LOMBOK BARAT JADI PILOT PROJECT YES I DO

Giri Menang, Jum’at 16 November 2018 – Perhatian terhadap pembangunan di desa tidak saja menjadi kewajiban pemerintah secara internal, bahkan negara luar pun turut berkiprah memberikan dukungan.

Salah satu lembaga non pemerintah yang menamakan diri Yes I Do Indonesia turut berkiprah memberikan bantuan berupa advokasi untuk perlindungan anak dan perempuan itu.

Untuk Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Yes I Do secara khusus akan menjadikan empat desa sebagai sasaran utama. Desa tersebut adalah Jagaraga Indah Kecamatan Kediri, Desa Lembar Selatan di Kecamatan Lembar, Desa Sekotong Timur Kecamatan Lembar dan Desa Kediri Kecamatan Kediri.

Mereka menanggap empat desa tersebut cukup berpotensi untuk menjadi sasaran program mereka untuk mengentaskan persoalan eksploitasi anak dan perempuan.

Direktur Program Plan International Indonesia yang merupakan salah satu aliansi Yes I Do, Magdalena menjelaskan, pihaknya tidak sendiri, melainkan juga membawa dua anggota aliansi lainnya, yaitu Chelsea Aufaerhajde dari Belanda dan Samira Al-Zwairi dengan posisi sebagai Monitoring dan Evaluation Officer untuk Plan International. Mereka menemui Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid di kantornya, Jum’at (16/11).

Sebagai bukti kiprah mereka di Lobar, Magdalena juga menghadirkan sejumlah pengusaha home industry asal Lobar.

Mereka turut berkiprah dalam membantu usaha industri kaum hawa, khususnya di Dusun Bun Bleng Desa Sekotong Timur Lembar.

Di dusun itu, perempuan penganggur dan anak-anak terlantar akan diberdayakan menjadi orang yang memiliki skill sehingga mampu mandiri secara ekonomi.

“Ini saya bawa contoh sirup jambu mete, merupakan hasil home industri di Dusun Bun Bleng,” kata seorang ibu.

Secara formal, Yes I Do Indonesia akan fokus pada 4 desa bersangkutan. Di empat desa ini mereka akan berkiprah menangani kasus perkawinan usia dini, konseling dan perlindungan terhadap perempuan dan anak yang mengalami kekerasan serta trafficking atau perdagangan anak.

Di tempat yang sama Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid sangat mengapresiasi program mereka.

Pemerintah Daerah sendiri dalam rangka menangani kasus perlindungan perempuan, sudah memiliki program Gerakan Anti Merariq Kodeq (Gamaq), kata Bupati.

Program itu diinisiasi oleh Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Lobar.

“Saya berterima kasih kalau ada lembaga in formal maupun non formal yang turut berkiprah, membantu saudara saudara perempuan dan anak anak kita di desa,” ucap bupati yang didampingi Kepala DP2KBP3A Ramdan Hariyanto dan jajarannya.

“Tahun depan, kita akan perkuat program Yes I Do ini dengan mendorong adanya Rancangan Peraturan Daerah tentang Pencegahan Pernikahan Usia Dini dan Perlindungan kepada Anak,” tambah Fauzan.

Dengan Raperda itu harap Fauzan, akan semakin menekan pernikahan dini sehingga Gamaq akan menjadi semakin implementatif dan kuat secara hukum.

Di Lombok Barat, tercatat di tahun 2015 memiliki angka perkawinan di bawah usia 20 tahun mencapai 56,7 persen. Setelah adanya Gamaq, angka tersebut telah mampu diturunkan menjadi 22 persen.

“Artinya, kita mampu menekan perkawinan bawah umur lebih dari 30 persen,” pungkas Fauzan. (LPA/humas)

DORONG KESIAPSIAGAAN, KEMENSOS RI BENTUK RATUSAN KAMPUNG SIAGA BENCANA

Giri Menang, Kamis 15 November 2018 – Indonesia merupakan salah satu negara dengan resiko rawan bencana. Namun tinggal di lokasi rawan bencana bukan berarti kita harus hidup dalam kekhawatiran atau menunggu bencana datang baru bergerak. Tapi kita harus selalu siaga. Untuk mendorong kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana, pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial (Kemensos) RI membentuk suatu wadah penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang dinamakan Kampung Siaga Bencana (KSB).

