Tunggakan Jamkesmas Capai Rp 4 Miliar

GIRI MENANG-Dana jamkesmas selama empat bulan tera­khir yang diperuntukkan bagi pembiayaan pasien tak mampu di RSUD Tripat hingga kini belum dibayarkan oleh pusat. Nilai tunggakan jamkesmas sejak September hingga Desember tahun 2013 sudah mencapai Rp 4 miliar.

Kondisi tersebut sempat membuat pihak rumah sakit menghadapi kendala memenuhi kebutuhan bagi pasien yang datang. “Memang sempat ada kendala tetapi bisa diatasi sehingga tidak mengganggu pelayanan bagi pasien, termasuk pemegang kartu jamkesmas,” kata dr Ahmad Taufiq Fathoni, Kabid Pelayanan RSUD Tripat.

Menurutnya, dana jamkesmas yang belum dibayar nilainya cukup besar. Sebab dana tanggungan perawatan medis pasien tak mampu di RSUD yang didanai jamkesmas setiap bulannya mencapai Rp 1 miliar.

Namun demikian pihaknya belum mendapat kepastian dari pemerintah pusat terkait waktu realisasi pembayaran tunggakan dana tersebut. Padahal dampak dari menunggaknya pembayaran dana jamkesmas tersebut sering membuat pihaknya kelabakan, utamanya dalam soal pengadaan pengobatan bagi pasien. “Kalau informasinya anggaran tahun 2014 akan direalisasikan, tetapi waktu pastinya belum tahu. Kami harap bisa secepatnya, apa bila tidak tentunya akan menyulitkan dan berdampak kepada pelayanan,” ujarnya.

Dikatakannya, dengan kondisi seperti itu membuat pihaknya harus menyiasati dengan melayani pasien emergency terlebih dulu. Pemilihan pelayanan seperti ini dinilai, akan memberikan pelayanan kualitas yang baik termasuk pelayanan bagi pasien tak mampu bisa tetap berjalan.

Pembayaran dana jamkesmas dari Kementerian Kesehatan sistemnya langsung melalui rekening rumah sakit. Sebab pasien di RS ini, 70 persen lebih merupakan pengguna fasilitas jamkesmas.

Penunggakan pembayaran jamkesmas semacam ini diakui Fathoni, selalu terjadi pada akhir tahun hingga awal tahun. Diprediksikan semuanya akan kembali stabil pada pertengahan Januari tahun depan.

Sementara itu, perihal target penghasilan RSUD Tripat sebesar Rp 17 miliar yang kini sudah pada level Rp 16 miliar, diyakini Fathoni akan tercapai pada akhir tahun. “Kami tidak memungkiri memang penyumbang target penghasilan RSUD Tripat itu terbesar ada pada pasien yang kurang mampu yaitu pasien jamkesmas,” ungkapnya.

Sumber: Lombok Post, Selasa 10 Desember 2013

Kemendagri terbitkan 3,3 juta NIK pemilih bermasalah

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) akhirnya bersedia menerbitkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) terhadap 3.327.502 pemilih yang sebelumnya tidak ditemukan catatan data kependudukannya di Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4).

Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri, Irman mengatakan pihaknya telah menugaskan tim Dinas Dukcapil di tingkat Kabupaten-Kota untuk membantu KPU setempat dalam melakukan pemeriksaan data pemilih. (lebih…)

BPBD Terima Bantuan Speedboat

GIRI MENANG-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Barat (Lobar) menerima bantuan satu unit Speedboat dan peralatan pendukung lainnya dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bantuan itu diterima langsung Sekda Lobar HM Uzair Selasa lalu.

“Speedboat ini bisa digunakan untuk mengevakuasi jika terjadi bencana ataupun membawa bantuan serta untuk mengawasi gili-gili yang ada di wilayah Lobar,” ujar kepala BPBD Lobar Ahmad Zaini kemarin.

