GIRI MENANG – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lobar mulai memantau bahan makanan berbahaya. Tim mengawali pengecekan dengan menyasar arena pasar Narmada.
Petugas tidak hanya mengecek makanan berbahaya, tapi memantau siklus kenaikan harga sembako. Selain itu, mereka juga memeriksa makanan yang diduga kedaluarsa.
”Sasaran tim delapan lokasi pasar. Kami memantau harga sembako, bahan makan berbahaya, dan makanan kedaluarsa,” kata Kadisperindag Lobar Hj Lale Prayitna di Gerung, kemarin (22/6).
Ia menjelaskan, makanan dengan bahan pengawet berbahaya kerap beredar. Khususnya, makanan yang dijual untuk menu buka puasa. Biasannya, oknum penjual menggunakan bahan pengawet boraks. ”Borak paling banyak dipakai untuk pengawet makanan,” bebernya.
Dalam pengecekan makanan dan minumanan ini, Disperindag tidak melibatkan BPOM secara langsung. Menurut Lale, pihaknya akan membeli makanan yang dicurigai mengandung pengawet berbahaya.
Setelah itu, sambung dia, makanan itu akan dikirim ke BPOM untuk diteliti. Nantinya, hasil penelitian mereka akan dikirim lagi ke Disperindag. ”Kami cek makanan dengan cara membeli. Lalu dikirim ke BPOM,” jelasnya.
Ia menegaskan, minimarket tak luput dari pengecekan tim. Sebab, ada dugaan minimarket masih menjajakan makanan dan minuman yang diduga kedaluarsa. ”Kalau di minimarket kami cek makanan yang kedaluarsa,” terang dia.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, kenaikan harga bahan pokok menjadi bagian dari pengecekan ini. Menurut dia, sejumlah barang komoditi mulai naik. Misalkan harga daging ayam dan daging sapi. ”Saya keliling pasar, harga daging naik 15 persen,” akunya.
Sekarang harga daging sapi untuk satu kilo mencapai Rp 120 ribu. Padahal, harga sebelum mamasuki bulan Ramadan Rp 100 ribu. Lale menjelaskan, kenaikan harga ini tergantung permintaan. Semakin tinggi permintaan, maka harga ikut naik. ”Kenaikan ini bisa tembus Rp 140 ribu hingga jelang lebaran,” aku dia.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan Khaerul Bahtiar menjelaskan, lonjakan harga daging tidak bisa dipungkiri. Siklus kenaikan harga memang mewarnai bulan Ramadan dan jelang lebaran. ”Kenaikan ini tidak terlepas dari banyaknya permintaan,” terang dia.
Selama ini, kebutuhan daging sangat mencukupi, bahkan Lobar surplus daging. Menurut Bahtiar, tidak ada kekhawatirkan terhadap kekurangan daging. Karena stok daging di Lobar dipastikan mampu mengatasi permintaan warga. ”Kami pastikan kebutuhan daging akan terpenuhi,” pungkas dia. (jlo/r12)
Sumber: http://www.lombokpost.net/2015/pasar-dan-minimarket-diubek-ubek.html