PEMBANGUNAN VILLA BIANG BANJIR

Giri Menang, Rabu 11 Oktober 2017 – Tingginya curah hujan beberapa hari terakhir berdampak pada aktivitas pariwisata di NTB. Ikon wisata Lombok Barat (Lobar), Senggigi misalnya, sangat merasakan dampak dari periode musim hujan yang sedikit melenceng dari prediksi BMKG ini.

Pelaku usaha, baik itu wisatawan maupun pemilik hotel mengeluhkan genangan air yang turut serta membawa sampah hingga lingkungan hotel.

Pembangunan villa di perbukitan disinyalir menjadi penyebabnya.

“Karena pembangunan villa-villa tidak terkontrol akhirnya menyebabkan banjir. Misalnya di depan Jayakarta. Kita lakukan pemeriksaan, sampah yang ada bukan dari area hotel. Tapi dari hilir atau tempat-tempat umum yang kurang terkontrol,” ujar Kapolsek Senggigi, Kompol Wendy Oktariansyah dalam forum diskusi yang mempertemukan bupati dan jajaran SKPD Lobar dengan General Manager (GM) hotel se-Lobar di Hotel KIlla Senggigi, Rabu (11/10).

Dalam diskusi itu, para GM hotel berkesempatan menyampaikan keluhannya secara langsung di hadapan bupati dan SKPD terkait.

Kawasan Senggigi yang merupakan kawasan lintas kewenangan juga menjadi penghambat penanganan banjir. Persoalan gorong-gorong misalnya, kewenangan ada di balai sungai. “Sampah yang ada bukan dari situ, tapi dari atas jalan, perkampungan dan lainnya. Ini harus kita normalisasi, termasuk saluran pinggir jalan harus ada. Itu balai jalan punya kewenangan,” jelas Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Lobar, I Made Artadana.

Kepala BPBD Lobar, H. Najib pun mengeluhkan koordinasi lintas kewenangan. “Persoalan berkeberatan pada balai jalan. Untuk membersihkan gorong-gorong, yang dipermasalahkan balai jalan adalah masalah masyarakat, gorong-gorong katanya masih aman. Padahal menurut kami kondisinya sudah parah,” kata Najib.

Menanggapi hal itu, Bupati H. Fauzan Khalid menginstruksikan Dinas PU untuk segera membuat Sodetan sebagai solusi jangka pendek penanganan banjir. “Untuk jangka panjang, segera lakukan rapat kerja untuk perencanaan. Berapapun biayanya kita kerjakan. Koordinasikan dengan provinsi, termasuk balai sungan dan balai jalan untuk sama-sama saling bantu,” perintah bupati.
Terkait pembangunan villa di perbukitan, bupati dalam waktu dekat akan melakukan pengecekan dengan turun secara langsung. Villa-villa yang ada diduga menyalahi ijin yang diberikan.

Wakil Ketua PHRI NTB, Erik Tumbelaka menyambut positif respon Pemkab Lobar. “Semua persoalan yang dikeluhkan ini sudah ada respon positif dari bupati dan jajarannya,” kata GM Hotel Killa Senggigi itu.
Dirinya berharap segera ada solusi guna menjaga kelangsungan pariwisata Senggigi kedepannya.

PONPES NURUL HUDA TEMPOS GELAR KHATAMAN AL-QUR’AN

Giri Menang, Selasa 10 Oktober 2017 – Sebagai Syiar Islam dan mengungkapkan kecintaan terhadap Al-Qur’an, ratusan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Huda Dusun Tempos, Desa Banyu Urip, Kecamatan Gerung mengadakan acara Khataman Al-Qur’an, Selasa (10/10).

Melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda dan masyarakat sekitar, gelaran Kataman Al-Qur’an ini diharapkan mampu menggaungkan kecintaan membaca dan memahami kitab suci Al-Qur’an.

“Program Ayo Mengaji dan Belajar di antara waktu maghrib dan isya milik Pemerintah Kabupaten Lombok Barat patut kita apresiasi dan dukung. Hal ini dimaksudkan untuk menyaring budaya-budaya yang tidak sesuai dengan kaidah Islam. Terpenting dari ini semua, kegemaran membaca bisa tumbuh di masyarakat,” terang pimpinan Ponpes Nurul Huda Ustadz Mudaham.