Jumlah dan jenis bantuan yang diberikan secara proporsional sesuai kondisi daerah. “Kita diberikan speedboat karena Lobar memiliki banyak pulau kecil (gili- red),” ungkapnya.

Harga speedboat ini sekitar Rp 799 juta. Dan bisa mengangkut 25-30 orang. “Rencananya speedboat ini akan diletakkan di Lembar,” terangnya.

Bantuan ini merupakan yang diterima BPBD Lobar. Untuk pemeliharaan, BPBD akan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Lobar. “Dana pemeliharaan termasuk dana operasional, akan kita ajukan di APBD 2014,” tandasnya.

Sumber: Lombok Post, Kamis 5 Desember 2013

Daur Ulang Sampah Menjadi Produk Kreatif

Sampah gelas minuman plastik atau bungkus kopi dan sejenis, biasanya, akan masuk di bak sampah. Tapi, tidak bagi SMAN 1 Gerung. Sekolah ini tengah berusaha memanfaatkan sampah anorganik untuk diubah menjadi produk kreatif. Bahkan, dapat menghasilkan uang.

DUA jenis sampah anorganik, gelas plastik dan bungkus kopi adalah produk yang serupa. Tidak seluruh bagian dari gelas plastik produk soft drink dan air minum itu yang dimanfaatkan. Hanya lingkaran di bagian atas gelas saja yang terpotong. Dengan tambahan tali nilon dan sedikit sentuhan tangan, lingkaran kecil itu akan menjadi keranjang belanja, piring, tempat pensil, dan berbagai bentuk kreatifitas lain.

30 siswa dan beberapa guru terlihat sibuk dengan sampah bawaan masing-masing. Karena keterbatasan waktu, mereka dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok yang satu mengolah produk pertama. Sementara satu lagi mengolah sampah kedua.

Semua antusias. Begitu praktik dimulai, mereka fokus mendengar tahap-tahap membuat produk dari sampah yang telah mereka bawa. Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan kepada pembimbing dari Bank Sampah NTB Mandiri. Sepertinya tujuan Aisyah, pemateri sekaligus koordinator Bank Sampah NTB Mandiri, yakni mendirikan duplikasi Bank Sampah di sekolah akan tercapai. Sekolah ini akan menjadi perintis. Dan kegalauan masyarakat sekolah pada sam­pah plastik akan teratasi.

“Kami kewalahan dengan sampah-sampah dari ribuan siswa SMA ini di kantin, kalau begini kan bisa dimanfaatkan, lumayan buat nambah uang saku anak- anak,” kata Erni Zuhara, Guru Mata Pelajaran Biologi yang mengikuti pelatihan produksi daur ulang sampah plastik ini.

Sementara, anak-anak sebagai generasi penerus diharapkan Ai­syah bisa menularkan kepada keluarga masing-masing. 15 siswa saja, dikatakan, akan menularkan pada 15 keluarga. Sehingga, bisa menambah jumlah orang yang peduli pada lingkungan, khususnya sampah. Karena satu sampah plastik membutuhkan ratusan tahun untuk lenyap. Diharapkan, produksi daur ulang sampah in, dikatakan perempuan yang telah mendapatkan berbagai pendidikan pemanfaatan sampah di luar negeri ini, menjadi jalan keluar yang setidaknya bisa menunda timbunan sampah plastik.

Kuratul Aini dan Mira Anggraini, siswi yang ikut pelatihan, yang biasanya membuang sam­pah, setelah mengetahui cara pengolahan bertekad memanfaatkan sampah dengan baik. Dikatakan, mereka termotivasi untuk mengolahnya menjadi produk jadi. Bah­kan, menularkan ke keluarga dan teman-teman. “ Percuma belajar kalau tidak dikembangkan,” prinsip Mira Anggraini.