Tahun ini, Kemensos RI menargetkan membentuk 100 KSB. Tercatat sudah lebih dari 600 KSB terbentuk di 68 lokasi yang tersebar di 34 provinsi se-Indonesia. Di NTB baru terbentuk 18 KSB. Sedangkan di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) sendiri baru terbentuk empat KSB. Di wilayah utara Lobar, yakni Desa Gelangsar di Kecamatan Gunung Sari, wilayah tengah di Desa Suka Makmur Kecamatan Gerung, di wilayah selatan di Desa Sekotong Tengah Kecamatan Sekotong dan di wilayah timur di Desa Gegerung Kecamatan Lingsar.

KSB Desa Gegerung sendiri baru dikukuhkan pagi tadi, Kamis (15/11). Pengukuhan dilakukan di Lapangan Duman Kecamatan Lingsar dan disaksikan oleh Staff Ahli Bupati Bidang Adm Umum dan Kesejahteraan H. Mahyudin, Kasubdit Kesiapsiagaan dan Mitigasi Dirjen Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos RI Tetrie Darwis, Anggota Komisi VIII DPR RI Nanang Samodra, Kepala Dinas Sosial NTB, dan Kepala Dinas Sosial Lobar Hj. Ambaryati.

Dipilihnya Desa Gegerung sebagai KSB lantaran wilayah ini dapat dikatakan sebagai wilayah rawan bencana. Cakupan KSB ini tidak terbatas untuk Desa Gegerung saja, melainkan hingga ke kecamatan. Harapannya, KSB Desa Gegerung dapat membantu desa lain yang berada di kecamatan sekitar jika terjadi bencana.

“Supaya pada saat terjadi bencana masyarakat bisa melakukan pencegahan terlebih dahulu. Tidak perlu menunggu dari kabupaten ataupun provinsi. Jadi di kampung siaga bencana itu sudah ada yang dilatih evakuasi, pembangunan selters, dan juga ada yang dilatih untuk menyiapkan dapur umum,” terang Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Lobar, Baiq Aprina Rohmawiyanti.

Di Kampung Siaga Bencana sendiri ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, warga Kampung Siaga Bencana harus memiliki mental yang tangguh menghadapi bencana. Yang kedua adalah solidaritas atau kekompakan. Sebab bencana tidak akan pernah bisa dihadapi secara perorangan, melainkan semua komponen masyarakat mulai dari remaja, hingga manula harus siaga bahu membahu.

Selanjutnya, warga Kampung Siaga Bencana harus memiliki kepekaan dan kemampuan mendeteksi awal dalam membaca gejala-gejala alam sehingga lebih bisa mengantisipasi. Warga kampung siaga bencana juga harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang bisa meminimalisir dampak bencana.

Agar terbiasa, warga kampung siaga bencana juga harus rajin melakukan latihan kesiagaannya. Kemauan dan kesungguhan dalam memogram latihan penting menjadi agenda warga. Di samping kesiapan warga, peran aktif pemda sangat penting. Pimpinan daerah seperti bupati/walikota didorong untuk menjadi Pembina Taruna Siaga Bencana (Tagana) agar dapat menjadi pelopor dan mengajak masyarakat peduli bencana.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial no. 128 tahun 2011, KSB merupakan salah satu upaya penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Melalui KSB ini masyarakat diberikan pemahaman dan kesadaran tentang bahaya dan risiko bencana. Selain itu juga akan dibentuk jejaring siaga bencana berbasis masyarakat dan memperkuat interaksi sosial anggota masyarakat. Kemudian mengorganisasikan masyarakat terlatih untuk siaga bencana, serta mengoptimalkan potensi dan sumber daya yang ada untuk penanggulangan bencana.

“Pembentukan kampung siaga bencana ini semata- mata untuk mengakomodasi aspirasi kebutuhan masyarakat. Jadi ini memang datang dari masyarakat, di tempat kami ingin ada kampung siaga bencana,” kata Kasubdit Kesiapsiagaan dan Mitigasi Dirjen Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos RI Tetrie Darwis usai acara pengukuhan.

