Pengusaha Kuliner Diminta Munculkan Brand Makanan khas Lobar

peserta pelatihan jasa kulinerKadis Pariwisata Lobar, Gde Renjane minta kepada pengelola jasa kuliner di Lobar agar menciptakan menu alternatif yang berkualitas dan khas Lobar. Makanan khas yang dimiliki Lobar cukup banyak tapi masih belum dimunculkan. Contohnya Sate Bulayak, Ebatan, Ares dan Rebong. Makanan ini cukup lezat, hanya sayangnya belum menjadi brand. (lebih…)

Wartawan Diminta Gali Informasi Pajak Online

GIRI MENANG-Bupati Lombok Barat (Lobar) H Zaini Arony meminta kepada anggota Forum Wartawan (Forta) Lobar untuk menggali berbagai informasi mengenai pajak online di Kota Bogor. Hal itu penting dilakukan karena bisa diadopsi di daerah.
Pesan itu disampaikan bupati saat memberikan pembekalan kepada anggota Forta Lobar, di ruang kerjanya kemarin. ‘’Wartawan dikirim untuk melakukan press tour dengan harapan memberi wawasan komprehensif mengenai pelaksanaan pajak online di Kota Bogor,” katanya.
Sebanyak 10 orang anggota Forta Lobar akan berangkat studi banding ke Kota Bogor untuk mempelajari penerapan sistem pajak online oleh Pemkot Bogor. Kegiatan itu dilaksanakan selama empat hari, mulai 4-7 Juni 2014. Hasil dari studi banding itu diharapkan bisa diinformasikan melalui media masing-masing.
Dikatakan, pendapatan asli daerah (PAD) Lobar dari sektor pajak pariwisata, hotel, restoran dan reklame (PHRR) setiap tahun ada peningkatan. Namun belum semua potensi pajak dikelola dengan optimal, sehingga mungkin dengan pajak online bisa lebih baik lagi.
Wartawan bisa mengkaji cara meningkatkan pajak melalui online yang sudah diterapkan Pemkot Bogor. Baik itu, tentang cara pengelolaan pemanfaatan pajak dengan intensifikasi dan ekstensifikasi. Selain itu, bagaimana strategi Pemkot Bogor menggali sumber pajak baru. Serta apa kelemahan dari sistem pajak online. “ Apakah betul bisa lebih baik. Sektor apa yang paling menonjol yang terdongkrak pajaknya dengan sistem pajak online,” tandasnya.
Sekretaris Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Dae¬rah (DPKD) Lobar, Fauzan Husniadi, mengakui, potensi besar di sektor PHRR di daerahnya cukup besar. Namun, yang tergarap belum seluruhnya. Kondisi ini tidak saja karena faktor teknis. Tapi juga adanya dugaan kecurangan dari wajib pajak (WP).
Untuk itu, pihaknya mencoba untuk menekan kebocoran itu. Langkah yang diambil adalah menyiapkan tim deteksi intelijen bisnis. Mereka nantinya bertugas mengawasi dan melaporkan WP yang nakal dalam membayar kewajibannya kepada pemerintah daerah.
“Deteksi intelijen bisnis ini sudah kami pikirkan,” kata Sekretar¬is Dispenda Lobar Fauzan Humiadi, kepada wartawan kemarin.
Dijelaskan, intelijen bisnis itu akan bergerak setelah pembayaran pajak di sektor PHRR secara online diluncurkan. Rencananya sistem itu resmi digunakan pada 2014. Setiap WP nantinya akan membayar kewajibannya tanpa harus menyetor ke Dispenda atau didatangi petugas.
Masing-masing WP memiliki kas register yang terhubung dengan alat yang sudah disiapkan oleh vendor mitra Dispenda Lobar. “Dari vendor ikut menyiapkan perangkat deteksi. Kalau bergeser sedikit, alat itu akan memberikan sinyal ke kami yang mengelola server,” jelasnya.
Fauzan menambahkan, pihaknya juga sedang membentuk tim reaksi cepat. Mereka nantinya ditugaskan untuk menangani masalah pada sistem online. Misalnya, jika listrik mati atau sengaja dimatikan oleh WP. “Jadi kalau sistem di kas register mati, kami akan terima sinyal sebagai pemberitahuan,” terangnya.
Dengan sistem online, sambung Fauzan, semua transaksi pembayaran di sektor PHRR bisa terekam. Selama ini, pihaknya cukup kesulitan menarik pajak dari sektor tersebut dan terkadang terjadi kebocoran. Terutama dari bisnis jasa hiburan. “Berbeda dengan hotel dan restoran lebih mudah karena sudah ada tim independen yang melakukan audit,” tandasnya.

