TERIMA TANAH PEMDA, MASYARAKAT LEGA

Giri Menang, Minggu 11 Februari 2018 – Warga Kecamatan Narmada hari ini pantas merasa bahagia lantaran menerima tanah pemberian Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar). Sebelumnya warga Desa Suranadi sudah mengajukan permohonan untuk menggunakan tanah pemda sebagai Tempat Pemakaman Umum (TPU). Dengan pertimbangan yang matang akhirnya warga kini dapat menerima tanah tersebut langsung dari tangan bupati.

Tanah aset daerah seluas 20 hektar diserahkan langsung oleh Bupati Lobar H. Fauzan Khalid kepada Kepala Desa Suranadi I Wayan Adwisana secara simbolis di Desa Suranadi, Minggu (11/2/2018). Selain itu, bupati juga menyerahkan tanah seluas 10 hektar sebagai lahan pembanguan masjid di Dusun Montong Utara, Desa Selat.

“Saya sebagai bupati pada dasarnya berprinsip kalau ada tanah pemda yang dibutuhkan untuk kepentingan masyarakat itu hakekatnya adalah milik masyarakat Lombok Barat. Misalnya untuk dihunakan sebagai TPU. Karena jika kita hitung dengan jumlah masyarakat yang ada di Lombok Barat ini, maka keberadaan TPU juga harus tersedia lebih banyak dari sekarang ini,” kata bupati saat menyerahkan surat tanah.

Sementara itu, Kepala Desa Suranadi I Nyoman Adwisana mengaku bangga dengan kehadiran bupati di tengah-tengah warganya.

“Saya mewakili Pemerintah Desa dan masyarakat Desa Suranadi mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran bapak bupati. Terlebih lagi dimana permohonan kami telah dipenuhi dan kami merasa sangat berbangga dan berbahagia untuk itu,” ungkap Kades I Nyoman Adwisana.

Turut hadir mendampingi bupati di antaranya Camat Narmada H. Saefudin Farid, anggota DPRD Lobar H. Ahmad, Ketua Parisadha Hindu Darma Kecamatan Narmada I Nengah Gaterawi, Kadus Suranadi Utara Muzakir, Ketua BPD Suranadi, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Suranadi Utara. (and/humas)

GEDUNG BARU HARUS SEMANGAT BARU

Giri Menang, Minggu 11 Februari 2018 – Bertempat di area seluas 45 are, gedung dengan warna dominan putih itu nampak kokoh berdiri.

Berada persis di pinggir jalan bypass BIL dan berjarak dua ratus meter dari batas wilayah, seakan menjadi pengucap selamat datang bagi para tamu yang akan memasuki wilayah Kabupaten Lombok Barat (Lobar).

Gedung megah itu adalah Kantor Camat Kuripan yang penggunaan pertamanya ditandai dengan acara Tasyakkuran dan Launching Gunung Sasak sebagai destinasi wisata. Acara tersebut dihadiri secara langsung oleh Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid beserta seluruh unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD), Sekretaris Daerah, para asisten dan Kepala SKPD, anggota DPRD, serta para Kepala Desa dan Tokoh Masyarakat se-Kecamatan Kuripan, Ahad (11/2).

Dijelaskan oleh Camat Kuripan H. L. Mohammad Hakam, S.STP, pembangunan kantor tersebut menelan biaya total keseluruhannya sekitar Rp. 6,5 milyar.
“3,7 milyar untuk pembebasan lahan, sisanya adalah untuk bangunan,” terangnya.

Lahan seluas 45 are ini sebagian nampak kosong karena baru bangunan induknya saja yang disiapkan oleh Pemerintah Daerah dalam APBD 2017 lalu.

“Sisanya untuk bangunan pendukung, penataan halaman, dan tembok keliling kita usulkan di tahun anggaran ini,” tambah Haji Hakam.