Dalam pelaksanaannya, pihak Kemensos selalu mengacu kepada BNPB selaku koordinator penanggulangan bencana dimana issu pengurangan resiko bencana dan kesiapsiagaan mitigasi harus semakin diperkuat.

“Saya pikir kesiapan masyarakat dalam pembentukan desa siaga bencana di Desa Gegerung ini luar bisa. Jadi, respon dan antusiasme masyarakat sangat tinggi. Sangat membanggakan bagi kami dan mudah-mudahan ini bisa dibuktikan oleh desa-desa yang lain serta kecamatan yang ada di wilayah Lombok Barat ini untuk semakin siaga. Dan tidak mustahil pada suatu waktu nanti Kabupaten Lombok Barat bisa menjadi Kabupaten Siaga Bencana dan tidak hanya kampung siaga saja,” ungkapnya. (Humas Lobar)

LOMBOK BARAT SIMULASIKAN PENANGGULANGAN BENCANA

Giri Menang, Kamis 15 November 2018 – Bertempat di Lapangan Duman Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Kementerian Sosial RI selenggarakan simulasi pengurangan resiko bencana, Kamis (15/11).

Melibatkan lebih dari 75 orang Taruna Siaga Bencana (Tagana) Lobar, simulasi tersebut berlangsung ramai, meriah, dan rapi. Tidak hanya Tagana, nampak ratusan anak-anak sekolah sangat antusias menjalankan peran sebagai korban. Demikian halnya dengan lebih dari 200-an masyarakat desa pun terlibat langsung sebagai para pengungsi dalam skenario yang disimulasikan tersebut.

Kepala Subdit Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana Kemensos RI, Tetrie Darwis mengatakan bahwa simulasi itu bertujuan untuk menguatkan masyarakat dalam menghadapi bencana.

“Paradigma hari ini adalah community disaster based management dan pengurangan resiko bencana. Untuk itu simulasi ini menjadi bagian dari kesiapsiagaan dan mitigasi terhadap bencana yang datang,” ujar Tetrie sesaat sebelum simulasi itu diselenggarakan.

Dalam simulasi tersebut, para Tagana mempraktikkan kesiagaan dan bagaimana memobilisasi masyarakat saat bencana. Di samping mempraktikkan upaya penyelamatan, pengungsian, dapur umum, namun juga diikuti dengan simulasi layanan psiko sosial.

Para Tagana dan masyarakat yang membagi peran dalam simulasi tersebut semakin antusias menjalankan peran masing-masing karena disaksikan langsung oleh penonton. Nampak hadir anggota Komisi 8 DPR RI Nanang Samudera, Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB Ahsanul Khalik, Staff Ahli Bupati Lobar Mahyudin, Kepala Dinas Sosial Lobar Hj. Ambaryati, dan beberapa pejabat Kemensos RI lainnya.

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Lobar, Baiq Aprina Rohmawiyanti menegaskan tujuan utama dari simulasi ini.

“Pada saat terjadi bencana, masyarakat bisa melakukan pencegahan terlebih dahulu, tidak perlu menunggu dari Kabupaten atau Provinsi,” ujar Baiq Apriani Rohmawiyanti.
Selain simulasi, Yanti, panggilan akrabnya juga memastikan tujuan lain kegiatan simulasi ini.

“Kita juga membentuk Kampung Desa Siaga Bencana (KSB). Kita menunjuk Desa Gegerung Kecamatan Lingsar karena rawan terhadap bencana,” ujar Yanti.

Di Lobar, tambah Yanti, sudah ada empat Kampung Siaga Bencana, yaitu Desa Gelangsar, Desa Sekotong, Desa Suka Makmur, dan Desa Gegerung. Desa-desa ini diharapkan mampu mandiri dalam pencegahan dan pengurangan resiko bencana di wilayahnya masing-masing serta mampu membantu wilayah lainnya.

BARU EMPAT DESA SIAGA BENCANA DI LOMBOK BARAT

Giri Menang, Kamis 15 November 2018 – Dalam rangka penanganan para korban serta mengurangi resiko bencana di wilayah Kabupaten Lombok Barat (Lobar), perlu memperluas partisipasi masyarakat untuk terlibat secara langsung.

Hal tersebut disampaikan Staf Ahli Bupati Lobar Bidang Adm dan Kesejahteraan, H. Mahyudin saat mengukuhkan pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) Desa Gegerung Kecamatan Lingsar di Lapangan Duman Lingsar, Kamis (15/11).

