Giri Menang, Selasa 23 Juli 2019 – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT.Gerbang NTB Emas (GNE), terus berusaha mengembangkan sayap usahanya. BUMD milik pemerintah Provinsi NTB ini, tengah membidik pemerintah kabupaten (Pemkab) Lombok Barat sebagai sasaran pengembangan usahanya.
Senin (22/07/2019), PT. GNE menggelar sosialisasi program Mahadesa Trade and Distribution Centre (TDC) Desa di Aula Utama Kantor Bupati Lombok Barat di Giri Menang-Gerung.
Kegiatan sosialisasi ini, sebagai pilot project program, pertama kalinya digelar di pemkab Lombok Barat. Sasarannya adalah desa dan kelurahan. Dari 119 desa dan 3 kelurahan yang ada, seluruhnya akan digelontorkan dana senilai Rp 200 juta. Dana ini akan dipergunakan untuk membangun Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sekaligus sebagai pusat perdagangan dan distribusi desa.
Kendati dana yang digunakan untuk kebutuhan membangun Bumdes, namun dalam sosialisasi ini muncul pro-kontra yang dilontarkan sejumlah kepala desa (kades). Pro-kontra ini, akhirnya bisa diredam oleh Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesra, H. M. Ilham.
“Saya tertarik dengan Mahadesa ini. Kesannya seolah memberi solusi bagi desa, tetapi itu sebatas bahasa. Namun implikasinya banyak pendektan pilot proyek,” tegas salah seorang kepala desa yang ragu atas program ini.
Namun sebaliknya bagi kades Mareje Timur yang semangat menyambut program Mahadesa TDC Dasa ini.
“Jujur saja, karena kami sudah mengembangkan Bundes, silahkan berkunjung ke desa kami yang berada di atas bukit. Bila perlu di desa Mareje Timur yang pertama kalinya untuk melounching program ini,” tantangnya.
Untuk meredam pro dan kontra pada sesi dialog ini, H. M. Ilham akhirnya bisa menengahi. Kata mantan Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Lembar ini, semua kades diminta jangan pesimis. Program ini merupakan program bersama dalam daerah, bukan milik pemerintah pusat. Namun apapun alasnnya, Ilham meminta supaya bersama-sama menerima jika program ini baik pada akhirnya.
“Mari kita bersama sama menerima, karena kita dipasilitasi untuk mensuksekan program Bumdes,” kata Ilham dihadapan seluruh kades, camat dan sejumlah pendamping desa.
Ada hal lain yang terlihat aneh dari pertemuan ini. Pada sesi dialog, nampak seorang kepala desa di wilayah kecamatan Sekotong lebih memilih walk out, keluar melalui pintu timur belakang. Demikian juga dua orang camat. Beberapa menit sebelum sesi dialog usai, kedua camat ini keluar melewati pintu belakang.
Sementara dari pihak GNE, Anton memaparkan, pada program Mahadesa TDC ini, pihak desa dibantu untuk menjadi front trader bagi masyarakat sekitar. Bentuknya melalui jaringan Aplikasi Bisnis Bumdes. Anton menyebut, jaringan aplikasi itu antara alain, ada Dashboard Bisnis, Managemen Transaksi, Managemen Outlet, Managemen Pelanggan, E-Commerce, Jaringan Sales Network, Pintech Online, Reporting dan Laporan Keuangan.
Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Senin, 22 Juli 2019