Tidak hanya itu, dari bahan sampah dan tali nilon harga Rp 8.000 bisa didapatkan ratusan bahkan jutaan rupiah. Keranjang pasar, contohnya, jika sudah jadi, bisa dijual seharga Rp 75.000. Gampangnya, hasilnya, bisa di­jual ke Bank Sampah NTB untuk diekspor ke luar negeri, Austra­lia, Belgia. atau Jerman.

Sumber: Lombok Post, Rabu 4 Desember 2013

Kelas Siang Pantangan Kurikulum 2013

GIRI MENANG-Jika diputuskan kurikulum 2013 akan dilaksanakan seluruh sekolah tahun 2014 mendatang, SMPN 1 Narmada akan melakukan merger siswa. Dari rata-rata kelas sekitar 32 siswa, akan ditambah menjadi 36 orang.

“Setidaknya bisa mengurangi dua kelas,” kata Mahmud, kepala sekolah menengah ini, ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

Dikatakan pria asal Pengadang, Lom­bok Tengah ini, hal tersebut dilakukan guna mengatasi masuk siang. Karena, dikatakan Mahmud, penerapan kuri­kulum penyempurna KTSP ini tidak memungkingkan adanya kelas siang. Sebab jam belajar telah bertambah. Jika siswa tetap masuk siang, kemungkinan mereka akan pulang sangat petang.

Kelas siang yang masih dilaksanakan hingga saat ini, dikatakan Mahmud, karena sekolah ini kekurangan RKB (Ruang Kelas Belajar). Dari sekitar 1.442 siswa atau 42 rombel yang ada, sekolah ini hanya memiliki 35 RKB. Dengan kata lain, sekolah masih kekurangan tujuh RKB. Oleh sebab itu, Mahmud berencana melebur masing- masing tingkat 14 rombel menjadi 12 rombel. Sehingga, jumlah RKB yang dibutuhkan menjadi 36 ruang.

“Satu ruang sisanya, kita bisa gunakan ruang laboratorium sebagai RKB,” kata Mahmud.

Namun, jika cara tersebut masih kurang efektif, ketua PGRI Lobar ini berencana meminjam kelas di sekolah- sekolah swasta yang bertetangga dengan SMPN 1 Narmada. Karena, sekolah swasta di sekitar banyak yang kekurangan siswa.

Kesediaan Data dan Informasi Jadi Kunci Keberhasilan Daerah

Dalam konteks pengembangan ekonomi suatu Negara, ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam upaya menggali sumber-sumber ekonomi produktif yang bisa dimanfaatkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Demikian pula bagi suatu daerah, data dan informasi menjadi sangat penting untuk menarik para pemodal (investor) menanamkan modalnya di suatu daerah. Daya tarik investasi di suatu daerah sangat bergantung dari kekuatan data dan informasi daerah tersebut. Kepala daerah dan jajarannya harus mampu menyuguhkan data dan informasi yang di dalamnya merupakan kemasan ”jualan” potensi daerah. Lantas, bagaimana tanggapan para Kasubdit pada Direktorat Pendapatan Daerah dan Investasi Daerah Ditjen Keuangan Daerah terkait dengan pengelolaan data dan informasi. Sikap liputannya dalam acara Rapat Pembinaan Penyusunan Data Administrasi Keuangan Daerah Provinsi dan Kab/Kota, yang diselenggarakan di Hotel Millenium Jakarta.