“Saya merasa bangga karena Desa Gegerung telah ditetapkan sebagai Kampung Siaga Bencana (KSB) yang ke-4, setelah Desa Sekotong di Kecamatan Sekotong, Desa Suka Makmur di Kecamatan Gerung dan Desa Gelangsar di Kecamatan Gunung Sari,” katanya.

Mahyudin menambahkan KSB ini merupakan wadah formal penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang berada di tingkat Desa dan Kecamatan yang tujuan utamanya adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana melalui potensi sumber yang ada di lingkungan setempat.

“Hal ini untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat kita tentang kerawanan dan ancaman bencana sehingga perlu dibentuk jejaring kerja yang berkaitan dengan kesiap siagaan dengan mengorganisir potensi masyarakat agar terlatih dalam menanggulangi bencana,” terangnya.

Sementara itu Kasubdit Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana Kemensos RI, Tetrie Darwis menyampaikan ditetapkannya Desa Gegerung sebagai KSB karena wilayah tersebut masuk dalam Indeks Resiko Bencana (IRB) yang tinggi.

“Sebanyak 60 orang dari unsur masyarakat harus terampil dalam melaksanakan perlindungan sosial untuk korban bencana alam,” harapnya.

Bagi Tetrie, KSB juga berperan dalam memperkuat hubungan sosial antara anggota masyarakat.

Di tempat yang sama, Anggota Komisi VIII DPR RI Nanang Samodra mengatakan dengan adanya KSB ini diharapkan bisa cepat dan sigap dalam upaya perlindungan bagi korban bencana.

Kegiatan seperti ini, menurut Nanang, semestinya tidak hanya dilakukan di Desa Gegerung saja, tetapi bisa dikembangkan di wilayah-wilayah lain yang rentan terdampak bencana.

“Dalam upaya proses penanggulangan bencana pada tahap pra-bencana menjadi sangat penting yakni melalui kegiatan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana,” pungkasnya.

Di Lobar sendiri, dari 119 Desa dan 3 Kelurahan, baru empat desa yang telah ditetapkan sebagai KSB. jumlah itu tidak sebanding dengan potensi bencana yang ada. Lobar diketahui memiliki tingkat kerawanan bencana yang tidak kecil. Banjir, longsor, dan kemarau adalah jenis bencana alam yang selalu datang setiap tahun di beberapa wilayah yang ada di Lobar.

TINJAU LOKASI LONGSOR, FAUZAN INSTRUKSIKAN KADIS PU TURUNKAN ALAT BERAT

Giri Menang, Kamis 15 November 2018 – Dalam dua pekan terakhir wilayah Lombok Barat terus diguyur hujan dengan intensitas yang sangat tinggi. Curah hujan yang deras dan cukup lama pada hari Selasa lalu (13/11) menyebabkan longsor di Dusun Tato Timur, Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat. Akibatnya tiga rumah warga rusak diterjang longsor.

Esok paginya, Rabu (14/11) Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid didampingi Kepala Dinas PUPR I Made Artadana dan Plt Camat Batulayar H. Mahyudin langsung meninjau lokasi longsor. Dari diskusi di lokasi bupati langsung mengintruksikan Kadis PUPR Made Artadana segera menurunkan alat berat untuk membersihkan tanah akibat longsor. Dinas PU juga akan menurunkan tim untuk membuat parit-parit sementara.

Di Lombok Barat sendiri ada enam kecamatan yang rentan terjadi longsor dan banjir, yakni Kecamatan Gunung Sari, Batulayar, Lingsar, Narmada, Sekotong dan Lembar. Bupati meminta warga tetap waspada, terutama warga yang berada di sekitar lereng karena ancaman longsor sewaktu-waktu bisa terjadi.

Sejauh ini Pemkab Lombok Barat melalui BPBD Lombok Barat juga telah memberikan bantuan sementara seperti sembako, pakaian, selimut dan terpal untuk membangun tenda sementara.

“Untuk antisipasi agar warga sementara secara bergotong royong membuat saluran-saluran air sementara sebelum pemerintah melakukan penanganan tuntas secara bertahap,” kata bupati.

