Pertama (1)
Tanam 15 Ribu Pohon, Wakili NTB dalam KMDM Tingkat Nasional
Satu lagi sekolah pinggiran di Kecamatan Lembar mampu mengharumkan nama Lombok Barat (Lobar). SDN 1 Labuan Tereng baru-baru ini berhasil menjuarai lomba KMDM (Kecil Menanam Dewasa Menanen) tingkat provinsi.
BERKAT keberhasilannya menjuarai KMDM tingkat provinsi, sekolah yang memiliki murid 220 orang ini mampu memboyong hadiah jutaan rupiah plus piala. Prestasi ini pun secara otomatis makin menyemangati mereka untuk melakukan pemeliharaan lingkungan di sekitar sekolah maupun desa setempat.
Kepala SDN 1 Labuan Tereng Erni Rohanah, Spd yang ditemui mengatakan, pelestarian lingkungan hidup memang menjadi prioriras utama pihaknya. Selain terintigerasi dengan mata pelajaran juga dengan muatan lokal (mulok) bina lingkungan.
‘’Gerakan menanam memang telah dilakukan sejak lima tahun lalu. Namun khusus untuk mengikuti KMDM kami baru ikut sekarang karena tahun-tahun lalu kami ikut adiwiyata,” jelas Erni kepada Lombok Post.
Para murid di sekolah ini, kata dia, sejak dini memang diajarkan menanam pohon dan memanen dengan cara yang benar. Program ini pun sejalan dengan visi sekolah yakni terwujudnya warga sekolah yang beriman, berbudaya, cinta lingkungan dan berdaya saing dengan memperhatikan pendidikan untuk semua.
Sejak digulirkan 2009 silam, kini sudah ada sekitar 15 ribu pohon yang ditanam para murid dan guru. Pohon-pohon tersebut tidak hanya ditanam di sekitar sekolah namun juga di 25 hektare lahan milik masyarakat. Jenis-jenis pohon yang ditanam seperti sengon, mahoni, jati putih, buah-buahan berupa nangka dan mangga.
Sesuai siklus penanaman mereka, para siswa biasanya mulai melakukan pembibitan pada bulan Agustus dan akan menanam di Oktober. Ketika sekolah kekurangan bibit mereka akan berkoordinasi dengan dinas kehutanan, BLH (badan lingkungan hidup) setempat untuk menyuplai bibit tambahan. Kerja sama serupa juga mereka jalin dengan Ponpes Nurul Haramain di Narmada.
Gerakan penghijauan yang dilakukan sekolah ini bukan asal tanam saja. Namun mereka juga memikirkan keberlangsungan usia tumbuhan tersebut. Karena itu, sekolah memiliki seorang pendamping penyuluh pertanian. Salah satu guru di sekolah ini juga merupakan kader konservasi tingkat nasional. “’Jadi bukan asal tanam saja. Para siswa juga diajarkan cara bercocok tanam yang benar sehingga rata-rata pohon yang ditanam tidak mati,” tandas Erni. (bersambung)
Kedua (2)
Produksi Pupuk Kompos, Tularkan Ilmu ke Sekolah lain
Usaha Erni Rohanah selama beberapa tahun membimbing para murid dan guru untuk memperhatikan lingkungan disekitar sekolah ternyata tak sia-sia. Keberhasilan mereka mengubah lahan tandus di sekolah menjadi hijau telah diganjar dengan berbagai penghargaan. Salah satunya juara dalam lomba KMDM (kecil menanam dewasa memanen) tingkat provinsi.
SAAT INI, SDN 1 Labuan Tereng, Kecamatan Lembar tengah sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba KMDM tingkat nasional. Sekolah yang dipimpin Erni Rohanah ini berharap mereka bisa mengukir prestasi gemilang di kancah nasional mengharumkan nama Lombok Barat dan NTB.
Program kepedulian terhadap pelestarian lingkungan mulai dikenalkan sekolah ke peserta didik di bangku kelas 3 hingga kelas 6. Mula-mula siswa diajarkan cara menanam yang benar. Setiap Sabtu mereka diminta para guru untuk membawa poly bag dua buah.
Untuk menyalurkan minat siswa menanam, sekolah menyediakan lahan di area belakang seluas 2 are. Lahan ini selain ditanami buah-buahan juga sayur mayur yang diyakini memiliki manfaat dari sisi kesehatan. Namun selama lima tahun digulirkan program penanaman secara massif, lahan yang dimiliki sekolah pun tak dapat menampungnya sehingga lahan kosong milik masyarakat sekitar yang memang belum digarap dimanfaatkan mereka untuk ditanami.
”Saya tertarik untuk menggerakkan program penanaman di sekolah ini lantaran wilayah kami tergolong tandus. Banyak lahan kosong dan sebagian lagi tanahnya dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk bahan batu bata. Alhamdulillah pelan-pelan wilayah di sekitar sekolah sudah mulai hijau,” kata Kepala SDN 1 Labuan Tereng Erni Rohanah.
Agar penanaman yang dilakukan tak setengah-setengah, sekolah juga dibantu seorang tenaga penyuluh pertanian lapangan. Kebetulan juga salah satu guru di sekolah ini merupakan kader konservasi tingkat nasional. Kemampuan kedua pembina ini pun disalurkan ke para murid. Sehingga kemampuan peserta didik tak hanya jago dalam bercocok tanam namun ternyata juga mampu memproduksi pupuk kompos.
Erni menyebut para siswanya sejak beberapa tahun terakhir sudah mulai memproduksi pupuk kompos untuk digunakan dalam kegiatan penanaman mereka. Sampah-sampah organik diolah mereka dengan sistem takakura untuk menjadi pupuk kompos. Ternyata, ada juga pupuk yang dijual mereka secara bebas dengan dibandrol Rp 3000 per satu kantong plastik.
Tak cukup sampai di situ, sampah- sampah anorganik di sekolah juga tak luput dari perhatian mereka. Kreativitas para siswa pun dikembangkan dengan mengolah sampah-sampah tersebut menjadi prakarya. Ada yang diolah menjadi vas bunga, taplak meja dan tempat tisu.
Atas kepeduliannya terhadap lingkungan, sekolah ini pun dilirik oleh beberapa organisasi yang konsen terhadap lingkungan. Salah satunya program pertukaran pelajar dari Jepang bemama JICA. Beberapa kali kunjungan para siswa asal negeri matahari terbit itu dilakukan di sekolah ini dan rencananya pertengahan bulan nanti kegiatan serupa akan kembali dilakukan.
Hal yang cukup membanggakan juga, sekolah ini ternyata tak hanya ingin sukses sendirian. Program menghijaukan lingkungan sekitar juga mereka tularkan ke sekolah-sekolah lain yang ada di Kecamatan Lembar sejak 2012 lalu. Mereka juga membuat MoU (memorandum of understanding) dengan sekolah- sekolah yang diajak bekerja sama agar bantuan bibit yang telah diberikan bisa ditanam sebagaimana mestinya dan dipelihara dengan baik.
Sumber: Lombok Post 9,10 Juni 2014