Sumber: Lombok Post, Selasa 3 Juni 2014

Hasil Efisiensi Kemenag, Pemerintah Turunkan Biaya Ibadah Haji 8,2 Persen

Sebagai hasil dari langkah-langkah efisiensi yang dilakukan di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag), pemerintah memutuskan tahun ini menurunkan biaya ibadah haji atau yang sering disebut dengan Ongkos Naik Haji (ONH) sebesar 8,2 persen dari total biaya haji sebelumnya. (lebih…)

Bupati Minta PGRI Wujudkan Wawasan Keunggulan

GIRI MENANG – Bupati Lombok Barat (Lobar) H Zaini Arony meminta pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mampu mewujudkan wawasan keunggulan. Pasalnya, suka tidak suka, saat ini manusia berada pada era kompetisi, terutama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kapasitas diri agar tidak mengalami kesulitan karena kemajuan teknologi informasi, guru harus mampu kreatif dan inovatif. “Jadilah guru yang kereatif dan inovatif. Jangan jadi guru yang konservatif,” katanya ketika menerima kunjungan para pengurus PGRI Lobar, di pendopo bupati, Sabtu, (31/5).
Kenapa guru jangan konservatif, sambung bupati, karena kadang-kandang guru tidak berani membuat terobosan. Ia akan memberikan penghargaan kepada guru yang berani melakukan reformasi di bidang pen¬didikan sehingga daerah kita menjadi contoh nasional.
Menurut Ketua DPD Golkar NTB ini PGRI harus me¬miliki tujuan yang jelas. Sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART), serta program organisasi harus in line dengan program pemerintah pusat maupun daerah.
‘’Masyarakat yang unggul saja yang mampu bersaing. Tidak ada masyarakat yang maju tanpa pendidikan,” ujarnya.
Dikatakan, sektor pendidikan memegang peranan strategis dalam membangun watak bangsa dan daerah. Sebagai masyarakat harus memi¬liki jati diri. Dalam jati diri itu lah kemandiriannya. Hanya masyarakat yang memiliki jati diri yang menjadi masyarakat bermartabat.
Untuk meraih kemajuan tersebut, sektor pendi¬dikan yang paling utama. Tidak ada masyarakat yang beradab tanpa pendidikan. “Itu sebabnya saya membangun perpustakaan dengan sistem digital. PGRI harus mampu mendorong itu. Jan¬gan PGRI terlena dengan urusan organisasi tetapi harus memikirkan hal yang subtantif,” katanya.
Masyarakat yang ingin dibangun Pemkab Lobar, kata Zaini, adalah masyarkat yang ungul, mandiri, sejahtera dan bermartabat. Tidak ada masyarakat yang unggul itu bodoh. Artinya unggul dalam prestasi di seluruh bidang.
Untuk mencapai prestasi itu, sambungnya, PGRI harus menyentuh subtansi pendidikan, yakni mendidik, mengajar dan bagaimana guru berprestasi di bidang pendidikan. PGRI juga harus mampu mendorong pembangunan sekolah secara menyeluruh. Baik itu aspek penguasaan guru terhadap kurikulum, metodologi, sistem evaluasi dan penguasaan guru terhadap pengembangan manajemen sekolah.
” Saya minta agar kegiatan KKG, MGMP, MKKS dimanfaatkan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan karena kegiatan itu sistemik, sistimatik dan terstruktur pintanya.
Bupati juga minta PGRI melakukari revitalisasi di bidang pendidikan terutama sistem SKS. Organisasi ini juga harus memiliki data base guru sehingga mampu memetakan tingkat kemampuan guru. “PGRI harus berpikir maju ke depan,”tandasnya.
Sementara itu, Ketua PGRI Lobar Saleh Sayuti,mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada bupati yang telah meluangkan waktu.Sejak dilantik beberapa bulan yang lalu rencana silaturahim dengan bupati selalu tertunda. “Pada Juni mendatang kami akan menggelar konferensi cabang dan melakukan konsolidasi tingkat cabang sampai ranting,” pungkasnya.

