PEMKAB SIAP JADIKAN GUNUNG SASAK IKON DI LOBAR

Giri Menang, Minggu 11 Februari 2018 – Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid kembali meresmikan kawasan wisata baru di Lobar. Peresmian Kawasan wisata itu juga dirangkai dengan Tasyakuran peresmian Gedung baru Kantor Camat Kuripan.

Sekitar pukul 9 pagi tadi (11/2), bupati Bersama jajaran menikmati suasana pagi di Gunung Sasak. Selain keindahan alam, Pemkab Lobar menyiapkan beberapa sarana seperti gardu pandang, gazebo (berugaq) dan lapangan tembak. Pemkab Lobar juga menyiapkan jalur sepeda yang bertujuan menyelaraskan wisata desa berbasis budaya dan pariwisata. Berlokasi di Kecamatan Kuripan, kawasan wisata Gunung Sasak digadang-gadang menjadi salah satu ikon wisata di Gumi Patut Patuh Patju.

Di sana juga ada batu besar yang hanya berpijak sekitar kepalan tangan dewasa seakan-akan batu tersebut melayang diatas tanah yang bernama batu kemeras. Batu ini oleh beberpa pihak diyakini memiliki kekuatan mistis yang kuat dan menjadi salah satu daya tarik kawasan ini.

Gunung Sasak merupakan kawasan wisata yang sudah ada sejak era 80-an. Kawasan ini dulunya pernah diresmikan oleh Presiden Soeharto. Hal itu dibuktikan dengan keberadaan prasasti dan bekas landasan heliped. Kawasan wisata ini kemudian menjadi tersisihkan dengan kemajuan zaman. Untuk itu, Pemkab Lobar secara bertahap melakukan pembenahan guna mengembalikan eksistensi daerah tersebut.

“Seiring dengan kemajuan zaman, berbagai kawasan wisata mulai tersisihkan oleh kawasan yang terbarukan dan dekat dengan kota. Bupati sendiri mulai membenahi kawasan pariwisata di Lobar yang dimulai dengan daerah utara seperti Suranadi, di daerah tengah itu di Narmada dan sekarang daerah selatan yaitu Gunung Sasak ini,” kata Kepala Dinas Pariwisata Lobar, Ispan Junaidi.

Sementara itu, Bupati H. Fauzan Khalid mengatakan, keterlibatan seluruh instansi terkait sangat penting dalam proses pembenahan kawasan wisata. Fauzan mencontohkan Camat Kuripan yang menggandeng semua pelaku pariwisata yang bertujuan untuk mengangkat peran wisata budaya dan wisata desa khususnya kawasan Gunung sasak dan sekitarnya.

“Dinas Kehutanan NTB juga sangat berperan aktif dalam pengembangan wisata. Ada beberapa wilayah di Lobar yang hutannya cukup potensi untuk dijadikan sebagai kawasan wisata. Di antaranya Gunung Sasak, Lembah Sempage dan Sesaot,” jelas bupati.

Khusus pemanfaatan lapangan tembak, bupati meminta Camat Kuripan agar kedepannya bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak perekonomian masyarakat.

“Apakah nanti tetap dijadikan lapangan tembak atau dikembangkan untuk kebutuhan wisata Gunung Sasak,” tutupnya. (alok/humas)

FAUZAN : JANGAN SALING FITNAH DAN GHIBAH !

Giri Menang, Jum’at 9 Februari 2018 – Kita harus selalu menjaga hubungan baik dengan sesama manusia dan jangan pernah untuk meninggalkan sholat. Kita melaksanakan ibadah umroh tiap bulan misalnya, tetapi kalau hubungan kita tidak baik dengan sesama manusia, tidak ada artinya ibadah yang kita laksanakan itu.

Hal itu disampaikan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid selaku khatib saat Shalat Jum’at di Masjid Nurul Huda, Dusun Orong Selatan, Desa Gegerung, Kecamatan Lingsar, Jum’at (9/2/2018).