Kementerian Dalam Negeri c.q. Ditjen Keuangan Daerah sangat berkepentingan terhadap ketersediaan data dan informasi terkait dengan pendapatan daerah, khususnya Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, atau Pendapatan Asli Daerah (PAD). Data dan informasi terkait dengan hal itu merupakan persoalan yang sangat mendasar. Pasalnya, kemandirian suatu daerah biasanya dilihat dari seberapa besar porsi pajak daerah dan retribusinya daerah terhadap APBD. Semakin besar pajak dan retribusi daerah maka semakin besar pula kemampuan daerah tersebut untuk mandiri. Sebaliknya, semakin kecil pajak dan retribusi di suatu daerah menandakan daerah tersebut belum mampu mandiri secara finansial. Meskipun hal itu tidak serta merta dianggap tidak mandiri, karena masih ada dana perimbangan. Oleh karena itu, keseimbangan antara satu daerah dengan daerah lain menjadi sangat penting. Kita butuh data soal tarif, karena itu kita mengirim surut kepada Pemerintah Provinsi (Gubernur) untuk dapat mengkoordinir Kab/Kota agar target dan realisasi pajak baik provinsi maupun Kab/Kota agar target dan realisasi pajak baik provinsi maupun Kab/Kota dapat disampaikan kepada Ditjen Keuangan Daerah. Bagi kita, data tersebut sangat penting dalam rangka melihat potensi suatu daerah. Misalnya, Kota Surabaya, memiliki potensi pajak hiburan, karena Surabaya, memiliki potensi pajak hiburan, karena Surabaya merupakan kota besar. Kita ingin melihat Kab/Kota sesuai dengan potensi pajak yang memilikinya. Kita juga ingin melihat potensi dan realisasi pajak dan retribusi daerah. Misalnya, jika suatu daerah memiliki potensi besar harusnya juga realisasinya besar. Ada dua kemungkinan mengapa daerah memiliki potensi besar tapi realisasinya kecil, yakni SDM-nya malas atau WP (Wajib Pajak)-nya tidak patuh. Berbicara soal SDM seharusnya sudah tidak ada masalah, karena sudah ada insentif. Tapi insentif itu bukan hadiah, melainkan imbalan hak atas capaian kinerja. Dengan demikian, insentif tidak akan diberikan ketika capaian kinerjanya tidak bagus. Kondisi ini berbeda dengan zaman dulu yang bekerja tanpa target. Saat ini, targetnya jelas. Oleh karena itu, potensi dan SDM menjadi dua hal yang sangat penting terkait dengan pajak dan retribusi daerah.

Dalam rangka melakukan restrukturisasi BUMD, supaya bisa sehat dan bisa memberikan kontribusi yang lebih besar kepada pemerintah, tentu perlu ada upaya-upaya yang harus dilakukan pemerintah baik di pusat maupun di daerah. Kalau di pusat, dalam kaitannya dengan penyusunsn kebijakan, supaya ruang gerak atau penyelenggaraan BUMD berjalan dengan optimal maka perlu memperoleh data dan informasi yang diperlukan. Sedangkan bagi daerah tentu ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam rangka penyehatan BUMD, karena data tersebut nantinya menjadi sumber keuangan daerah. Terkait dengan kedua hal tersebut, kita mencoba menyusun data-data yang penting. Kita meminta data pokok kepada daerah untuk mencapai tujuan tersebut. Data-data pokok sangat penting dalam rangka melakukan restrukturisasi BUMD, baik dari sisi regulasi, equity di daerah, maupun sumber daya yang ada di masing-masing BUMD. Dengan data, masing-masing daerah dapat saling bertukar data dan informasi untuk mewujudkan kinerja BUMD yang lebih baik ke depan. Data yang diminta, misalnya, data jumlah BUMD di masing-masing daerah. Selain itu juga data tentang tahun pendirian. Data tersebut penting sebagai bahan evaluasi, misalnya, mengapa ada BUMD di satu daerah yang didirikan relatif lebih muda tapi sudah menghasilkan dividen yang cukup bagus. Diharapkan, dengan data yang lengkap, pemerintah pusat bisa memotret potensi daerah, sedangkan bagi pemerintahan daerah bisa belajar dari BUMD di daerah lain yang sudah berhasil. Saat ini, ada potensi pajak baru, yang untuk sementara masih dalam proses pemungutan. Pajak rokok, misalnya, rokoknya diproduksi di Jawa Timur, sedangkan yang merokok orang Jakarta. Ini menjadi menarik mengapa tidak ada pabrik rokok di Jakarta, tapi perokok paling banyak ada di Jakarta. Contoh lain, wisata Candi Borobudur ada di Magelang, tapi di Magelang tidak banyak tersedia hotel. Sehingga banyak wisatawan menginap di Yogyakarta yang banyak hotelnya. Dengan demikan, Yogyakarta dapat hotel, sedangkan Megelang dapat retribusinya.

