Panitia Penyelenggara Ibadah Haji mengimbau jamaah haji untuk tidak saling bertukar gelang, baik dengan suami dan isteri maupun sesama teman karena akan mengacaukan pendataan jika terjadi kemalangan.

Kepala Bidang Bimbingan Ibadah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Surahmat di Jeddah, Minggu mengatakan dalam sejumlah kasus ditemukan suami isteri yang saling tukar gelang.
“Mungkin saling tukar itu bagian dari kasih sayang atau alasan lain,” katanya.

Praktik tukar gelang juga terjadi pada jamaah yang sudah saling dekat sehingga sebagai bukti persahabatan maka mereka saling tukar gelang.

Jika tidak ada kemalangan, kata Surahmad, maka tidak masalah tetapi jika terjadi kemalangan, seperti tersesat maka saat dalam pendataan dan pengembalian ke rombongan atau regu akan muncul masalah.

“Pada gelang tersebut terdapat data nama, nomer paspor dan asal negara, tahun dan nomer jamaah,” kata Surahmat.

Dia menambahkan jika terjadi kemalangan, misalnya sakit atau meninggal dunia maka data yang muncul adalah data orang lain bukan data pemilik gelang sebenarnya.

“Gelang adalah tanda pengenal pengganti paspor bagi jamaah haji,” kata Surahmat.

Pada bagian lain dia jika mengimbau agar jamaah berhati-hati, tidak membawa semua uang, kartu kredit dan perhiasan dalam tas lalu ditenteng kemana-mana.

“Jika lagi apes, lalu ada yang mengambil maka semua yang dimiliki akan hilang,” katanya.

Dari sejumlah kasus ditemukan bahwa pelaku kejahatan pada orang Indonesia sebagian di antaranya orang asal Indonesia sendiri.

“Bahkan, ada yang mendekati jamaah dengan bahasa daerah sehingga jamaah percaya,” kata Surahmat.

Karena itu dia juga mengimbau agar berhati-hati dengan orang yang tidak dikenal, berpura-pura berbuat baik dengan sikap ingin menolong tetapi pada saat jamaah lengah maka tasnya dicuri.

Di Madinah sejumlah jamaah sudah menjadi korban kejahatan.  (E007/M026)

Sumber : www.antaranews.com