Menperin: Kontribusi PDB Ekonomi Kreatif Ditargetkan 7,5%

Menteri-Saleh-HusinEkonomi kreatif merupakan sektor strategis dalam pembangunan Indonesia ke depan, karena telah mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Pada tahun 2013, pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 5,76% atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 5,74%.

Menteri Perindustrian Saleh Husin menyatakan, pada tahun 2015-2019 mendatang kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif ditargetkan mencapai 7-7,5% dengan syarat pertumbuhan PDB Industri Kreatif minimal 5-6%. Selain itu, tingkat partisipasi tenaga kerja industri kreatif juga ditargetkan mencapai 10,5 -11% dari total tenaga kerja nasional, dan peningkatan devisa negara mencapai 6,5% – 8%.

“Oleh karena itu, Pemerintah terus memacu pertumbuhan ekonomi kreatif. Adapun tiga sektor unggulan di industri kreatif yang terus dikembangkan Kementerian Perindustrian antara lain kuliner, fesyen, dan kerajinan yang hingga saat ini menjadi penyumbang terbesar terhadap PDB,” kata Menperin dalam sambutannya pada acara pembukaan Pameran Sriwijaya Exhibition III di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (6/10).

Menperin berharap, tiga sektor unggulan industri kreatif nasional khususnya di Sumatera Selatan akan terus dikembangkan dengan tidak tergantung pada material impor agar tidak terkena imbas kenaikan nilai tukar dollar yang sedang terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia.

“Sumatera Selatan memiliki potensi yang luar biasa untuk mengembangkan ekonomi kreatif.Hal ini dapat dilihat dari unsur kreativitas pada industri kerajinan dan sandang seperti pada produk kainsongket,” kata Menperin.

Songket Palembang dilihat sepintas tampak selaras pada jenis kain-kain songket di wilayah lain seperti Jambi, Riau, dan Medan.Namun menurut sejarahnya, kain Songket Palembang mempunyai pengaruh cukup kuat dari India dan Tiongkok sehingga kain ini memberikan nilai tersendiri yang dapat menunjukkan kebesaran bagi orang-orang yangmengenakannya. Selain itu jugaterlihat bahwa kain songket dibuat dengan keterampilan masyarakat yang tinggi danbukan sekedar memahami cara untuk membuat kain.

“Oleh sebab itu,kain songket masih tetap eksis di era globalisasi ini karena adanya proses pembelajaran antar generasi, dan akhirnya kainsongket tidak hanya sekedar selembar kain sebagai benda pakai, akan tetapi berupa simbol budaya yang telah ada dalam kehidupan tradisi,dan kehidupan sosial di masyarakat,” papar Menperin.

Pada kesempatan tersebut, Menperin meminta kepada para pelaku industri kreatif nasional khususnya di Sumatera Selatan untuk terus berkreasi dan menciptakan produk-produk baru serta memperbaiki kekurangan untuk peningkatan kualitas, sehingga akan mampu bersaing dengan produk-produk sejenis dari negara lain.

Sementara itu, Dirjen IKM Euis Saedah mengatakan, pihaknya telah melakukan langkah strategis dalam upaya pengembangan industri kreatif yang disebutnya sebagai ”empat langkah ditambah satu”, yakni penguatan keterampilan atau kompetensi para perajin (SDM), memfasilitasi teknis produksi dengan mengoptimalkan peralatan, menguatkan adanya standar, dan melindungi karya mereka dengan HKI. Sedangkan tambahan satunya adalah penguatan pasar dalam bentuk pameran-pameran diberbagai tempat khususnya di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian.

”Melaui ajang pameran ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan bekal kepada peserta ataupun perajin di Sumatera Selatan untuk menjadi wirausahawan yang tangguh, profesional, kreatif dan inovatif sehingga mendorong angka pertumbuhan, penguatan dan peningkatan daya saing global yang kita cita-citakan,” tegas Dirjen IKM.

Pameran yang diselenggarakan selama empat hari, tanggal 6 – 9 Oktober 2015 dan dibuka untuk umum pukul 09.00 – 17.00 WIB, diikuti sebanyak 46 perajin IKM binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan yang menampilkan produk-produk unggulan antara lain: kain songket, kerajinan kayu, rotan, anyaman, keramik, jumputan serta makanan khas Sumatera Selatan seperti pempek dan pindang dengan kerupuk ikan.

