat dan Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi Lombok Barat. Kurang lebih 1.700 orang sudah di PHK atau sudah dirumahkan oleh hotel dan restoran yang ada di wilayah Senggigi. Karena itu Pemkab Lombok Barat menyikapinya dengan memberkan stimulus kepada para pekerja. Stimulus ini akan dipadukan dengan sikap yang akan diambil Pemda terkait dengan kewajiban hotel dan restouran yang ada di wilayah Senggigi.
“Dan untuk sementara kami sudah mengidentifikasi beberapa pilihan kebijakan yang kami ambil. Misalnya apakah mengurangi, menunda atau bahkan menolkan kewajiban hotel restoran ini. Ini akan kami kaitkan dengan sikap kami terhadap para pekerja yang sudah dirumahkan tersebut,” lapornya.

Sumber : Humas Lombok Barat

Laporkan Progres Pencegahan Covid-19, Bupati Lombok Barat Teleconference dengan GubernurGiri menang, Selasa, 7 April…

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Selasa, 07 April 2020

1 158 159 160 161 162 396