Gerung, Diskominfotik – Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) melalui Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) Dikes Lobar bekerjasama dengan Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta menggelar workshop Pengembangan Kurikulum Pelatihan Dai dan Tokoh Adat Kesehatan, di Aula Ujung Landasan, Gerung,Kabupaten Lobar, Rabu (28/4/2021).

Dalam kegiatan tersebut District Officer Yayasan Cipta Budi Santoso meminta kepada Forum Da’I dan Tokoh Adat menjadi agen-agen edukasi pencegahan stunting dan COVID-19 dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat berbasis kearifan lokal.

Hal itu disampaikan oleh Budi Santoso dalam sambutannya dalam membuka acara Lanjutan setelah beberapa waktu lalu melaksanakan Lokakarya Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pencegahan Stunting di Kabupaten Lobar yang diselenggarakan oleh Dikes Lobar bersama Tanoto Foundation Yayasan Cipta.

“Stunting itu juga merupakan bencana kemanusiaan. Untuk itu strategi cara berkomunikasi itu penting, kalau dalam TNI ada namanya taktik, untuk mencapai sasaran. Strategi komunikasi itu harus mudah dipahami masyarakat Lobar berbasis kearifan lokal. Oleh karena itu saya minta kepada lintas sektor yang hadir  menjadi agen-agen edukasi masyarakat,” kata Budi.

Stunting di Lombok Barat berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 yaitu 33,6%. Angka ini telah menurun tajam jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2013 yaitu 46,89%. Namun, upaya percepatan intervensi masih sangat diperlukan untuk mencapai target tingkat nasional tahun 2024 yaitu 14%. Hasil penimbangan bulan Februari 2019, jumlah anak Stunting di Lombok Barat sebanyak 15.055 anak. Penyebab langsung masalah gizi pada anak termasuk stunting adalah rendahnya asupan gizi dan status kesehatan (UNICEF, 2013, IFPRI, 2016, Bappenas, 2018, Alive&Thrive, 2018). Penurunan stunting fokus pada masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan khususnya akses terhadap pangan bergizi (makanan), lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak (pengasuhan), akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan (kesehatan), serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi (lingkungan). Keempat faktor tersebut mempengaruhi asupan gizi dan status kesehatan ibu dan anak. Intervensi terhadap keempat faktor tersebut diharapkan dapat mencegah masalah kekurangan dan kelebihan gizi.

“Untuk lintas sektor, utamanya adalah penerapan aplikasi strategi komunikasi yang sudah dibuat Pemkab Lobar, yang sudah dibuat OPD sampai dengan perangkat daerahnya,” tambah budi.

Dan untuk sampai pada masyarakat dalam perubahan perilaku dan komunikasi antar pribadi, benar-benar harus diterapkan sampai di masyarakat luas.

“Agar masyarakat pun menyadari bahwa stunting itu sesuatu masalah yang harus diselesaikan, dan ini pekerjaan yang tidak mudah. Saya yakin kabupaten Lobar, mampu untuk menyelesaikan pada tahun yang sudah ditetapkan,” ungkap salah seorang Tokoh Adat yang hadir dalam acara tersebut.

Ia menyebut, dalam hal ini peran Dinas Komunikasi Informatika (Diskominfo) bersama Dikes Lobar Seksi Promkes untuk berkolaborasi dalam mensosialisasikan dan menginformasikan kepada masyarakat agar sejalan dengan program yang akan disusun dalam pembuatan kurikulum dan modul ini.

“Harapan kami seperti itu, semoga  Diskominfo yang sebagai corongnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lobar bisa berbuat sebaiknya dan tidak hanya stunting saja, tetapi program-program Pemkab yang lain. Utamanya saat sekarang ini pencegahan COVID-19 dengan fokus pada vaksinasi Lansia,” harapnya.

Beberapa kunci dalam merubah perilaku masyarakat dalam hal penurunan stunting, di antaranya memastikan ibu hamil minum tablet tambah darah serta aktif dalam kelas ibu hamil sehingga upgrade terhadap pengetahuan-pengetahuan bagaimana untuk kehamilan yang sehat termasuk pola asuh.

“Kemudian Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA). Bagaimana para ibu atau pengasuh anak dibekali membuat makanan yang sehat untuk bayi dan anaknya,” ucap Kasi Gizi Dikes Lobar .

Selanjutnya, pastikan anak terpantau tumbuh kembangnya di Posyandu, di timbang.

“Jadi matang pertumbuhannya. Berikutnya pastikan kita semua mampu melakukan cuci tangan pakai sabun. Ini sangat penting dalam pencegahan inveksi.  Stunting erat kaitannya dengan infeksi, ” tambahnya.

Yang tidak kalah penting adalah buang air besar di jamban yang sehat dan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam lingkungan keluarga. (Dikominfotik/YL)