Restorasi Sungai Teloke dan Lamper sudah Seratus Persen

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Senin 18 November 2019 – Restorai Sungai Teloke di Kecamatan Batulayar dan Sungai Lamper di Kecamatan Kuripan telah rampung 100 persen. Kegiatan yang dikerjakan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) bersama TNI serta masyarakat ini memakan waktu 21 hari, terhitung dari hari pencangan pada tanggal 24 Oktober sampai 13 November.

Hal itu dikatakan Dandim 1606/Lobar Kolonel Czi. Efrijol Kroll, saat memberikan laporan hasil pelaksanaan restorasi sungai, pada kegiatan Upacara Penutupan Binter Terpadu (Restorasi Sungai) Kodim 1606/ Lobar di Lapangan Jagaraga Kuripan, Senin (18/11).

“Untuk Sungai Teloke yang ada di Kecamatan Batulayar telah dilakukan pendalaman sungai sepanjang 2.100 meter, dan peninggian tanggul sungai sepanjang 800 meter. Sedangkan untuk Sungai Karang Lamper di Kecamatan Kuripan telah dibuatkan beronjong sepanjang 73 meter dengan ketinggian 3 meter. Pengerjaanya sudah 100 persen,” lapornya.

Ia menambahkan, pihaknya juga telah membentuk Komunitas Masyarakat Peduli Sungai (KMPS) dan telah dikukuhkan oleh Bupati Lobar H. Fauzan Khalid dan Danrem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani. KMPS ini beranggotakan 50 orang di masing-masing Kecamatan Batulayar dan Kecamatan Kuripan. Tugasnya menjaga kelestarian dan fungsi sungai yang sebenarnya. Dulu sebelum diretorasi, kata Dandim, kedua sungai tersebut sering dijadikan tempat membuang sampah.

“Dengan adanya komunitas ini, kita harapkan fungsi sungai terjaga, sungai juga apabila hujan tidak terjadi banjir,” katanya.

Sementara itu, Korem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani bertindak sebagai inspektur upacara mengatakan restorasi sungai merupakan perpaduan program pemerintah daerah dengan program binter TNI angkatan darat yang tujuanya meningkatkan pelayanan dan kesejahteran. Bentuk sinergitas antara Pemda dengan TNI bersama mayarakat ini juga untuk mendukung dan menyukseskan pembangaunan di Kabupaten Lobar.

“Tujuan restorasi sungai yaitu, untuk mengembalikan fungsi alami sungai atau renaturalisai sungai akibat terdegarasi oleh manusia yang tidak peduli terhadap sungai. Mari secara bersama memperhatikan konsep konservasi, tidak membuang sampah di aliran sungai dan tidak membangun pemukiman di badan sungai,” tegasnya.

Restorasi sungai juga, kata Danrem, dimaksudkan untuk menyediakan lahan ruang publik yang terbuka sepanjang sungai, dan bisa juga dimanfaatkan sebagai edukasi, rekrasi serta tempat berolahraga, bahkan diharapkan kedepanya ada peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat disekitar sungai.

“Semua pihak harus peduli lingkungan sekitar. Dengan harapan lingkungan kita bebas sampah sehingga terlihat beresih, sehat dan nyaman. Lebih lagi bisa dijadikan tempat wisata,” pungkasnya.

LPPL Radio SGM Raih ILM Terbaik diajang KPID NTB Awards 2019

 

Mataram, Kominfo  –  Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Radio Suara Giri Menang (SGM) Lombok Barat meraih Iklan Layanan Masyarakat (ILM) terbaik pada ajang Komisi Penyiaran Daerah NTB Awards 2019 (KPID NTB AWARDS 2019) yang digelar di Auditorium Hotel Lombok Raya Mataram kemaren malam (17/11/2019). Prestasi tersebut dirahin Radio SGM setelah masuk nominasi bersama Radio ternama di daerah ini.

Penghargaan KPID NTB Awards 2019 diterima langsung Direkturnya Lalu Muh. Sabdi dari Kepala Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi NTB I Putu Gede Aryanadi, S.Sos, M.Si

Adapun pemenang KPID NTB Awards 2019 untuk masing-masing katagori Radio dan Televisi adalah sebagai berikut:

Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah menegaskan bahwa dalam menjaga suasana NTB di era sekarang ini tidak mudah. Apalagi dengan berkembangnya Teknologi Informasi (TI) yang cukup pesat. Sehingga memunculkan tiga tantangan besar yang harus dihadapi. Diantaranya, era pasca kebenaran (post truth), era disrupsi, serta kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Disebutkan Wagub NTB, ketiga tantangan itu memiliki keterkaitan langsung dengan dunia penyiaran, baik audio maupun audio visual.