Acara khataman 30 juz Al-Qur’an ini dimulai dengan shalat magrib berjamaah dilanjutkan dengan mengaji bersama. Metode yang digunakan adalah satu orang satu juz. Hasilnya, menjelang waktu isya jamaah yang hadir telah mampu menghatamkan 30 juz Al-Qur’an.

Sebelumnya, kegiatan khataman Al-Qur’an bersama ini dilaksanakan tiap bulannya di Pendopo Bupati. Namun, untuk bulan ini Pemerintah Kecamatan Gerung mencoba melaksanakannya di dusun.

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Camat Gerung H. Mulyadi yang turut hadir di acara tersebut. Dikatakannya, khataman Al-Qur’an yang dilaksanakan ini mempunyai banyak dampak yang positif. Salah satunya, silaturahmi antara masyarakat dengan ulama serta umara akan terjalin dengan indah.

“Dengan berkumpul berjamaah seperti ini. Saya sebagai pimpinan di kecamatan akan mengetahui permasalahan yang dihadapi masyarakat,” ungkap Mulyadi.

Sementara itu Bupati H. Fauzan Khalid mengatakan, Al-Qur’an merupakan pedoman umat muslim di seluruh penjuru dunia. Membaca serta memahami ilmu yang terkandung di dalamnya adalah suatu keharusan.

“Al-Qur’an itu berfungsi sebagai nur atau cahaya hati. Sebagai obat dan merupakan rahmat. Untuk itu saya berharap agar para santri dan santriwanti giat belajar,” pungkasnya. (budi/humas)

Isu Mercury Sekotong, Hanya ‘Tourism Politic’

Giri Menang, Selasa 10 Oktober 2017 – Munculnya isu ancaman mercury sebagai dampak aktivitas pertambangan liar ditanggapi Camat Sekotong Lalu Ahmad Satriadi. Menurut dia, kembali munculnya isu mercury itu tak lebih dari tourism politic atau politik pariwisata dari pesaing terdekat yakni Bali.

Satriadi berargument, saat ini geliat pariwisata di kawasan Sekotong dan Lobar secara umum mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Beberapa agenda sudah mulai digelar di kawasan Sekotong sebagai upaya menarik minat atau kunjungan wisatawan. “Itu kelihatan sekali, karena Sekotong dianggap saingan,” cetusnya.

Beberapa waktu lalu kembali dimunculkan tentang ancaman bahaya mercury di kawasan Sekotong. Dari penelitian yang dilakukan oleh International POPs Elimination Network (IPEN), Biodiversity Research Institute (BRI), dan BaliFokus. Menemukan bahwa dampak paling nyata dari mercury itu adalah pencemaran air. Jika melihat bahaya jangka panjangnya, manusia yang menanggung beban dampak mercury pada tubuh, mengancam kerusakan otak dan gangguan ginjal. Bahkan terparah, ada isu bahwa ada ditemukan beberapa penyakit aneh yang mulai menjangkiti masyarakat Sekotong.

Menjawab itu, Satriadi menegaskan bahwa tidak ada penyakit aneh seperti yang diklaim oleh pihak peneliti yang tidak diketahuinya itu. Menurut dia, di Sekotong ada Puskesmas, ada dokter ahli. “Dan saya ingin tanya, diambang berapa yang dikatakan bahaya itu. Kan dokter gigi juga pakai mercury, kenapa itu tidak bahaya. Cosmetic juga pakai mercuri. Tolong jelaskan ambang batasnya berapa,” ujarnya bertanya-tanya.

Camat Sekotong itu juga menantang pihak yang konon melakukan penelitian terkait ancaman mercury di Sekotong untuk menunjukkan data ilmiah dari hasil penelitiannya. “Jangan ngomong-ngomong tanpa bukti itu. Ini kan tehnis, ini harus dijawab dengan data. Menurut saya ini hanya politik pariwisata, dia tahu pariwisata Sekotong mulai bangkit dengan mulai dibangunnya jalan, jembatan dan listrik yang rencananya dialirkan ke kawasan Gili Gede,” tudingnya.