Salah seorang warga menuturkan longsor tersebut terjadi sekitar pukul empat sore. “Hujan lebat dan air hujan tersebut mengalir deras dari atas, sehingga tanah lereng sekitar pemukiman warga mengalami retak dan mengakibatkan longsor. Saat saya lihat air dari atas, saya merasa ketakutan,” terangnya. (nang/humas)

LOMBOK BARAT KEMBALI GELAR SENGGIGI SUNSET JAZZ

Giri Menang, Rabu 14 November 2018 – Setelah akhir Oktober lalu sukses menggelar Mekaki Marathon, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) akan kembali menggelar event yang berskala nasional.

Mengikuti suksesnya di tahun lalu, Lobar akan kembali menghadirkan Senggigi Sunset Jazz 2018.

“Kita ingin terus membangun semangat dan komitmen untuk bangkit kembali,” ujar Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid beberapa waktu lalu di Senggigi sambil menjanjikan akan menggelar lagi festival musik bergenre jazz.

Dengan menggandeng sebuah event organizer ibu kota, Archipelogoes Strategic Solutions (Archiss), Pemkab Lobar akan mendapat dukungan penuh dari Bank Mandiri sehingga diberi tajuk “Mandiri Senggigi Sunset Jazz 2018”.

“Mandiri Senggigi Sunset Jazz 2018 menjadi undangan terbuka buat semua pihak. Di samping sebagai ungkapan suka cita dan terima kasih atas perhatian, bantuan, dan kebersamaan saat bencana, pagelaran ini juga menjadi kabar bahwa Lombok Barat sudah bangkit. Kami mengajak semua pihak untuk kembali menghidupkan kegembiraan dan keindahan berwisata di Lombok Barat, khususnya Senggigi,” ujar Fauzan panjang lebar.

Fauzan menjanjikan konser tersebut akan lebih bermakna dari tahun sebelumnya.

“Ini akan menjadi trauma healing buat warga Lombok Barat sekaligus mengabarkan bahwa Senggigi tidak apa-apa. Senggigi tetap siap dikunjungi,” pungkas Fauzan.

Menurut informasi yang dirilis pihak organizer, Mandiri Senggigi Sunset Jazz 2018 akan diselenggarakan di area pantai Senggigi.

Seperti tahun sebelumnya, gelaran musik ini tetap menawarkan perpaduan harmoni keindahan alam dan musik berkualitas yang dipersembahkan kepada pelancong dan warga setempat.

Ditemani debur ombak, pasir pantai serta beratapkan indahnya cakrawala senja saat matahari terbenam sampai tengah malam tanggal 9 Desember nanti, gelaran tahun ini akan semakin mempesona dengan deretan artis papan atas negeri ini.

Brigitta, RAN, Indra Lesmana dan Eva Celia, Vina Panduwinata, Andien, dan Pusakata dikabarkan akan mengisi panggung untuk menghibur para penonton. (Humas Lobar)

BAZNAS DUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DI LOMBOK BARAT

Giri Menang, Rabu 14 November 2018 – Semangat masyarakat menggeliatkan roda ekonomi pasca bencana gempa bumi semakin terasa. Khususnya di kawasan Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat, denyutnya terasa walau di area pasar darurat.

Lebih dari 500 pedagang terpaksa beralih dari pasar lama yang permanen namun rusak ke pasar darurat, sekitar 300-an meter dari tempat semula.

Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah (Baznas) Pusat yang berinisiatif mendorong hal tersebut. Setelah di tahap awal membangunkan lapak darurat untuk 100 pedagang, kini Baznas pun menambah lagi dengan sekitar 75 lapak lagi. Sisanya dibangun secara mandiri oleh para pedagang dan sebagian lainnya dibantu Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lombok Barat (Lobar) yang menyediakan lebih dari 25 tenda.

“Kita sangat berterima kasih atas apa yang dilakukan oleh Baznas Pusat. Walau darurat, minimal sudah ada pasar,” ujar Kepala Disperindag Lobar, Agus Gunawan.

Ia mengaku, walau kondisi pasar darurat tersebut masih memprihatinkan, para pedagang sudah bisa beraktivitas dengan penuh rasa aman.

Saat ini, aku Agus, pasar tersebut masih perlu ditata agar lebih rapi dan tidak banjir akibat hujan yang sudah turun dua minggu terakhir.

