SKPD Harus Mampu Implementasikan Visi-Misi

GIRI MENANG-Bupati Lombok Barat (Lobar) H Zaini Arony, mengingatkan seluruh jajarannya agar visi dan misi Lobar tidak hanya sebatas ucapan tanpa makna dan realisasi saja. Tapi mampu diimplementasikan dalam setiap tindakan.

Hal itu ditegaskannya ketika menghadiri acara ekspose Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014-2019, kemarin. Kegiatan itu wajib dilakukan sesuai den­gan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2014. “ Jangan visi-misi ini hanya sebuah rangkaian kata dan kalimat,” kata bupati di hadapan para kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Sebagaimana diketahui, kata dia, visi-misi pada periode lima tahun pertama (2009-2014), adalah Lobar Bangkit yang maju, mandiri dan bermartabat dilandasi nilai-nilai Patut Patuh Patju. Namun, setelah dilantik menjadi bupati untuk kedua kali bersama Fauzan Khalid, sebagai wakil bupati, visi dan misi tersebut mengalami improvisasi menjadi Lobar Bangkit yang unggul, mandiri, sejahtera dan bermartabat dilandasi nilai-nilai Patut Patuh Patju.

Untuk itulah, bupati mengingatkan agar untaian kata tersebut tidak hanya menjadi rangkaian kata pemanis bibir saja. Tapi ada aksi nyata selanjutnya. Bahkan menurutnya, visi misi menjadi tolok ukur untuk meraih yang dicita-citakan.

‘’Kita perlu menetapkan arah yang dituju selanjutnya. Periode 2009-2014 sudah dilalui, apa yang sudah dicapai periode pertama menjadi langkah awal untuk periode 2014- 2019,” ujarnya.

Selanjutnya, kata bupati yang biasa disapa Zaini, sebagai awal kepemimpinannya bersama Fauzan Khalid, maka diperlukan satu revitalisasi dan improvisasi visi-misi berikut sasaran dan strategi pencapainnya. Banyak hal yang berubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Untuk itu perlu menyusun RPJMD sesuai dengan perubahan dan kebutuhan periodesasi 2014-2019. Selain itu, semua rencana pembangunan harus bisa diukur dan tidak kebanyakan hayalan.

“’Jangan berpikir kita akan bangun terlalu banyak karena akan menjadi janji dan beban politik seorang kepala daerah kepada masyarakat,” ujarnya.

Oleh sebab itu, sambung Zaini, pembangunan selanjutnya harus disesuaikan dengan kenyataan dan kebutuhan lima tahun ke depan. Pengalaman lima tahun sebelumnya hendaknya menjadi pengalaman empiris dan posteriori untuk lima tahun selanjutnya yang lebih baik.

Sepanjang perjalanan lima tahun yang lalu, semua tentu sudah tahu kondisi waktu, sumber daya manusia dan constraint-constraint yang lain. Misalnya masalah interkoneksi dan interdependensi antar satu persoalan dengan persoalan lainnya. Kemudian antar satu bagian dengan bagian lainnya yang sering ada keterkaitan dan saling ketergantungan. Jika tidak demikian maka kegagalan yang akan diraih. Bukan keberhasilan.

Untuk itu, kualitas dan kebermanfaatan, kata bupati, hen­daknya diperhatikan dan tidak hanya kuantitas fisik semata. “Kita bisa saja mendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari hasil output-nya. Misalnya, karena jalan ditarget 170 kilometer (km) menjadi 198 km. Tetapi juga harus memperhatikan outcome-nya yaitu bermanfaat tidaknya jalan itu,” ujar bupati.

Sumber: Lombok Post, Rabu 14 Mei 2014

Proyek Pemasangan Listrik Gratis di Lombok Barat Bantuan APBN dan APBD Prov.NTB

Laporkan Jika Ada Kecurangan

GIRI MENANG-Proyek pemasangan listrik gratis di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) rentan terjadi permainan. Pasalnya, program tersebut harus melalui proses verifikasi rumah tangga sasaran (RTS) yang dilakukan aparat desa.

