Program Bantuan Pelatihan Bahasa Inggris atau English Language Training Assistance (ELTA) di NTB

Yth. Peminat Beasiswa Australia Awards 2015/2016,

Kami ingin menginformasikan bahwa Australia Awards Indonesia akan mengadakan program Bantuan Pelatihan Bahasa Inggris atau English Language Training Assistance (ELTA) di Nusa Tenggara Barat (NTB). Ini akan menjadi

Program ELTA ketiga di NTB bagi siapa saja yang tertarik untuk mengajukan permohonan Beasiswa Australia Awards pada periode aplikasi 2015/2016.
Program ELTA dikembangkan untuk membantu kandidat yang memenuhi kriteria beasiswa, tetapi memiliki IELTS 4.5 (atau setara TOEFL 500) atau yang berada sedikit di bawah persyaratan bahasa untuk mengikuti Australia Awards Scholarships.

Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dalam semua empat bidang keterampilan (Listening, Reading, Writing and Speaking); mengembangkan kemampuan belajar akademik; mengembangkan teknik belajar mandiri yang diarahkan efektif; mengembangkan kemampuan bahasa Inggris umum dan bidang tertentu serta kepercayaan komunikasi dalam bahasa Inggris, baik dalam lingkungan akademik dan dalam konteks sosial yang lebih luas; dan untuk mengembangkan keterampilan bahasa Inggris dan strategi test-taking yang diperlukan untuk mencapai skor IELTS yang lebih tinggi yang diperlukan untuk mengajukan permohonan Australia Awards Scholarships periode 2015/2016. Pelatihan ini akan difasilitasi oleh pelatih dari Indonesia Australia Bahasa Foundation (IALF) Bali dan NTB.

Rincian ELTA ini adalah sebagai berikut:
– Durasi : 12 minggu, terhitung 1 September sampai 21 November 2014
– Jenis Pelatihan : pelatihan satu hari penuh, 5 hari seminggu (jam kerja)
– Lokasi : Mataram

Para pelamar untuk pelatihan ini harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,75 pada skala maksimum 4.0;
2. Melampirkan bukti kemampuan bahasa Inggris (bukan tes TOEFL prediksi), dengan skor TOEFL minimal   500 (IELTS 4.5) yang masih berlaku (diperoleh pada 2013/2014);
3. Tidak lebih tua dari 41 tahun pada tanggal penutupan aplikasi (30 Juni 2014).

Untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi www.australiaawardsindonesia.org.

Terima kasih.

