Kecamatan Gunung Sari Raih Rangking Pertama dalam STQ ke-XXV

Setelah berlangsung empat hari dari tanggal 14 – 17 Juli 2018, Seleksi Tilawatil Quran (STQ) ke-XXV tingkat Kabupaten Lombok Barat, Selasa malam (17/7) resmi ditutup Sekretaris Daerah  Lombok Barat, H. Muh. Taufiq di Lapangan Empol, Kecamatan Sekotong.

Sebelumnya Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid berkenan membuka STQ ke-XXV tahun ini dengan tema “Mari Meraih Kemuliaan dengan Membaca dan Memahami Al Qur’an”.

Penutupan STQ dihadiri Fokopimda Lobar, Sekretaris Daerah, Wakil Bupati terpilih Hj. Sumiatun, Ketua LPTQ Kabupten Lombok Barat, Camat se Lombok Barat, Kades se Lombok Barat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan ribuan masyarakat Sekotong yang sejak malam STQ ini dibuka sampai dengan malam penutupan membanjiri arena STQ ke-XXV.

STQ kali ini berhasil mencetak sejumlah juara terbaik pada sejumlah mata lomba maupun golongan, baik dari golongan anak-anak hingga dewasa.
Keluar sebagai rangking pertama pada  STQ kali ini berdasarkan peringkat per Kecamatan diantaranya Kecamatan Gunung Sari dengan perolehan nilai sebanyak 31 poin, disusul Kecamatan Labuapi di tempat kedua dengan perolehan nilai sebanyak 29 poin,

Kecamatan  Lembar di urutan ketiga dengan perolehan nilai sebanyak 26 poin , Urutan keempat diraih oleh 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Sekotong dan Kecamatan Narmada dengan perolehan nilai 14 poin, Kecamatan Kediri di urutan kelima, Kecamatan Gerung di posisi keenam, Kecamatan Batulayar di urutan ketujuh, dan diposisi terakhir urutan kedelapan diraih oleh dua Kecamatan yaitu Kecamatan Kuripan dan Kecamatan Lingsar sebagaimana disebutkan Sekertaris Dewan Hakim STQ ke-XXV, Ust. H. Basirun M Saleh. M.Si.

Sebelum sambutan penutupan oleh Sekda Lobar, H. Muh. Taufiq. M.Sc.
Qori’ terbaik pertama golongan tilawah dewasa putra atas nama Ahmad Suhaili Ismail dari Kecamatan Narmada melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran dengan suaranya yang merdu. Demikian juga qori’ah terbaik tilawah dewasa putri atas nama Baiq Nurrohmi Amelia dari Kecamatan Sekotong melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran setelah pembagian hadiah.

Sekda Lobar Ir. H. Muh Taufiq M.Sc., dalam sambutanya menyatakan, sebagai umat islam wajib hukumnya untuk kita membaca, mempelajari dan mengamalkan Al Qur’an didalam kehidupan seharian-hari karna Al Qur’an ialah sumber hukum dan kebenaran, memperkuat jiwa disaat lemah dan memberikan penawar dikala gundah.

Sekda juga menambahkan, khususnya untuk para juara tentunya akan mewakili Kabupaten Lombok Barat dalam ajang STQ tingkat propinsi yang akan di adakan dalam beberapa bulan ke depan.

“MTQ ke-27 pada tahun lalu Lombok Barat juara umum, STQ tingkat propinsi belum pernah juara, dan mudah mudahan STQ tingkat propinsi Kabupaten Lombok barat bisa menjadi juara dan mari kita sama-sama bertekat supaya bisa meraih juara terbaik di tahun tahun berikut,” ucapnya.(MC.Lombok Barat/Eyv)

DPR DESAK MUTASI

Giri Menang, Selasa 17 Juli 2018 – Rapat Paripurna Penyampaian Laporan Gabungan Komisi Sekaligus Pendapat Fraksi-Fraksi Dewan serta Persetujuan Dewan dan Penandatanganan Nota Kesepakatan terhadap Raperda tentang LPJ APBD Tahun 2017 Pemkab Lombok Barat (Lobar) sempat diwarnai ketegangan.

Sesaat setelah Ketua DPRD Lobar Imam Kafali membuka rapat, anggota dewan dari PKPI Ahmad Zainuri secara keras melakukan interupsi dan mengkritisi belum terisinya posisi kosong eselon II Pemkab Lobar, terutama beberapa jabatan strategis seperti asisten 1, asisten 2 dan Kepala BKD.