“Usulan RTS langsung dari desa. Kami hanya melanjutkan tapi tidak terlibat dalam proses verifikasi ulang di lapangan,” kata Sekretaris Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Lobar Dayat, di Giri Menang, kemarin.

Disebutkan, kuota program pemasangan listrik gratis untuk Kabupaten Lobar pada 2014 sebanyak 740 RTS. Dari total penerima bantuan tersebut, sebanyak 469 RTS ditangani oleh dana dari APBN yang disalurkan melalui PLN. Sisanya sebanyak 271 dari dana APBD Pemprov NTB melalui Distamben NTB.

RTS penerima bantuan diusulkan oleh aparat desa. Data tersebut kemudian diverifikasi ulang di tingkat lapangan. Baik oleh PLN maupun tim dari Distamben NTB. Sedangkan Pemkab Lobar hanya menerima laporan hasil verifikasi. “Jika ada yang ditolak akan terdata di hasil laporan verifikasi yang diserahkan ke kami,” ujar Dayat didampingi Kabid Energi I Gusti Ayu Swasti Astuti.

Dikatakan, keputusan final mengenai RTS yang resmi mendapat bantuan pemasangan lis­trik gratis belum diputuskan hingga menunggu proses verifikasi berakhir. Namun, jika ada yang dicoret dari daftar yang sudah diserahkan pihak desa maka akan ada pengganti agar kuota yang sudah ditetapkan terpenuhi.

Menurutnya, kemungkinan adanya per­mainan di tingkat lapangan bisa saja terjadi. Oleh sebab itu, pihaknya sangat mengharapkan peran serta masyarakat. Termasuk media untuk melaporkan jika ada indikasi kecuran­gan. “Kami siap menerima laporan jika memang ada yang melakukan permainan,” tandasnya.

Sumber: Lombok Post, Rabu 14 Mei 2014

Lobar Jadi Percontohan SMA Terbuka

Dikhususkan Bagi Siswa Kurang Mampu

GIRI MENANG-Kabupaten Lom­bok Barat (Lobar) siap menjadi daerah percontohan untuk dibukanya SMA Terbuka. SMA Terbuka ini nantinya dikhususkan bagi siswa yang jauh dari akses sekolah reguler, terutama yang tinggal di beberapa pulau kecil (gili).

“Ada 23 pulau luar yang sebagian ada siswa di daerah itu. Nanti mereka bisa masuk SMA Terbuka,” kata Bupati Lo­bar Dr Zaini Arony saat teleconference dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada Sabtu (10/5) di SMAN 1 Narmada.

Dijelaskan, proses belajar mengajar yang dilaksanakan di SMA Terbuka dengan SMA reguler berbeda. Di SMA terbuka menerapkan system jarak jauh, seperti pada Universitas Terbuka (UT). Para siswa belajar secara online lantaran jarak tempat ting­gal dengan sekolah terdekat cukup jauh.

Dikatakan, Pemda Lobar telah menunjuk enam sekolah yang menjadi rintisan sekolah induk, yakni SMAN 1 Narmada. Ke depan akan dikembangkan juga di beberapa wilayah yang jauh akses ke sekolah. “Mudah-mudahan SMA Terbuka bisa menampung 200 siswa di masing- masing sekolah,” beber doktor bidang pendidikan ini.

Disampaikan bupati, Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA di Lobar mencapi 63 persen. Artinya sekitar 27 persen siswa tidak melanjutkan SMA. Dengan demikian, adanya SMA Terbuka ini di­harapkan bisa menampung mereka.

Besarnya biaya pendidikan di tingkat SMA menjadi salah satu pemicu banyaknya

siswa yang tidak melanjutkan. Lebih-lebih kebijakan Kemendikbud mengeluarkan dana BOS SMA untuk menurunkan SPP di tingkat SMA belum terlihat di NTB. “Insya Allah kami akan memberikan layanan pendidikaan khusus bagi siswa yang terkendala ekonomi, sosial, geografls,” katanya.