SDN 1 Labuan Tereng Sukses Hijaukan Lingkungan

Pertama (1)
Tanam 15 Ribu Pohon, Wakili NTB dalam KMDM Tingkat Nasional
Satu lagi sekolah pinggiran di Kecamatan Lembar mampu mengharumkan nama Lombok Barat (Lobar). SDN 1 Labuan Tereng baru-baru ini berhasil menjuarai lomba KMDM (Kecil Menanam Dewasa Menanen) tingkat provinsi.
BERKAT keberhasilannya menjuarai KMDM tingkat provinsi, sekolah yang memiliki murid 220 orang ini mampu memboyong hadiah jutaan rupiah plus piala. Prestasi ini pun secara otomatis makin menyemangati mereka untuk melakukan pemeliharaan lingkungan di sekitar sekolah maupun desa setempat.
Kepala SDN 1 Labuan Tereng Erni Rohanah, Spd yang ditemui mengatakan, pelestarian lingkungan hidup memang menjadi prioriras utama pihaknya. Selain terintigerasi dengan mata pelajaran juga dengan muatan lokal (mulok) bina lingkungan.
‘’Gerakan menanam memang telah dilakukan sejak lima tahun lalu. Namun khusus untuk mengikuti KMDM kami baru ikut sekarang karena tahun-tahun lalu kami ikut adiwiyata,” jelas Erni kepada Lombok Post.
Para murid di sekolah ini, kata dia, sejak dini memang diajarkan menanam pohon dan memanen dengan cara yang benar. Program ini pun sejalan dengan visi sekolah yakni terwujudnya warga sekolah yang beriman, berbudaya, cinta lingkungan dan berdaya saing dengan memperhatikan pendidikan untuk semua.
Sejak digulirkan 2009 silam, kini sudah ada sekitar 15 ribu pohon yang ditanam para murid dan guru. Pohon-pohon tersebut tidak hanya ditanam di sekitar sekolah namun juga di 25 hektare lahan milik masyarakat. Jenis-jenis pohon yang ditanam seperti sengon, mahoni, jati putih, buah-buahan berupa nangka dan mangga.
Sesuai siklus penanaman mereka, para siswa biasanya mulai melakukan pembibitan pada bulan Agustus dan akan menanam di Oktober. Ketika sekolah kekurangan bibit mereka akan berkoordinasi dengan dinas kehutanan, BLH (badan lingkungan hidup) setempat untuk menyuplai bibit tambahan. Kerja sama serupa juga mereka jalin dengan Ponpes Nurul Haramain di Narmada.
Gerakan penghijauan yang dilakukan sekolah ini bukan asal tanam saja. Namun mereka juga memikirkan keberlangsungan usia tumbuhan tersebut. Karena itu, sekolah memiliki seorang pendamping penyuluh pertanian. Salah satu guru di sekolah ini juga merupakan kader konservasi tingkat nasional. “’Jadi bukan asal tanam saja. Para siswa juga diajarkan cara bercocok tanam yang benar sehingga rata-rata pohon yang ditanam tidak mati,” tandas Erni. (bersambung)

Kedua (2)
Produksi Pupuk Kompos, Tularkan Ilmu ke Sekolah lain
Usaha Erni Rohanah selama beberapa tahun membimbing para murid dan guru untuk memperhatikan lingkungan disekitar sekolah ternyata tak sia-sia. Keberhasilan mereka mengubah lahan tandus di sekolah menjadi hijau telah diganjar dengan berbagai penghargaan. Salah satunya juara dalam lomba KMDM (kecil menanam dewasa memanen) tingkat provinsi.

SAAT INI, SDN 1 Labuan Tereng, Kecamatan Lembar tengah sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba KMDM tingkat nasional. Sekolah yang dipimpin Erni Rohanah ini berharap mereka bisa mengukir prestasi gemilang di kancah nasional mengharumkan nama Lombok Barat dan NTB.
Program kepedulian terhadap pelestarian lingkungan mulai dikenalkan sekolah ke peserta didik di bangku kelas 3 hingga kelas 6. Mula-mula siswa diajarkan cara menanam yang benar. Setiap Sabtu mereka diminta para guru untuk membawa poly bag dua buah.
Untuk menyalurkan minat siswa menanam, sekolah menyediakan lahan di area belakang seluas 2 are. Lahan ini selain ditanami buah-buahan juga sayur mayur yang diyakini memiliki manfaat dari sisi kesehatan. Namun selama lima tahun digulirkan program penanaman secara massif, lahan yang dimiliki sekolah pun tak dapat menampungnya sehingga lahan kosong milik masyarakat sekitar yang memang belum digarap dimanfaatkan mereka untuk ditanami.
”Saya tertarik untuk menggerakkan program penanaman di sekolah ini lantaran wilayah kami tergolong tandus. Banyak lahan kosong dan sebagian lagi tanahnya dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk bahan batu bata. Alhamdulillah pelan-pelan wilayah di sekitar sekolah sudah mulai hijau,” kata Kepala SDN 1 Labuan Tereng Erni Rohanah.
Agar penanaman yang dilakukan tak setengah-setengah, sekolah juga dibantu seorang tenaga penyuluh pertanian lapangan. Kebetulan juga salah satu guru di sekolah ini merupakan kader konservasi tingkat nasional. Kemampuan kedua pembina ini pun disalurkan ke para murid. Sehingga kemampuan peserta didik tak hanya jago dalam bercocok tanam namun ternyata juga mampu memproduksi pupuk kompos.
Erni menyebut para siswanya sejak beberapa tahun terakhir sudah mulai memproduksi pupuk kompos untuk digunakan dalam kegiatan penanaman mereka. Sampah-sampah organik diolah mereka dengan sistem takakura untuk menjadi pupuk kompos. Ternyata, ada juga pupuk yang dijual mereka secara bebas dengan dibandrol Rp 3000 per satu kantong plastik.
Tak cukup sampai di situ, sampah- sampah anorganik di sekolah juga tak luput dari perhatian mereka. Kreativitas para siswa pun dikembangkan dengan mengolah sampah-sampah tersebut menjadi prakarya. Ada yang diolah menjadi vas bunga, taplak meja dan tempat tisu.
Atas kepeduliannya terhadap lingkungan, sekolah ini pun dilirik oleh beberapa organisasi yang konsen terhadap lingkungan. Salah satunya program pertukaran pelajar dari Jepang bemama JICA. Beberapa kali kunjungan para siswa asal negeri matahari terbit itu dilakukan di sekolah ini dan rencananya pertengahan bulan nanti kegiatan serupa akan kembali dilakukan.
Hal yang cukup membanggakan juga, sekolah ini ternyata tak hanya ingin sukses sendirian. Program menghijaukan lingkungan sekitar juga mereka tularkan ke sekolah-sekolah lain yang ada di Kecamatan Lembar sejak 2012 lalu. Mereka juga membuat MoU (memorandum of understanding) dengan sekolah- sekolah yang diajak bekerja sama agar bantuan bibit yang telah diberikan bisa ditanam sebagaimana mestinya dan dipelihara dengan baik.

