GIRI MENANG- Berawal dari keinginan memanfaatkan lahan ponpes yang kosong, kini pengasuh dan santri Ponpes Darul Hikmah NW di Tanak Beak, Kecamatan Narmada sudah bisa memetik hasil. Budidaya mereka mengembangkan buah Naga berbuah manis.

Sejak awal tahun 2011, PP. Darul Hikmah NW mencoba membudidayakan buah Naga sebagai salah satu komoditas penunjang kemandirian pesantren. Selain bernilai estetis dan ekonomis, buah Naga juga mempunyai khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan manusia diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, pelindung kesehatan mulut, pencegah kanker usus, mengurangi kolesterol, pencegah pendarahan, dan mengobati keluhan keputihan.

Buah Naga biasanya dikonsumsi dalam bentuk buah segar sebagai penghilang dahaga, karena buah Naga mengandung kadar air tinggi sekitar 90 persen dari berat buah.

Sebenarnya pengembangan budidaya buah Naga dilakukan Ponpes sejak empat tahun lalu. Namun saat ini masih dilaksanakan di pekarangan rumah dengan menanam langsung di tanah menggunakan tiang-tiang beton. Saat ini ponpes tengah mengembangkan buah Naga dalam pot.

Pengembangan dalam pot baru selama setahun dikembangkan. Lahan untuk pengembangan buah Naga seluas 12 are namun ada juga di lahan yang ada di Lombok Timur bekerja sama dengan ponpes Al-Kautsar. Ponpes kini tengah mencoba uji iklim, karena buah Naga cenderung di iklim yang panas.

Walaupun berada di iklim yang lembab ternyata buah Naga bisa berkembang dengan baik. Warna buah Naga yang dikembangkan Ponpes berwarna merah, putih dan tengah dicoba yang berwarna oranye. Biasanya buah Naga pasti berbuah enam bulan sekali sehingga tergolong buah yang cepat berbuah.

Untuk hasil buah Naga sendiri langsung dibawa pengepul dan sebagian diproduksi anak-anak seperti agar-agar, jus dan kue. Ponpes sedang mencoba untuk kulit buah Naga menjadi bahan untuk warna batik. ”Saat ini pohon di pondok 350 pohon dan untuk di pot 40 pohon”, kata Pimpinan Pondok Pesantren Darul Hikmah NW Ustadz H. Khalilurrahman.

Ide awal melakukan pengembangbiakan tanaman menurut Khalil, sapaannya, ini saat dirinya melihat banyak lahan kosong sehingga berkembang ide untuk menariknya menjadi ciri khas Pondok. Dirinya pun tergugah untuk mencoba membudidayakan buah Naga dan saat ini warga malah menyebut menjadi kampung Naga di Tanaq Beak.

Buah Naga rasanya cukup manis karena mengandung kadar gula mencapai 13-18 briks. Buah Naga juga dapat disajikan dalam bentuk jus, sari buah, manisan maupun selai atau beragam bentuk penyajian sesuai selera anda. “Secara umum, pakar sependapat dan mengakui buah Naga kaya dengan potassium, ferum dan protein, serat, sodium dan kalsium yang baik untuk kesehatan berbanding buah-buahan lain yang diimpor”, tandasnya.

Sumber: Lombok Post, Jum’at 17 Mei 2013