“Saya dan masyarakat kecewa dengan kinerja eksekutif saat ini. Sudah lima bulan saya perintahkan sekda untuk mengisi jabatan yang kosong. Kita juga akan membahas APBD Perubahan dan murni jadi saya harapkan isilah jabatan-jabatan kosong itu yang sangat strategis di pemerintahan kita. Padahal tes juga sudah,” serunya.

Usai menyuarakan keinginannya, agenda Rapat Paripurna kemudian dilanjutkan hingga penandatangan nota kesepakatan bersama antara Bupati Lobar H. Fauzan Khalid dengan pimpinan DPRD Imam Kafali, disaksikan anggota DPRD dan pimpinan SKPD Pemkab Lobar.

Namun sebelum meninggalkan ruangan, anggota DPRD Lobar Munawir Haris kembali mengingatkan bupati untuk segera mengisi kekosongan jabatan di beberapa SKPD yang sudah cukup lama hanya diisi Pelaksana Tugas (Plt).

“Kalau terlalu lama Plt ini dan lain sebagainya akan mengganggu di APBD perubahan dan murni. Harapan saya yang pertama lakukan segera, yang kosong silahkan isi, yang ada prestasi kasi reward yang gagal kasi punishment. Jadi ada sikap tegas pak bupati,” ungkap politisi PAN ini.

Sementara itu, Sekda Lobar H. Moh. Taufiq saat ditemui usai Rapat Paripurna menegaskan dirinya siap melaksanakan mutasi saat itu. Namun ia menegaskan dirinya belum mendapatkan perintah dari Penjabat Sementara (Pjs) Bupati H. Lalu Saswadi yang menggantikan Bupati Fauzan Khalid saat itu.

“Tergantung perintah bupati. Tapi karena Pjs kan ndak mau mutasi. Sekda mau mutasi tapi kalo misalnya bupati mengatakan nanti ya nanti juga. Kalau saya disuruh siapkan besok pagi kita siapkan kan ijin sudah ada. Kalau saya ijin itu udah keluar ya silahkan kita eksekusi,” tegas Taufiq.

Sementara itu, Bupati Fauzan Khalid saat diwawancara terkait hal tersebut sangat menyayangkan anggota dewan yang dianggap telat bersuara.

“Saya sangat sayangkan juga dewan kenapa sekarang bersuara. Dulu padahal tidak ada halangan. Sekarang terpaksa ulang karena memang harus evaluasi dan ijin ulang dan itu berproses. Seharusnya kemarin keras. Semua proses sudah selesai tinggal dilantik tapi kan tidak dilakukan. Sekarang sudah lima bulan berlalu kan harus ada konsultasi ulang termasuk dengan KASN dan Kemendagri,” ujar Fauzan, Selasa (17/7/2018) .

Sebelumnya Bupati Fauzan Khalid yang ikut dalam gelaran Pilkada Bupati Lobar secara resmi digantikan oleh Penjabat Sementara (Pjs) Bupati H. Lalu Saswadi sejak 15 Februari. Saswadi kemudian menggantikan Fauzan memimpin Lombok Barat hingga 23 Juni 2018.

LPJ APBD 2017 PEMKAB LOBAR DISETUJUI DPRD

Giri Menang, Selasa 17 Juli 2018 – Setelah melalui pembahasan yang berjalan dengan alot dan dinamis, akhirnya Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2017 Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Persetujuan ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan bersama antara Bupati Lobar H. Fauzan Khalid dengan ketua DPRD Imam Kafali, disaksikan anggota DPRD dan pimpinan SKPD Pemkab Lobar, Selasa (17/7/2018).

Bupati Fauzan Khalid dalam sambutannya menyampaikan, pembahasan hingga persetujuan LPJ merupakan bentuk komitmen Pemkab Lobar dan DPRD dalam mengevaluasi dan memperbaiki pengelolaan keuangan daerah.

Terbukti kerjasama harmonis antara eksekutif dan legislatif yang telah berjalan mampu memberikan Kabupaten Lombok Barat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) selama empat kali berturut-turut. Untuk itu bupati berharap kerjasama yang harmonis antara kedua pihak terus ditingkatkan.