Dalam teleconference yag berlangsung sekitar 5 menit itu, terungkap jika siswa SMA Terbuka disiapkan dana Rp 1.250.000/ tahun. Mereka juga akan diberikan pinjaman perangkat teknologi berupa tablet untuk menunjang proses belajar mengajar secara online.

Sementara itu, Kepala Dinas Dikpora NTB H Imhal mengatakan, di NTB target APK 97 persen. Untuk mencapai target tersebut harus ditingkatkan APK sebesar 4 persen per tahun atau penambahan siswa pertahun 8.000 orang.

Dikatakan, kriteria siswa yang masuk SMA Terbuka pertama berasal dari daerah tertinggal.Kedua, memiliki keterbatasan ekonomi dan syarat ketiga mengalami kendala sosial. “ Kriteria anak seperti itulah yang mendapat prioritas masuk siswa SMA Terbuka,” kata Imhal.

Dijelaskan, sistem pembelajaran bersifat fleksibel dengan menerapkan prinsip belajar mandiri. Siswa belajar berbasis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) yang disesuaikan kurikulum.

Dikatakan, SMA Terbuka merupakan salah satu kegiatan dalam upaya dalam pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal (PMU). Ini untuk memperhatikan penduduk usia 16-18 tahun yang berasal dari keluarga kurang mampu, daerah terpencil, daerah tertinggal untuk mengenyam pendidikan.

Imhal berharap PMU dapat menjadi lompatan yang signifikan pada pendidi­kan dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan penduduk.Diharapkan lulusan SMA Terbuka memiliki SDM spesifik dan lebih siap untuk bekerja.

Sumber: Lombok Post, Senin 12 Mei 2014

Bangun Sekolah Unggul, Puluhan Miliar Disiapkan

GIRI MENANG – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lo­bar) telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 25 miliar untuk membangun center of excellent atau pusat sekolah unggul. Upaya itu dalam rangka meningkatkan kualitas mutu pendidikan. “ Tahun ini kita akan bangun sekolah model nasional,” kata Bupati Lobar H Zaini Arony, di Giri Menang, kemarin.

Salah satu sekolah yang akan ditingkatkan kualitasnya adalah SMAN 1 Gerung. Diharapkan fisik bangunan sekolah ini sudah harus memiliki lantai dua pada 2015. Sehingga Kabupaten Lobar memiliki SMA atau SMK yang tidak saja dari sisi performance bangunan yang bagus. Tapi juga performance proses pembelajaran. Dengan demikian, daerah dengan motto Patut Patuh Patju, ini memiliki lembaga sekolah yang patut dibanggakan.

Selain tingkat SMA/SMK, kata bupati, pihaknya juga sudah menyiapkan anggaran untuk membangun sekolah unggulan tingkat SMP. Sasaran untuk tahap awal adalah SMPN 4 Gerung, yang ada di sekitar bundaran Giri Menang Square. “ Jadi anggaran sebesar Rp 25 miliar itu tidak hanya untuk SMA, tapi juga untuk peningkatan kualitas PAUD, SD dan SMP,” ujarnya.

Dengan adanya beberapa lembaga pendidikan mulai dari tingkat PAUD,hingga SMA yang memiliki keunggulan, diharapkan kualitas pendidikan di Lobar, semakin bagus. Sehingga masyarakatnya maju, mandiri, unggul dan bermartabat.

Sumber: Lombok Post, Sabtu 10 Mei 2014

Istri Harus Kenal Lingkungan Kerja Suami

Silaturahmi Ketua TP PKK Lobar ke DWP Dishut

GIRI MENANG —Rangkaian kegiatan silaturahmi dengan sejumlah organisasi wanita terus dilakukan Hj Nanik Zaini Arony pasca dilantik kembali sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Lombok Barat (Lobar) beberapa waktu lalu. Kemarin, istri bupati ini melakukan silaturahmi dengan pengurus dan anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dinas Kehutanan (Dishut) Lobar.

