Istri Bupati Hj Nanik Zaini Arony seolah tak pernah bosan menjalin silaturahmi dengan para bawahannya yang ada di tingkat kecamatan, desa dan dusun. Kemarin, ibu satu anak ini beserta pengurus TP PKK kabupaten menghadiri pertemuan bulanan pengurus PIKAD (Paguyuban Istri Kepala Desa) Lombok Barat (Lobar). Seperti apa keseruan ketika para ibu ini berkumpul?

Giri MenangWAKTU baru menunjukkan pukul 09.00 Wita, halaman kantor Desa Kuripan Utara, Kecamatan Kuripan sudah ramai dipenuhi para istri kepala desa. Mereka ada yang datang sendiri, bergerombol atau diantar suami yang kebetulan memiliki waktu lowong. Ada juga yang membawa serta anak dengan pertimbangan sang buah hati bisa ikut menikmati acara silaturahmi tersebut.

Pertemuan PIKAD di pertengahan bulan ini memang dijadwalkan berlangsung di Kuripan. Seperti kegiatan yang sudah-sudah, pertemuan PIKAD memang selalu digilir tiap bulan di tiap kecamatan. Rencananya terakhir akan dilaksanakan di Sekotong.

Hj Nanik jauh hari sudah mewanti- wanti panitia acara agar pertemuan PIKAD ini dilaksanakan sesantai mungkin. Karena kegiatan itu memang dihajatkan sebagai refreshing bagi para istri kades, setelah selama sebulan turun ke masyarakat melakukan pembinaan.

”Saya berharap setelah pertemuan ini, para ibu bisa lebih semangat dalam melaksanakan kegiatan,” ujar Hj Nanik.

Paham dengan instruksi ketua dewan Pembina PIKAD kabupaten ini, panitia pun berusaha menciptakan suasana santai. Para peserta diajak duduk secara lesehan lengkap dengan hidangan ala kadar. Namun rencana untuk makan bersama dengan membawa bekal dari masing-masing anggota PIKAD ternyata tidak terlaksana. Pasalnya banyak istri dari para kades ini tak membawa.

Hadir di kesempatan itu juga Camat Kuripan H Muktasimbillah dan Kepala Pos Polisi Kuripan dan kades setempat. Meski merupakan kelompok minoritas di pertemuan tersebut, para pria-pria ini juga terlihat menikmati acara.

Sikap dermawan Hj Nanik kembali terlihat di acara PIKAD kemarin. Dia begitu tersentuh dengan suguhan sederhana qasidah dari beberapa santri diponpes sekitar. Hj Nanik pun tanpa ragu merogoh koceknya sebesar Rp 1 juta untuk kelompok penyanyi qasidah yang usianya diperkirakan berusia belasan tahun itu. ‘ ’Ini untuk beli seragam kalian ya,” pesan Hj Nanik kepada salah satu perwakilan santri.

Seperti di setiap kegiatan, istri bupati ini selalu menekankan peran strategis perempuan dalam pembangunan. Termasuk juga tanggung jawab yang diemban para istri kades dan camat yang merupakan ujung tombak keberhasilan suami mereka masing-masing menjalankan program.

“ Saya juga tak pernah bosan mengingatkan Pak Camat dan Kades agar memberi ruang kepada para istri untuk berperan di masyarakat. Mereka bisa menggantikan peran suami dengan catatan kades dan camat sedang tidak berada di tempat,” ujarnya.

Di penghujung acara, beberapa istri kades berkesempatan memperdengarkan suara emas mereka. Namun kesempatan ini awalnya disambut malu-malu oleh mereka dan baru mulai tergerak ketika istri camat Sekotong dengan percaya diri mendendangkan lagu dari artis Vina Panduwinata.

Beberapa istri kades pun seakan terpacu semangatnya untuk tampil di depan. Dua istri kades tanpa ragu menyanyikan lagu dangdut dengan dibumbui sedikit goyangan pinggul. Tak ketinggalan juga istri camat Narmada, istri camat Gu nungsari dan istri camat Lembar unjuk kebolehan menyanyikan lagu pop;

Untuk lebih menyemarakkan suasana, MC (master of ceremony) acara ini kemudian menunjuk Ketua liswara Lobar yang juga istri Ketua DPRD Lobar Hj Siti Aminah Umar Said. Ibu Umar, begitu wanita ini disapa, memang memiliki kepribadian yang sedikit pemalu dan murah senyum. Apalagi soal kisah hidupnya yang selalu menarik untuk disimak.

Hj Nanik yang kenal betul dengan sifat rekannya itu pun ikut tampil mendampingi. Ia berseru jika Bu Umar ingin menyanyikan lagi Wali Band yang berjudul “ puaskah”. “ Saya hanya mendampingi saja ibu-ibu,yang nyanyi ya tetap Bu Umar,” cetusnya disambut suara riuh para istri kades.

Namun memang karena memiliki jiwa biduan, Hj Nanik pun ternyata ikut larut menyanyikan lagu mellow dengan lirik cukup menyayat hati ini. Beberapa istri kades ternyata seakan tersihir dan menitikkan air mata. Entah karena lirik lagu ini yang memang sesuai dengan kisah hidupnya atau tersentuh dengan suara merdu sang istri bupati.

Sumber: Lombok Post, Jum’at 21 Februari 2014