Gerung, Diskominfotik. Lombok Barat terus berupaya menguatkan dan meningkatkan semangat dan budaya literasi dikalangan masyarakat khususnya para pemuda. Berbagai upaya dan langkah dilakukan oleh Pemkab Lobar melalui Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah untuk memguatkan budaya literasi. Salah satunya adalah kegiatan Diskusi yang dilaksanakan di Gedung Disarpus Lobar pada hari Jumat, 2 Desember 2022. Kegiatan ini dihadiri oleh PJ Sekda Lobar H. Ilham, Kepala Dinas Kominfotik Lobar Ahad Legiarto, Kadis Arsip dan Perpustakaan Lobar H. Saeful Akhkam, pegiatan literasi serta masyarakat.

Diskusi yang bertajuk Nasib Literasi di Era 5.0 ini menghadirkan Pj Sekda Lobar H. Ilham sebagai Keynote speaker sementara itu narasumber diskusi ini antara lain Kadis Kominfotik Lobar Ahad Legiarto, Kontributor Tempo Abdul Latif Apriaman, Desen Univeraitas Islam Negeri (UIN) Mataram , dan Dosen dari Sekolah tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Qomarul Huda Bagu serta para peserta lainnya. Mengalami tingkat literasi rendah, hal ini dibuktikan dari jumlah peserta pengunjung ke Perpustakaan yang ada di Lombok Barat (Lobar). Berdasarkan masalah tersebut pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat melalui Dinas Perpustakaan (Disarpus) Lobar gelar workshop terkait Bagaimana Nasib Literasi di Era Digital saat ini.

Kegiatan yang berpusat di gedung Disarpus Lobar pada hari Jumat 02 Desember 2022 yang dihadiri oleh PJ Sekda H. Ilham, Kepala Dinas (Kadis) Kominfotik Lobar, Ahad Legiarto, Kadis Parpus Lobar, H. Saefeful Ahkam, para Narasumber, Andul Latif Apriaman selaku Kontributor majalah tempo, Desen Univeraitas Islam Negeri (UIN) Mataram Ishak Hariyanto, dan Dosen Sekolah tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Qomarul Huda Bagu Dr. Fahrurozi serta Kadis Arpusda H. Saeful Akhkam sebagai moderator.

Dalam pemaparannya PJ Sekda Lobar, H. Ilham menyampaikan beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bersama terutama terkait Nasib Literasi di Era Digital saat ini. Menurut data jumlah perpustakaan di Lobar sebanyak 850 perpustakaan termasuk perpustakaan yang ada di sekolah, Desa dan Kecamatan, namaun mengingat jumlah peserta pengunjung ke Perpustakaan yang selalu rendah, Pemda Lobar terus berupaya bagaimana cara menggerakan masyarakat untuk memperhatikan literasi saat ini. “Kami terus berupaya untuk menumbuhkan semangat kepada masyarakat untuk meningkatkan kembali minat baca dan menulis, seperti program perpustakaan berjalan”, ujarnya.

Ilham juga menyebutkan bahwa literasi memiliki arti yang cukup luas bukan sekedar membaca dan menulis namun pemahaman literasi harus dilihat dari segala aspek kehidupan seperti, kemapuan membaca situsi, menganalisa ituasi, menyimpulkan segala sesuatu yang dihadapi,memutuskan segala sesuatu, kemampuan finansial, Numerik dll termasuk juga kemampuan literasi digital, karna kemampuan Literasi digital merupakan lebutuhan pokok saat ini dan dimasa yang akan datang. Saat ini Lobar harus menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Yang siap menghadapi Literasi Digital sehingga mampu mengubah peradaban dengan mengikuti perkembangan teknoligi saat ini. “Mau tidak mau saat ini kita harus mengikuti situasi yang di sebut dengan 4.0 (Four poin Zero) atau yang di kenal dengan Era Digital, yang dimana saat ini perkembangan teknologi mampu mengubah dan melakukan banyak hal hanya dengan satu genggaman termasuk membaca buku”, jelasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kominfotik, Ahad Legiarto menyampaikan pemaparanya tentang nasib literasi di era 5.0. Ia mengatakan meskipun zaman sudah digital akan tetapi ada, kebiasaan atau kelaziman membaca secara manual harus tetap melekat. Hal ini menurutnya suatu tantangan bagi Pemda Lobar, lebih khusus bagi Instansi yang merupakan sebagai pusat informasi. Untuk itu berbagai upaya dilakukan diskominfotik untuk menguatakn literasi digital melalui Program Senin kita (Sekolah Jurnalistik dan Kajian Berita) . Kegiatan ini hingga saat ini sudah berjalan setiap pekan dan melibatkan semua masyarakat dari berbagai kalangan. Tujuan kegiatan ini bukan sekedar untuk mewujudkan keterbukaan informasi, melainkan sebagai jembatan belajar bagaimana cara mewujudkan masyarakat yang gemar membaca dan menulis yang tertuang dalam bentuk informasi atau berita.
“Kami memiliki program rutin Senin Kita yang melibatkan semua masyarakat dari berbagai kalangan yang telah mengikuti agenda kita hingga saat ini program sudah berjalan pada 25 sesi dan sudah mulai terlihat hasil dari website website desa”, imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama Abdul Latif selaku Kontributor Majalah Tempo menyarankan agar semua guru atau yang bergerak pada literasi untuk tidak memberikan hukuman kepada anak didik yang gemar dengan literasi. Namun harus selalu memberikan dukungan berupa reward untuk menambah minat dan samangat agar budaya literasi tetap melekat serta tidak hilang pada generasi-generasi selanjutnya.

Sementara itu Kadis Arpusda H. Saeful Akhkam mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan sebagai jawaban atas kegelisahan sejumlah pihak terhadap situasi literasi saat ini. Menurutnya melalui diskusi diskusi ringan seperti ini dapata menghasilkan berbagai solusi dan jalan keluar terhadap berbagai masalah atau problem dalam hal literasi. “Tentu kita berdiskusi ini untuk dapat menyatukan semangat dan persepsi dalam memperkuat literasi di era digital saat ini. “ujarnya.
(Diskominfo/ Windi)