Direktur Micro Finance Baznas Pusat, Noor Aziz mengaku pihaknya masih berkomitmen untuk terus mendukung kondisi pasar tersebut.

Ia mengaku untuk mengantisipasi banjir, pihaknya telah melakukan pengurugan lebih dari 100 dum truck tanah di beberapa titik lokasi agar genangan air tidak mengganggu aktivitas ekonomi.

“Tapi itu pun belum cukup. Kita masih perlu sentuhan ekstra saat musim hujan ini,” ujar Aziz.

Aziz menambahkan, selain masalah genangan air, pihaknya pun telah membantu peningkatan akses jalan menuju area pasar darurat.

“Saat ini pun kita sedang bangun jembatan agar akses menuju pasar bisa lebih mudah,” tambahnya.

Bagi Aziz, jembatan tersebut jauh lebih mereka prioritaskan walaupun menurutnya, suplay listrik dan sarana sanitasi juga sangat mendesak.

“Mudah-mudahan untuk listrik dan sanitasi, Pemda bisa menyiapkan untuk warga di pasar itu,” harap Aziz.

Selain pasar darurat, Baznas Pusat pun saat ini sudah menyiapkan program permodalan untuk usaha kecil.

“Kita sudah siapkan gulirkan program micro finance untuk membantu aspek modal,” ujar Aziz.

Dengan jumlah pinjaman antara 3-5 juta per orang yang bisa digulirkan, Aziz berharap mampu mengurangi ketergantungan para pedagang terhadap rentenir.

“Kami berharap proses peminjamannya maksimal setahun agar bisa digulirkan terus ke penerima yang lain,” terang alumni UIN Sunan Kalijaga itu.

Menurut Aziz, micro finance yang digulirkannya berbasis pada skema infaq dan shadaqah. Skema itu menurutnya membuat siapapun yang menerima manfaat merasa berkewajiban juga untuk membantu orang lain.

Paling sedikit 650 juta disiapkan untuk membantu kesulitan modal bagi pelaku usaha kecil di daerah terdampak gempa.

Menurut Aziz, anggaran tersebut hanya permulaan saja karena pihaknya akan terus melakukan evaluasi program.

“Selain itu, kami juga sedang menyiapkan program khusus untuk pesantren memandirikan perekonomian masyarakat dan para santrinya,” tambah Aziz.

SantriPreneurship akan digulirkan Baznas Pusat dengan menggandeng pesantren yang ingin mengembangkan sektor ekonomi.

“Mudah-mudahan program itu bisa tahun ini. Agar pesantren juga berperan dalam membangun sektor ekonomi,” pungkas Aziz. (Humas Lobar)

Tim LPSE Lobar Sosialisasikan SIRUP Baru

Gerung, 13 November 2018 – Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Kabupaten Lombok Barat melalui Bidang E-Government melakukan sosialisasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) versi terbaru di Aula E-Goverment, Selasa (13/11/2018). Sosialisasi itu dilakukan sehubungan dengan pemberlakuan Peraturan Presiden (Perpres) No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

SIRUP versi baru ini strukturnya lebih sederhana, menghasilkan barang/jasa yang tepat baik kualitas, kuantitasnya serta waktu dan biaya yang tersedia. Dalam Perpres 16 Tahun 2018 tersebut diutamakan produk dalam negeri.

SIRUP terbaru (versi 2.3) terdapat tambahan fitur yaitu user Admin PPK. Kemudian Admin PPK sendiri juga dapat membentuk Admin Rencana Umum Pengadaan (RUP) yang bertugas membantu pelaksanaan PPK, bila dirasakan pekerjaan terlalu banyak.

Demikian dikemukan Kepala Seksi Tata Kelola pada Bidang E-government Diskominfotik Lombok Barat selaku Sekretaris LPSE Muhammad Dawam Muzakki, S.Kom ketika menyampaikan paparannya dihadapan puluhan peserta yang terdiri dari Admin SIRUP Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se Kabupaten Lombok Barat.