Kantor ini pun sudah mulai dimanfaatkan oleh Hakam dan jajarannya, kecuali untuk pelayanan administrasi kependudukan dan pelayanan terpadu Paten. “Kita masih berkoordinasi dengan Dinas Dukcapil karena terkait dengan peralatan dan jaringan. Untuk sementara (pelayanan itu, red) masih di Kantor lama, ” jelasnya dengan menambahkan bahwa kantor lama Camat Kuripan sedang diusulkan untuk dijadikan Markas Pos Polsek Kuripan sehingga pelayanan ke masyrakat terintegrasi dengan sektor keamanan.

Bupati Lombok Barat Haji Fauzan Khalid saat memberikan sambutan cukup gembira dengan kualitas dan tata ruang Kantor Camat ini. Namun Bupati yang beberapa hari mendatang akan cuti dalam rangka Pilkada Serentak 2018 ini berharap, bahwa gedung yang baru ini menjadi penyemangat bagi jajaran Kecamatan Kuripan memberikan pelayanan terbaik ke masyarakat.

“Gedung ini cuma bungkus. Cuma kulitnya saja. Yang terpenting itu isinya, yaitu pelayanan terbaik ke masyarakat, ” tegas Fauzan sebelum memukul gong sebagai tanda syukur dan launcing Gunung Sasak sebagai destinasi wisata alam dan olah raga.

Keberadaan gedung baru ini disambut gembira, baik oleh staff maupun masyarakat. Terutama karena lokasinya yang sangat tepat sebagai beranda wilayah Lombok Barat dari timur atau bandara udara, juga karena mampu menghidupkan suasana di sekitar wilayah yang sebelumnya sangat sepi itu. Apalagi bagi para pedangang yang berjualan sekitar pinggir jalan baypass BIL, maka keberadaan gedung pelayanan publik di dekatnya memberi gairah ekonomi buat mereka.

“Insya Allah jadi tambah ramai, ” ujar seorang pedagang kopi dan penyedia jasa tambal ban di jalan itu. (Humas Lombok Barat)

PEMKAB SIAP JADIKAN GUNUNG SASAK IKON DI LOBAR

Giri Menang, Minggu 11 Februari 2018 – Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid kembali meresmikan kawasan wisata baru di Lobar. Peresmian Kawasan wisata itu juga dirangkai dengan Tasyakuran peresmian Gedung baru Kantor Camat Kuripan.

Sekitar pukul 9 pagi tadi (11/2), bupati Bersama jajaran menikmati suasana pagi di Gunung Sasak. Selain keindahan alam, Pemkab Lobar menyiapkan beberapa sarana seperti gardu pandang, gazebo (berugaq) dan lapangan tembak. Pemkab Lobar juga menyiapkan jalur sepeda yang bertujuan menyelaraskan wisata desa berbasis budaya dan pariwisata. Berlokasi di Kecamatan Kuripan, kawasan wisata Gunung Sasak digadang-gadang menjadi salah satu ikon wisata di Gumi Patut Patuh Patju.

Di sana juga ada batu besar yang hanya berpijak sekitar kepalan tangan dewasa seakan-akan batu tersebut melayang diatas tanah yang bernama batu kemeras. Batu ini oleh beberpa pihak diyakini memiliki kekuatan mistis yang kuat dan menjadi salah satu daya tarik kawasan ini.

Gunung Sasak merupakan kawasan wisata yang sudah ada sejak era 80-an. Kawasan ini dulunya pernah diresmikan oleh Presiden Soeharto. Hal itu dibuktikan dengan keberadaan prasasti dan bekas landasan heliped. Kawasan wisata ini kemudian menjadi tersisihkan dengan kemajuan zaman. Untuk itu, Pemkab Lobar secara bertahap melakukan pembenahan guna mengembalikan eksistensi daerah tersebut.