Bahkan dengan tegas Satriadi mengatakan bahwa sampai sejauh ini belum pernah ada pihak yang datang ke kantornya untuk meminta izin melakukan penelitian. Tak hanya itu, dari Puskemas setempat pun juga tidak ada informasi terkait adanya penyakit aneh yang menjangkiti warga Sekotong. “Kalau mercury itu dianggap bahaya, bagaimana caranya mengantisipasi masuknya. Jalan masuknya, diperketat. Namanya masyarakat butuh makan, (maaf) mencuri saja bisa dilakukan kalau untuk makan,” tambahnya berapi-api.

Sekotong, seperti diketahui memiliki begitu banyak potensi. Mulai dari potensi di sector pertanian, pertambangan, perikanan dan kelautan, terlebih potensi pariwisata yang begitu menjanjikan. Khusus untuk sector pariwisata, Pemkab Lobar dibawah kepemimpinan H. Fauzan Khalid sebagai Bupati Lobar kini mulai focus mempromosikan kawasan Sekotong. Bebeberapa kegiatan pun mulai dilakukan dikawasan tersebut, seperti event Mekaki Marathon dan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk mempromosikan sector pariwisata di Sekotong.

Tak hanya dari kalangan pemerintah, masyarakat sekitar pun mencoba mengambil peran untuk mempromosikan daerah paling barat Kabupaten Lobar itu. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang sebelumnya melempem kini mulai menunjukkan aksinya. Promosi melalui media social pun gencar dilakukan dengan mempromosikan hastag #SekotongMendunia.

Gencarnya promosi pariwisata Sekotong yang dilakukan Pemkab Lobar dan masyarakat sekitar pun mulai menunjukkan hasil. Tingkat kunjungan wisatawan pun mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Kendati belum terdata maksimal, namun masyarakat sudah mulai merasakan dampak dari meningkatnya sector pariwisata Sekotong.

PERCEPAT PEREKAMAN E-KTP, PEMKAB LOBAR JEMPUT BOLA

Giri Menang, Selasa 10 Oktober 2017 – Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) mencatat hingga September 2017 ini 432.303 jiwa atau 82 persen dari 520.092 wajib KTP di Lombok Barat sudah melakukan perekaman dan sudah memiliki KTP elektronik (e-KTP). Sebanyak 426.446 sudah melakukan perekaman saja, sedangkan 32.117 jiwa sudah direkam namun belum mendapat KTP asli. Sisanya, 93.646 jiwa masih belum melakukan perekaman.

Guna percepatan itu Disdukcapil mengundang stakeholder di Lombok Barat, di antaranya Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Parisada Hindu Dharma, pihak Kementerian Agama, Ketua Forum Kepala Desa dan lainnya dalam rapat koordinasi yang digelar di Ruang Rapat Jayengrane Kantor Bupati Lobar, Selasa (10/10). Rapat koordinasi ini menjadi langkah Disdukcapil dalam percepatan pelayanan administrasi kependudukan.

“Kehadiran para stakeholder diharapkan dapat membantu Disdukcapil menghimbau masyarakat untuk melakukan perekaman. Target dari Mendagri, Desember perekaman e-KTP harus sudah tuntas,” kata Kepala Disdukcapil Lobar, H. Muridun.

Selama ini, Disdukcapil sudah melakukan berbagai cara untuk percepatan. “Kita lakukan perekaman di berbagai tempat. Mulai dari layanan perekaman di kantor Disdukcapil, di kecamatan-kecamatan, jemput bola keliling desa mulai Senin sampai Kamis. Kita juga mobile keliling-keliling ke tempat ramai hingga menyasar daerah terpencil,” ujarnya.