Sumber: Lombok Post 9,10 Juni 2014

SMAN 1 Gerung Juara I Nasional Adiwiyata Kemen LH

Lomba Lingkungan Hidup

GIRI MENANG-SMAN 1 Gerung, Kabupaten Lombok Barat (Lobar) berhasil keluar sebagai peringkat satu nasional program Adiwiyata. Sekolah ini mendapatkan penilaian terbaik dari Kementerian Lingkungan Hidup, sehingga menyisihkan sekolah lain di Indonesia.
Sertifikat tanda peringkat satu nasional diterima kepada Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Mulyadin. Selain peringkat satu nasional, Kabu¬paten Lobar juga masuk nominasi nasional untuk jenjang sekolah dasar. Sedangkan jenjang sekolah menengah pertama hanya mendapatkan peringkat ketiga di tingkat Provinsi NTB.
“Ini adalah juara nasional pertama yang diraih sekolah di Kabupaten Lobar, untuk bidang lingikungan hidup,” kata Mulyadin, kepada Lombok Post, di kantornya, kemarin.
Dijelaskan, Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dahulu dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah dapat ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindarkan dampak lingkungan yang negatif. Tujuan program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah agar menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, nurid dan pekerja lainnya). Sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung awab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Program Adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma-norma dalam berperikehidupan. Antara lain kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam.
Menurut Mulyadin, ada empat aspek penilaian program Adiwiyata, yakni kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan. Selain itu, kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan berbasis partisipatif dan sarana prasarana pendukung ramah lingkungan. “Aspek penilaian utama adalah sekolah hijau. Dalam artian bahwa lingkungan sekolah itu hijau, bersih rapi dan asri. Kemudian pengolahan limbah, terutama sampah,” jelasnya.
BLH, kata dia, juga menjalin kerja sama den¬gan JICA dalam membina sekolah-sekolah yang mengikuti program Adiwiyata. Selain menjalin koordinasi dengan masing-masing pengelola sekolah. “Dalam tiga bulan kami benar-benar kompak dengan sekolah untuk menjalankan tuntutan dari program Adiwiyata tersebut,” ujarnya.
Di Lobar, sambung Mulyadin, ada 77 sekolah yang ikut dalam program Adiwiyata. Mulai dari jenjang SD hingga SMA. Termasuk di dalamnya madrasah. Namun, hanya SMAN 1 Gerung yang berhasil mendapatkan peringkat satu nasional.
Ke depan, kata dia, pihaknya akan menyasar seluruh sekolah di Lobar, untuk diberikan pemahaman mengenai pentingnya menjaga lingkungan hidup. Sebagai salah satu bentuk informasi bagi mereka bahwa Lobar mampu menjadi juara satu nasional green school.
Melalui upaya itu diharapkan pembinaan tentang lingkungan hidup mulai usia dini bisa membuahkan hasil. “Kami juga akan memberikan penghargaan kepada SMAN 1 Gerung berupa mesin pengolah sampah. Itu untuk memotivasi mereka mempertahankan prestasi sekaligus menjadi sa¬rana edukasi bagi siswa,” tandas Mulyadin.

