Dikhususkan Bagi Siswa Kurang Mampu

GIRI MENANG-Kabupaten Lom­bok Barat (Lobar) siap menjadi daerah percontohan untuk dibukanya SMA Terbuka. SMA Terbuka ini nantinya dikhususkan bagi siswa yang jauh dari akses sekolah reguler, terutama yang tinggal di beberapa pulau kecil (gili).

“Ada 23 pulau luar yang sebagian ada siswa di daerah itu. Nanti mereka bisa masuk SMA Terbuka,” kata Bupati Lo­bar Dr Zaini Arony saat teleconference dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada Sabtu (10/5) di SMAN 1 Narmada.

Dijelaskan, proses belajar mengajar yang dilaksanakan di SMA Terbuka dengan SMA reguler berbeda. Di SMA terbuka menerapkan system jarak jauh, seperti pada Universitas Terbuka (UT). Para siswa belajar secara online lantaran jarak tempat ting­gal dengan sekolah terdekat cukup jauh.

Dikatakan, Pemda Lobar telah menunjuk enam sekolah yang menjadi rintisan sekolah induk, yakni SMAN 1 Narmada. Ke depan akan dikembangkan juga di beberapa wilayah yang jauh akses ke sekolah. “Mudah-mudahan SMA Terbuka bisa menampung 200 siswa di masing- masing sekolah,” beber doktor bidang pendidikan ini.

Disampaikan bupati, Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA di Lobar mencapi 63 persen. Artinya sekitar 27 persen siswa tidak melanjutkan SMA. Dengan demikian, adanya SMA Terbuka ini di­harapkan bisa menampung mereka.

Besarnya biaya pendidikan di tingkat SMA menjadi salah satu pemicu banyaknya

siswa yang tidak melanjutkan. Lebih-lebih kebijakan Kemendikbud mengeluarkan dana BOS SMA untuk menurunkan SPP di tingkat SMA belum terlihat di NTB. “Insya Allah kami akan memberikan layanan pendidikaan khusus bagi siswa yang terkendala ekonomi, sosial, geografls,” katanya.

Dalam teleconference yag berlangsung sekitar 5 menit itu, terungkap jika siswa SMA Terbuka disiapkan dana Rp 1.250.000/ tahun. Mereka juga akan diberikan pinjaman perangkat teknologi berupa tablet untuk menunjang proses belajar mengajar secara online.

Sementara itu, Kepala Dinas Dikpora NTB H Imhal mengatakan, di NTB target APK 97 persen. Untuk mencapai target tersebut harus ditingkatkan APK sebesar 4 persen per tahun atau penambahan siswa pertahun 8.000 orang.

Dikatakan, kriteria siswa yang masuk SMA Terbuka pertama berasal dari daerah tertinggal.Kedua, memiliki keterbatasan ekonomi dan syarat ketiga mengalami kendala sosial. “ Kriteria anak seperti itulah yang mendapat prioritas masuk siswa SMA Terbuka,” kata Imhal.

Dijelaskan, sistem pembelajaran bersifat fleksibel dengan menerapkan prinsip belajar mandiri. Siswa belajar berbasis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) yang disesuaikan kurikulum.

Dikatakan, SMA Terbuka merupakan salah satu kegiatan dalam upaya dalam pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal (PMU). Ini untuk memperhatikan penduduk usia 16-18 tahun yang berasal dari keluarga kurang mampu, daerah terpencil, daerah tertinggal untuk mengenyam pendidikan.

Imhal berharap PMU dapat menjadi lompatan yang signifikan pada pendidi­kan dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan penduduk.Diharapkan lulusan SMA Terbuka memiliki SDM spesifik dan lebih siap untuk bekerja.

Sumber: Lombok Post, Senin 12 Mei 2014