Giri Menang, Minggu 28 Mei 2017 – Meski berada di daerah pegunungan dan terpencil, keberagaman dan keamanan dalam beragama warga Dusun Ganjar Desa Mareje Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat (Lobar) tetap menjadi hal yang utama.

Salah satu momen ke-bhinekaan dan keberagaman ini nampak jelas terlihat saat Bupati H. Fauzan Khalid saat menghadiri acara Purna Pugar Vihara Avalokitesvara Dusun Ganjar, Minggu (28/5).

“Ke-Bhineka Tunggal Ikaan merupakan takdir Tuhan Yang Maha Esa. Jika rasa ini ditentang berarti kita melawan kehendak Tuhan. Ke-Bhinekaan akan indah jika dibungkus dengan kebersamaan,” terang bupati di hadapan ratusan umat Budha yang hadir.

Umat Budha di Lobar merupakan mayoritas terbesar ketiga setelah Islam dan Hindu. “Alhamdulillah, umat Budha dan mayoritas Muslim Dusun Ganjar meskipun hidup satu dusun dan desa, mereka tetap hidup damai dan berdampingan. Tidak pernah ada gejolak SARA di tempat ini. Hal itu harus dipertahankan,” sanjungnya.

Di Lobar sendiri saat ini terdapat lima buah Vihara. Empat buah berada di Kecamatan Lembar dan satu buah di Kecamatan Sekotong.

Vihara Avalokitesvara sendiri merupakan salah satu yang terbesar di Desa Mareje. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan ketua pembagunan Adi Saputra. Dikatakanya,  Pembanguan  Vihara Avalokitesvara menelan biaya Rp 1,5 miliar. Dananya berasal dari masyarakat dan para donatur.

“Jumlah umat Budha di dusun Ganjar sensiri sebanyak 180 KK atau 800 jiwa. Seiring perkembangan kapasitas Vihara sebelumnya tidak mampu menampungnya,” tambahnya.

Vihara Avalokitesvara Berdiri pada tahun 1991. Tahun 2012 lalu dilakukan renovasi akibat bencana Gempa Bumi. Seiring perkembangan penganutnya dan daya tampung Vihara tidak memadai maka di tahun 2017 ini dilakukan renovasi lagi,” jelasnya.

Ditempat yang sama Ketua Pengurus  Budhayana Lobar Nasib mengatakan, acara Purna Pugar ini dimaksudkan sebagai bentuk ungkapan rasa  syukur atas telah selesainya pembangunan  Vihara Avalokitesvara.

“Pembagunan ini didasari oleh semangat gotong royong masyarakat sekitar. Tradisi saling mengunjungi ketika hari-hari besar masih terpelihara di tempat ini,” tambahnya.

Hadir juga dalam acara tersebut unsur agama Budha Sangha Agung Indonesia atau organisasi bitsu, Ketua Umum Presidium Pusat Majelis Budaya Indonesia serta masyarakat Budha Lombok Utara dan Kota Mataram. (budi/humas)