“Seiring dengan kemajuan zaman, berbagai kawasan wisata mulai tersisihkan oleh kawasan yang terbarukan dan dekat dengan kota. Bupati sendiri mulai membenahi kawasan pariwisata di Lobar yang dimulai dengan daerah utara seperti Suranadi, di daerah tengah itu di Narmada dan sekarang daerah selatan yaitu Gunung Sasak ini,” kata Kepala Dinas Pariwisata Lobar, Ispan Junaidi.

Sementara itu, Bupati H. Fauzan Khalid mengatakan, keterlibatan seluruh instansi terkait sangat penting dalam proses pembenahan kawasan wisata. Fauzan mencontohkan Camat Kuripan yang menggandeng semua pelaku pariwisata yang bertujuan untuk mengangkat peran wisata budaya dan wisata desa khususnya kawasan Gunung sasak dan sekitarnya.

“Dinas Kehutanan NTB juga sangat berperan aktif dalam pengembangan wisata. Ada beberapa wilayah di Lobar yang hutannya cukup potensi untuk dijadikan sebagai kawasan wisata. Di antaranya Gunung Sasak, Lembah Sempage dan Sesaot,” jelas bupati.

Khusus pemanfaatan lapangan tembak, bupati meminta Camat Kuripan agar kedepannya bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak perekonomian masyarakat.

“Apakah nanti tetap dijadikan lapangan tembak atau dikembangkan untuk kebutuhan wisata Gunung Sasak,” tutupnya. (alok/humas)

FAUZAN : JANGAN SALING FITNAH DAN GHIBAH !

Giri Menang, Jum’at 9 Februari 2018 – Kita harus selalu menjaga hubungan baik dengan sesama manusia dan jangan pernah untuk meninggalkan sholat. Kita melaksanakan ibadah umroh tiap bulan misalnya, tetapi kalau hubungan kita tidak baik dengan sesama manusia, tidak ada artinya ibadah yang kita laksanakan itu.

Hal itu disampaikan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid selaku khatib saat Shalat Jum’at di Masjid Nurul Huda, Dusun Orong Selatan, Desa Gegerung, Kecamatan Lingsar, Jum’at (9/2/2018).

“Melihat perkembangan teknologi saat ini, banyak orang yang dighibahi dan difitnah melalui media sosial misalnya. Janganlah kita saling menjelekkan, saling fitnah dan saling gibbah. Karena kita adalah hamba Allah SWT yang wajib hukumnya kita saling menyayangi dan menjaga kebersamaan serta menjaga daerah agar selalu aman, nyaman dan damai,” katanya.

Seusai Shalat Jum’at, Fauzan kemudian dihampiri masyarakat untuk bercengkrama dan berdialog. Masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai pengrajin kayu gaharu tersebut mengaku kesulitan dengan pemasarannya.

Terkait izin serta pembinaan dalam pengembangan pertumbuhan kayu gaharu, bupati akan berkordinasi dengan Dinas Kehutanan Prov NTB dan instansi terkait. Untuk pemasarannya, bupati langsung memerintahkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lobar Agus Gunawan yang turut hadir mendampingi bupati saat itu.

“Kebijakan yang kita ambil ini bersifat terintegrasi sehingga masyarakat bisa meningkatkan taraf hidupnya,” terangnya.

Bupati juga menyerahkan bantuan untuk pembanguan masjid di tiga dusun, yakni Dusun Orong Utara, Dusun Orong Selatan dan Dusun Orong Puncak.

Turut hadir mendampingi bupati Camat Lingsar Rusditah, Kapolsek Lingsar Ipda Erni Anggraeny, Kades Gegerung Jalim, Bhabinmaspol Gegerung Bripka Sutaryono, Kadus Orong Sela tan Sahri, Tokoh Agama dan Jama’ah Orong Selatan. (and/humas)

38 NEGARA AKAN IKUTI MNEK 2018

Giri Menang, Kamis 8 Februari 2018 – Pelaksanaan kegiatan Multilateral Exercise Komodo (MNEK) 2018 yang akan berlangsung bulan Mei mendatang nampaknya bakal benar-benar meriah. Sebanyak 38 negara sahabat sudah memastikan diri hadir dalam even dua tahunan itu. Mereka akan datang dengan membawa ratusan personel angkatan lautnya dan juga kapal perang masing-masing.