Sumber

Besar, Kontribusi Media Komunitas Bangun Partiwisata Di Lobar

Plt. Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid, S.Ag, M.Si menyatakan, Indonesia merupakan negara yang paling kaya dengan kebudayaan dan pariwisata, termasuk di Kabupaten Lombok Barat ini. Dengan pesona alam yang begitu menakjubkan, banyak pengusaha yang tertarik untuk mengelola destinasi-destinasi wisata di Lombok Barat sebagai objek wisata. Mulai dari wisata alam seperti pantai Senggigi dan pantai-pantai lainnya yang begitu indah dan menarik minat untuk dikunjungi para wisatawan. Wisata sejarah seperti Taman Narmada yang penuh dengan budaya dan wisata-wisata lainnya termasuk didalamnya, adanya wisata kuliner Lombok Barat yang semakin melengkapi khasanah kepariwisataan dan kekhasan budaya masyarakat Lombok Barat.

Pernyataan tersebut diungkapkan Fauzan Khalid, Kamis (1/10) di aula Dishubkominfo Lobar, Gerung ketika membuka Bimtek Peningkatan Peran Media Komunitas dalam Mencerdaskan Masyarakat dan Meningkatkan Pembangunan, khususnya di bidang kepariwisataan di Lombok Barat.

Ditambahkan, perkembangan dan kemajuan pariwisata dan kebudayaan di daerah ini tentu tidak terlepas dari peran strategis dan kontribusi yang disumbangsihkan oleh media pada umumnya termasuk media komunitas. Media dalam mempromosikan pariwisata Lombok Barat memegang peran penting sehingga wisata Lombok Barat berkembang seperti saat ini yang banyak di kunjungi wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun manca negara.

Menurut Fauzan Khalid, peran strategis media komunitas seperti yang telah ditumbuh-kembangkan seperti Radio Komunitas, Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), Kelompok Informasi Wisata (KIW) dan kelompok-kelompok lainnya perlu terus dikembangkan dan dimaksimalkan kegiatannya guna memberikan dukungan terhadap pembangunan terutama keberlangsungan pembangunan pariwisata di daerah kita masing-masing.

Karena itu kegiatan Bimtek ini diapresiasinya sebagai kegiatan yang sangat bermanfaat dan perlu ditingkatkan pada waktu yang lain dengan materi yang beragam dan sistim yang lebih menyentuh hati nurani, lebih modern dan bisa mengaplikasikan teknologi yang semakin canggih sesuai dengan perkembangan zaman.

Beberapa kelompok media komunitas yang sudah berkembang di Lombok Barat kata Fauzan Khalid, seperti Radio Komunitas, Kampung Media, Kelompok Informasi Masyarakt (KIM), Kelompok Informasi Wisata (KIW) dan beberapa kelompok lainnya telah memberikan warna dalam pembangunan di Lombok Barat. Pemda Lombok Barat memberikan dukungan penuh namun masih terbatas sesuai dengan kemampuan.

Dukungan terhadap kelompok-kelompok media komunitas ini sangat penting, karenanya dengan kegiatan seperti ini, diharapkan banyak dukungan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam upaya memprogramkan peningkatan kapastitas kelompok-kelompok media ini untuk berkiprah lebih baik dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.

Kepada peserta Bimtek mantan Ketua KPU NTB ini berharap agar mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas program yang akan dilaksanakan.

Plt. Bupati juga berharap pada peserta, agar Bimtek ini tidakhanya sebatas dipelatihan saja. Pasca Bimtek nantinya dapat dikembangkan, tetap berkreasi, berinovasi untuk bisa memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi masyarakat Lombok Barat khususnya.

Fauzan mengakui, peran media komunitas sewaktu dirinya masih aktif di KPU NTB. Saat itu ia menggandeng media komunitas melalui Radio Komunitas untuk mensosialisasikan program-program KPU agar masyarakat berpasrtisipasi dalam pemilihan umum maupun Pilkada untuk menggunakan hak pilihnya. “Saya rela berkeliling kampung bersama tim dr KPU dan bermitra dengan Radio Komunitas dan media komunitas lainnya untuk lebih memaksimalkan program,” aku Fauzan.

Karena itu Fauzan berharap agar kegiatan ini bisa diikuti secara serius dank e depannya bisa memberikan kontribusi bagi bangsa, negara terlebih bagi Lobar yang tengah gencar-gencarnya membangun pariwisata sebagai sektor basis kedua setelah pertanian. “Lakukan pengemasan informasi yang baik dan positif, sehingga komunikasi informasi dengan publik dapat diterima dengan benar,” kata Fauzan.

Fauzan juga mengaku, media komunitas bisa melakukan bentuk inovasi, kreatifitas yang bersifat promotif bagi pengembangan usaha wisata, terutama bagaimana mengekplore keindahan obyek wisata dan kekayaan kahasanah budaya masyarakat untuk secepatnya diupload di media komunitas yang dikelaola masing-masing, khususnya di Lombok Barat.