“Kami menyadari bahwa dalam proses pembahasan Raperda ini begitu dinamis, penuh semangat dan kritis. Hal ini tidak lepas dari keinginan kita semua untuk berbuat yang terbaik guna mewujudkan masyarakat Lombok Barat yang unggul, mandiri, sejahtera dan bermartabat yang dilandasi semangat Patut Patuh Patju,” ungkapnya.

Terkait dengan pendapatan daerah, bupati berjanji akan terus berupaya meningkatkan pendapatan di tahun-tahun berikutnya termasuk program-program dan kegiatan yang belum berjalan dengan efektif.

“Terhadap beberapa jenis pendapatan daerah yang belum memenuhi target realisasi akan dilakukan evaluasi secara menyeluruh. Kami tekankan kepada semua SKPD untuk memindaklanjuti semua persoalan dan mengambil langkah penyempurnaan baik dalam perencanaan, pelaksanaan program kegiatan, pelaporan hingga pertanggungjawabannya,” pungkasnya. (romi/humas)

HADIRI HALAL BIHALAL PELEPASAN CJH, FAUZAN INGATKAN PENTINGNYA SILATURRAHMI

Giri Menang, Selasa 17 Juli 2018 – Silaturrahmi merupakan kebutuhan kita sebagai manusia. Kebutuhan kita sebagai makhluk Allah SWT untuk membina, menjalin dan mempererat yang namanya silaturrahmi.

Hal itu dikatakan Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid saat menghadiri acara halal bihalal dalam rangka pelepasan Calon Jamaah Haji Anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Gor Mini Gunungsari, Selasa (17/7/2018). Sehari sebelumnya bupati juga menghadiri acara yang sama di Lingsar.

“Pada hari ini kita bisa bersilaturrahmi dengan keluarga besar PGRI Kecamatan Gunung Sari. Bahwa secara sosiologis silaturrahmi atau hubungan kemanusiaan ini adalah hubungan kita dengan sesama dan fitrah dari kita semua, tidak mungkin kita sebagai manusia tidak butuh bantuan dan tegur sapa dari orang lain,” kata bupati.

Tahun ini, Calon Jemaah Haji dari keluarga besar PGRI Kecamatan Gunungsari yang akan berangat sebanyak lima orang.

“Kita doakan kepada anggota PGRI yang berangkat haji tahun ini mudah-mudahan mendapatkan haji yang mabrur, lancar ibadahnya dan nanti bisa berkumpul kembali bersama kelurga,” harapnya.

Acara halal bihalal ini juga dihadiri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lobar Hendrayadi, Ketua PGRI Provinsi NTB H. Alirahim, Ketua PGRI Lobar H. Saleh Sayuti, Camat Gunungsari H. Rusni dan Kepala Sekolah se-Kecamatan Gunung Sari. (andy/humas)

SEKDA APRESIASI NETRALITAS ASN LOBAR

Giri Menang, Selasa 17 Juli 2018 – Netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Lombok Barat (Lobar) diakui Sekda Lobar H. Moh. Taufiq sangat baik selama perhelatan Pilkada Serentak 2018 juni lalu.

“ASN di Lobar telah mampu menempatkan diri secara netral, sehingga selama perhelatan Pilkada hampir tak ada permasalahan prinsip yang ditemukan terkait dengan independensi ASN di Lombok Barat,” ungkap Taufiq saat memimpin Upacara Paripurna di Lapangan Kantor Bupati Lombok Barat, Selasa (17/7/2018).

Meskipun demikian, Taufik membenarkan adanya laporan yang masuk melalui Panwaslu Lobar. Namun hal tersebut sudah ditindaklanjuti dan tidak ditemukan bukti-bukti yang mengarah kepada tidak independennya atau tidak netralnya ASN.

Lebih lanjut disampaikannya, agar segenap ASN dapat kembali bekerja seperti semula dan bisa melayani masyarakat dengan lebih baik lagi pasca Pilkada tersebut.

“Bekerjalah lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,. Kita harus tetap mengacu kepada UU nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), di mana tiga fungsi utama yang harus dijalankan pemerintah yakni fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, fungsi sebagai pelayan publik dan fungsi sebagai perekat dan pemersatu bangsa,” tegasnya.