Dalam Anggaran Perubahan tahun ini, Disdukcapil juga sudah mengusulkan penambahan alat perekaman. Dirinya berharap usulannya dapat disetujui sehingga mampu memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat. (emi/humas)

TINGKATKAN ANTISIPASI BENCANA, BPBD GELAR WORKSHOP

Giri Menang, Selasa 10 Oktober 2017 -Paradigma penanggulangan bencana saat ini mulai menitikberatkan pada pengurangan risiko bencana. Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat yang bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menggelar workshop pembuatan dokumen Rencana Kontijensi (Rekon) Protap penanganan darurat bencana serta skenario operasi darurat bencana, Selasa (10/10/2017) di Ballrom Hotel Puri Indah, Mataram.

“Penyusunan Rekon ini merupakan proses untuk menentukan prosedur operasional dalam merespon kejadian khusus dengan memaksimalkan sumber daya dan kapasitas yang dimiliki oleh daerah terdampak dalam merespon secara tepat waktu, efektif, dan sesuai prosedur,” ungkap narasumber Agus Sardianso, tenaga ahli dari BNPB Pusat.

Agus menjelaskan, penyusunan renkon ini dapat meminimalisir dampak ketidakpastian dengan melakukan pengembangan skenario dan proyeksi kebutuhan saat keadaan darurat yang harus dipahami dan disepakati oleh seluruh stakeholder yang ada.

“Misalnya nanti kalau ada bencana banjir, kita sudah bisa memastikan, poskonya dimana, pos lapangannya dimana, kemudian jalur evakuasinya dimana, tempat pengungsiannya dimana, serta kita sudah tahu siapa berbuat apa, serta dengan sumber daya apa yang kita siapkan jika terjadi bencana,” jelasnya.

Sementara itu, Sekda H. Moh Taufiq mengatakan dalam sambutannya, dirinya sangat berterimakasih kepada BNPB pusat telah memilih Lobar dalam menyusun dokumen rencana kontijensi bencana. Menurutnya hal ini perlu dilakukan melihat dari geografis wilayah Lobar rentan dengan bencana.

“Untuk itu rencana kontijensi ini sangat perlu dibuat, karenan nantinya akan melibatkan banyak sektor, entah itu dari instansi vertikal maupun dari OPD lobar sendiri serta organisasi masyarakat lainnya. Karena kita tahu bencana ini tidak bisa dibebankan kepada satu OPD saja” jelasnya.

Lebih lanjut sekda meminta, kedepannya BPBD Lobar mampu berinovasi, entah itu dengan aplikasi terbaru yang bisa mendeteksi akan terjadinya bencana secepat mungkin agar masyarkat bisa mengevakuasi dirinya.

“Saya berharap ini bukan acara seremonial saja, tetapi mampu menghasilkan rencana kontijensi, kemudian bisa menentukan protap darurat bencana serta skenario operasi darurat bencana,” harapnya.

H. Najib Kepala BPBD Lobar berharap hasil dari dokumen rekon ini nantinya dapat ditindak lanjuti sebagai Peraturan Bupati (Perbup).

Hadir dalam acara workshop itu, dari berbagai instansi vertikal seperti Polri, TNI, Basarnas, serta BMKG, dan dari OPD lobar yang terkait serta dari Bank NTB. (ryan/humas)

PEMKAB LOBAR BERTEKAD AMANKAN AREAL PERTANIAN

Giri Menang, Senin 9 Oktober 2017 – Di tengah serbuan investor yang ingin berinvestasi di Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Pemkab Lobar tetap bertekad mempertahankan areal pertaniannya. Hal ini disampaikan Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan H. Poniman saat menerima 32 orang Pendamping Petani dari Mahasiswa Pertanian Universitas Mataram dan Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Malang di Ruang Rapat Jayengrane Pemkab Lobar, Senin (9/10).

Dikatakannya, dari jumlah 105.392 Hektar (Ha) penggunaan lahan di Lobar, sebanyak 1.700 Ha merupakan lahan yang dikhususkan untuk pertanian. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung program berdaulat pangan atau swasembada pangan dari Pemerintah Pusat.