“Harapan kami, radio dan televise menjadi instrument penting dalam memajukan daerah kita tercinta NTB,” jelas Wagub NTB itu.

Acara KPID NTB Awards di meriahkan oleh penampilan kesenian, tari-tarian dan peragaan busana dari Dekranasda Provinsi NTB.

Pada acara penganugrahan Penyiaran KPID NTB Awards 2019 itu dihadiri oleh semua insan penyiar radio dan televise se NTB.

Bupati Apresiasi Kinerja ASKAB PSSI Lobar

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Senin 18 November 2019 – Liga 3 Internal Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Lombok Barat (Lobar) sudah mulai bergulir. Sebelumnya, Liga 3 Internal Askab PSSI Lobar juga telah menggelar pertandingan pembuka di zona selatan pada 13 November lalu di Lapangan Sepak Bola Jambatan Kembar, Lembar.

Bupati Lobar H. Fauzan Khalid yang berkesempatan hadir di acara pembukaan Liga 3 Internal Askab PSSI Lobar ini tidak ragu memberikan apresiasi yang tinggi kepada jajaran pengurus Askab PSSI Lobar saat ini, terutama kepada Ketua Askab, Arbain Ishak.

“Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menyampaikan terimakasih kepada ketua askab dan seluruh pengurus. Saya melihat sendiri setelah beliau (Arbain, red) menjadi Ketua Askab, baru organisasi PSSI Kabupaten Lombok Barat bisa berjalan dengan baik, terorganisir dengan baik. Mudah-mudahan bisa terus konsisten,” kata bupati sebelum pertandingan pertama zona utara digelar di Lapangan Sepak Bola Desa Sesela Kecamatan Gunungsari, Minggu (17/11/2019).

Tak tanggung-tanggung, bupati juga berharap di periode selanjutnya, Arbain Ishak yang juga merupakan Direktur Utama RSUD Tripat Gerung ini bisa ditetapkan kembali menjadi Ketua Askab.

Di kesempatan yang sama, ketua Askab PSSI Lobar Arbain Ishak menyampaikan bahwa Liga 3 Internal ini dimaksudkan untuk pengembangan atlet-atlet sepak bola di Kabupaten Lombok Barat.

“Bapak bupati yang terhormat, adapun tujuan dari pelaksanaan kompetisi ini adalah untuk pengembangan adik-adik kita, terutama para pemain bola kita yang Alhamdulillah memang di Lombok Barat ini terkenal paling banyak pemainnya,” ungkap Arbain.

Ia menyebutkan, kompetisi awal Liga 3 Internal Askab ini diikuti oleh 98 klub sepak bola Lombok Barat yang terbagi menjadi dua zona, yaitu zona utara dan zona selatan. Untuk zona selatan terdiri dari 51 klub yang berasal dari Kecamatan Gerung, Lembar, Sekotong, Kediri, Labuapi dan Kuripan. Sedangkan 47 klub dari zona utara terdiri dari klub-klub asal Kecamatan Narmada, Lingsar, Gunungsari dan Batu Layar.

Dipaparkannya, setelah berakhirnya kompetisi ini, 8 klub yang berhasil melaju ke fase delapan besar dari masing-masing zona nantinya secara otomatis akan beranjak ke Liga 1 Internal Askab. Sedangkan klub-klub yang gugur di fase knock-out nantinya akan berlaga di Liga 2 Internal Askab. Sementara Liga 3 Internal Askab nantinya akan diisi oleh klub-klub yang gugur di fase awal (grop) bersama klub-klub baru yang mendaftar sebagai anggota baru Liga Internal Askab PSSI Lobar.

Dalam kesempatan itu, bupati bersama Ketua Askab PSSI Lobar tidak lupa mengingatkan masyarakat Lobar untuk menyaksikan pertandingan Liga 3 Region Bali-Nusra yang akan mempertemukan Perslobar (Lombok Barat) melawan Perseden (Denpasar Bali) di GOR 17 Desember Mataram pada Senin 18 November 2019 pukul 15.30 WITA.

sambut HUT NTB ke 61, PMI Lobar Gelar Donor Darah Massal

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Ahad 17 November 2019 – Menyambut ulang tahun Provinsi Nusa Tenggara Barat ke-61, Palang Merah Indonesia (PMI) Lombok Barat akan menggelar Donor Darah Massal, Kamis Tanggal 5 Desember 2019 di Halaman Unit Donor Darah PMI Lombok Barat di Jalan Bung Hatta 3 B Mataram.

Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris PMI Lombok Barat, Ahmad Mustarudin Efendi saat disambangi di UDD PMI Lombok Barat, Sabtu (16/11/2019).

“Acara itu adalah kerjasama kita dengan pihak TNI AL yang memperingati HUT armadanya. Kita juga merangkainya dengan HUT UDD kita yang ke 30, ” terang pria tambun yang biasa dipanggil Ame itu.

Ame menuturkan, acara donor massal ini akan diisi juga dengan penyerahan penghargaan oleh Bupati Lombok barat selaku Ketua PMI Lombok Barat.

“Beliau akan memberikan penghargaan kepada para pendonor aktif,” terang Ame.

Selain kepada pendonor aktif yang mendonorkan darahnya sampai 175 kali, Ketua PMI Lombok Barat juga akan memberikan penghargaan kepada pendonor yang aktif mensosialisasikan donor darah dan instansi aktif serta rumah sakit mitra PMI.

“Untuk instansi aktif, kita mencatat Bank Indonesia dan PLN sebagai instansi aktif yang mendorong karyawannya sebagai pendonor,” terang Ame.

Donor darah massal ini juga, terang Ame ditujukan untuk mengenalkan unit donor darah yang dipunyai PMI Lombok Barat dan mengurangi jumlah pendonor pengganti.

Kita ingin mengurangi jumlah pendonor pengganti. Idealnya secara nasional itu 5 persen. Kita sekarang masih ada di angka 16 persen,” terang Ame.

Pendonor pengganti, kata Ame, adalah pendonor yang tidak masuk dalam 100.141 data donor di PMI Lombok Barat.

“Rata-rata mereka adalah keluarga pasien yang golongan darahnya sama. Tapi kita biasanya tetap mencarikan pendonor supaya bisa mencukupi kebutuhan pasien itu,” terang Ame menyebutkan ada 24.355 orang pendonornya ada di Lombok Barat.

Kegiatan yang rencana berlangsung dari jam 08.00 pagi sampai malam itu mentargetkan 500 orang bisa mendonorkan darahnya.

Di tempat terpisah, Bupati Lombok Barat selaku Ketua PMI Lombok Barat mengharapkan, kegiatan ini bisa dihadiri oleh sebanyak-banyaknya orang.

“Kita harap bisa melampaui target. Kalau bisa melampaui angka delapan ratusan pendonor seperti yang pernah kita capai beberapa waktu lalu,” kata Fauzan.

Menurut Fauzan, stok darah di Rumah Sakit sangat dibutuhkan untuk tetap tersedia.

“Untuk itu kita tetap meminta agar para pendonor ini bisa mensosialisasikan penting dan manfaatnya mendonorkan darah,” pinta Fauzan.

 

Tahap ke Dua Mutasi Beberapa Posisi Masih Misteri

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Sabtu 16 November 2019 – Sebanyak delapan pimpinan tinggi pratama Pemkab Lombok Barat (Lobar) mengalami mutasi atau pergeseran tugas, Jum’at (15/11) kemarin. Tercatat ini merupakan mutasi susulan dari mutasi pertama yang dilakukan bulan Agustus lalu.

Disampaikan Bupati Lobar H Fauzan Khalid bahwa mutasi ini adalah ujung dari proses job fit atau assessment yang dilakukan terhadap sekitar 17 pejabat pimpinan tinggi pratama di lingkup Kabupaten Lobar. Di samping dalam rangka melakukan pengisian terhadap beberapa jabatan strategis, peristiwa hari ini juga harusnya menjadi proses penyegaran atau refreshment organisasi.

“Jadi disamping tujuan kita penyegaran, kita juga harapkan ada peningkatan dari sisi sinergi dan koordinasi sehingga bisa meningkatkan hasil yang kita inginkan demi untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lombok Barat,” harap bupati.