Sumber : http://www.kemendagri.go.id/article/2013/10/29/kesediaan-data-dan-informasi-jadi-kunci-keberhasilan-daerah

 

PKK Ajak Masyarakat Terapkan PHBS

GIRI MENANG-Pembinaan ke dusun-dusun masih terus dilakukan TP PKK Lombok Barat (Lobar). Beberapa waktu terakhir, mereka juga menggandeng Dharma Wanita dan Iiswara (Ikatan Istri Wakil Rakyat) setempat.

Baru-baru ini, TP PKK Lobar yang diketuai Hj Nanik Zaini Arony mengunjungi Dusun Awang Madya, Desa Giri Madya, Kecamatan Lingsar. Kunjungan tersebut sekaligus menggenapkan kunjungan mereka yang ke 575 dari 825 dusun di Lobar.

“Ini adalah kampung masyara­kat Hindu. Kami disambut baik di sana,” kata Nanik.

Di kesempatan itu, Nanik kembali mengajak masyarakat untuk menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) dalam kehidupan sehari-hari. Cara hidup semacam ini, menurutnya, akan berpengaruh pada cara pandang maupun kualitas hidup ma­syarakat. Termasuk juga mampu menekan pertumbuhan berbagai macam penyakit menular.

Istri bupati itu juga menekankan peran dan tugas pokok PKK dalam men yokong kemajuan daerah. Selama ini, menurutnya, PKK cenderung masih diremehkan terutama kaum pria yang mengira organisasi ini adalah organisasi perempuan. “Padahal kami adalah mitra untuk membangun program pemerintah,” ujarnya.

Di sisi lain, dia juga mengulas peran keluarga sebagai komunitas terkecil di masyarakat. Nanik meyakini jika keluarga diberdayakan tentu akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat Lobar. “Lobar bukan hanya rnilik Pak Zaini seorang. Satu sama lain harus sama isi,” pesannya.

Pendidikan dalam keluarga juga dinilainya, sangat penting. Nilai-nilai dasar yang harus ditanamkan sejak dini di keluarga seperti etika, moral dan sopan santun. Orang tua juga harus bisa jadi contoh dan ditokohkan di keluarga.

Sumber: Lombok Post, Senin 02 Desember2013

Limbah Mercuri Berkurang 102,8 Mg

GIRI MENANG-Hasil penelitian BLH (Badan Lingkungan Hidup) Lombok Barat (Lobar) bekerja sama Unibraw (Universitas Brawijaya) dan Bali Focus menunjukkan pencemaran tanah akibat penambangan emas illegal di kawasan Sekotong menurun. Saat ini, angka limbah mercuri hanya mencapai 0,2 miligram dari sebelumnya 103 per milligram.

“Jadi ada penurunan pencemaran limbah itu sekitar 102,8 mili­gram di Sekotong,” ujar Kepala BLH Lobar Nyoman Sembah.

Diungkapkan, pencemaran di Sekotong dalam kurun beberapa tahun memang diakibatkan penambangan liar yang banyak dilakukan oleh warga. Tahun sebelumnya tingkat mercuri men­capai 103 miligram perkilo tanah dan maksimal 615 miligram per kilogram puyak untuk tanah yang ada di tong pengolahan. Sedangkan untuk gelondongan angka tahun sebelumnya men­capai 31,5 miligram dan maksimal 1,1 permiligram puyak.