“Melihat perkembangan teknologi saat ini, banyak orang yang dighibahi dan difitnah melalui media sosial misalnya. Janganlah kita saling menjelekkan, saling fitnah dan saling gibbah. Karena kita adalah hamba Allah SWT yang wajib hukumnya kita saling menyayangi dan menjaga kebersamaan serta menjaga daerah agar selalu aman, nyaman dan damai,” katanya.

Seusai Shalat Jum’at, Fauzan kemudian dihampiri masyarakat untuk bercengkrama dan berdialog. Masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai pengrajin kayu gaharu tersebut mengaku kesulitan dengan pemasarannya.

Terkait izin serta pembinaan dalam pengembangan pertumbuhan kayu gaharu, bupati akan berkordinasi dengan Dinas Kehutanan Prov NTB dan instansi terkait. Untuk pemasarannya, bupati langsung memerintahkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lobar Agus Gunawan yang turut hadir mendampingi bupati saat itu.

“Kebijakan yang kita ambil ini bersifat terintegrasi sehingga masyarakat bisa meningkatkan taraf hidupnya,” terangnya.

Bupati juga menyerahkan bantuan untuk pembanguan masjid di tiga dusun, yakni Dusun Orong Utara, Dusun Orong Selatan dan Dusun Orong Puncak.

Turut hadir mendampingi bupati Camat Lingsar Rusditah, Kapolsek Lingsar Ipda Erni Anggraeny, Kades Gegerung Jalim, Bhabinmaspol Gegerung Bripka Sutaryono, Kadus Orong Sela tan Sahri, Tokoh Agama dan Jama’ah Orong Selatan. (and/humas)

38 NEGARA AKAN IKUTI MNEK 2018

Giri Menang, Kamis 8 Februari 2018 – Pelaksanaan kegiatan Multilateral Exercise Komodo (MNEK) 2018 yang akan berlangsung bulan Mei mendatang nampaknya bakal benar-benar meriah. Sebanyak 38 negara sahabat sudah memastikan diri hadir dalam even dua tahunan itu. Mereka akan datang dengan membawa ratusan personel angkatan lautnya dan juga kapal perang masing-masing.

Indonesia sendiri nantinya akan memamerkan dua kapal perang terbarunya. “Kita akan pamerkan kapal I Gusti Ngurah Rai dan RE Martadinata,” jelas Panglima Armada Timur Laksamana muda TNI Didik Setiono, SE.

Hal itu disampaikannya pada acara penandatanganan perjanjian kerjasama MNEK Komodo 2018 antara TNI AL dengan Pemprov NTB dan 5 kabupaten/kota lainnya.

Didik memaparkan, selain Pemprov NTB, ada 5 kabupaten/kota yang mendukung kegiatan ini. Kelima kabupaten tersebut adalah Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara dan Klungkung-Bali. Masing-masing kabupaten memberikan dukungan yang berbeda mulai dari awal kedatangan hingga berakhirnya acara.

Kabupaten Lombok Barat sendiri memberikan dukungan berupa 2 tarian kolosal yang terdiri dari 300 penari. Selain itu dukungan yang diberikan berupa boat panggung, tarian budaya di titik-titik yang dikunjungi lengkap dengan souvenir.

“Kita berharap kegiatan ini bisa menjual NTB dalam hal pariwisata budaya sehingga bisa berdampingan dengan Bali,” pungkasnya.

Wakil Gubernur NTB H. Moh Amin dalam sambutannya berharap kegiatan ini dapat berkontribusi bagi pariwisata daerah dan lancar. “Saya berharap kegiatan ini bisa sukses tanpa gangguan,” tandasnya.

Dalam penandatanganan naskah kerjasama, Kabupaten Lombok Barat diwakili oleh Sekda HM. Taufiq. Sementara itu kota Mataram langsung oleh Walikotanya H. Ahyar Abduh, KLU oleh Bupati H. Najmul Akhyar. Sedangkan Lombok Tengah dan Klungkung diwakili oleh Sekda masing-masing. (afg/humas)

LOBAR SIAP DUKUNG GELARAN MNEK 2018

Giri Menang, Rabu 7 Februari 2018 – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menyambut baik diselenggarakannya kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) ke-3 tahun 2018 yang akan dilaksanakan pada tanggal 4 sampai dengan 9 Mei di Lombok. Untuk memeriahkan kegiatan tersebut, Pemkab Lobar akan mendukung penuh termasuk menyediakan kebutuhan acara.