Dalam kesempatan tersebut, Hj Nanik, sapaannya, banyak memberi wejangan kepada anggota DWP yang notabene adalah istri PNS. Mereka diminta bisa mengenali lingkungan kerja suami.

“ Kerapian suami saat berangkat ngantor semestinya diperhatikan karena ini akan mempengaruhi kinerja mereka di kantor,” ujarnya.

Bukan hanya sebatas memperhatikan penampilan fisik suami saat berangkat ke kantor, para istri juga sedianya bisa mengenal rekan-rekan kerja suami. Tujuannya selain bisa menjalin keakraban juga untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.

Jadi setidaknya para istri bisa mengetahui aktivitas suami dari rekan kerja suami sebagai bentuk perhatian sambungnya.

Para anggota DWP juga diingatkan agar mengikuti kegiatan-kegiatan di luar rumah yang positif. Jika dirasa tidak memberi manfaat, mereka sebaiknya bisa beraktivitas di rumah saja.

Menurutnya, kesuksesan bagi seorang perempuan tidak hanya karena memiliki karir yang cemerlang. Kesuksesan juga bisa diraih dengan mendedikasikan diri di rumah dengan menjalankan peran sebagai ibu dan istri yang baik.

“ Pendidikan dalam kelurga adalah yang utama dan pertama terutama di usia dini. Balita itu mencontoh apa yang dia dengan dan rasakan,” tandasnya.

Saat anak baru berusia dini, orang tua, lanjut dia, harus mampu menanamkan bagaimana bersikap, bersopan santun dan tata krama. Nilai-nilai moral, budi pekerti dan sopan santun juga sedianya sudah mulai diajarkan.

Sementara itu, Ketua DWP Dinas Kehutan­an Lobar Hj Sudiami Sumiatun mengatakan, kunjungan Hj Nanik kali ini merupakan yang kedua selama menjabat sebagai ketua TP PKK kabupaten dua periode. Saat ini, jumlah anggota DWP Dishut berjumlah 70 orang yang diantaranya tersebar di empat UPT. Yakni Narmada, Gunungsari, Gerung dan Sekotong.

‘’Karena terpencar, ini menjadi kendala bagi kami untuk mengumpulkan anggota dalam jumlah banyak ketika mengadakan pertemuan tiap bulan,” ujarnya.

Atun, sapaannya mengungkapkan, be­berapa kegiatan juga telah dilaksanakan jajarannya. Seperti mengadakan seminar dan kunjungan sosial. Penyuluhan tentang pendidikan dan kesehatan juga telah dilaksanakan.

Dalam kegiatan ini, hadir juga Ketua DWP Kabupaten Lobar Hj Bq Alwani Uzair, Istri Wakil Bupati Lobar Hj Khairatun Fauzan Khalid dan Ketua Iiswara Lobar Hj Siti Aminah Umar Said.

Sumber: Lombok Post, Sabtu 10 Mei 2014

Bupati Harapkan Pers Promosikan Daerah

GIRI MENANG-Bupati Lombok Barat (Lobar) H Zaini Arony mengharapkan insan pers lebih memperkuat promosi potensi sumber daya alam NTB. Melalui upaya itu, diharapkan para wisatawan dan investor akan tertarik untuk datang ke daerah ini.

Hal itu dikatakan bupati ketika menerima kunjungan Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTB, di ruang kerjanya, kemarin. “Kita harus sama-sama mempromosikan daerah. Tidak hanya pemerintah bersama masyarakat. Pers juga harus ikut terlibat,” katanya kepada Ketua PWI NTB H Sukisman.

Para pengurus organisasi wartawan lain yang ikut hadir dalam pertemuan itu adalah Sekretaris SIWO Boy Mashudi, Bendahara H Rahman Hakim, dan anggota seksi bidang ekonomi Zaelani.