“Untuk tahun ini tingkat pencemaran menurun hingga 0,2 mili­gram dan maksimal 4,1 miligram perkilogram puyak,” ujarnya.

Sembah melanjutkan, menurunnya tingkat pencemaran di Sekotong karena para penambang sudah mulai menggunakan sianida. Mercuri dan sianida merupakan jenis obat kimia yang berfungsi memisahkan emas dengan tanah yang digunakan dalam penambangan emas.

Di sisi lain, BLH juga terus berupaya meningkatkan penelitian kedepanya. Ini dilakukan untuk kebaikan bersama baik bagi penambang dan warga sekitar.

Penyebaran mercuri secara umum, menurutnya, telah mengacaukan perkembangan pariwisata dan perikanan setempat. Selain tambang, Sekotong berpotensi dikembangkan menjadi destinasi wisata baru berkelas dunia. Potensi ikan dan ekosistem lautnya juga melimpah.

“Investor banyak menyoal soal merajalelanya bisnis mer­curi. Hasil penelitian ini penting kami sampaikan ditengah banyaknya isu-isu yang dapat menganggu sektor pariwisata dan perikanan laut kita,” tandasnya.

Sumber: Lombok Post, Sabtu 30 Nopember 2013

Pasien Bibir Sumbing Dioperasi Gratis

GIRI MENANG-Sebanyak sembilan orang penderita bibir sumbing yang berasal dari Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menjalani operasi gratis di RSUD Patut Patuh Patju Gerung, kemarin. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim dokter bedah yang merupakan kerja sama Yayasan Kita Peduli, Mataram dengan RSUD setempat.

Ketua TP PKK Lobar Hj Nanik Zaini Arony secara khusus meninjau bakti sosial ini. Dia memberi apresiasinya kepada pihak Yayasan Kita Peduli dan RSUD yang selama ini telah banyak memberikan bantuan kepada masyarakat melalui keg­iatan operasi bibir sumbing.

Istri bupati ini menilai kegiatan yang dilakukan dua lembaga sangat membantu masyarakat kurang mampu dan sekaligus menyokong program pemerintah daerah. Menurutnya, jika anak penderita bibir sumbing tidak dioperasi akan menjadi beban psikologis orang tuanya. Sang anak juga akan merasa rendah diri.

“Bahkan bila sumbing sampai langit-langit mulut, akan menyebabkan gangguan ketika mengkonsumsi makanan dan minuman. Akibatnya, pertumbuhan dan kesehatan anak terganggu. Ini yang tidak kami harapkan ,”ungkapnya.

Secara psikologis, Nanik meyakini jika sudah dioperasi rasa percaya diri anak akan kembali karena bisa berinteriaksi dengan teman-teman sebayanya bahkan masyarakat di sekelilingnya. ”Saya berharap kegiatan semacam ini terus di tingkatkan dalam upaya membantu masyarakat kurang mampu. Biaya operasi bibir sumbing sangat mahal,” tandasnya.

Perwakilan Yayasan Kita Peduli, Sugi menyatakan, kegiatan bakti sosial juga pernah dilakukan di Lobar pada tahun lalu. Ini bagian dari kegiatan untuk membantu masyarakat kurang mampu.

Masyarakat menyambut gembira kegiatan operasi bi­bir sumbing gratis tersebut. Meraka berharap kegiatan semacam ini terus digelar karena dampaknya sangat dirasakan langsung.

Sumber: Lombok Post, Jum’at 29 Nopember 2013

Melihat Pelaksanaan Isbat Nikah di Gerimax Indah

Setiap pasangan tentunya menginginkan agar pernikahannya bisa tercatat secara resmi di administrasi negara. Apalagi saat ini, buku nikah sangat dibutuhkan untuk administrasi segala macam keperluan yang berkaitan dengan kependudukan dan pendidikan. Alhasil, banyak pasangan yang terlanjur nikah di bawah tangan berlomba-lomba meni kah secara resmi sesuai ketentuan negara.