Upacara Paripurna yang digelar setiap tanggal 17 tersebut diikuti oleh seluruh Kepala SKPD Lingkup Pemkab dan ASN se-Lobar. Bertindak sebagai petugas upacara yakni ASN dari Dinas Polisi Pamong Praja Lobar. (nang/humas)

FAUZAN : HALAL BIHALAL SEMPURNAKAN IBADAH

Giri Menang, Senin 16 Juli 2018 – Agar dosa kita diampuni serta untuk lebih menyempurnakan ibadah usai berpuasa sebulan penuh maka kita lakukan halal bihalal. Hal itu dikatakan Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid saat memberikan sambutan dalam acara halal bihalal dalam rangka pelepasan Calon Jamaah Haji dan Purna Bakti Anggota PGRI Cabang Kecamatan Lingsar di SDN 2 Batu Mekar, Senin (16/7).

“Ibadah puasa tujuannya untuk mencetak insan yang bertaqwa kepada Allah SWT. Siapapun yang berpuasa itu semua diampuni dosanya kecuali dosa-dosa yang berkaitan dengan sesama makhluk Allah SWT. Jadi supaya sempurna dosa kita diampuni maka kita lakukan halal bihalal,” kata Fauzan.

Tidak lupa bupati menyampaikan apresiasinya terhadap para guru purna tugas yang sudah mengabdi agar seluruh perjuangannya memajukan pendidikan di Lombok Barat dicatat sebagai ibadah dan amal jariah.

“Begitu juga kepada guru yang berangkat haji saya ucapkan selamat melaksanakan ibadah haji dan mudahan mendapatkan haji yang mabrur,” pungkasnya.

Acara halal bihalal yang diselenggarakan oleh Keluarga besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Lombok Barat itu juga dihadiri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lobar, Ketua PGRI Lobar, Camat Lingsar dan Kepala Sekolah se-Kecamatan Lingsar.

Pelepasan Calon Jemaah Haji dari unsur PGRI cabang Lingsar pada tahun 2018 ini sebanyak 4 orang dan dari unsur purna bakti/pensiunan sebanyak 20 orang.

Mengambil tema ‘melalui halal bihalal kita jalin kebersamaan untuk mewujudkan mutu pendidikan’ ini diharapkan agar keluarga besar PGRI lebih termotovasi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Lombok Barat. (andy/humas)

MASYARAKAT SEKOTONG TUMPAH RUAH BANJIRI ARENA STQ XXV

Giri Menang, Minggu 15 Juli 2018 – Ribuan warga Sekotong tumpah ruah di lapangan umum Sekotong Tengah. Kehadiran mereka dalam rangka menyaksikan pembukaan STQ ke- 25 Tingkat Kabupaten Lombok Barat, Sabtu (14/7).

Masyarakat terlihat begitu antusias menghadiri even ini. Maklumlah, ini merupakan kali pertama Kecamatan Sekotong menjadi tuan rumah STQ tingkat kabupaten.

Pada tahun-tahun sebelumnya pelaksanaan STQ berkutat di bagian tengah, Utara dan timur Lombok Barat. Belum pernah sampai menyentuh ke bagian paling selatan. Namun tahun ini, seiring obsesi pemerintah Kabupaten Lombok Barat untuk memajukan wilayah selatan, maka kegiatan-kegiatan besar mulai dilaksanakan di wilayah ini. Kegiatan itu tidak hanya berskala kecil, tapi juga berskala internasional.

Salah seorang warga Sekotong, Muhammad Rasyid merasa gembira dengan adanya even STQ yang dilaksanakan di wilayahnya itu. Dengan adanya even besar ini, ujarnya, akan memberi image yang baik kepada masyarakat luar mengenai Sekotong. Selama ini kesan kurang aman akan terbersit manakala mendengar nama Sekotong. Akan tetapi dengan kesuksesan STQ ini, dapat menjadi bukti bahwa Sekotong adalah daerah yang aman dan layak untuk dikunjungi.

Selain itu, pria yang menjabat sebagai Sekretaris Desa Sekotong Tengah itu mengaku gembira dengan gegap gempita STQ ini, karena masyarakatnya jadi termotivasi untuk membaca dan mempelajari Al Qur’an.

“Ini adalah momen untuk membangun mental spiritual masyarakat,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Bupati Lobar H. Fauzan Khalid saat memberikan sambutan pembukaan STQ. Ia mengatakan, bahwa selain pembangunan dalam bentuk fisik material, juga harus dilakukan pembangunan dalam aspek mental spiritual.

“Kita sudah lakukan pembangunan infrastruktur, pariwisata dan pembangunan fisik lainnya. Tapi kita juga harus bangun aspek bathinnya. Dan STQ ini adalah untuk membangun bathinnya,” ujar pria asal Sandik ini.