Indonesia sendiri nantinya akan memamerkan dua kapal perang terbarunya. “Kita akan pamerkan kapal I Gusti Ngurah Rai dan RE Martadinata,” jelas Panglima Armada Timur Laksamana muda TNI Didik Setiono, SE.

Hal itu disampaikannya pada acara penandatanganan perjanjian kerjasama MNEK Komodo 2018 antara TNI AL dengan Pemprov NTB dan 5 kabupaten/kota lainnya.

Didik memaparkan, selain Pemprov NTB, ada 5 kabupaten/kota yang mendukung kegiatan ini. Kelima kabupaten tersebut adalah Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara dan Klungkung-Bali. Masing-masing kabupaten memberikan dukungan yang berbeda mulai dari awal kedatangan hingga berakhirnya acara.

Kabupaten Lombok Barat sendiri memberikan dukungan berupa 2 tarian kolosal yang terdiri dari 300 penari. Selain itu dukungan yang diberikan berupa boat panggung, tarian budaya di titik-titik yang dikunjungi lengkap dengan souvenir.

“Kita berharap kegiatan ini bisa menjual NTB dalam hal pariwisata budaya sehingga bisa berdampingan dengan Bali,” pungkasnya.

Wakil Gubernur NTB H. Moh Amin dalam sambutannya berharap kegiatan ini dapat berkontribusi bagi pariwisata daerah dan lancar. “Saya berharap kegiatan ini bisa sukses tanpa gangguan,” tandasnya.

Dalam penandatanganan naskah kerjasama, Kabupaten Lombok Barat diwakili oleh Sekda HM. Taufiq. Sementara itu kota Mataram langsung oleh Walikotanya H. Ahyar Abduh, KLU oleh Bupati H. Najmul Akhyar. Sedangkan Lombok Tengah dan Klungkung diwakili oleh Sekda masing-masing. (afg/humas)

LOBAR SIAP DUKUNG GELARAN MNEK 2018

Giri Menang, Rabu 7 Februari 2018 – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menyambut baik diselenggarakannya kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) ke-3 tahun 2018 yang akan dilaksanakan pada tanggal 4 sampai dengan 9 Mei di Lombok. Untuk memeriahkan kegiatan tersebut, Pemkab Lobar akan mendukung penuh termasuk menyediakan kebutuhan acara.

“Lombok Barat akan berpartisipasi dengan menyediakan Marine Village dan terlibat dalam acara pembukaan. Kita akan mendirikan stand-stand sebanyak 40 unit,” kata Sekda Lobar, H. Moh. Taufiq dalam Rapat Koordinasi Satgas MNEK Tahun 2018 di Ruang Rapat Jayengrane Kantor Bupati Lobar, Rabu,(7/2/2018)

Masing-masing stand nantinya akan diisi dengan aneka makanan tradisional seperti pelecing kangkung, ayam taliwang dan sebagainya. Selain itu juga bermacam souvenir hasil kerajinan UMKM Lobar dan aneka produk unggulan daerah akan ditampilkan. Untuk acara pembukaan, Pemkab Lobar akan menampilkan aneka kesenian seperti tarian kolosal, gendang beleq dan lainnya. Dalam rapat itu juga dibahas mengenai pengamanan selama berlangsungnya acara.

Kolonel Laut (P) Antonius Widyo Utomo selaku ketua rombongan mengaku bangga dan antusias melihat paparan yang disampaikan Sekda Taufiq. “Saya ucapkan terima kasih kepada Pemkab Lobar dan jajaran atas kesanggupan dan partisipasinya dalam kegiatan ini. Semoga semua berjalan sesuai harapan kita,” ungkap Antonius.