Bupati mengatakan, NTB memiliki potensi yang sangat besar. Jika semua itu digarap dengan optimal tentu akan memberikan efek bagi kesejahteraan rakyat. Terutama dari pariwisata. Salah satu cara mengoptimalkan sektor tersebut adalah dengan memperkuat infrastruktur pendukung berupa pembangunan dermaga.

Pemkab Lobar dibantu Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) telah membangun dua derma­ga untuk bersandarnya kapal dari Bali. Masing-masing di Tawun, Sekotong, dan Senggigi. Sarana transportasi laut ini untuk melengkapi Bandara Internasional Lom­bok (BIL) yang sudah lama beroperasi. Kedua dermaga itu diperuntukkan bagi kapal yang melayani rute Benoa, Nusa Penida, Sekotong, kemudian ke obyek wisata tiga gili di Kabupaten Lombok Utara.

“Daerah kita butuh sarana transportasi yang layak. Dua dermaga inilah jawabannya. Bahkan satu di Senggigi, dirancang seperti cecak merayap jika dilihat dari udara pada malam hari,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, bupati juga membeberkan penilaiannya terhadap kondisi Pelabuhan Lembar yang seharusnya sudah diupgrade. Namun, hingga saat ini belum ada langkah maju dari pemerintah pusat.

Berbeda dengan kondisi di pelabuhan yang ada di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terbilang sudah selangkah lebih maju dari NTB. Hal itu merupakan buah dari kerja keras para anggota DPRnya. “Ini yang perlu dicontoh oleh anggota DPR dari NTB. Bagaimana mereka harus berjuang dan ngotot di pusat agar dapat memberikan kontribusi bagi daerah,” tandasnya.

Ketua PWI NTB H Sukisman, mengatakan, salah satu tujuan bersilaturahmi dengan Bupati Lobar adalah dalam rangka membahas persiapan rapat kerja nasional SIWO PWI. Selain itu, rapat kerja PWI dan Dewan Kehormatan PWI. Kegiaatan itu akan digelar di NTB pada 15-18 Mei 2015.

Jumlah peserta yang akan hadir sebanyak 150 orang. Mereka berasal dari berbagai daerah. Sebagian para pengurus PWI tersebut adalah pengelola media massa. “Jadi kedatangan mereka diharapkan akan memberi­kan kontribusi untuk mempromosikan NTB di daerah masing-masing. Ya ibaratnya promosi gratis,” tandas­nya.

Sumber: Lombok Post, Jum’at 9 Mei 2014

Mengikuti Aturan Allah

Pada tulisan sebelumnya telah dipaparkan bahwa mengimani Allah tidak boleh sepotong-sepotong. Karena itu, seseorang baru bisa dikatakan beriman jika dia telah menerima semua aturan Allah sebagai kebenaran mutlak, tanpa pengecualian.

Pada zaman dahulu, Bani Israil telah menyaksikan langsung tanda-tanda kebenaran Allah SWT. Salah satunya adalah dengan mencicipi lezatnya hidangan surga yang diturunkan Allah ke bumi untuk mereka.

Bahkan, mereka pernah pula diizinkan untuk mendengarkan suara Allah tatkala berfirman kepada Nabi Musa AS.

Akan tetapi apa yang terjadi dengan Bani Israil? Mereka tetap saja ingkar kepada Allah. “Kami hanya akan mengikuti aturan-aturan Allah selama hal itu sejalan dengan hawa nafsu kami. Sementara, jika aturan itu bertentangan dengan nafsu kami, maka kami tidak bisa menerimanya,” begitu kata mereka kepada Nabi Musa AS.

Hal ini membuat Allah murka, sehingga turunlah QS Al Baqarah ayat 85. “Apakah kamu beriman kepada sebagian Alkitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.”