Sumber: Lombok Post, Selasa 10 Juni 2014

Dapat DAK Revitalisasi Gedung

GIRI MENANG-SMPN 4 Gerung Lombok Barat mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN senilai Rp 1,3 miliar pada tahun 2012/2013. Dana tersebut diperuntukkan untuk revital¬isasi gedung ruang kelas sebanyak empat lokal. Proyek sekolah ini kerjakan secara swakelola dengan batas waktu pengerjaan tiga bulan. “Sekarang sudah tuntas,” kata wakasek SMPN 4 Gerung Nahar kemarin.
Diungkapkan, pengerjaan proyek ini tidak ditender karena dari APBN. Kalau dananya dari APBD kemungkinan akan ditender walaupun nilainya kecil. Namun, lantaran dana dari APBN tidak dilakukan proses tender. Pengerjaan revitalisasi ini untuk empat lokal. Kata dia, ruang kelas dibangun ini empat lokal bertingkat menggunakan gedung lama. Artinya gedung sekolah ditingkatkan dengan menggunakan dana DAK ini dengan bangunan lama di sekolah. Namun karena ada sisa dana maka ada tembahan dua RKB.
Dijelaskan, pengerjaan revitalisasi tidak ada masalah. Semua dikerjakan tepat waktu sesuai anggaran. Bahkan sekarang seko¬lah lebih terasa megah dengan adanya gedung berlantai dua yang sudah dimanfaatkan siswa untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Diungkapkan semua dana dari APBN biasanya dilaksanakan secara swakelola. Seperti pembanguan gedung sekolah di sepanjang jalan menuju BIL. ‘’Semuanya dilakukan secara swakelola,” paparnya.
Ditambahkan, rencananya, pada tahun ini pihaknya juga akan merubah pintu masuk sekolah yang terletak di sebelah selatan bundaran Giri Menang Square yang akan menghadap jalan menuju BIL. Rencananya, dalam waktu dekat ini sekolah akan menghadap jalan BIL. Namun untuk pintu semula juga akan tetap dibuka bagi siswa untuk mengindari hal yang tidak diinginkan.”Biasanya kendaraan di jalan BIL tidak ada yang pelan. Maka kami tetap akan membuka pintu yang dulu,” tukasnya.

Sumber: Lombok Post, Senin 9 Juni 2014

PDAM Tanam 3000 Pohon

Rangkaian HUT ke-34

pdamGIRI MENANG- Kepedulian terhadap kelestarian sumber mata air kembali ditunjukkan PDAM Giri Menang. Setelah sebelumnya menggerakkan kelompok sekitar mata air melakukan penanaman secara massif, Jumat (6/6) lalu, jajaran PDAM melaksanakan penanaman 3000 pohon. Lokasinya sama seperti tahun lalu, di sekitar sumber mata air Sarasute, Lingsar. (lebih…)

