Bakat seni mengalir deras dari kedua orang tuanya. Terlahir dari rahim seorang ibu yang jago menyanyi dan ayah yang jago dalam urusan menggambar, membuat Dara Asyfiya Iyoega memiliki bakat di dunia seni.

Saat masih duduk dibangku kelas V, Dara Asyfiya Iyoega tidak mengalami kesulitan ketika guru memberinya tugas membuat puisi, terlebih membuat puisi tentang sosok ibu. Fiya membuat puisi dengan mudah karena sesuai perasaan yang dialaminya.Bahkan ketika Fiya mengikuti FLS2N lalu, Fiya tidak mengalami kesulitan menciptakan puisi. Fiya menganggap, peran orang tuanya sangatlah besar. Orang tua banyak memberikan inspirasi bagi Fiya dalam menciptakan puisi. “Orang tua sering membantu, member ide atau tema untuk puisi. Jadi tidak ada kesulitan,” katanya.

Sebelum mengkuti FLS2N, Fiya menerima pembinaan dari sekolah. Hanya seminggu waktu pwmbinaan yang Fiya terima. “Karena puisi ini adalah kreasi, jadi tidak banyak pembinaan yang dilakukan. Lebih banyak ke tema dan kasih gambaran tentang puisi,” jelasnya.

Saat FLS2N, Fiya menciptakan puisi berjudul Dialog Sang Mata Malam,  “puisi ini bercerita tantang perjuangan anak yang ingin sekolah tapi terkendala biaya,” ungkapnya.

Fiya mengaku, sampai saat ini masih suka menciptakan puisi. “Lebih banyak menyangkut tentang Ketuhanan. Karena pengaruh orang tua juga,” jelasnya. Ke depan, Fiya akan tetap menciptakan puisi, karena menurutnya cipta puisi adalah hobinya.

Sumber : Lombok Pos edisi 15 Mei 2012