Kabupaten Lombok Barat (Lobar), sepertinya tak pernah berhenti memperoleh penghargaan. Kali ini, daerah yang bermotokan Patut Patuh Patju ini kembali dinobatkan sebagai calon penerima penghargaan Millenium Development Goals (MDGs). Penghargaan tersebut akan direbut bersama enam kabupaten/kota sebagai nominator, masing-masing Lombok Barat, Aceh Tengah, Ponotogo, Kota Palangkaraya, Kota Magelang dan Kota Mabagu.
Senin (22/9) pagi tadi, tiga orang yang tergabung dalam tim juri dari pusat melakukan verifikasi ke Lobar. Mereka datang sekitar pulul 9.00 dan diterima langsung Bupati Lobar, H.Zaini Arony di ruang kerjanya. Dalam pertemuan verifikasi ini, tim juri yang dipimpin oleh Direktorat Advokasi dan KIE BKKBN, Drs.Yunus Patriawan, M.Si menjelaskan, penghargaan MDGs ini, merupakan bagian dalam rangka menyambut Hari Kontrasepsi sedunia (World Contraception Day) di Jakarta tanggal 30 September mendatang. (lebih…)
Spektra Sharing Program dengan TP PKK Lobar
GIRI MENANG-Rombongan Spektra (Studi dan Pengembangan Keberdayaan Masyarakat), lembaga pengabdian masyarat dari PT Unilever, Tbk berkunjung ke sekretariat TP PKK Lombok Barat (Lobar), kemarin. Rombongan diterim langsung Ketua TP PKK Lobar Hj Nanik Zaini Arony beserta jajarannya.
Dalam kegiatan tersebut, kedua belah pihak melakukan sharing program yang telah dan akan dilaksanakan. Pihak Spektra pun berkomitmen akan datang kembali membawa program dari PT Unilever yang sesuai dengan program pemerintah daerah setempat.
Dalam sambutannya, Hj Nanik menyampaikan apresiasi atas kepedulian yang telah ditunjukkan PT Unilever melalui Spektra dengan melatih 50 guru pembina UKS tingkat SD di Lobar. Termasuk dua orang siswa yang ditunjuk sebagai dokter cilik. (lebih…)
Pengusaha Lokal Harus Kaya Inovasi
GIRI MENANG-Di tengah persaingan yang semakin tinggi, pelaku usaha di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) pun diminta agar terus melakukan invoasi.Peningkatan mutu menjadi syarat mutlak agar produk-produk lokal tetap mendapat tempat di pasaran.
‘’Sekarang, persaingan antara produk UMKM semakin tinggi. Banyak pula berdatangan produk dari luar daerah,’kata Kepala Dinas Peindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lobar H. Poniman.
Adanya unsur baru dalam suatu produk, lanjut Poniman, akan menarik daya beli masyarakat. Terlebih, saat ini, semakin banyak produk sejenis dari luar daerah yang beredaran di pasaran. Misalnya saja produk kerajinan anyaman bambu maupun gerabah yang semakin banyak diproduksi oleh perajin dari luar daerah.
Untuk itu, ia menekankan setiap pelaku UMKM di Lobar agar senantiasa menggali ilmu dan memperkaya wawasan, terutama terkait inovasi dan peningkatan mutu produk. Menurutnya, Disperindag Lobar sendiri rutin menggagas pelatihan bagi para pelaku usaha lokal tersbeut agar memiliki ide yang lebih inovatif.
“Melalui beberapa pelatihan pelaku usaha lokal itu selalu kita libatkan.Pendampingan juga terus dilakukan, kata Poniman. Terlebih, lanjutnya, Lobar sendiri memiliki banyak sentra industri rumahan.Hampir di setiap kecamatan, industri rumah tangga cukup menggeliat dan patut dikembangkan. Khususnya,imbuh Poniman, yang sedang gencar dikembangkan saat ini adalah usaha makanan olahan.la menekankan,kebangkitan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) akan memicu geliat perekonomian suatu daerah.
“Bagaimanapun, keberadaan pelaku UMKM ini sangat penting untuk mendorong geliat ekonomi Lobar,’lanjutnya. Upaya lain yang dilakukan adalah dengan memperluas pasar.Pemerintah kata Poniman, rutin mengikutsertakan pelaku usaha ke berbagai pameran di luar daerah. Sehingga, produk-produk mereka lebih dikenal luas. Bahkan beberapa produk lokal di Lobar pun saat ini, mulai mendapat tempat di pasar modem.
“Kita sudah koordinasi dengan pasar modern yang ada. Mereka pun sanggup menampung produk lokal kita selama kualitasnya tetap terjamin.’pungkasnya. (uki)
Sumber: Harian Lombok Post: Senin, 22 September 2014
Mereka yang Mengharumkan Lobar di Bidang Kehutanan (1)
SDN 1 Labuan Tereng Raih Penghargaan dari Kementerian Kehutanan
Setelah berhasil keluar sebagai juara I dalam lomba bidang kehuta¬nan 2014 tingkat provinsi beberapa waktu lalu, SDN 1 Labuan Tereng bebas melenggang ke tingkat nasional. Dalam kategori kecil menanam dewasa memanen (KMDM), sekolah ini berhasil mengungguli sejumlah sekolah lainnya di NTB.
