GIRI MENANG-Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) berkomitmen menjadi sentra produksi kedelai, di NTB. Pasalnya, lahan produksi di daerah itu masih cukup luas.

“Apabila Dompu sangat sukses di bidang jagung, tentu dengan dukungan kementerian dan provinsi Insya Allah Lo­bar bisa diwujudkan,” kata Bupati Lobar H Zaini Arony, di Sekotong, kemarin.

Hal itu dikatakan pada acara gerakan tanam serentak kedelai bersama TNI AD di Dusun Tembowok, Desa Sekotong Barat, Kecamatan Sekotong. Kegiatan itu juga dihadiri Kasrem 162/ WB Letkol Inf Armansyah, Direktur Pasca Panen Kement­erian Pertanian Pending Dadih Permana, Kadis Pertanian NTB Husni Fahri. Selain itu, Kepala Sekretariat Bakorluh NTB Hj Husnanidiaty Nurdin, Kepala BPTP NTB Dwi Praptomo S, Kadis Pertanian Lobar Khaerul Bachtiar dan Kabulog Divre NTB M Hasyim. ,

Selain faktor iklim yang cocok, kata Zaini, alasan lain dipilihnya Lobar sebagai sentra produksi kedelai karena lahan pertaniannya yang masih cukup luas. Khusus untuk kedelai, pihaknya sudah menyiapkan lahan tanam seluas 15 ribu hektare (ha). Ada juga lahan tanam tambahan yang mencapai 500 ha.

Upaya perluasan areal tanam sudah dilakukan. Baik untuk tanaman padi maupun palawija. ‘’Untuk padi saja mencapai 17 ribu ha. Kalau kali dua karena dua kali panen dalam setahun berarti 34 ribu ha. Nah kedelai juga demikian kedepannya,” beber bupati.

Upaya memasyarakatkan petani membudidayakan kedelai, sambungnya, karena kebutuhan lokal dan nasional akan komoditas itu masih sangat luar biasa. Bahkan, Indonesia masih mengimpor.

Saat ini kedelai juga telah menjadi generasi keenam dari sisi pengololahan. Tidak hanya menjadi tahu, tempe, kecap, susu. Tapi juga menjadi biomassa dan produk lainnya. ‘’Kebutu­han kita masih cukup besar. Sementara Lobar baru mampu memproduksi 11 ribu ton,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Pasca Panen Kementerian Pertanian Pending Danding Permana, menjelaskan, penetapan NTB se­bagai sentra produksi kedelai nasional untuk mengejar target swasembada kedelai 2014. Untuk itu, la berharap NTB mampu memproduksi satu juta ton kedelai per tahun. “Kami dari pusat akan mendukung penuh berbagai program yang dilaksanakan pemerintah daerah yang bertujuan untuk mendongkrak produktivitas pertanian, khususnya untuk komoditi kedelai,” ungkapnya.

Saat ini kebutuhan kedelai nasional mencapai 2,5 juta ton per tahun, sementara produksi dalam negeri baru mencapai 700 ribu hingga 800 ribu ton. Dengan demikian Indonesia masih kekurangan sekitar 1,7 juta hingga 1,8 juta ton kedelai. kekurangan tersebut terpaksa dipenuhi melalui impor.

Secara terpisah, Kasrem 162/WB Letkol Inf Armansyah menyatakan, dalam pencapaian peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai,TNI berkewajiban membantu pemerintah. Terutama dalam menyiapkan potensi nasional menjadi kekuatan pertahanan yang dipersiapkan secara dini. Selain itu,membantu pelaksanaan fungsi pemerintah dalam kondisi dan situasi yang memerlukan sarana, alat, air irigasi, dan kemampuan TNI untuk membantu menyelesaikan kendala yang dihadapi.

Sumber: Lombok Post, Selasa 15 April 2014