Penggalan ayat di atas secara tegas mengingatkan kepada kita bahwa mengimani Allah berarti menerima sepenuhnya aturan-aturan-Nya. Jika ada satu saja aturan Allah yang kita tolak kebenarannya, maka alamat kita telah keluar dari golongan orang-orang beriman. Naudzubillahi min dzalik.

Sebagai contoh, jika seorang Muslim yang meninggalkan shalat fardhu karena malas, tapi di dalam hati dan ucapannya tetap mengakui ibadah itu sebagai aturan yang benar, maka dia masih disebut orang yang beriman.

Kita tidak bisa menghukumnya sebagai orang kafir. Meskipun demikian, orang tersebut tentu saja akan menanggung dosa lantaran melanggar perintah Allah. Karena, sejatinya Muslim itu tidak boleh meninggalkan shalat.

Lain halnya dengan orang yang mengaku Muslim, tapi meninggalkan shalat fardhu karena menganggap perintah Allah itu tidak benar. Orang semacam ini sesungguhnya bukan bagian dari golongan Mukminin.

Begitu pula dengan mereka yang mengaku beriman, tapi secara terang-terangan malah menyangkal kebenaran aturan Allah yang terdapat di dalam Alquran dan Hadis. Orang-orang seperti ini jelas sesat dan menyesatkan.

Di Indonesia, jumlah kelompok pengusung paham menyimpang seperti mereka amatlah banyak jumlahnya. Karena itu, sebagai umat Muslim, kita mesti berhati-hati agar pemahaman mereka tidak merusak akidah kita.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/benteng-akidah/14/05/07/n571sv-mengikuti-aturan-allah

Gugurnya Iman

Dalam pandangan Allah SWT, manusia itu pada dasarnya hanya terbagi kepada dua golongan, yakni Mukmin dan kafir. Hal tersebut telah ditegaskan-Nya di dalam Alquran.

“Dan katakanlah: ‘Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.’ Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka,” (QS al Kahfi [18]: 29).

Jika kemudian golongan Mukmin mempunyai beberapa tingkatan, seperti Muslim, Mukhlis, Muhsin, dan Muttaqin, maka golongan kafir pun demikian. Mereka memiliki banyak varian. Sebut saja mulhid (ateis), musyrik (penyekutu Allah), dan munafik (pura-pura beriman).

Lalu bagaimana halnya dengan orang yang hanya mengimani Allah pada sebagian urusan, sedangkan pada sebagaian urusan lainnya dia mengingkari-Nya? Dalam padangan Allah, orang semacam ini tetap masuk dalam golongan kafir.

Jadi, tidak ada istilahnya orang setengah Mukmin dan setengah kafir. Kalau tidak Mukmin, maka dia adalah kafir.

Pembaca tentu masih ingat kisah tentang Iblis. Siapa yang berani meragukan keimanan makhluk yang satu ini? Dia pernah berjumpa dan berdialog langsung dengan Allah SWT. Dia tahu betul Allah itu tidak mempunyai anak.

Dia juga mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang layak disembah. Bahkan menurut Imam al-Ghazali, sebelum kemunculan Adam AS, Iblis sudah hidup dalam keimanan selama 80 ribu tahun.

Lalu mengapa Allah kemudian melaknat Iblis? Itu hanya karena dia menolak satu aturan Tuhan. Dia tidak mau mengakui kemuliaan yang diberikan Allah kepada Adam. Pada poin tersebut, Iblis menilai Allah telah salah menempatkan dirinya di bawah manusia.

Itulah yang menjadikan Iblis kafir di mata Allah. Meskipun dia tetap mengakui Allah sebagai Tuhan yang menciptakan alam semesta, namun keimanannya telah digugurkan oleh keangkuhannya. Kelak, ia kekal berada di neraka. Naudzublillaahi min dzaalik.