MNEK sendiri memiliki makna strategis untuk mempromosikan kedaulatan wilayah laut Indonesia melalui kemitraan AL di dunia. MNEK 2018 rencananya akan dimeriahkan dengan kirab budaya yang menampilkan potensi budaya daerah, karya bhakti, city tour, medical civil action, pameran maritim dan peralatan perang, kemah pesisir, transplantasi terumbu karang, cultur perfomance, juga fun run serta fun bike. Nantinya juga akan didirikan monument MNEK Ke-3 sebagai penanda historikal bahwa kegiatan ini sudah berlangsung di Lombok. (nang/humas)

TERIMA PIAGAM PARIPURNA, RSUD TRIPAT TAMBAH SEMANGAT NAIK KELAS

Giri Menang, Senin 5 Februari 2018 – Direktur RSUD Patut Patuh Patju (Tripat), drg. Arbain Ishaq secara resmi menerima Sertifikat Akreditasi dari ketua Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) DR. dr. Sutomo di Epiwalk Jakarta, Senin (5/2/2018). Penyerahan dilakukan setelah sebelumnya RSUD Tripat ditetapkan menjadi Rumah Sakit Terakreditasi Paripurna dengan raihan bintang lima awal Januari lalu.

“Setelah terima piagam kami tentunya bangga. Dengan begitu bisa menunjukkan RSUD Tripat mampu bersaing dengan Rumah Sakit lainnya,” kata Arbain via telepon.

Ditetapkannya RSUD Tripat dengan predikat akreditasi Paripurna menambah rasa percaya dirinya untuk meningkatkan tipe RSUD Tripat menjadi tipe B.

Dijelaskan Arbain, dalam rangka implementasi akreditasi pihaknya sudah melakukan kegiatan di antaranya sosialisasi jenis dan jumlah layanan, meningkatkan disiplin pegawai dan melakukan workshop internal.

Terakhir, pihak RSUD Tripat bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Lombok Barat seperti Sekda, Kepala Bappeda dan sejumlah pejabat lainnya melakukan study banding ke RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang dalam rangka penyiapan aplikasi daftar online berbasis android dan penyiapan rencana kenaikan kelas RS menjadi kelas B.

Rumah sakit tipe B merupakan sebuah rumah sakit yang diklasifikasikan oleh Peraturan Menteri Kesehatan yang diatur dalam PMK 340 tahun 2010 sebagai rumah sakit yang memiliki fasilitas pelayanan spesialis dan subspesialis yang terbatas. Yang membedakan rumah sakit tipe B dengan rumah sakit tipe lain adalah fasilitas dankemampuan pelayanan mediknya. Rumah sakit tipe B harus sedikitnya memiliki empat Pelayanan Medik Spesialis dasar, empat Pelayanan Spesalis Penunjang Medik, delapan Pelayanan Medik Spesialis Lainnya, dan dua Pelayanan Medik Subspesialis Dasar.

“Tahun ini kita juga akan tambah Dokter Spesialis Jantung, Rehabilitas Medik, Paru dan Patologi Anatomi,” tutup Arbain. (romi/humas)

H. Fauzan Khalid Resmikan JEMBATAN IDOLA

Giri Menang, Senin 5 Februari 2018 – Masyarakat Desa Lembah Sempage kini bisa bergembira hati. Jembatan yang sudah lama dinantikan itu telah selesai pembangunannya dan diresmikan langsung oleh Bupati Lombok Barat (Lobar) H.Fauzan Khalid, Senin (5/2/2018).

Jembatan ini sendiri merupakan Jembatan Usaha Tani. Disebut demikian karena merupakan akses masyarakat satu-satunya yang menghubungkan kampung Pesorongan Jukung dengan wilayah hutan dan pertanian.