Beberapa pejabat yang dimutasi antara lain adalah H. Mahyudin yang sebelumnya menjabat sebagai kepala BPKAD kini menempati jabatan baru sebagai Asisten Bidang Administrasi Umum dan Kesejahteraan pada Sekretariat Daerah. Selanjutnya, drg. Ni Made Ambaryati bergeser dari kepala Dinas Sosial menjadi kepala Dinas Kesehatan. Kemudian, H. Subandi yang sebelumnya merupakan kepala Dinas Kelautan dan Perikanan kini menempati jabatan batu sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

H. Rachman Sahnan Putra yang sebelumnya adalah kepala Dinas Kesehatan didapuk sebagai Kepala Dinas Ketahanan Pangan. H. Moh. Najib yang sebelumnya menjabat sebagai kepala BPBD, dipercaya menempati jabatan baru sebagai Kepala Dinas Perhubungan menggantikan H. Akhamad Saikhu yang digeser menjadi kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda).

Sementara itu H. Fauzan Husniadi yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Pemadam Kebakaran kini beralih menjadi Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Dan yang terakhir, Mahnan yang sebelum merupakan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja kali ini menempati jabatan baru sebagai Kepala BPBD.

Selain memutasi delapan pimpinan tinggi pratama, dalam acara mutasi kali ini Pemkab Lobar juga mengangkat 13 pejabat fungsional, yang terdiri dari 12 guru dan 1 tenaga kesehatan.

Dengan hasil mutasi ini, dipastikan beberapa posisi strategis pimpinan masih menjadi misteri.

Di kesempatan yang sama, Bupati H. Fauzan Khalid juga menyampaikan kebijakan terkait penyederhanaan eselon yang sedang diuji oleh KemenPAN-RB sesuai arahan Presiden Republik Indonesia.

Diakui bupati bahwa pesan dari KemenPAN terkait pengkajian penyederhanaan eselon ini baru diterimanya pagi tadi, dan hasil kajiannya nanti harus sudah diserahkan makasimal sampai minggu ke-4 bulan Desember.

Hal tersebut (penyederhanaan eselon) tentunya masih membutuhkan proses dan pertimbangan panjang serta harus matang untuk dipraktikkan sampai ke daerah-daerah. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat akan melakukan penyesuaian segera setelah kepastian regulasi, prosedur, dan pemetaan jabatan tersebut dituntaskan oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian PAN-RB dan Kementerian Dalam Negeri.

Terkait hal ini, Bupati menghimbau semua pimpinan agar tidak merisaukan masalah ini.

“Jabatan struktural maupun fungsional bagi kita seharusnya bukan menimbulkan masalah, bukan menimbulkan kegundahan,” ujarnya.

Bupati berpendapat justru dengan lebih banyaknya jabatan fungsional dan semakin sedikitnya jabatan struktural, menjadikan fungsi-fungsi dari tugas dan kewajiban sebagai ASN bisa dijalankan dengan lebih maksimal dan menghasilkan hasil yang baik.

 

Ayo Roasting dan Ngopi di Svarga Hotel Senggigi Lombok Barat

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Sabtu 16 November 2019 – Identik dengan Hotel berlabel “Halal”, Svarga Hotel yang berada di kawasan Kerandangan Senggigi lebih memilih kopi dari pada minuman beralkohol.

Hotel berbintang empat ini akan menyelenggarakan kompetisi bagi para barista di tanggal 21 Desember 2019 nanti.

“Kita tidak menjual minuman yang beralkohol untuk mewujudkan konsep Halal Tourism yang sudah menjadi trademark pariwisata di NTB,” terang Zulfadli, Manajer Operasional Hotel dengan 51 kamar itu.

Itu mengapa, imbuh Zul, pihaknya lebih memilih kopi untuk menjadi menu minuman yang akan menarik para wisatawan untuk menginap di hotelnya dan akan menjadikannya sebagai atraksi dalam bentuk kompetisi roasting.

Kompetisi bagi para peracik kopi itu sendiri akan diikuti oleh paling sedikit tiga puluh barista.

“Saya kira, bisa lebih banyak lagi. Bisa tembus lima puluh barista,” terang Zul.

Menurut Zul, hampir semua hotel dan restaurant di kawasan Senggigi sesungguhnya memiliki barista dan menyediakan kopi sebagai menu wajibnya.

“Kompetisi ini bisa menjadi ajang kumpul-kumpul para barista, mereka kan punya asosiasi juga,” terang Zul dengan mengutamakan kopi lokal sebagai menu utama yang dilombakan.

Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid mengaku antusias dengan rencana pihak Svarga Hotel untuk menyelenggarakan kompetisi roasting kopi.

“Kopi adalah salah satu kekayaan alam Indonesia. Tidak ada daerah di Indonesia yang tidak memiliki kopi yang khas,” ujar Fauzan saat mengunjungi dan mencicipi kopi di Restaurant Hotel berbintang empat itu.

