GIRI MENANG-Untuk meningkatkan pendampingan bagi para petani, Badan Penyuluhan (Bapeluh) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menyiapkan pos penyuluh di tingkat desa (Posluhdes). Keberadaan pos tersebut, diharapkan, bisa menjadi wadah interaksi bagi petugas penyuluh di lapangan dengan pelaku utama.
“Kita sudah menginisiasi pembangunan Posluhdes di semua desa. Sekarang, persiapannya sudah 80 persen. Kita menargetkan, tahun ini sudah siap 100 persen,” kata Kepala Bapeluh Lobar H Moh Najib dalam rapat evaluasi di aula kantornya, kemarin.
Dijelaskan, pembentukan Posluhdes sendiri memiliki dasar hukum UU No 16 Tahun 2006 yang mengharuskan adanya pos penyuluh hingga tingkat terbawah yakni, desa. Tujuannya, untuk mendekatkan pelayanan bagi petani agar mereka lebih mudah mendapatkan informasi, khususnya yang terkait dengan perkembangan teknologi.
Melalui posluhdes, pelaku utama diarahkan agar lebih proaktif dalam mencari dan menghimpun sejumlah informasi. Mereka juga bisa dirangsang agar dapat berkarya dan menemukan teknologi baru yang berasal dari petani sendiri.
“Posluhdes menjadi wadah bagi mereka untuk bertukar informasi demi perubahan ke arah yang lebih baik,” lanjut putra dari TGH Mustafa Al Holidy, pendiri Pondok Pesantren Al Islahudiny Kediri tersebut.
Adapun mekanisme pembentukan Posluhdes sendiri melalui rembuk tani desa. Desa sendiri, kedepannya, diharapkan bisa memberi perhatian dalam pengembangan posluhdes tersebut. Apalagi, anggaran yang diterima setiap desa akan jauh meningkat tahun 2015.
“Desa juga harus mendukung posluhdes ini karena memang dihajatkan untuk kemaslahatan warga, terutama petani,” pungkasnya.
Di sisi lain, kebaradaan penyuluh sendiri berarti penting sebagai ujung tombak di lapangan. Untuk itu, bapeluh pun mendorong penambahan tenga penyuluh di lapangan. Jika sebelumnya satu orang tenaga penyuluh menangani satu desa. Maka, kini dibatasi bahwa satu tenaga menangani 8 hingga 13 kelompok untuk memperbaiki kulitas pendampingan.
Sumber: Lombok Post, Selasa 7 Oktober 2014