Seiring dengan penyebarluasan informasi dengan sistem digitalisasi media online/internet, penyebaran informasi sedemikian cepat bisa dilakukan tak tersekat pembatas sedikitpun, informasi itu bisa diterima secepat yang dibutuhkan. Pengembangan pariwisata yang dikemas melalui informasi yang cepat dan akurat dengan mengimpormasikan keindahan alam suatu daerah ataupun kekayaan dan kearifan budaya yang dimiliki tergantung bagaimana pelaku pariwisata yang terlibat di dalamnya termasuk steak holder lainnya untuk terus mengasah SDM mereka.

“Kita jangan sampai kalah dengan negara-negara Asean lainnya, semisal Thailand, Malaysia atau Singapura. Negara-negara ini sebenarnya tak memiliki kekayaan alam ataupun kahasanah budaya yang banyak. Namun pengelolanya dengan kualitas SDM yang unggul, mampu mengemas pariwisatanya dengan baik, sehingga menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke negaranya. Itulah yang harus tetap menjadi pola pikir bersama, jika kemajuan bersama ingin kita raih. Tentunya dengan informasi yang berimbang dan benar adanya,” kata Fauzan Khalid dihadapan Direktur Kemitraan Dirjen Informasi Komunikasi Publik, Kemen. Kominfo Dedet Suryana, Kadishubkominfo Lobar H.A. Syaichu dan Kabid IKP Dishubkominfo Lobar Rasidi. (her-LPA-Humas)

Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Lobar Positif

Penyerahan Dokumen Hasil Penelitian IPKM di Lobar oleh Ketua Tim Peneliti Kemenkes RIGiri Menang – Berdasarkan hasil penghitungan IPKM tahun 2010 di Provinsi NTB menempatkan Kabupaten Lombok Barat (Lobar) sebagai Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) diperingkat 7 dengan nilai 0.46.

Namun demikian, meski Lobar masuk dalam kategori DBK, hasil evaluasi berdasarkan nilai Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2013 terjadi perubahan ke arah positif. Perubahan positif ini dapat dilihat dari adanya peningkatan skor IPKM dari 0.46 (IPKM 2007) menjadi 0.66 (IPKM 2013). Perubahan ini juga dapat dilihat dari kenaikan peringkat nasional, yang semula 296 pada tahun 2007 menjadi 274 pada tahun 2013 dengan menggunakan model IPKM tahun 2007, dan 259 berdasarkan pengembangan model IPKM tahun 2013. (lebih…)

Perlu Kebijakan yang Tepat Kelola Transisi Perdesaan

Perlu Kebijakan yang Tepat Kelola Transisi PerdesaanBogor – Kemiskinan masih menjadi persoalan yang dominan di desa. Kesenjangan antara masyarakat desa dan kota masih terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan potensi desa-desa di pinggiran kota, diperlukan kebijakan yang tepat guna menjamin pembangunan yang berkelanjutan.

Dalam sambutannya di acara “Konferensi Internasional ke 6 Rural Research and Planning Group (RRPG)”, yang mengambil tema “Mengelola Transisi Pedesaan di Pinggiran Kota menuju Keberlanjutan”. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menegaskan pentingnya kebijakan pengelolaan transisi perdesaan di pinggiran kota.

“Kebijakan pengelolaan transisi perdesaan di pinggiran kota mencakup dua hal, pertama adalah pengembangan usaha ekonomi lokal dan yang kedua adalah peningkatan ketrampilan dan kapasitas masyarakat,” ujar Menteri Marwan di Kampus IPB, Bogor, (28/9).

Menurut Menteri Marwan, Kebijakan pengembangan usaha ekonomi lokal merupakan upaya peningkatan produksi produk lokal desa, optimalisasi potensi desa, meningkatkan lapangan pekerjaan dan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat desa.

“Sedangkan kebijakan peningkatan keterampilan dan kapasitas masyarakat diarahkan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat desa dalam mengembangkan diri dan kemandirian ekonomi. Membekali masyarakat desa dengan pengetahuan baru yang bermanfaat dalam mengembangkan wawasan masyarakat desa,” imbuh Menteri Marwan.

Kawasan transisi perdesaan, menurut Menteri Marwan dicirikan dengan kawasan yang heterogen, kawasan yang memiliki potensi industri, telekomunikasi, perdagangan dan perumahan yang semakin berkembang. Potensi tersebut, menjadi peluang yang besar untuk meningkatkan aliran investasi dan produksi desa-desa di pinggiran kota.

“Tantangan dalam pembangunan desa-desa di pinggiran kota adalah bagaimana mengelola dan memaksimalkan potensi infrastruktur, perdagangan dan telekomunikasi yang dimiliki. Karena jika tidak mampu dimanfaatkan dengan tepat, akan berdampak munculnya “migrasi” penduduk desa pinggiran kota ke kota/daerah maju,” ujar Menteri Marwan.