Menurut Fauzan, kegiatan kompetisi roasting kopi yang diselenggarakan oleh manajemen Svarga Hotel juga mendukung program kepariwisataan di Lombok Barat.

“Bulan Desember ini adalah fix season, jadi kompetisi kopi ini akan menjadi atraksi tersendiri buat para wisatawan,” terang Fauzan memastikan bahwa pihaknya melalui Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Pariwisata akan mendukung penuh kegiatan itu.

Di Lombok Barat sendiri, menurut Fauzan, sangat kuat dengan tradisi minum kopi. Untuk para petaninya, kata Fauzan, banyak berkembang di kawasan Hutan Sesaot Narmada, Hutan Pusuk, dan di Gunung Sasak Kuripan.

“Bahkan untuk Gunung Sasak, di akhir tahun ini akan kita tanami di 200-an hektar lahan. Kita masih berharap kopi masih bisa berkembang lagi di kawasan lain,” ujar Fauzan.

Hotel Svarga yang akan menyelenggarakan kompetisi ini sendiri memiliki berbagai varian nama dan kelas kamar.

Menurut Manajer Pemasaran Hotel Svarga, ada kamar yang bernama Mavwa dengan 16 kamar, lalu Naima 9 kamar, Qadma ada 7 kamar, dan Varda 10 kamar.

“Varda ini yang President Suite. Kami sangat merekomendasikan kelas kamar ini,” terang Yodi.

Harga yang ditetapkan oleh manajemen paling rendah seharga Rp. 750 ribu dan paling tinggi seharga Rp. 2,2 juta untuk president suite.

Dikes Lobar Optimalkan Program Kesehatan Mata

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Sabtu 16 November 2019 – Sebanyak 132 orang menjalani operasi katarak gratis di Rumah Sakit Awet Muda (RSAM) Narmada, Sabtu (16/11). Kegiatan yang digelar Pemkab Lombok Barat dalam rangka memperingati Hari Penglihatan Sedunia dan Hari Kesehatan Nasional ke-55 ini juga melibatkan Dinas Kesehatan NTB, dan Fred Hollows Foundatiaon (FHF) yakni organisasi bantuan nirlaba yang berbasis di Australia. Yayasan yang berfokus pada perawatan dan pencegahan kebutaan dan masalah penglihatan lainnya ini beroperasi di Australia, Pasifik, Asia Selatan dan Tenggara, dan Afrika.

“Sektor kesehatan memberikan keberhasilan peningkatan IPM kita. Untuk itu saya ucapkan terima kasih atas perjuangan seluruh aparat Dinas Kesehatan dan jajarannya berjuang bahu membahu dari ujung selatan hingga ujung utara,” kata Asisten 3 Setda Lobar H. Mahyudin mewakili bupati.

“Tidak cukup kita bekerja di ujung saja dengan mengobati seperti operasi ini saja, tapi kita harus bekerja dengan memberikan edukasi sejak dini,” sambungnya.

Dalam kegiatan bakti sosial tadi juga dilakukan penyerahan kacamata gratis kepada para siswa SD secara simbolis oleh Asisten 3 Mahyudin.

Terkait Program Kesehatan Mata, Pemkab Lombok Barat melalui Dinas Kesehatan sebelumnya juga telah melaksanakan beberapa kegiatan, seperti pelatihan dokter dan perawat Puskesmas pada 13 Puskesmas, kegiatan skrining dan layanan refraksi mata 63.129 siswa SD/SMP sederajat, dan pemberian kaca mata gratis kepada 335 murid.

Untuk mendekatkan akses masyarakat mendapatkan layanan kesehatan mata dan kaca mata, awal tahun 2019 Dinas Kesehatan juga telah membentuk Vision Center di Puskesmas Gunungsari. Rencananya akan dibentuk tiga Vision Center lagi yaitu di wilayah Sekotong, Lingsar dan Dasan Tapen.

Di Puskesmas Gunungsari, pelaksanaan vision center atau poli mata sebenarnya sudah berjalan melalui program pelayanan masyarakat yang dinamakan ‘progran indera’. Hal itu disampaikan Kepala Puskesmas Gunungsari, Akmal Rosamali di sela-sela kegiatan Baksos.

“Sejak juli kemarin, untuk kegiatan mata ini kita semakin fokus untuk penanganan masyarakat terutama anak-anak usia sekolah yang berkaitan dengan refraksi (kelainan yang membuat mata tidak dapat melihat dengan jelas, red),” jelasnya.