Ia menegaskan, bahwa pembangunan lahiriah tidak ada gunanya kalau tidak dilanjutkan dengan pembangunan bathiniyah.

Untuk itu sejalan dengan tema STQ kali ini yaitu Mari Meraih Kemuliaan dengan Membaca dan Memahami Al Qur’an, Bupati Fauzan berharap agar Al Qur’an tidak sebatas dibaca saja. Tapi lebih dari itu Al Qur’an harus difahami kandungannya, lalu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Mudah-mudahan STQ ini dapat menjadi motivasi bagi masyarakat Lobar, tidak hanya untuk meraih prestasi juara, tapi juga untuk mengamalkan Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.

Sementara itu ketua Panitia STQ, Dr. H. Fathurahim menjelaskan, bahwa STQ yang dilaksanakan sejak 14-17 Juli  ini merupakan ajang untuk mencari bibit berprestasi bagi qori/qoriah yang akan berlaga di STQ tingkat provinsi nantinya.

Jumlah mata lomba pada STQ kali ini adalah 3 cabang dan 16 golongan yang terbagi menjadi 4 majelis.

Majelis 1 mengambil tempat di arena utama di Empol. Di sini memperlombakan cabang tilawah. Sementara itu Majelis 2 bertempat di Masjid Jami’ Nurul Iman Sekotong memperlombakan cabang Hifzil Qur’an 1-5 juz.

Majelis 3 bertempat di Masjid Assasutaqwa Empol memperlombakan cabang Hifzil Qur’an 10-20 juz. Sedangkan Majelis 4 mengambil tempat di Masjid Jawahirul Qulub Bertong memperlombakan cabang Hifzil Qur’an 30 juz dan tafsir Bahasa Arab.

Dijelaskan Fathurahim, jumlah peserta STQ dari 10 kecamatan se Lobar ini sebanyak 160 orang peserta dan 5 official. Sementara dewan hakamnya berjumlah 42 orang.

Para kafilah ini sendiri diinapkan di rumah-rumah penduduk, mulai dari Sekotong Tengah, Empol, Bertong, Gubuk Baru, Suradadi dan Mekar Sari.

Acara pembukaan ini sendiri berlangsung cukup simple tapi meriah. Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars PKK dan Mars Lombok Barat oleh ibu-ibu PKK Sekotong. Setelah itu pembacaan Kalam ilahi oleh 4 orang qori sekaligus yakni Ustad Ahmad Baehaqi, Ustad Ahyar Muhsin, Ustad Ahmad Sa’diah, dan Ustad H. sudiharji.

Di akhir acara, bertepatan dengan kalimat pembukaan dari Bupati Fauzan Khalid, gegap gempita suara ledakan kembang api pun terdengar membahana di langit Sekotong Tengah. (HUMAS)

RATUSAN PESERTA PAWAI TAARUF PADATI SEKOTONG

Giri Menang, Minggu 15 Juli 2018 – Memeriahkan gelaran Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) ke-25 tingkat Kabupaten Lombok Barat (Lobar), ratusan peserta dari 10 kecamatan se-Lobar mengikuti pawai taaruf, Sabtu (14/7).

Pawai dimulai dari Lapangan Empol menuju Kantor Camat Sekotong. Menambah keseruan, pawai juga dimeriahkan dengan penampilan marching band.

Pawai ta’aruf ini merupakan rangkaian awal kegiatan, sebelum STQ dibuka secara resmi di malam harinya.

Selain disaksikan Bupati Lobar H. Fauzan Khalid, Calon Wakil Bupati terpilih Hj. Sumiatun, Ketua LPTQ Lobar H. Fathurrahim dan kepala SKPD Lobar, tampak ratusan masyarakat Sekotong antusias menyaksikan pawai.

Tampak masyarakat yang menyaksikan saling melempar senyum dan lambaian tangan.Untuk gelaran STQ kali ini dipusatkan di Kecamatan Sekotong mulai dari 14 – 17 Juli 2018.

TEKAN KASUS PNEUMONIA, DIKES LOBAR GELAR SOSIALISASI

Giri Menang, Minggu 15 Juli 2018 – Dalam rangka Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Menular Langsung (P2PML) Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menggelar Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hitung Nafas Balita Batuk Dalam Deteksi Dini Pneumonia, Sabtu (14/7).