GIRI MENANG
KENDATI gerakan menanam yang digalakkan sekolahnya semata-mata bukan diprioritaskan untuk mengejar penghargaan, Kepala SDN 1 Labuan Tereng Emi Rohanah, S.Pd tetap patut berbangga. Bagaimana tidak, usahanya menghijaukan lingkungan sekitar sekolah sejak 2009 silam diganjar penghargaan dari Kementrian Kehutanan RI pertengahan Agustus lalu.
Dalam sebuah kesempatan, Emi mengungkapkan apa yang telah diraih sekolahnya tak lepas dari peran semua pihak. Pertama Ketua TP PKK Lobar Hj Nanik Zaini Arony yang pada dua 2011 telah menyumbang sejumlah bibit pohon. Ada juga badan penyuluh (bape luh), dinas kehutanan, dinas pendidikan dan kebudayaan, badan lingkungan hidup (BLH) serta Bakorluh NTB yang memiliki andil dan mendorong terciptanya sekolah hijau.
Program kepedulian terhadap pelestar- ian lingkungan mulai dikenalkan Erni ke peserta didik di bangku kelas 3 hingga kelas 6. Mula-mula siswa diajarkan cara menanam yang benar. Setiap Sabtu mereka diminta para guru untuk membawa poly bag dua buah.
Untuk menyalurkan minat siswa menanam, sekolah menyediakan lahan di area belakang seluas 2 are. Lahan ini selain ditanami buah- buahan juga sayur mayur yang diyakini memiliki manfaat dari sisi kesehatan. Namun selama lima tahun digulirkan program penana- man secara massif, lahan yang dimiliki seko¬lah pun tak dapat menampungnya sehingga lahan kosong milik masyarakat sekitar yang memang belum digarap dimanfaatkan mereka untuk ditanami.
“Alhamdulillah apa yang kami upayakan se¬lama ini membuahkan prestasi membanggakan. Ini berkat kerja sama semua pihak,” ujamya.
Gerakan penghijauan yang dilakukan seko¬lah ini bukan asal tanam saja. Namun mereka juga memikirkan keberlangsungan usia tum- buhan tersebut. Karena itu, sekolah memiliki seorang pendamping penyuluh pertanian. Salah satu guru di sekolah ini juga merupakan kader konservasi tingkat nasional.
“Jadi bukan asal tanam saja. Para siswa juga diajarkan cara bercocok tanam yang benar sehingga rata-rata pohon yang ditanam tidak mati,” tandas Erni.
Prestasi yang telah diukir sekolah tidak lantas membuat mereka berbesar hati dan berhenti melakukan penghijauan di lingkungan sekitar. Justru ini menjadi amunisi bagi keluarga besar SDN 1 Labuan Tereng berbuat lebih banyak lagi untuk lingkungan. (bersambung) BAIQ FARIDA
Sumber: Harian Lombok Post: Senin, 22 September 2014
Relokasi Warga Duduk Temui Jalan Buntu
GIRI MENANG-Warga Duduk, Desa Batulayar, Kecamatan Batulayar sepertinya akan lebih lama lagi tinggal di pengungsian. Pasalnya, upaya Pemkab Lombok Barat (Lobar) untuk merelokasi pengungsi dari Duduk, Desa Batulayar, Kecamatan Batulayar masih menemui jalan buntu.
Jumat (19/9) lalu, pemkab menggelar rapat dengan muspida, kecamatan, desa dan pihak banjar untuk menyelesaikan persoalan pengungsi Duduk. Dalam pertemuan itu dikabarkan jika pihak banjar selaku pemenang dalam sengketa lahan seluas 32 hektare yang sebelumnya ditinggali warga Duduk masih enggan memberikan lahan mereka bagi para pengungsi. Sementara warga Duduk tetap bersikeras ingin tinggal di lahan yang sempat disengketakan itu. (lebih…)
Lobar Masuk Lima Besar Nasional Lomba P3A
Untuk kesekian kalinya, kabupaten Lombok Barat (Lobar) kembali mengukir prestasi. Kali ini, kabupaten yang memiliki moto Patut Patuh Patju ini sukses masuk lima besar nasional dalam lomba Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Sukses Lobar ini diraih ketika berlangsung lomba P3A yang digelar di Bandung-Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Dalam melakukan verifikasi kelembagaan P3A di Lobar, Kamis (18/9) kemarin, tim juri verifikasi pusat melakukan peninjauan. Tim yang berjumlah lima orang itu disambut Kepala (lebih…)
MEETING IN PROGRESS: RAPAT FORUM KOORDINASI PIMPINAN DAERAH LOMBOK BARAT, JUM’AT,19 SEPTEMBER 2014
Apel Paripurna Bupati Tekankan Pelayanan Publik Prima Dan Disiplin PNS
Apel paripurna karyawan-karyawati lingkup Pemkab Lobar berlangsung Rabu (17/9) di Bencingah Agung kantor Bupati Lombok Barat Giri Menang, Gerung. Apel bulanan ini diikuti para Asisten Setda, Kepala Badan, Kepala SKPD, Kepala Kantor dan seluruh karyawan-karyawati Pemkab Lombok Barat. (lebih…)
Banyumulek,Tidak Hanya Sekedar Gerabah
Jika menyebut nama desa Banyumulek, akan terbayang jelas dalam ingatan kita, bagaimana pembuatan dan produksi kerajinan gerabah di sana. Bagaimana tangan-tangan terampil warganya dalam menciptakan seni gerabah. Dari yang besar hingga kecil, bernilai artistik tinggi, bisa diperoleh sebagai cinderamata.