“Lombok Barat akan berpartisipasi dengan menyediakan Marine Village dan terlibat dalam acara pembukaan. Kita akan mendirikan stand-stand sebanyak 40 unit,” kata Sekda Lobar, H. Moh. Taufiq dalam Rapat Koordinasi Satgas MNEK Tahun 2018 di Ruang Rapat Jayengrane Kantor Bupati Lobar, Rabu,(7/2/2018)

Masing-masing stand nantinya akan diisi dengan aneka makanan tradisional seperti pelecing kangkung, ayam taliwang dan sebagainya. Selain itu juga bermacam souvenir hasil kerajinan UMKM Lobar dan aneka produk unggulan daerah akan ditampilkan. Untuk acara pembukaan, Pemkab Lobar akan menampilkan aneka kesenian seperti tarian kolosal, gendang beleq dan lainnya. Dalam rapat itu juga dibahas mengenai pengamanan selama berlangsungnya acara.

Kolonel Laut (P) Antonius Widyo Utomo selaku ketua rombongan mengaku bangga dan antusias melihat paparan yang disampaikan Sekda Taufiq. “Saya ucapkan terima kasih kepada Pemkab Lobar dan jajaran atas kesanggupan dan partisipasinya dalam kegiatan ini. Semoga semua berjalan sesuai harapan kita,” ungkap Antonius.

MNEK sendiri memiliki makna strategis untuk mempromosikan kedaulatan wilayah laut Indonesia melalui kemitraan AL di dunia. MNEK 2018 rencananya akan dimeriahkan dengan kirab budaya yang menampilkan potensi budaya daerah, karya bhakti, city tour, medical civil action, pameran maritim dan peralatan perang, kemah pesisir, transplantasi terumbu karang, cultur perfomance, juga fun run serta fun bike. Nantinya juga akan didirikan monument MNEK Ke-3 sebagai penanda historikal bahwa kegiatan ini sudah berlangsung di Lombok. (nang/humas)

TERIMA PIAGAM PARIPURNA, RSUD TRIPAT TAMBAH SEMANGAT NAIK KELAS

Giri Menang, Senin 5 Februari 2018 – Direktur RSUD Patut Patuh Patju (Tripat), drg. Arbain Ishaq secara resmi menerima Sertifikat Akreditasi dari ketua Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) DR. dr. Sutomo di Epiwalk Jakarta, Senin (5/2/2018). Penyerahan dilakukan setelah sebelumnya RSUD Tripat ditetapkan menjadi Rumah Sakit Terakreditasi Paripurna dengan raihan bintang lima awal Januari lalu.

“Setelah terima piagam kami tentunya bangga. Dengan begitu bisa menunjukkan RSUD Tripat mampu bersaing dengan Rumah Sakit lainnya,” kata Arbain via telepon.

Ditetapkannya RSUD Tripat dengan predikat akreditasi Paripurna menambah rasa percaya dirinya untuk meningkatkan tipe RSUD Tripat menjadi tipe B.

Dijelaskan Arbain, dalam rangka implementasi akreditasi pihaknya sudah melakukan kegiatan di antaranya sosialisasi jenis dan jumlah layanan, meningkatkan disiplin pegawai dan melakukan workshop internal.

Terakhir, pihak RSUD Tripat bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Lombok Barat seperti Sekda, Kepala Bappeda dan sejumlah pejabat lainnya melakukan study banding ke RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang dalam rangka penyiapan aplikasi daftar online berbasis android dan penyiapan rencana kenaikan kelas RS menjadi kelas B.