Kegiatan yang diselenggarakan di Aula Balai Diklat Pertanian Narmada ini dibuka oleh Kepala Dikes Lobar H. Rachman Sahnan Putra dan diisi oleh Dr. Indra Kasari dari Kementerian Kesehatan RI dan Hj. Hermalena dari Anggota DPR RI sebagai narasumber.

Ada empat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat mulai dari faktor keturunan, faktor pelayanan kesehatan, faktor perilaku dan faktor lingkungan. Dari empat faktor tersebut, faktor perilaku dan faktor lingkungan memiliki konstribusi yang besar di dalam mempengaruhi status kesehatan masyarakat.

“Lombok Barat termasuk kabupaten yang kasus pneumonia sangat tinggi dan bahkan pertama dari 10 penyakit yang ada di Lombok Barat. Tahun 2017 dari target 80 persen yang harus kita temukan, ketemu angka 66 ribu lebih 112 persen. Kasus pneumonia ini adalah kasus yang harus menjadi perhatian kita secara khusus sehingga persoalan-persoalan yang menyangkut pneumonia ini bisa kita tekan di Kabupaten Lombok Barat,” kata Rachman.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, pneumonia menjadi penyebab kematian kedua pada bayi dan balita setelah diare yaitu 23,8 persen.

Rachman berharap agar seluruh kalangan mulai dari tenaga kesehatan, kader kesehatan dan masyarakat memiliki peran yang besar untuk menekan kasus-kasus pneumonia di Kabupaten Lombok Barat.

“Saya kira itu terjadi juga di semua daerah di Indonesia bahwa pneumonia ini adalah sebuah permasalahan kasus penyakit yang harus menjadi perhatian secara khusus supaya bisa di tekan sedemikian rupa,” tegasnya.

Sementara itu dr. Indra Kasari dari Kementerian Kesehatan RI mengatakan bahwa pneumonia ini salah satu penyakit ISPA berat yang menimbulkan kematian. Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dari saluran napas mulai dari hidung. ISPA ini disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri sehingga ispa yang mengenai jaringan paru-paru dapat menjadi pneumonia.

“Gerakan hitung nafas dalam deteksi dini pneumonia normalnya frekuensi bernapas selama 1 menit, tidak boleh melebihi 60 kali pada anak berusia kurang dari 2 bulan. Sedangkan pada anak usia 2 bulan hingga usia kurang dari 12 bulan, maka frekuensi bernapasnya adalah 50 kali. Frekuensi itu menurun menjadi 40 kali pada anak usia 1-5 tahun,” ujarnya.

Ditempat yang sama Hj. Hermalena dari Anggota Komisi IX DPR RI juga memberikan materi bahwa kegiatan sosialisasi dan edukasi harus terus diberikan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terutama para orang tua akan bahaya pneumonia. Sekaligus agar masyarakat mengetahui bahwa pneumonia bisa dicegah dan disembuhkan. Pneumonia atau mudahnya disebut sebagai radang jaringan paru akibat infeksi kuman pada balita.

“Penyakit ini masih masalah besar dan harus kita atasi,” ujarnya. (andy/humas)

ZIARAH, SELAKARAN, DAN HAJI DI LOBAR

Ibadah Haji bagi umat Islam adalah kewajiban personal (fardhu ‘ain), namun dikhususkan bagi yang memiliki kemampuan, baik fisik, ekonomi, dan terutama dalam aspek mental.

Khusus bagi masyarakat muslim di Pulau Lombok, ibadah haji ini dianggap sebagai ibadah puncak penghambaan seseorang kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang dilakukan dengan cara peribadatan tertentu, ritual tertentu, waktu tertentu, bahkan tempat-tempatnya pun telah ditentukan oleh ajaran Islam (syari’at).

Oleh karenanya, perlakuan terhadap ibadah ini menjadi sangat spesial. Seseorang yang berniat haji, jauh-jauh hari telah mempersiapkan diri. Apalagi dengan kebijakan kuota, maka persiapan (terutama dalam hal pembiayaan) dilakukan belasan tahun dari waktu keberangkatannya.

Bagi mereka di Pulau Lombok, khususnya di Kabupaten Lombok Barat, persiapan menuju keberangkatan haji dilalui dengan banyak proses ritual, baik yang bersifat personal maupun sosial. Secara personal, persiapannya tidak hanya dengan mencukupkan biaya perjalanan, namun juga secara fisik dengan melatih diri ber-manasik (ritual haji).