Kisah Iblis di atas secara jelas menunjukkan kepada kita bahwa mengimani Allah tidak boleh sepotong-sepotong. Seperti yang terjadi pada Ahmadiyah misalnya. Di satu sisi mereka percaya dengan keesaan Allah, namun di sisi lainnya mereka mengingkari ayat Allah yang menyatakan Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir.

Begitu pula halnya dengan kaum Syiah. Mereka mengaku beriman kepada Allah dan Nabi Muhammad. Namun, mereka justru mengingkari Alquran sebagai kitab suci yang kesuciannya selalu dijaga oleh Allah SWT.

Pengingkaran-pengingkaran semacam itu tentu saja secara otomatis telah menggugurkan keimanan mereka kepada Allah SWT. Tiket menuju surga yang seharusnya sudah mereka miliki (dengan bersyahadat), menjadi tidak berlaku lagi. Dengan kata lain, mereka berada di luar golongan orang-orang Mukmin.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/benteng-akidah/14/05/02/n4xeq9-gugurnya-iman

Bupati Kutuk Pelaku Pedofilia

GIRI MENANG-Bupati Lombok Barat (Lobar) H Zaini Arony, mengutuk keras tindakan pelecehan seksual terhadap anak yang makin marak terjadi di Indonesia. Oleh sebab itu, para pelaku pedofilia harus diberikan hukuman seberat-beratnya agar ada efek jera sehingga kasus itu tidak terulang lagi.

“Para pelaku kejahatan semacam itu harus dihukum seumur hidup,” katanya di Giri Menang, kemarin.

Pedofilia adalah kecenderungan seseorang yang telah dewasa baik pria maupun wanita untuk melakukan aktivitas seksual berupa hasrat ataupun fantasi impuls sek­sual dengan anak-anak kecil. Bahkan terkadang melibatkan anak di bawah umur.

Sebagai mantan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB, bupati merasa miris melihat fakta banyaknya temuan kasus kekerasan sek­sual terhadap anak. Menurut dia, kasus tersebut marak terjadi karena beberapa faktor. Diantaranya, lemahnya pengawasan sekolah dan orang tua, minimnya pendidikan agama, serta belum tegasnya penegakan hukum.

Menurut Zaini sapaan akrab pria yang baru beberapa minggu dilantik menjadi Bupati Lobar periode kedua ini, aparat penegak hukum seharusnya berani menjatuhkan sanksi berat bagi pelaku pedofilia. Apalagi praktek tidak terpuji itu dilakukan di lingkungan pendidikan.

“Jika kasus itu terjadi di Lobar, saya ti­dak segan-segan meminta agar pelakunya diberikan sanksi berat,” tegasnya.

Zaini juga menegaskan, jika kejahatan seksual terhadap anak itu terjadi di lingkungan pendidikan, dirinya berjanji akan langsung memecat pelaku dari satuan pendidikan. Pasalnya, perilaku pelecehan seksual terhadap anak merupakan bagian upaya pembunuhan terhadap masa depan anak sebagai generasi penerus pembangunan bangsa.

“Jika hal itu terus dibiarkan tanpa sanksi yang memberatkan pelaku. Secara perlahan tapi pasti akan merusak generasi bangsa dimasa mendatang,” ujarnya.

Untuk itu, Ketua DPD Partai Golkar NTB, ini menyerukan kepada semua pihak untuk sepakat memberantas praktik kejahatan tersebut. Para orang tua ditekankan lebih memaksimalkan pengawasan terhadap anak-anaknya. Selain itu, berani melaporkan ke aparat penegak hukum jika menemukan kasus pelecehan seksual terhadap anak.

Bupati juga mendorong agar seluruh sekolah lebih memperketat pengawasan. Sehingga tidak ada peluang dari pihak luar maupun internal untuk melakukan kejahatan pelecehan seksual terhadap peserta didik. “Pengawasan sekolah dan orang tua yang paling utama untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan terhadap anak- anak didik kita,” tandas Zaini.

Sumber: Lombok Post, Kamis 8 Mei 2014

1 160 161 162 163 164 238