Senggigi, Diskominfotik – Di momen Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 76 ini, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat semakin gencar melakukan vaksinasi covid-19 bagi masyarakat, sebagai ikhtiar dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa ini dari covid-19. Tepat tanggal 17 Agustus 2021 kemarin jajaran Dinas Kesehatan Lombok Barat memberikan pelayanan vaksinasi bagi 275 orang pengelola wisata berlokasi di Cafe Paragon kawasan Senggigi Lombok Barat, pada selasa 17/8/2021.

Vaksinasi Merdeka bagi pengelola wisata tersebut di hadiri oleh Bupati Lombok Barat H.Fauzan Khalid bersama pejabat lainnya, Ketua DPRD Lombok Barat Hj.Nurhidayah, Kapolres Lombok Barat AKBP. Bagus S.Wibowo, Dandim 1606 Mataram Kolonel Arm.Gunawan, Kajari, Danlanal, serta Danlanud Rembige. Tampak hadir juga mendampingi Bupati Lobar Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat, Hj.Ambaryati, Sekretaris Dikes Lobar Arif S. Kasat POLPP Lombok Barat Yeni, Camat Batulayar Afgan K, Danramil, Kapolsek Senggigi, dan Kepala Puskesmas Meninting Zaenal Abidin.

Ketua DPRD Lombok Barat Hj.Nurhidayah dalam sambutannya mengatakan, Syukur Alhamdulillah di hari ini kita bertemu kembali bersama-sama demi kemajuan Lombok Barat dan juga sektor pariwisata kita di Senggigi. Sektor Pariwisata selama ini menjadi andalan sumber pendapatan daerah di wilayah ini, namun saat ini menjadi lumpuh sebagai akibat pandemi covid-19 berkepanjangan, dimana saat ini sudah memasuki tahun ke dua.

Vaksinasi ini adalah salah satu upaya untuk meningkatkan imunitas tubuh para pengusaha dan pengelola pariwisata di kawasan Senggigi, agar merdeka dari serangan virus korona, sehingga para pengusaha dan pengelola serta para pengunjung wisata nantinya aman dari penularan covid-19. Dengan memberikan rasa aman bagi para pengunjung wisata yang tentunya tetap disertai dengan penerapan Protokol Kesehatan, maka lambat laun akan dapat memulihkan kondisi pariwisata Senggigi, sebagai salah satu icon pariwisata di Gumi Patut Patuh Patju tercinta ini.

Kepala Puskesmas Meninting Zaenal Abidin saat dikonfirmasi, menyampaikan bahwa pihaknya menerjunkan 2 Tim Vaksinator Puskesmas Meninting dalam pelayanan vaksinasi di Senggigi kali ini, dibantu juga oleh Tim Dikes Lobar. Menurutnya, kegiatan vaksinasi serupa sebelumnya juga sudah beberapa kali dilakukan bagi pengelola wisata di kawasan Senggigi ini. Kali ini di Cafe Paragon dari 300 target sasaran yang direncanakan, berhasil divaksinasi sebanyak 275 orang pelaku wisata dan masyarakat Senggigi, dan ada 4 orang sasaran yang ditunda vaksinasinya, karena kondisinya kurang baik setelah dilakukan secreening kondisi kesehatannya.

Di samping upaya vaksinasi bagi masyarakat yang terus dilakukan oleh Puskesmas sampai mencapai target yang ditentukan, upaya menekan penyebaran covid-19 ini juga dilakukan dengan mengaktifkan pelaksanan Tracing, Testing dan Treatmen di masyarakat oleh Tim Tracing masing-masing desa. Tim Tracing Desa yang terdiri dari Kader Desa/Satgas Desa, Babinsa, Babinkamtibmas serta tenaga kesehatan puskesmas, akan segera turun ke masyarakat untuk melakukan pendataan/pelacakan terhadap keluarga dan orang-orang yang pernah kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif covid-19, yang selanjutnya dilakukan Testing dengan pemeriksaan sweb antigen untuk mengetahui memastikan kondisi kesehatannya, dan untuk mengetahui apakah mereka juga sudah terpapar/tertular covid-19 atau tidak.

Jika ada yang terkonfirmasi positif maka segera dilakukan upaya-upaya treatment/penanganan/perawatan sesuai kondisi kesehatannya. Jika mengalami gejala ringan ataupun tidak bergejala maka dilakukan Isolasi terpusat sampai dinyatakan sembuh, namun jika mengalami gejala sedang dan berat akan segera dirujuk ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan sampai dinyatakan sembuh dari covid-19 tersebut. Masyarakat diharapkan mendukung Upaya Tracing dan testing ini, dalam rangka memutus mata rantai penularan covid-19.

Masyarakat juga diharapkan dapat memberikan dukungan baik secara moril dan material kepada warga yang terkonfirmasi positif covid-19, serta tidak memberikan stigma (baca,pandangan) negatif (baca,buruk) terhadap warga masyarakat atau keluarga yang terkonfirmasi positif covid-19 tersebut. Penyakit covid-19 bukan merupakan aib, atau penyakit kutukan dan pandangan negatif lainnya.
Stigma negatif terkait covid-19 akan membuat orang menyembunyikan status kesehatannya, merasa enggan memeriksakan dirinya, dan membuat orang takut saat di periksa. (Diskominfotik/PRMKS MZ/YL)