Rumah sakit tipe B merupakan sebuah rumah sakit yang diklasifikasikan oleh Peraturan Menteri Kesehatan yang diatur dalam PMK 340 tahun 2010 sebagai rumah sakit yang memiliki fasilitas pelayanan spesialis dan subspesialis yang terbatas. Yang membedakan rumah sakit tipe B dengan rumah sakit tipe lain adalah fasilitas dankemampuan pelayanan mediknya. Rumah sakit tipe B harus sedikitnya memiliki empat Pelayanan Medik Spesialis dasar, empat Pelayanan Spesalis Penunjang Medik, delapan Pelayanan Medik Spesialis Lainnya, dan dua Pelayanan Medik Subspesialis Dasar.

“Tahun ini kita juga akan tambah Dokter Spesialis Jantung, Rehabilitas Medik, Paru dan Patologi Anatomi,” tutup Arbain. (romi/humas)

H. Fauzan Khalid Resmikan JEMBATAN IDOLA

Giri Menang, Senin 5 Februari 2018 – Masyarakat Desa Lembah Sempage kini bisa bergembira hati. Jembatan yang sudah lama dinantikan itu telah selesai pembangunannya dan diresmikan langsung oleh Bupati Lombok Barat (Lobar) H.Fauzan Khalid, Senin (5/2/2018).

Jembatan ini sendiri merupakan Jembatan Usaha Tani. Disebut demikian karena merupakan akses masyarakat satu-satunya yang menghubungkan kampung Pesorongan Jukung dengan wilayah hutan dan pertanian.

“Jembatan ini memang lama di nantikan masyarakat sebagai akses jalan untuk mengakut hasil kebun bukan kayu,” ujar Kepala Desa Lembah Sempage, Turmuzi.

Ia menambahkan, jembatan tersebut di biayai dari APBDes senilai Rp 161 juta dan dikerjakan secara swadaya oleh masyarakat setempat.

Tidak hanya itu, di tahun 2019 mendatang, dirinya kembali merencanakan pembangunan jembatan baru. Jembatan baru tersebut rencananya akan menjadi menopang jembatan yang ada. “Kita juga sekaligus akan perbaiki saluran tersier yang belum maksimal,” janjinya.

Sementara itu Bupati H. Fauzan Khalid menyampaikan rasa banggaannya kepada Desa Lembah Sempage yang dapat membangun jembatan sebagai akses jalan menuju hutan dan pertanian. “Jembatan ini bukti kebersamaan kita,” ujarnya.

Kegembiraan Bupati itu ditunjukkan dengan memberikan nama yang nyentrik bagi jembatan tersebut. Namanya jembatan idola. “Saya namai jembatan ini dengan nama jembatan idola, karena sudah lama jembatan ini diidolakan oleh masyarakat,” kata Bupati Fauzan.

Orang nomor satu di Lobar itu mengingatkan kepada seluruh desa agar mendesain dan lebih kreatif dalam membangun desanya. Lebih-lebih yang memiliki potensi seperti pariwisata.

“Silahkan kepala desa desain desanya menjadi desa wisata. Karena yang sudah masuk di Kementerian PDT ada tiga desa yaitu Sesaot, Buwun Sejati dan pakuan. Insyaallah dana dari Kementerian nilainya besar untuk jalan wisata dan kelompok masyarakat yang mendukung desa wisata itu,” pungkasnya. (anded/humas)

PEMKAB LOBAR AKAN TATA TOKO SWALAYAN

Giri Menang, Senin 5 Februari 2018 – Usai menyampaikan Pendapat Akhir Kepala Daerah, dua buah Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) akhirnya disahkan menjadi Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Lombok Barat (Lobar). Kedua Perda tersebut yakni tentang Penataan dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan, dan Perda Kerjasama Daerah.

Terkait penataan toko swalayan, Pemkab Lobar akan melakukan penataan terhadap menjamurnya toko modern berjaringan. Perkembangan toko modern berjaringan tersebut dinilai berkembang sangat cepat, bahkan sudah merambah ke pelosok. Hal itu dikhawatirkan dapat mengancam ekonomi masyarakat kecil khususnya para pedagang.

Hal tersebut disampaikan Sekda Lobar, H. Moh. Taufiq saat menyampaikan Pendapat Akhir Kepala Daerah pada 2 buah Raperda dalam Sidang Paripurna di Ruang Sidang DPRD Kab Lobar, Senin (5/2/2018).