“Di luar itu kami juga aktif melakukan penjaringan atau skrining mata untuk anak-anak usia sekolah. Saat ini hampir seluruh SD/SMP di wilayah kerja kami sudah sebagian besar kita jangkau,” katanya.

Ia menambahkan, pihaknya juga menerima rujukan horisontal yang artinya dapat menerima rujukan dari puskesmas lain yang belum mampu melayani pemeriksaan mata.

“Hampir setiap hari ada pemesanan kacamata. Harapan kita harus 100 persen anak-anak kita harus terlayani untuk mensukseskan program belajar mereka,” ungkapnya.

Menurutnya, kendala yang sering dihadapi anak-anak adalah masalah jarak pandang. Kebanyakan diakibatkan karena penggunaan gadget berlebihan.

Hingga Oktober 2019, Puskesmas Gunungsari sudah melayani 118 pasien umum, dan 78 siswa sudah menerima kacamata gratis. Dalam operasional, Puskesmas Gunungsari juga bekerjasama dengan FHF untuk kasus mata, Gapopin (organisasi optik) untuk penyediaan kacamata, Rumah Sakit Mata, dan BPJS.

Bangun Kualitas Data Statistik Sektoral, Pemkab Lobar dan BPS NTB Tanda Tangani MoU

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Jum’at 15 November 2019 – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menandatangani MoU yang isinya membangun kualitas data statistik sektoral menuju Satu Data Indonesia. Penandatanganan dilakukan usai gelaran rapat koordinasi antara BPS NTB dengan Perangkat Daerah Lobar di Kantor Bupati Lobar, Jum’at (15/11).

Rapat koordinasi ini dilakukan dengan keluarnya Peraturan Presiden (Perpres) nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia. Tujuan Perpres tersebut untuk memperoleh data yang akurat, mutakhir, dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, keberadaan satu data Indonesia juga agar mudah diakses antarinstansi pemerintah pusat dan instansi pemerintah daerah.

Di level nasional, data menjadi milik masing-masing kementerian/lembaga, sehingga menjadi sulit untuk disatukan datanya. Hal itu disampaikan Kepala BPS Provinsi NTB Suntono usai penandatanganan.

“Ketika keluar Perpres nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia melalui portal Satu Data Indonesia, setiap web yang ada di kementerian atau lembaga itu bisa kita buat agar bisa komunikasi antar sistem. Kalau data kita sudah akurat dan dapat dipertanggung jawabkan serta mudah diakses kemudian dibagi antar instansi pusat, dan daerah,” katanya.

Menurut Suntono, proyek Satu Data Indonesia tujuannya adalah agar di tingkat atas itu interoperabilitas datanya jalan, tetapi secara simultan memperbaiki prosesnya dari bawah sehingga menghasilkan data yang akurat dan berkualitas.

Pentingnya kualitas data itu tidak bisa datangnya begitu saja tanpa memberikan edukasi, pendampingan, dan pembinaan terkait dengan penyelenggara statistik di sektor yang ada di daerah.

“Untuk kali ini kami mengambil sampel di tiga kabupaten/kota, Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat dan Kota Bima. Saya sudah coba jajaki ternyata di tiga kabupaten/kota ini menjadi lotus proyek dan memiliki spirit di atas rata-rata dibanding kabupaten/kota yang lain,” terangnya.

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sendiri mendukung kebijakan satu data Indonesia untuk mendapatkan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Bupati H. Fauzan Khalid berharap dengan adanya satu data tidak akan ada lagi sajian data yang berbeda-beda seperti dulu.

“Saya berterima kasih kepada BPS Provinsi NTB yang telah memilih Kabupaten Lombok Barat sebagai objek dari proyek perubahan data sehingga data yang akurat sangat penting,” kata bupati.

Menurut Fauzan, semua permasalahan yang ada di daerah basisnya adalah pada data, seperti data masyarakat penerima Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Masyarakat kita ribut-ribut di lapangan itu adalah masalah persoalan data yang salah,” akunya.

Lanjut Fauzan menceritakan, waktu Pemilu tahun 2004 lalu, data itu diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) murni dan tidak ada keterlibatan lembaga lain di luar KPU. Tapi kemudian karena KPU memiliki keterbatasan, maka KPU kerja sama dengan BPS didalam bekerja untuk membantu menghasilkan data yang akurat.

