Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dijadwalkan akan membuka pertemuan lanjutan ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) dengan Pan African Parliament (PAP), guna membahas kerja sama parlemen lintas benua, di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, 16-17 September 2012.

“Informasi dari diperoleh dari sumber resmi,  Bapak Presiden akan kembali berkunjung ke NTB pertengahan September nanti, terkait pertemuan AIPA-PAP yang akan dibuka oleh Presiden,” kata Kabag Humas dan Protokoler Setda Nusa Tenggara Barat (NTB) Tri Budiprayitno, di Mataram, Rabu.

Juru bicara Pemerintah Provinsi NTB itu mengatakan, Pulau Lombok, NTB ditetapkan sebagai tempat pertemuan lanjutan AIPA dan PAP yang akan berlangsung di sela-sela Sidang Umum AIPA ke-33.

Sidang Umum AIPA itu akan membahas kerja sama yang diwujudkan dalam nota kesepahaman (MoU), berdasarkan kesepakatan Presiden AIPA Marzuki Alie dan Presiden PAP Moussa Idriss Ndele, dalam pertemuan 17 Februari 2012.

Pertemuan Presiden AIPA dan PAP itu berlangsung di sela-sela penyelenggaraan Konferensi the Sixth Ordinary Session of Pan African Parliament, yang berlangsung sejak 16 Januari 2012,  bertempat di UN ECA (United Nations Economic Commission for Africa), di Addis Ababa, Ethiopia.

Selain Marzuki Alie, delegasi RI pada konferensi itu terdiri dari M Hidayat Nur Wahid (Ketua BKSAP DPR), M Masad Masrur (Tenaga Ahli Ketua DPR), Ramli Saud (Duta Besar RI untuk Ethiopia) dan Bambang Hartoyo (Minister Counsellor KBRI Addis Ababa).

Dalam pertemuan dengan Presiden PAP itu, Marzuki Alie menyampaikan beberapa penting berkaitan dengan hubungan kedua lembaga regional.

Marzuki juga mengajukan ide-ide yang mengarah kepada upaya mempererat hubungan AIPA dengan PAP, yang ditanggapi positif oleh Presiden PAP Moussa Idriss Ndele.

Bahkan, Moussa menindaklanjuti ide mempererat kerjasama antara AIPA dan PAP itu dengan mengusulkan agar wacana tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU).

PAP akan menyiapkan rancangan MoU tersebut dan akan mengkomunikasikannya kepada AIPA melalui saluran diplomatik KBRI di Pretoria, Afrika Selatan, mengingat kantor pusat PAP di Johannesburg, atau dapat melalui KBRI Addis Ababa.

Presiden PAP juga menyanggupi kehadiran sebagai observer pada Sidang Umum AIPA ke-33 di Lombok, NTB, pada pertengahan September 2012.


Diakhir pertemuan itu, dicapai kesepakatan antara Presiden AIPA dan Presiden PAP, yaitu kedua belah pihak akan menindak lanjuti kerjasama antara AIPA dan PAP untuk diwujudkan dalam MOU.

Diharapkan MOU tersebut akan dapat ditandatangani di sela-sela Sidang Umum AIPA ke-33 yang akan diselenggarakan di Lombok.

“Dari informasi yang kami terima, sedikitnya 10 negara ASEAN yakni sebanyak 130 orang dan 11 negara peninjau lainnya yakni sebanyak 150 orang, akan meramaikan pertemuan AIPA-PAP itu,” ujarnya.

Hanya saja, kata Tri, panitia penyelenggara pertemuan itu menghendaki pembukaan pertemuan AIPA-PAP itu berlokasi di kawasan kantor Gubernur NTB, sehingga lokasi yang paling memungkinkan yakni Gedung Graha Bhakti Pemprov NTB. (*)

www.antaramataram.com