Taufiq menganggap terbitnya Perpres Nomor 112 tahun 2007 tentang Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern masih belum mampu memberikan iklim usaha yang kondusif bagi keberlangsungan pasar tradisional.

“Pasar rakyat yang notabene merupakan basis ekonomi warga masih mengalami sejumlah problema. Beberapa tahun terakhir ekspansi sektor ritel cenderung kebablasan. Di sektor ritel selama ini, ibaratnya berlaku hukum rimba. Siapa yang kuat dia menang, tanpa ada wasit penengah,” kata Taufiq.

Dengan disahkannya Perda tersebut, Pemkab Lobar akan lebih intens menata dan membina perkembangan perekonomian daerah secara adil dan merata. Dengan begitu diharapkan tidak menimbulkan permasalahan baru dan memperparah masalah kemiskinan yang sudah ada. (ardi/humas)

RSUD TRIPAT SASAR TIPE B

Giri Menang, 1 Februari 2018 – Setelah sukses meraih predikat RSUD Paripurna atau Bintang Lima, Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju (Tripat) Lombok Barat (Lobar) semakin bersemangat meningkatkan tipe, dari C menjadi RSUD Tipe B.

Hal itu diawalinya dengan melakukan study banding ke RSUD KRMT. Wongsonegoro di Semarang, Kamis (1/2/2018).

Direktur RSUD Tripat, Drg. Arbain Ishak Drg membawa beberapa staff dan dokternya untuk melakukan kajian persiapan menuju peningkatan tipe tersebut.
“Kami serius mengkaji kemungkinan bisa meningkatkan tipe karena juga akan meningkatkan kualitas pelayanan ke masyarakat,” ujarnya.

Bentuk keseriusan direktur itu dibuktikannya dengan mampu mengadvokasi hal itu dengan melibatkan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Lobar dalam kegiatan study banding ke RSUD milik Pemkot Semarang Provinsi Jawa Tengah ini.

Tim Study Banding RSUD Tripat bahkan langsung dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kab. Lobar, H. Moh. Taufiq yang membawa Kepala Bappeda, Kepala BPKAD, dan beberapa pejabat lainnya.

Mereka diterima langsung oleh Direktur RSUD KRMT. Wongsonegoro, Dr. Susi Hernawati, M. Kes, Kepala Bagian Pelayanan Dr. M. Abdul Hakam, dan para tenaga dokter serta para medik di BLUD yang mengelola anggaran tidak kurang dari 9 milyar itu.

Susi cukup antusias menerima tim RSUD Tripat, apalagi dengan kemampuan jajaran Tripat untuk mengikutkan TAPD dalam kunjungan mereka.

“Rumah Sakit ini memiliki banyak fasilitas. Ruang inap lebih dari 300 ruang yang di dalamnya terdapat president suit room, vvip, vip, ruang kelas 1 sampai 3,” papar dokter yang dikenal dekat dengan para bawahan dan mitranya.

Jumlah fasilitas rawat inap menjadi kunci utama karena untuk menjadi tipe B, sebuah RSUD minimal memiliki 200 ruang inap.

“Saat ini kita baru punya 120 ruang inap. Masih kurang banyak untuk bisa naik tipe,” aku Arbain.

Dokter Gigi asal Lembuak ini pun mensyaratkan hal-hal pokok yang akan mereka pelajari selama study banding ini.

“Kita juga sengaja mengajak beberapa dokter spesialis agar mereka bisa membantu kita dalam penghitungan remonerasi bagi para dokter,” tutur Arbain.

Setelah mendapat paparan umum oleh Dr. M. Abdul Hakam, rombongan pun dibagi dalam tiga kelompok kajian di mana kelompok satu langsung dipimpin oleh Sekda Lobar H. Moh. Taufiq yang didampingi oleh Direktur RSUD Kota Semarang itu untuk berkeliling menyaksikan langsung kondisi fasilitas di RS yang memiliki 400an tenaga medis dan 700an tenaga para medis dan non medis itu.