GIRI MENANGKESIBUKAN tampak terlihat di Kantor Desa Gerimax Indah, Kecamatan Narmada,kemarin pagi. Terop dengan hiasan yang identik dengan suatu penikahan berdiri.

Rupanya di lokasi ini akan diadakan isbat nikah yang akan diikuti sekitar 106 pasangan. Sejumlah pasangan tampak sudah rapi berjajar duduk di bawah terop menunggu acara dimulai.

Meski sudah resmi menjadi pasan­gan suami istri cukup lama, namun tetap saja ada beberapa diantara mereka yang terlihat malu-malu mengenakan pakaian adat layaknya pengantin baru. Mereka mengaku malu lantaran baru bisa mencatatkan penikahan mereka secara resmi di buku negara saat usia sudah tidak muda lagi. Bahkan ada beberapa yang sudah memiliki cucu.

Acara ini juga dihadiri istri Bupati Lobar Hj Nanik Zaini Arony, Camat Narmada Abdul Manan dan Kepala PAGM H Mudjahidin. Camat Narmada Abdul Manan menyatakan buku nikah sangat penting saat ini.

“Pentingnya buku nikah untuk mempermudah warga mengurus segala macam hal. Seperti untuk mendaftar sekolah harus punya akte kelahiran. Kalau tidak ada akte kelahiran kan tidak bisa, yang kasihan kan putra-putrinya. Makanya sekarang penikahan mereka disahkan lagi supaya anak-anaknya yang dulu lahir mendapat pengakuan, supaya dimasukkan dalam kartu keluarga,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala PAGM H Mudjahidin menyampaikan apresiasinya atas perjuangan kades setempat dan masyarakat yang ikut serta dalam isbat nikah. Kegiatan ini juga, sebutnya, difasilitasi oleh Bupati Lobar H Zaini Arony dan JMS (jaringan masyarakat sipil).

“ Kendala teknis yang menyangkut pelaksanaan di lapangan jelas ada namun alhamdulillah bisa diselesaikan,” tandasnya.

Warga yang mengikuti sidang isbat nikah ini, tambahnya merupakan warga yang dulunya dinikahkan oleh petugas nikah di kampung dan tidak dilaporkan ke Pembantu Pegawai Pencatat Nikah (P3N) di KUA. Lalu ada juga yang memang dulunya menikah secara siri sehingga belum tercatat dalam pencatatan administrasi pemerintahan.

“Mereka beranggapan yang penting sudah sah, tetapi kewajiban pencatatan administrasi pemerintahan tidak diindahkan. Padahal sekarang ketentuannya, untuk mendaftar sekolah harus punya akte kelahiran. Sehingga buku nikah ini sangat penting juga untuk kehidupan anak kelaknya agar tak dipersulit,” katanya.

Istri Bupati Lobar Hj Nanik Zaini Arony mengaku sangat bahagia dengan adanya kegiatan ini. Program isbat nikah menurutnya, juga merupakan perhatian bu­pati ke masyarakat. “Banyak saya temukan di lapangan pasangan masyarakat Lobar yang belum miliki buku nikah. Sehingga sulit sekali mengurus keperluan karena tak adanya buku nikah,” ceritanya.

Kades Gerimax Indah H Mistari menjelaskan yang mengikuti isbat nikah dari dua desa di Narmada berjumlah 106 pasangan. Dimana 91 pasangan dari Desa Gerimax Indah sedangkan 15 pasangan lainnya dari Desa Nyiur Lembang.

Pendataan peserta dilakukan sejak sembilan lalu. Di perjalanannya, ada beberapa pasangan mundur dan tidak jadi ikut yang kemudian sudah diganti dengan pasangan lainnya.

Sumber: Lombok Post, Jum’at 29 Nopember 2013

1 181 182 183 184 185 238