“Jembatan ini memang lama di nantikan masyarakat sebagai akses jalan untuk mengakut hasil kebun bukan kayu,” ujar Kepala Desa Lembah Sempage, Turmuzi.

Ia menambahkan, jembatan tersebut di biayai dari APBDes senilai Rp 161 juta dan dikerjakan secara swadaya oleh masyarakat setempat.

Tidak hanya itu, di tahun 2019 mendatang, dirinya kembali merencanakan pembangunan jembatan baru. Jembatan baru tersebut rencananya akan menjadi menopang jembatan yang ada. “Kita juga sekaligus akan perbaiki saluran tersier yang belum maksimal,” janjinya.

Sementara itu Bupati H. Fauzan Khalid menyampaikan rasa banggaannya kepada Desa Lembah Sempage yang dapat membangun jembatan sebagai akses jalan menuju hutan dan pertanian. “Jembatan ini bukti kebersamaan kita,” ujarnya.

Kegembiraan Bupati itu ditunjukkan dengan memberikan nama yang nyentrik bagi jembatan tersebut. Namanya jembatan idola. “Saya namai jembatan ini dengan nama jembatan idola, karena sudah lama jembatan ini diidolakan oleh masyarakat,” kata Bupati Fauzan.

Orang nomor satu di Lobar itu mengingatkan kepada seluruh desa agar mendesain dan lebih kreatif dalam membangun desanya. Lebih-lebih yang memiliki potensi seperti pariwisata.

“Silahkan kepala desa desain desanya menjadi desa wisata. Karena yang sudah masuk di Kementerian PDT ada tiga desa yaitu Sesaot, Buwun Sejati dan pakuan. Insyaallah dana dari Kementerian nilainya besar untuk jalan wisata dan kelompok masyarakat yang mendukung desa wisata itu,” pungkasnya. (anded/humas)

PEMKAB LOBAR AKAN TATA TOKO SWALAYAN

Giri Menang, Senin 5 Februari 2018 – Usai menyampaikan Pendapat Akhir Kepala Daerah, dua buah Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) akhirnya disahkan menjadi Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Lombok Barat (Lobar). Kedua Perda tersebut yakni tentang Penataan dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan, dan Perda Kerjasama Daerah.

Terkait penataan toko swalayan, Pemkab Lobar akan melakukan penataan terhadap menjamurnya toko modern berjaringan. Perkembangan toko modern berjaringan tersebut dinilai berkembang sangat cepat, bahkan sudah merambah ke pelosok. Hal itu dikhawatirkan dapat mengancam ekonomi masyarakat kecil khususnya para pedagang.

Hal tersebut disampaikan Sekda Lobar, H. Moh. Taufiq saat menyampaikan Pendapat Akhir Kepala Daerah pada 2 buah Raperda dalam Sidang Paripurna di Ruang Sidang DPRD Kab Lobar, Senin (5/2/2018).

Taufiq menganggap terbitnya Perpres Nomor 112 tahun 2007 tentang Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern masih belum mampu memberikan iklim usaha yang kondusif bagi keberlangsungan pasar tradisional.

“Pasar rakyat yang notabene merupakan basis ekonomi warga masih mengalami sejumlah problema. Beberapa tahun terakhir ekspansi sektor ritel cenderung kebablasan. Di sektor ritel selama ini, ibaratnya berlaku hukum rimba. Siapa yang kuat dia menang, tanpa ada wasit penengah,” kata Taufiq.

Dengan disahkannya Perda tersebut, Pemkab Lobar akan lebih intens menata dan membina perkembangan perekonomian daerah secara adil dan merata. Dengan begitu diharapkan tidak menimbulkan permasalahan baru dan memperparah masalah kemiskinan yang sudah ada. (ardi/humas)

RSUD TRIPAT SASAR TIPE B

Giri Menang, 1 Februari 2018 – Setelah sukses meraih predikat RSUD Paripurna atau Bintang Lima, Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju (Tripat) Lombok Barat (Lobar) semakin bersemangat meningkatkan tipe, dari C menjadi RSUD Tipe B.