SEBELUM nama desa Banyumulek itu lahir, tangan-tangan terampil warganya sudah mulai tumbuh dari generasi ke generasi. Itu pun diawali hanya dengan memproduksi gentong atau kendi. Gentong atau kendi ini, orang Sasak di Lombok menyebutnya ‘bong’ (lebih…)
Eksotisme Gili Tanada (2-Habis)
Mulai Dilirik Wisman, Sarpres Terbatas
Pesona Gili Tanada kini mulai dilirik oleh wisatawan, terutama mancanegara. Tingkat kunjungan ke obyek wisata yang kerap dijuluki pulau-pulau perawan tersebut semakin meningkat dari waktu ke waktu. Sayangnya, di masing-masing gili sendiri belum banyak tersedia sarana prasarana memadai untuk memudahkan wisatawan dalam menikmati iiburannya.
BEBERAPA tahun silam, ketiga gili Tangkong, Nanggu, dan Sudak ibaratnya pulau yang tak berpenghuni. Keindahannya tersembunyi di tengah keterbatasan akses bagi wisatawan untuk menjangkau obyek wisata di wilayah Sekotong tersebut. Namun, geliat usaha wisata di Gili Tanda kian terlihat dalam kurun waktu terakhir.
Kunjungan wisatawan mulai meningkat, baik domestik, lebih- lebih turis asing. Pada tahun 2013 lalu saja, tercatat kunjungan wisatawan mancanegara ke tiga gili tersebut menembus angka 2000 lebih. Itu pun belum termasuk kunjungan dari domestik. Terutama menjelang akhir bulan saat ini, turis asal Italia biasanya yang paling ramai berkunjung.
“Wisatawan semakin banyak yang datang liburan ke sini. Terutama bulan-bulan ini, dari Italy paling banyak,” kata Abdurrahman, penggiat wisata setempat.
Semakin banyak agen perjalanan wisata yang menawarkan paket berlibur ke Gili Tanada. Eksotisme ketiga gili perawan itu pun rupanya menarik minat para wisman yangh tengah berlibur di Bali maupun di Senggigi untuk singgah. Biasanya, mereka melakukan perjalanan langsung menggunakan fast boat atau kapal cepat.
“Biasanya wisman charter fast boat dari Bali atau Senggigi langsung ke sini. Jarang yang lewat perjalanan darat dulu,” kata Abdurrahman.
Sementara, melalui jalur darat, penyebrangan ke Gili Tanada sendiri bisa dilakukan melalui Tawun, Desa Sekotong Barat, Kecamatan Sekotong. Di sana dapat ditemui sejumlah boat¬man (penyedia jasa penyeberangan) menuju masing-masing gili. Untuk charter boat ke setiap gili, biayanya hanya Rp 230 ribu. Namun, untuk mengelilingi ketiga gili tersebut dalam satu waktu, biaya charter boat sebesar Rp 400 ribu. Satu boat sendiri bisa diisi sekitar delapan orang.
Sayangnya, diakui Abdurrahman, obyek wisata Gili Tanada sendiri, sampai sekarang, masih minim sarana prasarana. Pantauan koran ini, di lokasi pembelian tiket penyebrangan pun tak tersedia loket khusus yang representatif. Begitu pun juga dengan ketersediaan fasilitas umum seperti MCK yang tak banyak tersedia di masing-masing gili.
“Fasilitas masih banyak yang perlu disediakan di sini. Loket tiket, MCK umum, ruang tunggu atau shelter bagi wisatawan, hingga perbaikan akses jalan harus dilakukan,” katanya.
Dengan pembenahan sejumlah fasilitas tadi, ia pun optimis bahwa tingkat kunjungan ke tiga gili Tanada akan semakin pesat. Terutama, dapat memancing investor untuk masuk dan membantu mengembangkan usaha wisata setempat. Secara tidak langsung, perkembangan wisata Gili Tanada juga bakal menjadi harapan baru bagi masyarakat sekitar untuk mencari tambahan rezeki sehingga dapat menopang kesejahteraan mereka.
“Kalau lebih serius ditata, Gili Tanada ini kedepannya tak kalah dengan ketiga gili di Lombok Utara. Apalagi, akses Bandara Internasional Lombok (BIL) juga sudah lebih dekat dengan lokasi ini,” pungkas laki-laki yang kerap mengenakan topi tersebut. (*)
Sumber: Harian Lombok Post: Rabu, 17 September 2014