WhatsApp Image 2017-02-09 at 20.15.02Giri Menang – (9/2). Sembilan Pendonor Darah Berprestasi Mitra Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) akan menerima penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Presiden Republik Indonesia.

Bupati Lobar selaku Ketua PMI Lobar H. Fauzan Khalid didampingi Kepala Instalasi PMI Lobar Dr. Tri Retno Wilandari dan Sekretarisnya Mustarudin Efendi, menerima kunjungan dan melepas 9 orang pendonor darah berprestasi tersebut di Kediamannya (9/2).

Kesembilan orang tersebut akan disematkan Pin Satya Lencana Kebaktian Sosial di Istana Negara Jakarta adalah Priyo Purwoko Pujo Utomo, I Gusti Bagus Sudarsana, M Husni Tamrin, Rudi Yana Burhana, Sarjono, Husni, Suhartono Sumiran dan Raden Supardan. Penghargaan ini diberikan Presiden karena mereka telah berhasil mendonor darah lebih dari 100 kali.

Terhadap prestasi yang diraih PMI Lobar ini, Ketua PMI Lobar akan memberikan apreasi dan penghargaan.

“kita akan memberikan penghargaan nanti pada HUT Lobar, tanggal 17 April mendatang”, ungkapnya.

Fauzan merasa bangga dan berharap hal tersebut bisa ditularkan ke masyarakat.

Sementara itu Kepala Instalasi PMI Lobar Dr. Tri Retno Wilandari menyampaikan bahwa tidak banyak pendonor yang mencapai 100 kali donor.

Para pendonor darah berprestasi ini akan menerima penghargaan bersama pendonor darah berprestasi seluruh Indonesia.

“tiap tahun PMI Lobar mengirim pendonor darah berprestasi ke Jakarta, Untuk Tahun ini telah diusulkan 11 orang peserta namun yang berhasil masuk hanya Sembilan orang,” pungkasnya.

Raden Supardi, Pendonor darah berprestasi megungkapkan, kegiatan donor darah yang dilakukan dengan niat semata- mata ingin membantu masyarakat. Kegiatan ini telah dijalani sejak tahun 1979.

Sekretaris PMI Lobar mengatakan pihaknya telah banyak membentuk relawan sampai level desa dan sekolah sehingga PMI tdk pernah khawatir dengan kekurangan suplai darah saat ini.

“Salah satu desa paling mandiri dalam hal ini adalah Desa Gelogor Kecamatan Kediri. Bahkan untuk konteks nasional, banyak daerah lain yang datang ke desa ini hanya untuk belajar soal kemandirian donor darah berbasis kelompok. Satu ibu hamil biasanya didampingi dua pendonor. Di desa ini bisa dapat empat pendonor yang siap menyumbang darahnya”, cerita Mustar. (Diskominfo)