Anggaran Responsif Gender Naik 15 Persen

GIRI MENANG-Pemkab Lombok Barat (Lobar) di tahun 2015 memberi porsi anggaran lebih tinggi untuk program- program yang bersifat responsif gender. Kenaikannya diperkirakan mencapai 15 persen dari tahun lalu yang totalnya mencapai sekitar Rp 23 miliar.
Kepala Bidang Sosbud Bappeda Lobar Sumarto mengungkapkan anggaran untuk program ini secara implisit sudah masuk ke penganggaran sejumlah SKPD. Namun saat ini dilakukan evaluasi dan analisa agar program untuk kesetaraan gender di masing-masing SKPD bisa jelas.
“Anggaran ini tersebar hampir di semua SKPD. Penggunaan anggarannya diarahkan untuk penguatan kapasitas pemberdayaan perempuan,” kata Sumarto ditemui usai pembukaan lokakarya penguatan data terpilah di Hotel Jayakarta, kemarin.
Dalam sambutan kepala Bappeda Lobar yang dibacakannya, Sumarto mengungkapkan jika pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak merupakan isu lintas sektor. Semua sektor pembangunan pusat dan daerah harus menjadi penggerak dengan memberikan perhatin dan dukungan dalam proses pembangunan tersebut.
Pada tahun 2009, inisiatif perencanaan penganggaran yang responsif gender (PPRG) dimulai dengan dibentuknya tim pengarah dan tim teknis PPRG melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas.
Pemerintah juga melalui Instruksi Presiden No 9 Tahun 2000 tentang Pengaruustamaan Gender (PUG) dalam pembangunan nasional memerintahkan kepada semua jajaran pimpinan instansi pemerintah dan pemerintah daerah agar dapat menyusun kebijakan, program, kegiatan yang responsif gender yang dituangkan dalam RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD melalui analisis gender.
“Pembangunan pada dasarnya harus memberikan keadilan dan kemakmuran kepada semua masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan serta kepada yang kaya maupun miskin,” kata Sumarto.
Manfaat data terpilah, lanjut dia, dalam proses perencanaan dan penganggaran responsif gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional. Sementara PUG ditujukan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender yang merupakan upaya untuk menegakkan hak-hak perempuan dan laki-laki atas kesempatan yang sama, pengakuan yang sama dan penghargaan yang sama di masyarakat.
“Karenanya perlu dibentuk mekanisme untuk formulasi kebijakan dan program yang responsif gender, yaitu program yang dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan laki-laki dan perempuan dengan ketersediaan data terpilah sehingga intervensi yang dilakukan dapat tepat sasaran,” paparnya.
Data dan informasi terpilah menggambarkan peran, kondisi umum dari laki dan perempuan dalam setiap aspek kehidupan di masyarakat. Misalnya angka melek huruf, tingkat pendidikan yang ditamatkan, kepemilikan usaha, lapangan pekerjaan, perbedaan upah, kepemilikan rumah dan tanah, serta pinjaman dan lainnya.
Adapun tujuan pengumpulan data terpilah adalah untuk memperoleh informasi pembuka wawasan yang dapat menggambarkan kondisi, kebutuhan, persoalan yang dihadapi perempuan dan laki- laki terkait akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dalam pembangunan sehingga memudahkan dalam proses perencanaan dan penganggaran program serta kegiatan pembangunan.
Sementara manfaat dari lokakarya ini untuk mengetahui kondisi dan situasi perempuan dan laki-laki di berbagai bidang pembangunan atas pelaksanaan PUG. Dapat menjelaskan perbedaan dan nilai-nilai, peranan, situasi, kondisi, aspirasi dan kebutuhan perempuan dan laki-laki menurut potensi yang dimiliki serta dapat juga dimanfaatkan sebagai alat untuk melakukan analisis gender, permasalahan isu gender dan mengukur ada tidaknya kesenjangan gender.

Sumber: Lombok Post, Selasa 7 Oktober 2014

BPP KB Bekasi Belajar Pengelolaan P2TP2A di Lobar

DSC00142Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPP KB) Kabupaten Bekasi-Jawa Barat, Jumat (3/10) lalu melakukan kunjungan kerja (kungker) ke Kabupaten Lombok Barat (Lobar). Maksud tim kunker yang berjumlah delapan orang itu, tiada lain untuk mempelajari keberhasilan Lobar dalam membina dan mengelola Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Tim diterima di dua tempat, masing-masing di kantor BKBPP Lobar dan Sekretariat P2TP2A Lobar. (lebih…)

Shalat Idul Adha Di Bencingah Kantor Bupati Dihimpun 31 Ekor Sapi Dan 50 Ekor kambing