Taufiq cukup kagum dengan temuannya, namun memaklumi setelah tahu APBD Kota Semarang.
“APBDnya saja sudah besar, lebih dari 4 trilyun. Jauh dibandingkan kita yang hanya 1,7 Trilyun,” ujar lirih Taufiq.

Namun dengan komitmen yang tinggi, ia optimis bahwa RSUD Tripat mampu meningkatkan kualitas layanan dan tipenya walau minim anggaran.

“Apa yang tidak bisa kita lakukan kalau kita bergotong royong? SAKIP saja kita sudah dapat B walau dengan minim anggaran,” pungkas Taufiq dengan optimis.

Ia pun menekankan agar RSUD Tripat membawa hasil positif dalam Study bandingnya.

“RSUD harus menyusun langkah rinci untuk mencapai tipe B. Meski perlu waktu, tapi hasil study ini dapat diamati, ditiru, dan dimodifikasi,” pungkasnya.

BENCANA DATANG, PEMKAB SIAGA

Giri Menang, Kamis 1 Februari 2018 – Sejak tiga hari terakhir, hujan dengan intensitas cukup tinggi membuat sejumlah titik di Kabupaten Lombok Barat dilanda bencana banjir dan tanah longsor. Di Desa Labuan Tereng Kecamatan Lembar, sedikitnya 4 dari 13 dusun terendam air bah. Akibatnya, warga setempat harus dievakuasi ke masjid dan rumah tetangga terdekat. Ke 4 dusun tersebut masing-masing, dusun Kebon Talo, Songkang, Tibu dan Dusun Labuan Tereng.

“Kondisi yang terparah adalah dusun Songkang,” papar Kepala Dusun Songkang Awaludin, Kamis (1/2/2018) di tempat evakuasi.

Menurut Awaludin, terjadinya bencana banjir ini disebabkan oleh intensitas hujan yang tak kunjung reda. Akibatnya, tanggul roboh karena tidak mampu menahan derasnya aliran air.

Dusun Songkang kata Awaludin, awal tahun 2018 ini sudah dua kali mengalami bencana yang sama. “Warga kami masih trauma atas kejadian banjir yang pertama lalu,” tutur Awaludin.

Akibat banjir ini lanjut Awaludin, dusun Songkang dengan jumlah pendunduknya 800 jiwa atau 316 KK ini, hampir 95 persen dilanda banjir. Sebagiannya sebagai tempat pengungsian dan evakuasi warga.

“Terkait bantuan, memang ada berupa mie instan dan beras dari BPBD dan Ketahanan Pangan,” paparnya.

Di lokasi kejadian, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lobar, H. Muh. Najib memaparkan, bencana yang melanda Lobar di sejumlah titik tidak berstatus awas atau kejadian luar biasa (KLB). Kendati begitu pihaknya menghimbau kepada masyarakat selalu hati-hati dan waspada, karena sewaktu-waktu banjir dan tanah longsor bisa saja datang.

“Sejak semalam saya turun mengecek kondisi kemungkinan bencana di wilayah Sekotong Barat,” jelasnya seraya merinci bencana tanah longsor yangg terjadi di Desa Lembah Sari dan Sandik.

Dikatakan Najib, pihaknya sudah menerjunkan sejumlah tenaga Tagana untuk turut membantu penyaluran bantuan, baik bantuan kebutuhan sembako maupun bantuan lainnya di lokasi tersebut.

Terpisah, Kepala Desa Dasan Tereng, Humaidi menjelaskan, pihaknya sejak awal sudah melakukan pengawasan baik kepada warga maupun kondisi air bah. Dia juga membenarkan, banjir terjadi lebih diakibatkan oleh robohnya tanggul yang berada di atas permukiman warga. Melihat kondisi ini, sejak semalam warga dievakuasi ke masjid, mushola dan rumah warga yang tidak terkena dampak banjir.

Sejak itu pula Humaidi bersama jajarannya, langsung berkoordinasi dengan BPBD, pihak Kepolisian, Dinas Sosial (Dinsos) dan Dinas Kesehatan (Dikes) agar segera melakukan penanganan.