“Sebanyak 1.700 Ha ini tidak bisa diganggu gugat untuk pembangunan. Stok beras untuk 750 ribu jiwa pertahunnya harus dipertahankan. Stok beras kita selama ini tetap terpenuhi, tidak tergantung pada daerah lain. Bahkan kita mensuplay beras untuk wilayah Mataram bahkan hingga ke Bali,” terang H. Poniman.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Lobar, H. Muhur menjelaskan, karakter petani di Lobar adalah petani penggarap, sewa lahan dan buruh tani. Sementara gambaran petani di sini lebih memilih menanam padi ketimbang tanaman lainnya.
“Ini tugas adik-adik untuk membimbing para petani Lobar dalam menanam tanaman lain seperti kedelai dan kapas,” tegasnya.

Program pendampingan petani oleh mahasiswa merupakan program Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian. Untuk wilayah Lobar, pendampingan dilakukan kepada petani kedelai yang ada di tiga kecamatan yakni Sekotong, Lembar dan Kuripan.

Untuk wilayah Kecamatan Gerung pandampingan di lakukan kepada petani kapas tepatnya di wilayah Dusun Gumise Desa Giri Sasak. “Kami harap para mahasiswa bisa berbaur dengan petani. Dua bulan merupakan waktu yang cukup untuk membagi ilmu kepada para petani,” ujar Wayan Sudike, dosen pembimbing Universitas Mataram. (budi/humas)

DESA RUMAK JADI DESA SIAGA MODEL

Giri Menang, Jum’at 6 Oktober 2017 – Desa Rumak, Kecamatan Kediri resmi menjadi Desa Siaga Model (percontohan) di bidang Kesehatan. Predikat tersebut diberikan Pemerintah Provinsi NTB Agustus lalu, setelah hampir semua pelayanan dan program kesehatan yang menjadi indikator penilaian tuntas dilaksanakan Desa Rumak.

“Desa Rumak menjadi Desa Siaga Model karena 100% persoalan kesehatan di tuntaskan. Selain itu Desa Rumak memiliki susunan kepengurusan poros desa yang aktif, seperti kader posyandu desa, pelayanan kesehatan desa, puskesmas pembantu (pustu) dan sarana lainnya. Begitu juga sumber daya posyandu yang aktif, seperti posyandu lansia, remaja, dan balita serta dukungan dan peran aktif masyarakat,” jelas Kepala Desa Rumak, H. Ahmad Suhaimi dalam acara Penguatan Desa Siaga Model di Aula Kantor Desa Rumak, Jum’at (6/10).

Suhaimi menambahkan, Pemerintah Desa ajuga telah mampu menuntaskan beberapa indikator penilaian lainnya. “Air bersih sudah 100 persen tidak ada masalah. Cuci tangan pakai sabun sudah terlaksana di masyarakat. Angka kematian bayi nol, gizi buruk tidak ada. Bahkan desa juga memiliki mobil Ambulan Desa Siaga termasuk 5 kendaraan pengangkut sampah,” ujarnya.

Dalam kegiatan penguatan Desa Siaga Model ini juga dilakukan sosialisasi donor darah. Hal itu dilakukan sebagai langkah Desa Rumak untuk terus berusaha maksimal dalam bidang kesehatan.

Sementara Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid yang sempat hadir mengaku bangga kepada Pemerintah Desa Rumak yang sangat aktif. Kontribusi masyarakat Desa Rumak juga dianggap penting sehingga Lombok Barat saat ini masuk menjadi salah satu daerah percontohan untuk penurunan angka kasus “stunting”.

“Ada tiga kabupaten/kota se-Indonesia masuk menjadi penilaian pusat, salah satunya Lombok Barat. Secara nasioanal Lombok Barat melalui Dinas Kesehatan tingkat keberhasilan menurunkan kasus stunting mencapai 60 persen,” jelas bupati.

Turut hadir pada acara tersebut Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Sekretaris Dinas Kesehatan Lombok Barat, Kepala Bappeda Lombok Barat dan sejumlah Kepala SKPD lainnya, Kepala Puskesmas serta tokoh masyarakat Kediri. (nanang/humas)

DINSOS LOBAR SERAHKAN BANTUAN BAGI PENGUNGSI GUNUNG AGUNG

Giri Menang, Jum’at 6 Oktober 2017 – Sejumlah warga sekitar Gunung Agung yang mengungsi di Kabupaten Lombok Barat siang tadi (6/10) menerima bantuan. Bantuan seperti beras, mie instan dan bahan logistic lainnya serta sejumlah pakaian, matras dan selimut diserahkan langsung oleh Kepala Dinas Sosial Lombok Barat, Hj. Ambaryati bersama jajaran.

