Gerung, Diskominfotik; Penanganan Copid 19 ini tidak saja di lakukan pada saat penanganan pasien positif saja tapi juga yang harus diperhatikan penyebaran virus ini bisa melalui limbah bekas perawatan copid 19 yang berbhaya bagi kesehatan dan jumlahnya tidak sedikit sehingga perlu menjadi atensi kita semua. Untuk itulah Yayasan Plan Internasional Indonesia (YPII) menggelar workshop penanganan Limbah Infeksius yang merupakan bekas alat-alat Covid-19, di aula Kantor Bupati Lombok Barat Senin 15/3/21

Acara yang dihadiri Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid diikuti oleh peserta dari Kecamatan Gerung, Kediri dan Kuripan, 15 Desa, 10 Puskesmas dan 10 unsur Sekolah Dasar.

Ikut hadir dalam acara tersebut Asisten 1 H. Agus Gunawan, Direktur Rumah Sakit Patut Patuh Patju H. Arbain Ishak Pejabat Kementerian Agama Kabupaten Lombok Barat, Direktur Yayasan Plan Internasional Indonesia Wilayah NTB dan Direktur Eksekutif Yayasan Plan Internasional Indonesia (YPII) Dini Widya Astuti secara online.

Dalam sambutannya Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid mengatakan terkait dengan penanganan limbah infeksius Covid-19 ini yang diadakan oleh Yayasan Plan Internasional Indonesia sangat penting dari data Penambahan limbah medis B3 akibat Covid-19 ini meningkat sekitar 30% belum lagi pola penyebarannya.

“Workshop ini artinya sangat penting kita apresiasi Yayasan Plan Internasional Indonesia memilih Lombok Barat untuk mengadakan Workshop menurut informasi ada dua Kabupaten yang menjadi fokus kegiatannya yaitu Lombok Barat dan salah satu Kabupaten di NTT.” Ungkapnya.

Menurut Fauzan yang paling penting bukan sekedar jumlah tempat tetapi bagaimana pengetahuan terkait dengan penanganan Limbah infeksius akibat covid-19 ini bisa lebih tersebar ke seluruh elemen yang ada di Lombok Barat.

“Kita harapkan yang mendapat pelatihan dalam bentuk workshop itu juga menyebarkannya pada Masyarakat agar masyarakat juga memahami akan bahaya dari limbah copid 19 ini.” Harapnya. (Diskominfotik)