Idul Qurban 1435 (2)Sebanyak 31 ekor sapi dan 50 ekor kambing berhasil dihimpun PHBI Kabupaten Lombok Barat pada pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 10 Julhijjah 1435 H, bertepatan dengan Minggu, 5 Oktober 2014 yang dilaksanakan di Bencingah Agung Kantor Bupati Lombok Barat. Pada kesempatan tersebut hadir Bupati Lombok Barat, DR. H. Zaini Arony, Sekretaris Daerah HM. Uzair, tiga orang Asisten, para Kepala SKPD, Kepala Badan, Kantor dan jamaah shalat Idul Adha di sekitar kompleks kantor Bupati Lombok Barat. (lebih…)

H. ZAINI ARONY TERIMA MDGS AWARD DARI MENKO KESRA

Tim 2Tidak terduga sebelumnya, Tim verifikasi penghargaan MDGs BKKBN pusat yang sebelumnya melakukan verifikasi sekaligus wawancara langsung dengan Bupati Lombok Barat, DR. H. Zaini Arony, (22/9) lalu berbuah manis. Tim akhirnya memutuskan jika Bupati Lombok Barat berhak menerima Selasa (30/9) hari ini di Hotel Bidakara, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 712-73 Panc oran-Jakarta Selatan. Penganugrahan ini dilakukan bertepatan dengan Peringatan Hari Kontrasepsi sedunia (Word Contraception Day). (lebih…)

Bupati DR H Zaini Arony terima Penghargaan Millenium Development Goals (MDGs) Award 2014

Foto Bersama Penerima Penghargaan MDGs Award 2014 - Copy Giri Menang – Kabupaten Lombok Barat Menerima Penghargaan Sebagai Kabupaten Terbaik Pengelolaan MDGs Target 5B Tahun 2013. Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahtraan Rakyat (Menkokesra) Agung Laksono dan Kepala BKKBN Fasli Jalal dalam acara peringatan Hari Kontrasepsi Dunia (World Contraception Day) di Assembely Hall Barawa, Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (30/9) lalu. Target 5B merupakan tujuan utama MDGs untuk memberikan akses sebesar-besarnya dalam hal pelayanan kesehatan reproduksi kepada masyarakat. Selain Lobar, terdapat tujuh kabupaten dan kota yang mendapat penghargaan sejenis. semua daerah tersebut berada di luar wilayah NTB.  (lebih…)

Dermaga Tawun Siap Dikembangkan, Dishubkominfo akan Bangun Pos

GIRI MENANG – Kendati terkesan masih kurang dioptimalkan, pengembangan Dermaga Tawun yang berlokasi di Desa Sekotong Barat, Kecamatan Sekotong akan segera dilakukan. Salah satunya dengan membangun pos perhubungan di sekitar area pelabuhan. Pembangunan rencananya akan dimulai pada tahun anggaran 2015.
(lebih…)

Uniknya Kreasi Cemilan KWT Karya Wanita

Mulai dari Keripik Bayam Sampai Stik Kangkung (1)

KANGKUNG: Tanaman kangkung yang dibudidayakan di pekarangan rumah mulai diolah menjadi produk cemiian berupa stik.
Meski baik bagi kesehatan, seba¬gian orang mungkin tidak doyan mengkonsumsi sayu mayur. Hal tersebut menjadi tantangan bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Karya Wanita di Dusun Dasan Belo, Oesa Jembatan Kembar, Kecamatan Lembar untuk berkrerasi. Mereka mengolah makanan kaya vitamin tersebut menjadi cemilan gurih yang Iezat.

GIRIMENANG
SIANG yang terik, Hartini masih saja sibuk beraktifitas. Ketua KWT Karya Wanita tersebut menyusuri pekarangan rumahnya yang tampak hijau oleh aneka tanaman. Mulai dari buah-buahan, apotik hidup, hingga sayur mayur. Perempuan berjilbab itu memang sudah dikenal akan kepiawaiannya menggarap halaman rumah menjadi lahan produktif untuk bercocok tanam.

Berkat keuletannya tersebut, Hartini pun sukses menghantarkan KWT Karya Wanita sukses memboyong juara pertama lomba Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) tahun ini. Kesuksesan tersebut, rupanya tak lantas membuat Hartini dan anggotanya puas diri. Mereka terus berkreasi untuk membuat sesuatu yang baru.

Sebagaimana yang terlihat siang itu, membawa sebuah baskom putih berukuran sedang, Hartini memasuki area tanaman kangkung yang berada di pojok halaman rumahnya. Perlahan, ia memotong memotong beberapa batang kangkung yang tumbuh subur dan tampak segar tersebut. Setelah dirasa cukup, hasil panen kangkung itu lantas dibawa ke dapur untuk diolah.