“Kita baru terima surat kemarin langsung kita siapkan. Bantuan kita serahkan ke 37 orang pengungsi. Masing-masing ada di Kecamatan Gerung, ada di Dusun Perigi Desa Gerung Selatan, Desa Tempos dan Desa Reyan. Ada juga di Narmada,” jelasnya.

Meningkatnya status Gunung Agung Bali menjadi level IV atau awas oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) semenjak tanggal 22 September lalu, membuat sejumlah warga Kabupaten Karang Asem Bali memilih mengungsi ke Kecamatan Gerung di Kabupaten Lombok Barat.

Para pengungsi yang sebagian besar muslim ini lebih memilih mengungsi ditempat sanak familinya ketimbang harus berada di tempat pengungsian yang telah disediakan Pemerintah Provinsi Bali.

Sahabuddin, salah seorang pengungsi mengaku sudah 12 hari dirinya berada di Lombok, tepatnya di Lingkungan Perigi Kelurahan Gerung Selatan Kecamatan Gerung. “Meski harus tidur berdesakan dengan 15 orang lainnya dengan bekal seadanya kami merasa nyaman,” katanya.

Lebih jauh ia mengatakan awalnya dirinya ditempatkan di pengungsian di Buitan Karang Asem. Namun karena merasa takut akhitnya ia putuskan mengungsi ke Lombok.

Gunung Agung sendiri merupakan Gunung tertinggi yang berada di Kecamatan Rendang Kabupaten Karang Asem. Dari 78 desa yang ada di Kabupaten Karang Asem terdapat 28 desa yang berdampak langsung jika terjadi letusan.

“Kami tinggal di Desa Bunganya Kagin, salah satu desa yang berdampak langsung. Saya mengungsi bersama suami dan kedua anak saya. Suami saya saat ini sedang berada di Bali untuk melihat kondisi dan situasi di sana. Kedua anak saya masih bersekolah, terpaksa saya titipkan sekolahnya di TK dan SD yang ada disini,” terang Nuryana salah seorang pengungsi. (budi/humas)

DAYGUN JUARAI TURNAMENT BOLA VOLY BAJANG BATU KUMBUNG CUP 2017

Giri Menang, Kamis 5 Oktober 2017 – Derasnya hujan menambah keseruan pertandingan final bola voly “Batu Kumbung Cup” yang mempertemukan Tim Mitra Utama Dayen Gunung (Daygun) dan Tim Bajang Batu Kumbung sore tadi (5/10) di lapangan voly Desa Batu Kumbung Kecamatan Lingsar.

Kendati dengan kondisi lapangan yang sedikit licin akibat genangan air, namun para pemain seakan tidak peduli. Terlebih lagi sorak-sorai penonton yang membahana membuat semangat kedua tim semakin menggebu-gebu.

Sesekali permainan kedua tim membuat para penonton tegang. Kedua tim dari awal pertandingan kejar-mengejar angka. Di set kedua, Tim Daygun berhasil memimpin. Kondisi sempat berbalik di set ketiga. Giliran Bajang Batu Kumbung mampu unggul. Namun di akhir pertandingan, Tim Daygun yang berasal dari Lombok Utara ini berhasil menumbangkan tuan rumah di kandang sendiri dengan skor 2-1.

Tim juara berhak menerima piala dan uang pembinaan berjumlah Rp. 5 juta. Tim tuan rumah bertengger di posisi dua diikuti Tim Tastura asal Lombok Tengah sebagai juara tiga. Hadiah diserahkan secara langsung oleh Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid.

Dalam kesempatan itu, bupati mengapresiasi Kepala Desa Batu Kumbung dan masyarakat yang telah menggelar kegiatan ini. “Mudah-mudahan kegiatan seperti ini terus dilaksanakan setiap tahun,” harap bupati.