Untuk persiapan secara sosial, seorang Calon Jama’ah Haji (CJH) di Lombok Barat menyelenggarakan ziarahan di mana ia membuka rumahnya untuk dikunjungi masyarakat.

Ziarahan (kunjungan warga) biasanya diawali acara buka ziarahan. Ziarahan haji memiliki filosofi yang cukup dalam, baik bagi CJH maupun para tamunya yang berziarah. Mereka tidak hanya hadir untuk mengucapkan kata selamat dan mendo’akan si CJH, namun juga memberi kesempatan bagi CJH untuk saling mengikhlaskan kesalahan-kesalahan selama belum berangkat.

Bagi masyarakat Suku Sasak, keberangkatan haji ke tanah suci seperti menuju medan perang dengan resiko kematian. Mereka beranggapan bahwa keberangkatan mereka adalah “memerangi” diri sendiri dan dikelilingi oleh banyak godaan dan cobaan. Dengan banyaknya resiko dalam perjalanan, maka berangkat Haji seperti juga menyongsong jihad kematian sebagai resiko terbesar dalam peperangan.

Di masa lampau ketika transportasi masih menggunakan jalur laut, maka keberangkatan haji adalah menghadapi gelombang laut dalam waktu yang cukup lama. Itu mengapa, bagi masyarakat muslim Suku Sasak (Suku Asli Pulau Lombok), berangkat haji sampai saat ini disebut “belayar”.

Resiko perjalanan tersebut adalah kematian, maka prosesi ziarahan bagi CJH menjadi ajang saling memaafkan.

Sejak ziarahan dibuka, tetangga, kerabat, dan sahabat pun berdatangan. Mereka kadang “beselawat” (memberi tambahan sangu) buat si CJH. Tradisi “beselawat” ini tidak memandang status ekonomi si CJH atau peziarah. Mereka memberikan sebagai tanda suka citanya atas perjalanan CJH.

Di sore atau malam hari, sang CJH pun kerap menyelenggarakan acara “selakaran”. Selakaran ini adalah melantunkan zikir dan sholawat Nabi Muhammad Saw secara bersama-sama, sambil berdiri, dan membentuk lingkaran.

Selakaran ini menjadi penghantaran para warga, kerabat, dan sahabat kepada si CJH sebelum dan ketika berada di tanah suci. Mereka mendo’akan para jama’ah supaya tetap sehat selama ibadah haji. Selakaran ini, biasanya, semakin intensif dilakukan ketika ada kabar kurang mengenakkan yang menimpa si CJH.

Haji bagi umat Islam Suku Sasak adalah ibadah puncak. Siapapun ingin berhaji walaupun sesungguhnya secara ekonomi belum mampu, kecuali hanya mencukupkan biaya perjalanan. Itu mengapa, seseorang yang berstatus “haji” tidak mesti adalah orang kaya. Mereka berkeyakinan, haji adalah kewajiban personalnya di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Di Kabupaten Lombok Barat, jumlah CJH tahun 2018 ini adalah sebanyak 574 CJH. Mereka terbagi dalam dua Kelompok Terbang (Kloter) di embarkasi Mataram.

Menurut Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Lobar, melalui Kepala Sub Bagian TU, Muhammad Iqbal, S. Ag., Kloter 3 (keberangkatan pertama CJH Lobar) diberangkatkan tanggal 21 Juli sebanyak 442 jama’ah dan 3 orang petugas.

“Pelepasan dilakukan tanggal 20 Juli dengan sholat subuh bersama di Bencingah, karena CJH harus sudah ada di Asrama Haji pada pukul 07.30 WITA. Setelah pemeriksaan kesehatan dan pemberian kelengkapan lainnya, CJH diharapkan bisa beristirahat karena mereka akan diberangkatkan menuju Madinah pada pukul 01.00 dini hari,” ujarnya.

Sisa CJH lainnya dimasukkan dalam Kloter Campuran. Sebanyak 132 CJH Lobar digabungkan dengan CJH dari Kabupaten Lombok Utara, Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Tengah untuk menenuhi kuota satu Kloter. Mereka dijadwalkan berangkat tanggal 29 Juli 2018 dan masih tetap terkategori sebagai Jama’ah Haji Indonesia Gelombang Pertama. Gelombang terbang itu diberangkatkan dari Bandara Internasional Lombok menuju Bandara Internasional di Kota Madinah Arab Saudi.

1 233 234 235 236 237 395