“Mudahan kedepan proyek perubahan yang dilakukan oleh BPS Provinsi NTB dan semua Perangkat Daerah juga harus konsisten untuk interoperabilitas data menuju satu data untuk Lombok Barat,” harapnya.

Buat Aplikasi, Dokter Sekotong Terima Penghargaan dari Menteri

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Kamis 14 November 2019 – Sebanyak 140 orang tenaga kesehatan teladan puskesmas se-Indonesia menerima penghargaan dari Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto, Selasa (12/11) lalu di Jakarta. Pemberian penghargaan Tenaga Kesehatan Teladan di Puskesmas Tingkat Nasional tahun 2019 ini merupakan bentuk apresiasi bagi para tenaga kesehatan atas pengabdian dan kerja kerasnya.

Salah satu putra terbaik Lombok Barat, dr. Sapto Sutardi berhasil meraih penghargaan tingkat nasional itu. Dokter umum yang bertugas di UPT BLUD Puskesmas Sekotong sejak 2017 itu mendapat juara 1 (satu) Inovasi Pelayanan Kesehatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Di tingkat Nasional.

Dokter kelahiran Gerung ini membuat inovasi berupa aplikasi yang dinamakan “dr. Sapto Anthro”. Aplikasi berbasis android ini memiliki fungsi untuk menilai status gizi dengan cepat, tepat, dan akurat (usia 0-19 tahun). Aplikasi ini mengacu pada WHO Child Growth Standards dengan metode LMS.

Aplikasi ini sebenarnya merupakan pengembangan dari aplikasi yang dibuatnya saat masih berstatus mahasiswa di Fakultas Kedokteran Unram. Selanjutnya dikembangkan untuk menjaring kasus gizi buruk terutama untuk kaitannya dengan kasus stunting.

Pengujian aplikasi ini sebelumnya telah dilakukan kepada petugas gizi dan ibu rumah tangga. Pengujian objektif menunjukkan, petugas jika menggunakan aplikasi ini, 7 kali lebih cepat, dan kesalahan perhitungan 0%. Dengan menggunakan aplikasi ini terjadi peningkatan temuan kasus gizi buruk dua kali lipat dari tahun sebelumnya melalui pelibatan masyarakat dengan aplikasi, dan meningkatkan dua kali lipat kecepatan perbaikan gizi oleh dokter dan petugas gizi. Karena masyarakat dapat terlibat langsung dalam screening awal kasus stuting atau gizi kurang dan gizi buruk.

“Saya sangat senang karena bisa memberikan yang terbaik kepada Provinsi Nusa Tenggara Barat khususnya Kabupaten Lombok Barat dalam menurunkan angka stunting dan gizi buruk. Semoga kedepannya aplikasi ini bukan hanya dikembangkan di Kabupaten Lombok Barat saja, tapi dapat digunakan secara nasional,” ungkapnya saat dihubungi via WhatsApp beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat H. Rachman Sahan Putra saat ditemui pagi tadi (14/11) mengaku bangga dengan prestasi yang diukir dr. Sapto.

“Pada prinsipnya kita sangat mendukung implementasi software dr. Saptoanthro ini dalam rangka mempermudah penentuan status gizi balita. Namun demikian perlu ada pengkajian empiris lebih lanjut tentang validitas hasilnya dan ada langkah-langkah pembelajaran kepada masyarakat tentang penggunaan software tersebut,” kata Rachman.

“Sedangkan terkait dengan harapan dr. Sapto utk diangkat jadi PNS, kita sangat mendukung dan berupaya untuk memperjuangkannya. Apalagi dr. Sapto telah menjadi aset daerah yang telah menunjukkan prestasi luar biasa. Namun demikian tetap harus melalui proses rekrutmen PNS sesuai ketentuan yang berlaku,” sambungnya.

 

Yuk Intip Produksi Gula Aren Tradisional Pusuk

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Kamis 14 November 2019 – Bagi anda atau keluarga yang ingin berwisata ke Kabupaten Lombok Barat (Lobar), tak ada salahnya mengunjungi wisata Desa Pusuk Lestari dengan potensi alam yang dimiliki. Seperti diketahui gula aren Pusuk Lestari merupakan salah satu produk hasil perkebunan masyarakat yang diolah masih dengan secara tradisional sehingga menghasilkan pemanis alami dan pemekatan nira aren (enau).