Pihak Dikes melalui Puskesmas Jembatan Kembar, sudah melakukan penanganan kesehatan warga yang dievakuasi. Selain itu, balita juga dibagikan biscuit secara gratis. Sementara pihak Dinsos telah menyalurkan bantuan berupa selimut, tikar dan kebutuhan alat dapur. Sedangkan bantuan berupa sembako akan dikumpulkan satu pintu melalui BPBD termasuk bantuan dari provinsi.

“Kami sedang di lokasi tanah longsor di Lembah Sari,” kata Kepala Dinsos Lobar, Ambaryati via telepon. (LPA/humas)

KADO TERINDAH AWAL TAHUN, LOBAR RAIH PREDIKAT B

Giri Menang, Rabu 31 Januari 2018 – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) terus berbenah. Prestasi tingkat nasional pun kembali diraih. Kali ini penghargaan itu datang dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) kepada Bupati Lobar H. Fauzan Khalid.

Penghargaan itu diberikan setelah Fauzan dan jajarannya dievaluasi dalam menjalankan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) selama kurun waktu tahun 2017 lalu. Kini statusnya sudah naik predikat B setelah bertahun-tahun hanya bisa sampai level C dan CC.

Kategori ini menjadi kategori terbaik dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, walaupun sebelumnya dibayang-bayangi oleh pesimisme akibat rasa percaya diri yang tergerus oleh kasus hukum kepala daerah di era sebelumnya.

Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid yang masih berada di Bali menerima penghargaan itu, menerangkan bahwa predikat B dalam SAKIP baru berhasil diperoleh oleh 62 dari lima ratusan daerah di Indonesia.

Di NTB sendiri, baru empat daerah termasuk Lobar yang mampu meraih predikat itu. Daerah lainnya adalah Mataram, Kota Bima, dan KLU. Pemerintah Provinsi NTB sendiri hanya mampu meraih CC.

“Yang pasti dari 10 kabupaten/kota dan satu provinsi yang dapatkan B termasuk Lobar, dan ini yang pertama kali untuk Lobar,” ujar singkat Fauzan dengan bangga, Rabu (31/1/2018).

Kebanggaan itu muncul karena dianggapnya tingkat kepercayaan untuk Pemkab Lobar sudah mulai pulih, tambahnya.

Kabag Organisasi dan Tata Laksana (Ortal) Setda Lobar, Syamsul Huda yang turut mendampingi Bupati menambahkan bahwa Bupati menerima langsung penghargaan SAKIP itu di Denpasar Bali.

Menurutnya prestasi ini adalah gambaran kinerja Pemkab Lobar yang dinilai Baik oleh KemenPAN-RB sehingga dinaikan predikat SAKIPnya menjadi status B dari sebelumnya C dan CC.

Lebih lanjut terangnya, menindak lanjuti amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahan dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 tahun 2014 tentang akuntabilitas kinerja instransi pemerintahan, maka ia berharap di tahun mendatang akan lebih baik lagi agar bisa menjadi BB bahkan A.

KemenPAN-RB sudah melakukan evaluasi terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan di wilayah II untuk tahun 2017 lalu. Pemerintahan Wilayah II yang dimaksud meliputi Provinsi Bali, DKI Jakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Kalimantan dan Lampung.

Sementara itu terpisah, Kabag Humas dan Protokol Setda Lobar, H Saeful Ahkam menambahkan bahwa terdapat lima indikator yang menjadi penilaian KemenPAN-RB. Antara lain dari aspek perencanaan, pengukuran, pelaporan evaluasi dan capaian kinerja para SKPD di Lingkup Pemkab Lobar.

“Kalau Aspek capaian kinerja itu, semua melibatkan seluruh SKPD, sedangkan untuk aspek perencanaan itu Bappeda, terkiat pelaporan ada di Bagian Ortal. Serta juga untuk kaitanya dengan aspek evaluasi itu ada di Inspektorat,” tuturnya sambil menambahkan bahwa Fauzan telah berhasil menggalang kebersamaan di jajarannya.

“Gotong royong semua SKPD lah yang menjadi kunci sukses SAKIP tahun 2017. Ini kado terbaik awal tahun 2018,” pungkasnya.

1 247 248 249 250 251 395