Turnamen voly Batu Kumbung Cup sendiri telah berlangsung selama 55 hari dan diikuti tim-tim andalan Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Utara.

Turut hadir pada penutupan turnamen itu diantaranya sejumlah kepala SKPD Lombok Barat, anggota DPRD, Kapolsek Lingsar, Kepala SMPN 2 Lingsar dan ratusan masyarakat setempat. (dedy/andi/humas)

SEMARAK PERINGATAN HUT TNI KE-72

Giri Menang, Kamis 5 Oktober 2017 – Kedekatan dan kebersamaan antara TNI dan rakyat merupakan inti dan pusat kekuatan dari sistem pertahanan semesta yang kita anut. Berkaitan dengan hal itu TNI senantiasa membangun mekanisme kerja dan hubungan kelembagaan dengan segenap komponen bangsa dalam rangka meningkatkan ketahanan masyarakat dan nasional. Sebagai prajurit yang patut dibanggakan, TNI diharapkan bisa memberikan keyakinan kepada rakyat diusianya yang ke-72 tahun dalam melaksanakan tugas pokok selain perang.

Hal itu disampaikan Gubernur Provinsi NTB, TGH. M. Zainul Majdi selaku Inspektur Upacara saat membacakan amanat Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyio dalam peringatan HUT Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-72 digelar di lapangan Eks Bandara Selaparang Rembiga, Kota Mataram, Rabu (5/10).

Gubernur yang biasa disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini juga menyampaikan penghargaan atas kontribusi penting seluruh jajaran TNI yang ada di wilayah NTB. “Jajaran TNI di wilayah NTB telah banyak berkiprah baik dalam tugas untuk membantu Kepolisian dalam meningkatkan ketertibaan, keamanan di wilayah NTB, membantu Pemerintah Daerah dalam menyukseskan program pemerintah,” katanya.

Di akhir amanatnya, Panglima TNI berpesan tujuh hal yang harus dipedomani oleh jajaran TNI. Pertama, tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan moral dan etika dalam melaksanakan tugas, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kedua, tugas prajurit TNI sangat berkaitan langsung dengan tegak atau runtuhnya negara, bersatu atau bercerainya bangsa. Oleh karena itu tempatkan tugas diatas segala-galanya karena tugas adalah kehormatan, harga diri dan kebanggaan.

Ketiga, junjung tinggi nilai dan semangt kebangsaan, demi tetap tegaknya persatuan dan kesatuan bangsa serta tetap tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Keempat, pegang teguh disiplin keprajuritan dengan berpedoman Sapta Marga, Sumpah Prajurit, Delapan Wajib TNI, taati hukum dan hormati hak asasi manusia. Kelima, bina soliditas satuan, tegakkan rantai komando dan mantapkan kesatuan komando di setiap strata kepemimpinan satuan TNI, sehingga terwujud loyalitas tegak lurus yang jelas dan tegas.

Keenam, selalu hadir di tengah-tengah masyarakat dengan aktif berperan menyelesaikan masalah dan memberikan kontribusi positif demi kemajuan satuan danlingkungan dimanapun berada. Lanjutkan hal-hal positif yang telah terbina selama ini, selalu berinovasi dan berkreasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mampu mengantisipasi segala bentuk ancaman proxy war dan cyber war yang menjadi ancaman nyata bangsa saat ini. Ketujuh, laksanakan semua tugas dengan niat berbuat terbaik, berani, tulus dan ikhlas hanya untuk negara kesatuan Republik Indonesia.

Peringatan HUT TNI kali ini diramaikan dengan berbagai atraksi. Ada defile pasukan dan kendaraan TNI, penampilan sosio drama persembahan dari putra dan putri Kodim 1620/Loteng, tarian Sasambo persembahan dari Lanal Mataram, Aero Modeling persembahan dari Lanud Rembiga, atraksi bela diri Boxer dari Brimob Polda NTB dan masih banyak kegiatan lainnya yang menambah kemeriahan peringatan HUT TNI tersebut. (yudi/humas)

1 263 264 265 266 267 397