Suami yang Menyiapkan Istri

Sering kali kita mendengar pembagian yang lazim dalam rumah tangga di Tanah Air. Suami bertugas mencari uang, sementara istri mengurus anak-anak.
Sebagai konsekuensi atas pembagian tugas tersebut, ketika seorang perempuan bekerja, saat mengikat tali pernikahan, terutama setelah anak- anak lahir, sang istri harus berhenti bekerja dan membiarkan pihak suami saja yang mencari nafkah. Demi pembagian tugas tersebut, tak jarang seorang istri meski mempunyai pencapaian lebih bagus harus mengorbankan jenjang karier yang dirintisnya sebelum menikah.
Pembagian tugas istri di rumah dan suami bekerja semakin mengakar di dalam kehidupan masyarakat. Bukan sekadar “patuh” pada produk budaya Timur yang cenderung bersifat patriarki, melainkan juga didasari “keyakinan” agama.
Namun, pertanyaan saya yang paling mendasar atas pembagian tugas ini adalah apakah berarti wanita tidak boleh punya penghasilan? Saya tidak keberatan wanita menjalankan tugas sebagai ibu bagi anak-anak di rumah, justru sa ngat mendukung ide ini, dengan catatan tentu tidak berarti keberadaan wanita di rumah sama dengan tidak berpenghasilan.
Sebuah kisah yang saya baca pada buku Catatan Hati Pengantin membuat saya semakin yakin pentingnya membangkitkan kesadaran para suami untuk menyiapkan istri mereka agar mandiri, termasuk secara finansial.
Kisah yang menjadi perhatian saya merupa kan pengalaman nyata seorang perempuan yang begitu disayang suami. Segala hal disiapkan oleh suaminya, mulai dari mobil, rumah, dan kebutuh an sehari-hari. Urusan administrasi pun ditangani suami dengan baik sejak awal mereka menikah. Tugas sang istri hanya menyiapkan makan untuk sang keluarga, menyambut dan menemani suami sehari-hari ketika lelaki itu di rumah, serta menjaga anak-anak.
Kehidupan keluarga kecil yang tampak sangat bahagia. Banyak teman sang istri yang iri akan nasib baik rekan mereka tersebut. Suami berperan sebagai imam yang bertanggung jawab dan istri bertugas membahagiakan suami serta menjaga anak-anak.
Namun, kehidupan berubah drastis ketika tanpa diduga suaminya terserang sakit jantung dan meninggal dalam usia muda. Beban istri yang syok karena kehilangan, bertambah gamang sebab sama sekali tak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengelola administrasi rumah tangganya. Selama ini kebutuhan rumah seperti listrik, air, dan lainnya selalu diurus suami. Lebih buruk lagi beberapa tahun sebelumnya sang istri baru kehilangan orang tua dalam sebuah kecelakaan.
Kehilangan beruntun yang tidak diimbangi ke mandirian membuat sang istri terombang- ambing jiwanya. Tiga bulan lamanya dia tidak mampu berbuat apa-apa. Penghasilan keluarga selama ini hanya bersumber dari suami sehingga praktis tidak ada sumber penghasilan lain ketika lelaki itu meninggal.

Situasi semakin sulit ketika akhirnya seluruh ta bungan habis untuk membayar kebutuhan sehari-hari. Sopir berhenti dan pembantu pun pergi karena tidak ada lagi yang mengurus gaji. Anak- anak bahkan harus diambil oleh keluarga suami karena ibu mereka yang stres tidak menyadari lagi keberadaan anak-anak.
Sebuah pengalaman pahit yang menyisakan pelajaran, betapa seorang istri harus disiapkan untuk mandiri, ya iman, ya finansial. Boleh-boleh saja membuat pembagian tugas. Suami mencari uang, istri menjaga anak dan mengurus rumah tangga.
Akan tetapi, siapa yang menjamin kepala keluarga akan berumur panjang? Siapa yang menjamin suami akan selalu sehat untuk menafkahi anak-anak? Siapa yang menjamin suami tidak lebih dulu pergi menghadap Tuhan?
Jika Rasulullah SAW bersabda perhatikan hidupmu sebelum datang matimu, sehatmu sebelum datang sakitmu, mudamu sebelum datang tuamu, maka hadis ini juga bisa diterapkan dalam kehidupan rumah tangga.
Para suami wajib menyiapkan istri mereka untuk mandiri dan me miliki penghasilan, sebagai upaya antisipasi, berjaga-jaga apabila suami lebih dulu berpulang. Terlebih, banyak pekerjaan saat ini bisa dilakukan seorang wanita tanpa harus meninggalkan kewajiban sebagai ibu rumah tangga.