Di dapur, beberapa anggota KWT Karya Wanita lainnya sudah menunggu. Kangkung tersebut segera dibersihkan untuk selanjutnya dapat diolah. Berbeda dari biasanya, Hartini dan kawan-kawan tidak mengolah kangkung dengan direbus atau ditumis. Sayuran kaya vitamin tersebut mereka sulap menjadi cemiian khas berupa stik.

“Kangkung-kangkung ini untuk diolah menjadi stik. Jadi, bisa dimakan sebagai cemilan,” kata Hartini. Mulanya, kangkung diblender, kemudian dicampur dengan terigu dan telur. Setelah ditambahi bumbu khusus, adonan kangkung itu pun dimasukan ke dalam cetakan stik. Menurut Hartini, stik kang¬kung ini sangat potensial untuk dijadikan cemilan khas Lombok yang notabene me¬mang sudah dikenal akan hasil kangkung berkualitas baik.

Tidak hanya stik kangkung. Hartini dan anggota KWT Karya Wanita lainnya terus berkreasi membuat cemilan dengan jenis sayur mayur lainnya. Salah satunya adalah membuat peyek bayam. Menurut Hartini, proses pembuatan peyek bayam sebenamya tidak terlalu berbeda dengan peyek pada umumnya.

Ide awal mereka berkreasi membuat ce¬milan dari sayur karena dorongan untuk memproduksi cemiian khas yang sehat. Apalagi, banyak orang yang kesulitan mengkonsumsi sayur mayur, khususnya anak-anak. Padahal, sayur tentunya memiliki banyak manfaat positif bagi tubuh. Dengan diolah menjadi cemilan berupa stik dan peyek, menurut Hartini, bayam dan kangkung terasa lebih nikmat dan lebih digemari semua orang.

“Ini kan nilai gizinya tinggi. Jadi cocok buat cemilan keluarga. Apalagi, kita juga tidak kesulitan untuk bahan baku karena banyak tumbuh di pekarangan rumah,” pungkasnya. FURQAN (bersambung)
Sumber: Harian Lombok Post: Selasa, 30 September 2014

 

Menuju Desa Tematik

Kades Diminta Beri Masukan

GIRI MENANG-Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) masih dengan rencananya untuk mengklasifikasikan setiap desa atau membentuk desa tematik. Untuk segera merealisasikannya, Bupati Lobar H Zaini Arony pun mendorong seluruh kepala desa (kades) agar aktif memberi masukan terkait potensi ataupun keunggulan dari daerahnya.

“Kades sangat diharapkan masukannya untuk mewujudkan desa tematik. Terutama sebelum palu anggaran tahun 2015 belum diketuk,” kata Zaini saat menghadiri pencanangan Desa Bagik Polak sebagai Desa Bersih, Aman, dan Terang (Bahtera), Jumat lalu.

Pemkab Lobar sendiri memang sedang serius untuk menyusun format atau tipe setiap desa. Menurut Zaini, hal tersebut dapat memaksimalkan potensi dari setiap desa di Lobar yang notabene cukup beragam. Sehingga, setiap desa nantinya dapat memiliki ikon atau ciri tersendiri yang menjadi keunggulannya dibanding wilayah lain.

Diketahui, Lobar rencananya akan membentuk delapan desa tematik dengan klasifikasi tersendiri. Diantaranya, adalah desa mandiri pangan, mandiri energi, desa wisata dan budaya, desa industri kreatif, desa santri, hingga desa koperasi. Wilayah Senggigi, Batulayar, Pusuk Lestari, Suranadi, Narmada, Sesaot, Sedau, Kuranji, Lingsar, Karang Bayan, dan beberapa desa di wilayah Sekotong, dipastikan masuk dalam klasifikasi desa wisata.

“Kita berharap, dengan desa tematik ini, pem- bangunan dan pengembangan di masing-masing desa bisa lebih cepat dan tepat sasaran,” kata Zaini.

Orang nomor satu di Lobar tersebut menambahkan, masing-masing desa kedepannya harus lebih serius dalam mengembangkan potensinya. Terlebih, mengacu pada UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, kata Zaini, kewenangan oleh setiap desa akan lebih besar, khususnya terkait alokasi anggaran yang rencananya bisa mencapai miliaran rupiah pertahun dengan tambahan dana dari APBN.

“Dana yang besar itu nantinya harus bisa dimanfaatkan untuk memajukan desa, mening katkan potensi yang dimiliki. Sehingga, bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa,” pungkas Zaeni. (uki)
Sumber: Harian Lombok Post: Selasa, 30 September 2014.

1 12 13 14 15 16 61