Kangkung merupakan salah satu komoditas andalan Kabupaten Lombok Barat (Lobar). Tanaman kangkung asal Lobar bahkan kini sudah merambah kawasan Timur Tengah setelah sebelumnya menembus pasar Bali, Surabaya, Yogyakarta, dan di ekspor keluar negeri seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.

“Kabupaten Lobar menyuplai kangkung yang kualitasnya tidak bisa dibandingkan dengan daerah lain,” ujar Kadis Pertanian dan Perkebunan Dispertanakbun) Lobar Chaerul Bachtiar.

Bachtiar mengungkapkan, kualitas kangkung Lobar memang sudah mendapat pengakuan banyak pihak. Kangkung yang dihasilkan petani lokal memiliki tekstur rasa, kelembutan dan keempukan yang berbeda disebabkan air yang digunakan dalam pengairan berasal dari gunung Rinjani yang memiliki kandungan mineral sangat tinggi.

Tahun 2013 ini rencananya ada perluasan areal yang sebelumnya seluas 150 hektare akan ditambah menjadi 300 hektare. “secara tradisionalpetani kangkung kita mampu menghasilkan tujuh sampai sembilan ton per hektare per empat bulan, kedepan produktifitas akan kita tingkatkan juga agar bisa mencapai 20 ton per hektare per empat bulan,” jelasnya.

Dari segi pendapatan, dalam setahun bisa menghasilkan sekitar Rp 24 juta per hektare per empat bulan.

Kangkung yang dihasilkan Lobar ada dua jenis yaitu nona dan aini. Kangkung jenis nona adalah kangkung yang mulus sedangkan aini daunnya memiliki gerigi.

Daerah penghasil kangkung di Lobar tersebar di tujuh kecamatan. Yakni Lingsar, Narmada, Labuapi, Batulayar, Gunungsari, Kediri dan Gerung. Diantara mereka, kecamatan yang paling produktif menghasilkan kangkung adalah Lingsar, Narmada dan Labuapi. (cr-puj)

Sumber : Koran Lombok Post 5 Maret 2013