Sumber: Lombok Post, Senin 2 Juni 2014

DWP Lobar Sosialisasi AD/ART Organisasi

GIRI MENANG-Dharma Wanita Persatuan (DWP) Lombok Barat (Lobar) rutin melaksanakan kegiatan silaturahmi antar anggota, baik di tingkat kabupaten sampai tingkat kecamatan. Tujuannya selain meningkatkan silaturahmi juga dapat mendukung semua program pemerintah daerah. Termasuk mensosialisasikan Anggaran Dasar Rumah Tangga (AD/ART) organisasi.
Penjelasan mengenai isi dari AD/ART DWP disampaikan langsung Ketua DWP Lobar Hj Baiq. Ini disampaikan pada acara silaturrahmi DWP SKPD lingkup Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Badan Kesatuan Bangsa dan Politik yang di selenggarakan di gedung Perpustakaan dan Arsip Daerah, Jumat (30/5) lalu.
Hadir di acara ini Penasehat DWP Lobar Hj Khaeratun Fauzan Khalid, kepala SKPD terkait serta para anggota DWP.
“AD/ART ini tidak mungkin dibaca oleh semua anggota jadi kita ambilkan yang poinnya saja,” kata Alwani.
Terkait dengan hal itu, apa yang dilaksanakan oleh DWP ini adalah dalam rangka membantu program Pemerinah Kabupaten Lobar. Karena DWP dan semua SKPD bisa bersinergi untuk kemajuan Lobar kedepannya.
Selain itu, istri sekda ini juga mengapresiasi hasil kerajinan olahan dari para anggota DWP Lobar. “Dari sampah yang tadinya tidak memiliki nilai disulap menjadi satu kreasi yang indah seperti hiasan bunga yang memiliki nilai ekonomis karena ini merupakan tujuan dari DWP sesuai dengan visi misi yaitu untuk memajukan anggotanya supaya menjadi lebih sejahtera,” tandasnya.
Diharapkan kegiatan ini bisa terus berjalan supaya tidak berhenti sampai disini. Silaturahmi ke para anggota juga akan dievaluasi pada saat Hari Ulang Tahun (HUT) DWP. Bentuk evaluasinya khusus untuk anggota DWP yang notabene istri PNS yakni harus tahu apa tujuan dari DWP, hak mereka sebagai anggota dan apakah mereka harus loyal pada organisasi. Tujuan dilakukan ini adalah untuk membangun wanita-wanita Lobar agar bisa bersaing dengan masyarakat di luar.

Sumber: Lombok Post, Senin 2 Juni 2014

Bersyukur Tanpa Syarat

Cinta tanpa syarat. Begitulah harapan para pecinta untuk dapat mencintai sosok yang ia. Harapan itu sebagai bukti bahwa dia benar-benar mencintai sepenuh hati, apa adanya, tanpa syarat barang satu pun.
Jika cinta saja bisa tanpa syarat, sepatutnya, sebagai Muslim kita juga patut menjaga syukur tanpa syarat kepada Sang Pemberi Nikmat.
Allah SWT dalam beberapa ayat Alquran banyak mengajak para hamba-Nya untuk mudah bersyukur. Bukan karena Dia membutuhkan rasa terimakasih dari manusia.
Bersyukur ialah sebuah kebutuhan ruhani, baik diucapkan melalui lisan dengan ‘Alhamdulillah’, juga berupa perbuatan dengan memberdayakan apa yang kita dapatkan untuk kemaslahatan manusia.

Bersyukur juga sebagai bukti kelemahan bahwa kita sama sekali tidak dapat memberikan manfaat dan mudharat bagi diri sendiri, terlebih kepada orang lain.
Karena ketidakmampuan itulah, manusia dianjurkan untuk mensyukuri apa yang ia peroleh, baik itu rezeki, kesehatan, ketentraman hidup, kebersamaan bersama orang-orang terkasih, dan masih banyak lagi nikmat-nikmat nan terhingga yang tak kuasa menyebutkannya.
Itu semua Allah limpahkan kepada manusia karena Allah bersifat Wahhab. Wahhab berarti Maha Memberi segala sesuatu baik yang dipinta ataupun tidak dipinta hamba-Nya.
Imam Ghazali menyebutkan bahwa pemberian Allah bersifat terus-menerus, tiada henti, berkesinambungan, dunia maupun akhirat, kepada siapa pun. Terlepas si hamba mensyukurinya atau tidak, karena memang pada hakikatnya Allah tidak membutuhkan apa pun dari hamba-Nya. Pemberi tanpa pamrih.
“… jika engkau bersyukur, maka akan Kutambah nikmat-Ku untukmu. Namun, jika kamu kufur (enggan bersyukur), sungguh adzab-Ku amat pedih.” (QS Ibrahim: 7)
Dalam perjalanan hidup, manusia tergolong menjadi dua: golongan syukur dan golongan kufur. Oleh karenanya, tercermin dari surah di atas bahwa janji Allah terlimpah untuk dua golongan manusia, baik yang syukur maupun yang kufur. Jika kita mensyukuri nikmat Allah apa pun bentuknya, seberapa pun banyaknya, maka nikmat itu akan bertambah.
Sebagai manusia biasa, terkadang kita alpa. Kita hanya sibuk mensyukuri pemberian-Nya yang enak dan tampak. Namun, lupa untuk bersyukur saat memeroleh musibah. Saat musibah datang, yang meluncur dalam doa-doa ialah keluhan dan kesedihan hingga penantian kapan musibah itu hilang.