H. Samsuddin (38) salah satu pengrajin gula aren saat dikunjungi tim Humas Lombok Barat di Dusun Kedongdong Atas, Rabu (13/11) kemarin, berkenan menerima kedatangan kami untuk melihat langsung proses produksi gula aren tersebut. Mulai dari pergi menyadep hingga jadi gula aren. Untuk sampai ke lokasi produksi, kami menempuh jarak kurang lebih tiga kilometer dari jalan raya melewati jalan rabat yang cukup terjal.

“Pertama-tama, sebelum mengambil air dari pohon aren (enau) selama dua minggu atau bahkan sampai sebulan dilakukan proses pemukulan. Setelah dipukul, dilanjutkan dengan dipotong lengan bunga aren, didiamkan minimal selama dua hari. Hal itu kita lakukan untuk melihat apakah air pohon aren (enau) itu banyak atau tidak,” ceritanya.

Untuk mengambil air aren ia menggunakan jerigen atau bisa juga menggunakan wadah yang terbuat dari bambu. Setiap harinya Samsuddin biasanya berangkat sekitar pukul delapan pagi dan sore hari sekitar jam empat sore untuk mengambil air aren (nyadep).

“Saya nyadep setiap hari di delapan pohon aren dengan menghasilkan 30 liter perhari dan diolah menjadi gula aren mendapatkan empat bongkah gula aren dengan varian harga antara 25 sampai 35 ribu sehingga menghasilkan kisaran 280-300 ribu perhari,” akunya.

Selain beberapa rangkaian proses nyadep tersebut, ia juga menceritakan bahwa ada beberapa yang tidak boleh dilanggar oleh para petani aren.

“Ada mitos yang beredar di masyarakat bagi para petani yang mengambil air aren (nyadep), maka tidak boleh berbicara yang kotor dan bagi perempuan yang sedang menstruasi juga tidak boleh ikut serta dalam proses pengolahan air aren ini. Seorang petani aren juga tidak boleh pelit ketika orang lain meminta hasil sadepannya. Jika mitos ini dilanggar maka, air aren akan cepat mengering,” cerita Samsuddin

Usai mengambil air aren, dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan alat penyaring dan kadang menggunakan kain. Proses terakhir pemasakan dilakukan dalam wajan yang besar dengan menggunakan tungku tanah dan kayu bakar. Selama proses pemasakan adonan gula aren terus diaduk selama enam jam. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalamnya.

“Setelah kita masak di wajan besar, kemudian dimasukan ke dalam cetakan sehingga jadilah gula aren atau gula batok yang manis,” terangnya.

Samsuddin sendiri merupakan salah satu anggota kelompok petani aren ‘Jaya Berkah’. Selain kelompok petani Jaya Berkah, dua kelompok lainnya di Dusun Kedondong Atas yakni Karya Berkah, dan Maju Bersama diakomodir kelompok Karya Mandiri untuk memaksimalkan produksinya.

“Saya juga berterima kasih kepada kelompok Karya Mandiri yang telah membantu dalam memasarkan gula aren kami,” ucapnya.

Sementara Itu Owner Karya Mandiri Muhammad Rizani menuturkan, permintaan gula aren sangat banyak baik di dalam maupun di luar daerah. Bahkan hari ini juga sudah mengirim sampel varian olahan gula aren ke Brazil.

“Saat ini kita berada di Dusun Kedongdong Atas, dimana kita dari Karya Mandiri membina para petani aren di sini. Karena kapasitas produksi kami yang ada di Karya Mandiri sangat terbatas per bulannya hanya 400 kilogram, kemudian banyak permintaan maka kita melakukan pengembangan kepada para petani melalui pembinaan dan pelatihan sesuai dengan standarisasi yang laku dipasaran,” terangnya.

Lanjut dikatakan Rizani, setelah dibina maka tercetuslah beberapa Usaha Kecil Menengah (UKM) terutama di Dusun Kedongdong Atas ada tiga kelompok termasuk Kelompok Jaya Berkah.

“Masyarakat kita di Desa Pusuk Lestari sekitar 90 persen pekerjaan sehari-harinya sebagai petani penyadep air nira ini,” terangnya.

Rizani berharap kedepan bagaimana pemerintah lebih memperhatikan terutama Desa Pusuk Lestari yang potensi arennya yang luar biasa sangat banyak.

“Kemarin sudah kita data, dari luas wilayah Desa Pusuk Lestari 674 Hektar dan paling banyak potensi alamnya adalah pohon aren sekitar 30 ribu pohon aren dan yang produktif 6-7 ribu dengan penghasilan para petani rata-rata 5 liter perhari,” tutupnya.

1 207 208 209 210 211 429