SDN 1 Labuan Tereng Raih Penghargaan dari Kementerian Kehutanan

Setelah berhasil keluar sebagai juara I dalam lomba bidang kehuta¬nan 2014 tingkat provinsi beberapa waktu lalu, SDN 1 Labuan Tereng bebas melenggang ke tingkat nasional. Dalam kategori kecil menanam dewasa memanen (KMDM), sekolah ini berhasil mengungguli sejumlah sekolah lainnya di NTB.

GIRI MENANG
KENDATI gerakan menanam yang digalakkan sekolahnya semata-mata bukan diprioritaskan untuk mengejar penghargaan, Kepala SDN 1 Labuan Tereng Emi Rohanah, S.Pd tetap patut berbangga. Bagaimana tidak, usahanya menghijaukan lingkungan sekitar sekolah sejak 2009 silam diganjar penghargaan dari Kementrian Kehutanan RI pertengahan Agustus lalu.

Dalam sebuah kesempatan, Emi mengungkapkan apa yang telah diraih sekolahnya tak lepas dari peran semua pihak. Pertama Ketua TP PKK Lobar Hj Nanik Zaini Arony yang pada dua 2011 telah menyumbang sejumlah bibit pohon. Ada juga badan penyuluh (bape luh), dinas kehutanan, dinas pendidikan dan kebudayaan, badan lingkungan hidup (BLH) serta Bakorluh NTB yang memiliki andil dan mendorong terciptanya sekolah hijau.

Program kepedulian terhadap pelestar- ian lingkungan mulai dikenalkan Erni ke peserta didik di bangku kelas 3 hingga kelas 6. Mula-mula siswa diajarkan cara menanam yang benar. Setiap Sabtu mereka diminta para guru untuk membawa poly bag dua buah.
Untuk menyalurkan minat siswa menanam, sekolah menyediakan lahan di area belakang seluas 2 are. Lahan ini selain ditanami buah- buahan juga sayur mayur yang diyakini memiliki manfaat dari sisi kesehatan. Namun selama lima tahun digulirkan program penana- man secara massif, lahan yang dimiliki seko¬lah pun tak dapat menampungnya sehingga lahan kosong milik masyarakat sekitar yang memang belum digarap dimanfaatkan mereka untuk ditanami.

“Alhamdulillah apa yang kami upayakan se¬lama ini membuahkan prestasi membanggakan. Ini berkat kerja sama semua pihak,” ujamya.

Gerakan penghijauan yang dilakukan seko¬lah ini bukan asal tanam saja. Namun mereka juga memikirkan keberlangsungan usia tum- buhan tersebut. Karena itu, sekolah memiliki seorang pendamping penyuluh pertanian. Salah satu guru di sekolah ini juga merupakan kader konservasi tingkat nasional.

“Jadi bukan asal tanam saja. Para siswa juga diajarkan cara bercocok tanam yang benar sehingga rata-rata pohon yang ditanam tidak mati,” tandas Erni.

Prestasi yang telah diukir sekolah tidak lantas membuat mereka berbesar hati dan berhenti melakukan penghijauan di lingkungan sekitar. Justru ini menjadi amunisi bagi keluarga besar SDN 1 Labuan Tereng berbuat lebih banyak lagi untuk lingkungan. (bersambung) BAIQ FARIDA

Sumber: Harian Lombok Post: Senin, 22 September 2014