“Sistim ini memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pengumuman RUP, apalagi sistim tersebut medukung Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan pelatihan singkat dan praktik Tata cara Penggunaan Aplikasi SIRUP versi 2.3 yang dipandu Admin LPSE Kabupaten Lombok Barat, Rohmad Zainuri, A.Md. Menurut Zaenuri, Admin PPK wajib login terlebih dahulu melalui LPSE Lombok Barat dan masuk ke aplikasi SIRUP untuk mengisi data PPK yang nantinya akan diverifikasi oleh Admin SIRUP. Setelah diverifikasi, Admin SIRUP dapat mendelegasikan paket pengadaan kepada masing-masing PPK di OPD bersangkutan. KIM Gerbang Gerung/Angge/L. Ivan Rasidin).

BUPATI BUKA PELATIHAN IMAM DAN KHATIB

Giri Menang, Senin 12 Novembe 2018 – Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid membuka acara Pelatihan Imam dan Khatib tahun 2018. Kegiatan ini diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lobar bertempat di Aula Kantor Kemenag Lobar, Senin (12/11).

Ketua MUI Lobar, TGH. Abdullah Mustafa menjelaskan, saat ini masih banyak pesan dalam khotib yang tidak tersampaikan kepada jamaah. Apalagi yang berkhotbah pakai bahasa Arab, terkadang yang khatib maupun jamaah sama-sama tidak mengerti isi khutbah yang disampaikan.

“Untuk itu perlu terus ditingkatkan kapasitas imam dan khatib,” ujarnya di hadapan para peserta yang berjumlah 100 orang ini.

Meski demikian, ia bersyukur saat ini sudah banyak generasi muda yang sudah sekolah dan ikut aktif dalam kegiatan jum’atan.

“Syukurlah banyak generasi muda yang selama ini kurang ambil bagian dalam aktivitas jum’atan, sekarang sudah mulai aktif. Terutama yang sudah sekolah di madrasah,” jelasnya.

Terkait pelatihan imam dan khatib ini, Bupati Fauzan Khalid minta agar ke depannya kegiatan ini memakai sistem zonase. Hal ini dimaksudkan agar semakin banyak da’i yang bisa ikut pelatihan ini.

“Para da’i kita sangat banyak. Kedepannya hendaknya pakai zonase. Kalau bisa dibagi 3, Utara, tengah dan selatan,” pintanya.

Kepada para peserta, bupati juga berpesan agar dalam berkhutbah, sang khatib mengisinya dengan materi yang sesuai dengan konteks kekinian. Termasuk juga bahasa yang dipakai khatib hendaknya menyesuaikan dengan tingkat intelektual masyarakat.

“Khotbah di kampung jangan banyak pakai istilah bahasa Inggris dan Arab. Orang Ndak ngerti. Jadi, sesuaikan dengan kondisi,” ujarnya.

Masih terkait materi khutbah, bupati minta agar salah satu materinya berupa bahaya hoax. Materi ini menurutnya sangat penting agar jangan sampai masyarakat terlalu cepat percaya dan jangan ikut jadi bagian hoax. Sebab banyak konflik di masyarakat yang berawal dari hoax.

Ia juga mengingatkan, bahwa hoax di media sosial lebih berbahaya dari sekedar hoax dalam bentuk kata-kata lisan. Kalau sekedar kata-kata mungkin cepat bisa dilupakan. Tapi kalau sudah masuk media sosial, sampai 100 tahun pun akan bisa dibuka.

“Bayangkan bagaimana besar dosanya orang yang memfitnah dan menggibah lewat media sosial. Saya harap tuan guru bisa jadi bagian dalam menghilangkan hoax ini,” pintanya.

Yang tak kalah pentingnya, Fauzan juga mengingatkan para khatib terkait gaya, baik gaya tubuh maupun gaya bicara.

“Ini sangat penting diperhatikan agar jamaah tidak ngantuk,” pungkasnya.

Sekretaris Umum MUI Lobar, Ustad Marliadi, S.Ag, MA menjelaskan, tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kualitas imam dan khatib. Selain itu ditujukan pula guna menyatukan persepsi tentang ke-NKRI-an dalam prinsip kehidupan.

Khatib dan mubaligh, lanjutnya, merupakan sosok yang mencerdaskan umat. Oleh karena itu diharapkan mereka tidak larut dan hanyut dalam euphoria terkait demokrasi akhir-akhir ini.