Saat ini, dengan perkembangan zaman, cukup banyak daftar pekerjaan yang bisa dilakukan wanita di rumah tanpa menghabiskan banyak waktu dan tenaga serta tanpa meninggalkan kewajiban mengurus anak-anak.
Pihak suami juga harus menyiapkan istrinya mandiri selagi mereka masih sehat karena tidak ada jaminan suami akan sehat selamanya. Bukan mustahil terjadi musibah kecelakaan yang membuat kepala keluarga tidak lagi sanggup bekerja secara optimal.
Siapa pun harus menyadari banyak hal yang mungkin muncul di luar rencana. Sesuatu yang berada di luar kemampuan manusia, yaitu umur, nyawa, dan kesehatan. Karena itu sejak dini, kita, ter utama para suami, harus menyiapkan istrinya menjadi pribadi yang potensial, tegar, mandiri, dan siap menjadi sandaran yang kuat. Sesuatu yang sejak lama menjadi perjuangan saya lewat buku-buku yang saya tulis, demi senyum anak- anak kita pada masa depan.
http://www.republika.co.id/berita/kolom/resonansi/14/05/31/n6fzcj-suami-yang-menyiapkan-istri

Inilah Besaran Biaya Ibadah Haji 2014 Masing-Masing Embarkasi

haji_ind

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 30 Mei 2014 lalu telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2014 tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Tahun 1435H/2014M. Dibandingkan dengan BPIH tahun 1434H/2013M, besaran rata-rata BPIH Tahun 1435H/2014M ini mengalami penurunan sebesar 308,52 dollar AS dari semula 3.527 dollar AS menjadi 3.218,48 dollar AS. (lebih…)

Sekolah di Lobar Mulai Data Aset

GIRI MENANG-Guru dan kepala sekolah semua jenjang pendidikan Lombok Barat disibukkan mengirim Sistem Menejemen Informasi Aset Daerah (Simda) ke Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Lombok Barat. Kegiatan ini dilakukan untuk menertibkan aset-aset yang ada di lingkup sekolah.
Pantauan koran ini, kemarin, guru dan Kepala SDN 1 Labuapi sibuk menyiapkan Simda sekolah tersebut. Para guru mengambil tugasnya masing-masing, ada yang mencetak, ada yang mengambil foto. Satu persatu aset sekolah seperti alat praktik, gedung, dan sebagainya difoto untuk menjadi laporan di DPPKA Lombok Barat.
“Kami secara begiliran menyiapkan Simda karena ada jam mengajar,” kata Kepala SDN 1 Labuapi Sabariah, pada Lombok Post, kemarin.
Terpisah, Kepala Tata Usaha (KTU) SMPN1 Gerung Lombok Barat Ahmad Zaed menuturkan, persiapan aset di sekolah dinilai waktunya cukup singkat yang membuat sekolah harus lembur dengan kegiatan ini. Meski demikian, pihaknya telah tuntas menyiapkan aset sekolah yang diminta DPPKA Lombok Barat.
“Persiapan aset tersebut membuat kepala sekolah sakit,” paparnya.
Menurutnya, DPPKA harusnya menginformasikan jauh hari sebelumnya pendataan aset di sekolah Lombok Barat. Sehingga, pihak sekolah bisa menyiapkan dengan cara yang tidak tergesa-gesa seperti sekarang ini.
“Kalau seperti ini kan membuat pihak sekolah harus kerja ekstra,” terangnya.

Sumber: Lombok Post, Rabu 4 Juni 2014

Pengusaha Kuliner Diminta Munculkan Brand Makanan khas Lobar

peserta pelatihan jasa kulinerKadis Pariwisata Lobar, Gde Renjane minta kepada pengelola jasa kuliner di Lobar agar menciptakan menu alternatif yang berkualitas dan khas Lobar. Makanan khas yang dimiliki Lobar cukup banyak tapi masih belum dimunculkan. Contohnya Sate Bulayak, Ebatan, Ares dan Rebong. Makanan ini cukup lezat, hanya sayangnya belum menjadi brand. (lebih…)

1 161 162 163 164 165 242