Padahal, dalam terhimpit musibah sekalipun kita dianjurkan untuk tetap bersyukur, sebagai bukti bahwa itu adalah bentuk perhatian dan kasih sayang Allah.
Dalam sebuah Hadis Qudsi disebutkan, “Wahai malaikat Jibril, datanglah kepada hamba-Ku dan kirimkanlah ia sebuah musibah, karena Aku rindu akan rintihannya.” (HR Muslim).
Hadis ini mengisyaratkan bahwa diuji dengan masalah ialah bukti bahwa Allah merindu rintihan dari para hamba-Nya. Tak inginkah kita dirindu?
Akhirnya, hakikat bersyukur tanpa syarat ialah kita tidak perlu menunggu datangnya nikmat lantas bersyukur. Tapi, bersyukur sebenarnya ialah senantiasa menjaga ungkapan terima kasih pada Sang Maha Kasih atas segala nikmat yang telah, sedang dan akan kita dapatkan. Wallahu a’lam.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/14/05/27/n68fkp-bersyukur-tanpa-syarat

Bank Dunia dan FAO Belajar m-KRPL

GIRI MENANG – Sebanyak 15 orang staf Bank Dunia dan FAO (Food and Agriculture Organization) mengunjungi Kabupaten Lombok Barat (Lobar) kemarin. Mereka belajar model-Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) di Dusun Dasan Belo, Desa Jembatan Kembar Timur, Kecamatan Lembar.
Para staf lembaga dunia dan berada di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut diterima oleh Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Karyawanita, Siti Hartini dan anggotanya yang menjalankan program m-KRPL tersebut. Hadir juga Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB Dwi Praptomo S, selaku instansi yang menjadi pembina.
Salah satu staf Bank Dunia, untuk perwakilan Indonesia, Ina Pranoto, mengatakan, kunjungan ini dalam rangka mempelajari aktivitas para kaum perempuan yang tergabung dalam KWT Kary-awanita. “Yang datang ini ada yang berasal dari Amerika Serikat, Laos, Manila, Roma, dan Kamboja. Mereka semua ingin belajar pada ibu-ibu,” katanya Dikatakan, konsep pemanfaatan pekarangan yang lebih banyak mengedepankan rasa kebersamaan antarkaum perempuan menjadi catatan penting. Motivasi dan kreatifitas para kaum perempuan yang ter¬gabung dalam KWT Karyawanita, ini akan menjadi satu rekomendasi penting. Bahkan kemungkinan akan dicontoh dalam pelaksanaan proyek pengembangan ekonomi masyarakat di negara berkembang.
Ina sapaan akrab perempuan yang fasih berbahasa Inggris, ini mengaku, rekan- rekannya cukup tertarik dengan hasil karya KWT Karyawanita. Baik dalam hal pemanfaatan pekarangan untuk menanam sayuran, memelihara ikan dan beternak ayam. Semua itu dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi akan keluarga sekaligus menciptakan peluang usaha.
Upaya menciptakan produk olahan bernilai ekonomi dari bahan baku yang dihasilkan dari pemanfaatan pekarangan juga cukup menjadi perhatian bagi pihaknya. Misalnya, olahan stik talas, stik rasa kangkung, puddjing dari labu air dan manisan tomat yang sudah dikemas rapi. “Kami tahu ada program seperti ini dari BPTP NTB. Kami senang melihatnya dan mudahan bisa dikembangkan di negara lainnya,” tutur Ina bersemangat.
Selain kelompoknya, sambung Ina, ada juga kelompok staf Bank Dunia dan FAO lainnya yang mengunjungi Pulau Lombok. Mereka ada yang ke kabupaten lain den¬gan tujuan yang sama, yakni mempelajari berbagai aktivitas ekonomi produktif yang dikembangkan masyarakat pedesaan.
Hasil dari kunjungan itu nantinya akan dipaparkan dalam pertemuan agar semua bisa mengetahui berbagai informasi yang bisa dijadikan rekomendasi. “Kami berada di Pulau Lombok selama beberapa hari ini. Sengaja kami pilih Lombok karena sudah cukup terkenal dengan wisatanya. Terutama Senggigi. Jadi kami disini belajar sambil berwisata,” tandasnya.

Sumber: Lombok Post, Kamis 22 Mei 2014

1 158 159 160 161 162 238