Hal itu diawalinya dengan melakukan study banding ke RSUD KRMT. Wongsonegoro di Semarang, Kamis (1/2/2018).

Direktur RSUD Tripat, Drg. Arbain Ishak Drg membawa beberapa staff dan dokternya untuk melakukan kajian persiapan menuju peningkatan tipe tersebut.
“Kami serius mengkaji kemungkinan bisa meningkatkan tipe karena juga akan meningkatkan kualitas pelayanan ke masyarakat,” ujarnya.

Bentuk keseriusan direktur itu dibuktikannya dengan mampu mengadvokasi hal itu dengan melibatkan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Lobar dalam kegiatan study banding ke RSUD milik Pemkot Semarang Provinsi Jawa Tengah ini.

Tim Study Banding RSUD Tripat bahkan langsung dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kab. Lobar, H. Moh. Taufiq yang membawa Kepala Bappeda, Kepala BPKAD, dan beberapa pejabat lainnya.

Mereka diterima langsung oleh Direktur RSUD KRMT. Wongsonegoro, Dr. Susi Hernawati, M. Kes, Kepala Bagian Pelayanan Dr. M. Abdul Hakam, dan para tenaga dokter serta para medik di BLUD yang mengelola anggaran tidak kurang dari 9 milyar itu.

Susi cukup antusias menerima tim RSUD Tripat, apalagi dengan kemampuan jajaran Tripat untuk mengikutkan TAPD dalam kunjungan mereka.

“Rumah Sakit ini memiliki banyak fasilitas. Ruang inap lebih dari 300 ruang yang di dalamnya terdapat president suit room, vvip, vip, ruang kelas 1 sampai 3,” papar dokter yang dikenal dekat dengan para bawahan dan mitranya.

Jumlah fasilitas rawat inap menjadi kunci utama karena untuk menjadi tipe B, sebuah RSUD minimal memiliki 200 ruang inap.

“Saat ini kita baru punya 120 ruang inap. Masih kurang banyak untuk bisa naik tipe,” aku Arbain.

Dokter Gigi asal Lembuak ini pun mensyaratkan hal-hal pokok yang akan mereka pelajari selama study banding ini.

“Kita juga sengaja mengajak beberapa dokter spesialis agar mereka bisa membantu kita dalam penghitungan remonerasi bagi para dokter,” tutur Arbain.

Setelah mendapat paparan umum oleh Dr. M. Abdul Hakam, rombongan pun dibagi dalam tiga kelompok kajian di mana kelompok satu langsung dipimpin oleh Sekda Lobar H. Moh. Taufiq yang didampingi oleh Direktur RSUD Kota Semarang itu untuk berkeliling menyaksikan langsung kondisi fasilitas di RS yang memiliki 400an tenaga medis dan 700an tenaga para medis dan non medis itu.

Taufiq cukup kagum dengan temuannya, namun memaklumi setelah tahu APBD Kota Semarang.
“APBDnya saja sudah besar, lebih dari 4 trilyun. Jauh dibandingkan kita yang hanya 1,7 Trilyun,” ujar lirih Taufiq.

Namun dengan komitmen yang tinggi, ia optimis bahwa RSUD Tripat mampu meningkatkan kualitas layanan dan tipenya walau minim anggaran.

“Apa yang tidak bisa kita lakukan kalau kita bergotong royong? SAKIP saja kita sudah dapat B walau dengan minim anggaran,” pungkas Taufiq dengan optimis.

Ia pun menekankan agar RSUD Tripat membawa hasil positif dalam Study bandingnya.

“RSUD harus menyusun langkah rinci untuk mencapai tipe B. Meski perlu waktu, tapi hasil study ini dapat diamati, ditiru, dan dimodifikasi,” pungkasnya.

1 248 249 250 251 252 396