“Kita tetap berkomitmen menjadikan khatib dan mubaligh sebagai pencerah umat dalam mencintai negara,” katanya.

Kedepannya Marliadi berencana memberikan pelatihan untuk mubalighah juga.
“Saat ini kita sangat minim dai perempuan. Ini juga harus disentuh karena mereka punya komunitas yang besar juga,” kata Marliadi.

Untuk itu ia harapkan support dari Pemkab Lobar. Bahkan tidak hanya itu, ia juga berharap MUI harus ada di semua kegiatan Pemkab.
Misalnya di sektor pariwisata, karena saat ini ada program wisata halal maka MUI juga harus hadir di sana.

“Begitu pula dengan sektor lainnya seperti kesehatan, kehutanan dan lainnya,” jelas pimpinan Ponpes Tarbiyah Ikhlas Jembatan Kembar Timur ini. (afgan/humas)

GAUNGKAN LOMBOK BANGKIT MELALUI SEPEDA NUSANTARA 2018

Giri Menang, Minggu 11 November 2018 – Rangkaian Sepeda Nusantara 2018 kali ini digulirkan di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi NTB, pada Minggu (11/11). Sekitar 4.000 peserta antusias mengikuti kegiatan yang merupakan program Ayo Olahraga! milik Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) tersebut.

Terpilihnya Kabupaten Lombok Barat mendapat apresiasi tinggi dari Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid. Sebelumnya Lombok Barat juga ditunjuk Kemenpora sebagai daerah singgah Kirab Pemuda Nusantara 2018.

Fauzan berharap melalui banyaknya event yang diselenggarakan di Lombok Barat semakin mempercepat kebangkitan Lombok Barat khususnya di industri pariwisata.

“Alhamdulillah setelah sekian kalinya kita menunjukkan kepada dunia, Lombok Barat-NTB sudah siap bangkit menyongsong masa depan lebih baik pasca gempa beberapa bulan lalu. Sepeda Nusantara menunjukkan masyarakat kita sudah ‘move on’ untuk melihat masa depan yang lebih baik dan lebih cerah. Mudah-mudahan semua usaha kita bisa memasyarakatkan olahraga. Semoga kita juga tetap sehat dan dapat membawa masyarakat ke arah lebih baik,” kata Fauzan.

Setelah event Pesona Senggigi, Mekaki Maratahon dan Sepeda Nusantara, Pemkab Lombok Barat selanjutnya akan menggelar beberapa event besar lagi. Perang Topat yang akan digelar di Pura Lingsar pada 22 November mendatang merupakan salah satu budaya yang menunjukkan toleransi antar umat beragama di Lombok. Perang Topat juga dirangkai dengan berbagai atraksi seperti Presean, Pentas Tari Tradisional dan pertunjukan lainnya.

Sebagai penutup tahun, Pemkab Lobar juga akan menggelar event musik Senggigi Jazz Festival yang akan diisi dengan penampilan musisi nasional dan internasional.

Sementara itu, Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Pemuda Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemepora RI Putu Raka Pariyana mewakili Kemenpora Imam Nahrawi mengaku bangga dengan antusias masyarakat Lombok Barat. Putu Raka mengaku dirinya tidak menyangka animo masyarakat sebesar ini.

“Kemarin saya menghadiri event di Singaraja yang diikuti 2500 orang. Itu juga digabung dengan beberapa event. Di sini lebih luar biasa pesertanya 4000 orang. Selamat atas suksesnya acara ini. Mudahan tahun depan kita sudah anggarkan untuk 150 titik dan Lombok bisa mendapatkan lebih banyak lagi,” ujarnya.

Jarak yang ditempuh dalam Sepeda Nusantara kali ini mencapai 10 kilometer dengan rute yang cukup menantang. Mengambil start dan finish di depan Hotel Montana Senggigi, peserta melewati Pasar Seni Senggigi, kemudian menghadapi menanjak dengan view Pantai Senggigi usai melewati Hotel Sheraton. Peserta kemudian melintasi Pantai Kerandangan dan memutar di depan Hotel Holiday Inn. Hingga finish, semua peserta melalui jalanan yang naik turun.

Tiba di lokasi finish, para peserta kemudian dihibur atraksi Presean dan pembagian door prize dengan hadiah utama sepeda motor. (jw/humas)

1 250 251 252 253 254 425