Keragaman desa yang ada di Indonesia beserta potensinya harus dikelola sebaik mungkin dan menjadi perhatian bagi para pengambil kebijakan. Potensi desa yang melimpah, menurut Menteri Marwan merupakan peluang sekaligus tantangan.

“Dari total penduduk Indonesia yakni sebanyak 237.641.326 jiwa (BPS,2010), jumlah penduduk Indonesia lebih banyak tinggal di desa, yakni sebesar 50,21 persen (119.321.070 jiwa). Sedangkan jumlah penduduk kota mencapai 49,79 persen (118.320.256). Besarnya jumlah penduduk desa menggambarkan potensi SDM dan angkatan kerja yang bisa lebih dikembangkan dibandingkan di kota,” imbuh Menteri Marwan.

Sebagai informasi, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 10,96 persen (27,73 juta jiwa) dengan prosentase sekitar 62,65 persen penduduk miskin ada di desa (BPS, 2015). Lemahnya pembangunan di desa ditandai dengan masih rendahnya ketersediaan pelayanan dasar dan ekonomi di desa, misalnya minimnya ketersediaan dan aksesibiltas pelayanan kesehatan, pendidikan, fasilitas ekonomi serta investasi terutama desa-desa di wilayah pinggiran Indonesia.

Pembangunan desa yang masih belum memadai berakibat pada kualitas SDM desa yang masih rendah, kegiatan produksi desa kurang berkembang, kesempatan kerja rendah, dan pendapatan masyarakat yang rendah.

Sumber

PNPM GSC, Untuk Pembangunan Sektor Pendidikan dan Kesehatan

05Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), merupakan sebuah inovasi dan uji coba pemerintah pusat sejak Juli 2007 silam. Program ini dirancang, untuk mempercepat pencapaian tiga tujuan pembangunan yakni, pendidikan, penurunan tingkat angka kematian anak (AKA) dan peningkatan kesehatan ibu. Program ini, secara nasional berlabel PNPM Generasi Sehat dan Cerdas (GSC). Yang menjadi sasaran utama dari program ini meliputi, ibu hamil, balita dan anak-anak usia sekolah dasar dan menengah pertama.
Dalam rangka sosialisasi dan memperjelas implementasi PNPM GSC ini, Pemkab Lombok Barat (Lobar), melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) kab.Lobar, Senin (21/9) lalu menggelar Workshop Koordinasi PNPM Generasi yang berlangsung di Desa Gerimak kecamatan Narmada. (lebih…)

Sertifikat Tanah Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Lobar

Pengalungan selamat datang Menteri Agraria Ferry Musyidan Baldan di Pantai Kerandangan, Senggigi saat penyerahan sertifikat tanah didampingi Gubernur NTB dan Plt Bupati LobarPlt. Bupati Lobar H. Fauzan Khalid M.Si berharap, dengan adanya Proyek Operasi Nasional Agraria (Prona) yang merupakan kebijakan legalisasi aset dalam bentuk proses administrasi pertanahan adjudikasi, pendaftaran tanah, hingga penerbitan sertifikat/tanda bukti hak atas tanah yang diselenggarakan secara massal dan gratis diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. “Nantinya dengan adanya sertifikat tersebut bisa meningkatkan dan memajukan perekonomian masyarakat ,khususnya masyarakat Lombok Barat,” kata Fauzan Khalid pada penyerahan sertifikat tanah secara missal di Pantai Kerandangan Senggigi, Sabtu (19/9) lalu. (lebih…)

Prestasi Peserta MTQ XXVI Prov. NTB 2015 Kafilah Kabupaten Lombok Barat

Walikota Bima HM. Qurais H. Abidin menhyerahkan piala kepada Mas'adatin S.Pd juara I Qiroat Wanita MTQ XXVI NTB di kota BimaPeraih Juara I: Qiro’at Wanita (Mas’adatin, S.Pd), Tahfiz 20 Juz Pria (M. Fathul Muin), Tafsir B. Inggris Putri (Hj. Hanni Malkan) dan   Cabang Menulis Makalah Ilmiah Qur’an (M2IQ) a.n. Abdul Kadir Jaelani.

Peraih Juara II: Tahfiz 1 Juz Putri (Wahyu Hidayah), Tahfiz 5 Juz Putra (Abdurrahman Habib), TAhfiz 10 Juz Pria (Muhammad Sulaeman), Cabang Khat Hiasan Mushaf Putra (Khairul Umam). (lebih…)

1 322 323 324 325 326 409